Dosen Pengampu:
PALEMBANG
KASUS
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dirujuk dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
bekasi pada tanggal 17 September 2013 dengan nafas berbunyi sesak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien demam dan batuk sejak 5 hari sebelumnya. . 2 hari sebelum masuk rumah
sakit tampak bercak putih ditenggorok, pasien mulai merasa sesak dan gelisah. Pasien memiliki
riwayat hipertropi tonsil dan tidur mengorok sejak usia 2 tahun dan retraksi pada suprasternal,
epigastrium, dan interkostal. Pada tenggorok didapatkan arkus faring simetris, uvula ditengah,
tonsil T3-T3 dengan pseudomembran. Pasien didiagnosa obstruksi jlan nafas atas grade III,
suspek difteri. Pasien direncanakan trakeostomi cito. Dilakukan trakeostomi diruang resusitasi
Instalasi Gawat Darurat selama 40 menit dengan jumlah perdarahan 3 cc. membrane putih
kekuningan ditemukan pada lumen trakea, membrane diambil untuk pemeriksaan mikrobiologi.
Dilakukan swab pada tonsil kanan kiri untuk pemeriksaan mikrobiologi. Membrane tidak mudah
berdarah. Pasien diberikan terapi serum anti difteri 1x100.000 IU, pinicilin procain 1x1.500.000
Pengkajian
Data Subyektif :
o Pasien mengatakan nafas berbunyi sesak 2 hari sebelum masuk rumah sakit
o Pasien mengatakan demam dan batuk sejak 5 hari sebelumnya. 3 hari sebelum
o Pasien mengatakan 3 hari sebelum masuk rumah sakit, leher terlihat membesar,
Data Subyektif :
Analisis Data
O
Sekresi yang Ketidakefektipan
nafas
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
O
1 Ketidakefektipan Setelah dilakukan Latihan batuk efektif
ditingkatkan
pada skala 4
b. Produksi
sputum
dipertahankan
ditingkatkan
pada skala 4
c. Mengi
dipertahankan
pada skala 2
ditingkatkan
pada skla 4
d. Wheezing
dipertahankan
pada skala 2 dan
ditingkatkan
pada skala 4
e. Dipsnea
diperthanakan
ditingkatkan
pada skala 4
f. Frekuensi nafas
dipertahankan
ditingkatkan
pada skala 4
g. Pola nafas
diperthankan
ditingkatkan
pada skala 4
(PPNI, 2019)