Sumber : www.compas.com
shutterstock
Ilustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com — Akibat kedapatan mabuk-mabukan di dalam markas, seorang prajurit TNI AU
dihukum kurungan 21 hari. Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A Adang
Supriyadi bertindak selaku hakim disiplin terhadap pelanggar disiplin Sertu Hery Mulyono, anggota
Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (25/1/2012), di Gedung Serbaguna dan disaksikan oleh para kepala
dinas, kepala seksi, dan perwira.
Komandan Lanud Halim Perdanakusuma selaku hakim disiplin memberikan putusan hukuman di
hadapan Sertu Hery Mulyono yang telah terbukti melakukan perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh
seorang prajurit TNI, pelanggaran disiplin meminum minuman keras dan mabuk-mabukan di Mess
Senkom Lanud Halim.
Hal ini ternyata bukan yang pertama kali dilakukannya. Pada tahun 2009, ia pernah terlibat hal yang
sama. Sertu Hery Mulyono melanggar hukum disiplin murni sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Ayat (2)
UU RI Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin Prajurit jo Pasal 13 huruf (h) Keputusan Panglima
TNI Nomor Kep/22/VIII/2005 tanggal 10 Agustus 2005.
Atasan yang berhak menghukum telah menetapkan angota tersebut bersalah melakukan pelanggaran
disiplin dan sejenisnya serta mendapatkan hukuman disiplin dengan penahanan berat selama 21 hari.
Marsma TNI A Adang Supriyadi mengatakan, tujuan sidang disiplin ini dimaksudkan untuk memberikan
efek jera kepada terhukum agar tidak mengulangi lagi perbuatanya yang tercela serta ini dapat menjadi
contoh dan pelajaran bagi prajurit Lanud Halim yang lain agar tidak sekali-kali melakukan pelanggaran
disiplin.
Menurut Kepala Hukum Lanud Halim Letkol Sus Taufan Handriawan, sidang ini dihadiri hanya oleh
anggota militer dengan pangkat sersan satu ke atas, hal ini disebabkan oleh adanya etika militer bahwa
untuk menghukum seorang militer minimal harus berpangkat sama.
TERKAIT
REKOMENDASI
Mitsu
MENU
Home
Nasional
Regional
Megapolitan
Internasional
Olahraga
Sains
Ekonomi
Bola
Tekno
Entertainment
Otomotif
Lifestyle
Properti
Travel
Edukasi
Kolom
Images
KOMPASIANA
BOLASPORT
GRIDOTO
KOMPASKARIER
GRID.ID
KONTAN
TERPOPULER TOPIK KOLOM VIK
shutterstock
Ilustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com — Akibat kedapatan mabuk-mabukan di dalam markas, seorang prajurit TNI AU
dihukum kurungan 21 hari. Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A Adang
Supriyadi bertindak selaku hakim disiplin terhadap pelanggar disiplin Sertu Hery Mulyono, anggota
Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (25/1/2012), di Gedung Serbaguna dan disaksikan oleh para kepala
dinas, kepala seksi, dan perwira.
Komandan Lanud Halim Perdanakusuma selaku hakim disiplin memberikan putusan hukuman di
hadapan Sertu Hery Mulyono yang telah terbukti melakukan perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh
seorang prajurit TNI, pelanggaran disiplin meminum minuman keras dan mabuk-mabukan di Mess
Senkom Lanud Halim.
Hal ini ternyata bukan yang pertama kali dilakukannya. Pada tahun 2009, ia pernah terlibat hal yang
sama. Sertu Hery Mulyono melanggar hukum disiplin murni sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Ayat (2)
UU RI Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin Prajurit jo Pasal 13 huruf (h) Keputusan Panglima
TNI Nomor Kep/22/VIII/2005 tanggal 10 Agustus 2005.
Atasan yang berhak menghukum telah menetapkan angota tersebut bersalah melakukan pelanggaran
disiplin dan sejenisnya serta mendapatkan hukuman disiplin dengan penahanan berat selama 21 hari.
Marsma TNI A Adang Supriyadi mengatakan, tujuan sidang disiplin ini dimaksudkan untuk memberikan
efek jera kepada terhukum agar tidak mengulangi lagi perbuatanya yang tercela serta ini dapat menjadi
contoh dan pelajaran bagi prajurit Lanud Halim yang lain agar tidak sekali-kali melakukan pelanggaran
disiplin.
Menurut Kepala Hukum Lanud Halim Letkol Sus Taufan Handriawan, sidang ini dihadiri hanya oleh
anggota militer dengan pangkat sersan satu ke atas, hal ini disebabkan oleh adanya etika militer bahwa
untuk menghukum seorang militer minimal harus berpangkat sama.
Home
Nasional
Metronews
Daerah
Ekonomi Bisnis
International
Sports
Soccer
Autotekno
Lifestyle
Sindo Photo
Sindo Video
Live TV
Live Radio
Indeks Berita
English Version
Informasia
Sumber Informasi Terpercaya
Yan Yusuf
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Seorang penjudi tewas setelah melarikan diri dari penggerebekan Tim Jatanras Polda Metro
Jaya di Kompleks Kota Indah, RT02/02, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu 12 Agustus 2017
malam. Pria tanpa identitas yang diperkirakan berusai 30-40 tahunan tewas usai meminum air putih dari
warga.
Dari cirinya pria memiliki tinggi 168 centimeter dengan mengenakan kaos garis hitam dan celana
panjang coklat. Selain itu, ia juga menggunakan sandal kulit.
Kemudian, ciri fisik lainnya adalah memiliki wajahnya dengan tahi lalat di mata kiri serta rambut ikal, dan
berbadan kurus. Dia ditemukan tewas di Pos RT 9, yang lokasinya tak jauh dari penggerebekan polisi
atau kurang 200 meter.
"Sejauh ini tidak ditemukan tanda tanda kekerasan," ucap Kasubaghumas Polres Metro Jakarta Barat,
Kompol Purnomo di Jakarta, Minggu (13/8/2017).
Sebelum penemuan mayat tak berindentitas, tim Jatanras Polda Metro Jaya melakukan penggrebekan
terhadap sarang judi di kawasan itu, dari tempat tersebut petugas mengamankan lima orang yang
tengah kedapatan asyik berjudi.
Ditemui di sekitar lokasi, Suhendar (43), mengatakan kala itu dirinya melihat pria itu tengah berlari dari
tanah kosong, lokasi penggrebekan ke pemukiman warga.
Sesampai di pemukiman, pria itu meminta minum air dan melanjutkan perjalanan. Namun baru sampai
10 meter pria itu terjatuh dan roboh. "Waktu minum air, dia bilang kerja di Pancoran Glodok," tuturnya.
Hingga berita ini ditulis, jenazah korban sudah dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk diautopsi.
Sementara kasusnya ditangani Polsek Metro Tamansari.
(mhd)
LINE it!
Berita Terkait
Asyik Main Judi di Pool, 4 Sopir dan 1 Kernet Bus DAMRI Diciduk
Topik Terkait :
perjudian
Kirim Komentar
facebookdisqus
Berita Lainnya
1 Desember, KA Bandara Soetta Beroperasi
Tak Sejalan, DPRD Minta Pemprov DKI Evaluasi Kinerja Kadis SDA
Tak Sejalan, DPRD Minta Pemprov DKI Evaluasi Kinerja Kadis SDA
berita lainnya
Berita Populer
Alumni 212 Bakal Gelar Aksi 2411 Terkait Pidato Victor Laiskodat
Polisi Akan Usut Tuntas Kasus Persekusi di Tangerang
Berita Terkini
berita lainnya
Social Buzz
Back to Top
Home
Nasional
Metronews
Daerah
Ekonomi Bisnis
International
Sports
Soccer
Autotekno
Lifestyle
Photo
Video
mnc logo
map indonesia
logo
HomeRegionalPalembang
Liputan6.com, Bengkulu - Polres Kota Bengkulu melimpahkan berkas perkara, barang bukti dan para
tersangka kasus dugaan perzinaan yang dilakukan anggota dewan cantik di DPRD Kota Bengkulu MD
bersama ES, dosen salah satu universitas di Bengkulu bergelar doktor.
Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Eka Chandra mengatakan, dakwaan yang dikenakan kepada
pasangan bukan muhrim itu adalah Pasal 384 KUHP tentang perzinahan dan Pasal 381 juncto Pasal 55
KUHP tertang perbuatan pidana bersama dengan ancaman maksimal 2 tahun 8 bulan kurungan penjara.
"Tim penyidik kejaksaan sudah menyatakan kasus ini P21 dan kita sudah menyerahkan para tersangka
dan barang bukti. Tinggal JPU yang membawa kasus ini ke pengadilan," ujar Eka Chandra di Bengkulu,
Kamis (26/1/2017).
Bersama para tersangka, penyidik juga menyerahkan barang bukti berupa rekaman CCTV di salah satu
hotel berbintang di Kota Bengkulu, rekaman pembicaraan antara tersangka dengan saksi utama, bukti
pemesanan kamar hotel dan dua lembar voucher makan.
Para tersangka didampingi kuasa hukum masing-masing di ruang penerimaan berkas Kejaksaan Negeri
Kota Bengkulu saat berjalan memasuki ruang penyerahan. Keduanya meninggalkan Kejari setelah
diperiksa selama lebih dari satu jam dan tidak ditahan jaksa.
BACA JUGA
Kuasa hukum tersangka, Firnandes Maurisa mengatakan, pihaknya sudah sangat siap untuk menghadapi
persidangan ini dan sangat yakin kliennya lepas dari jerat hukum. Sebab, barang bukti dan alat bukti
yang diserahkan sangat lemah dan tidak mendukung dugaan perzinahan yang didakwakan.
"Kita buktikan di persidangan dan kami sangat yakin akan lepas dari jerat hukum," kata Firnandes.
Kasus itu dilaporkan Herawansyah Ikram selaku suami sah dari MD yang menemukan kunci kamar hotel
di dalam tas istrinya. Setelah dikonfirmasi dan dicek di hotel pemilik kunci itu, pihaknya mendapatkan
rekaman CCTV istrinya berada di dalam kamar bersama seorang dosen yang memang sudah sejak lama
dicurigai memiliki hubungan terlarang dengan istrinya.
Kamar hotel itu sendiri disewa oleh Ha, asisten pribadi MD di DPRD Kota Bengkulu. Dengan rekaman
pembicaraan dan bukti SMS di telepon genggam Ha, Herawansyah melaporkan ke pihak kepolisian dan
yakin bisa menyeret istrinya ke meja hijau.
Menurut Firnandes, pihaknya sangat tidak yakin akan validitas data yang dibongkar penyidik dari saksi
Ha yang dinyatakan sebagai saksi mahkota kasus ini. Dalam kronologi bukti yang diperlihatkan kepada
mereka tidak mengarah kepada perilaku perzinaan.
Tag Terkait
Bengkulu
zina
Perzinahan
DPRD
0%
SUKA
14%
LUCU
50%
KAGET
7%
SEDIH
29%
MARAH
Terkait
Komentar1
Kredit3
BERITA REKOMENDASI
contoh: nama@mail.com
JARINGAN
Bintang
Bola
Klikdokter
Vidio
Lakupon
HT Club
Karir
Bukalapak
Rumah
Bobobobo
Oto
BBM
DOWNLOAD APPS
App Store
Play Store
DISCLAIMER
KONTAK
KARIR
REDAKSI
logo
HomeNewsPeristiwa
Liputan6.com, Jakarta - Tim Vipers Satuan Reskrim Polres Tangerang Selatan menggagalkan perampokan
di sebuah minimarket di Jalan Pondok Cabe VI. Satu orang pelaku terpaksa ditembak mati petugas
setelah melawan menggunakan senjata tajam.
Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Ahmad Alexander Yurikho Hadi mengatakan, perampokan
tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB dinihari tadi. Pelaku yang menggunakan mobil jenis minibus itu
berjumlah empat orang.
BACA JUGA
"Empat pelaku berhasil diamankan. Dua orang diberikan tindakan tegas, satu dilumpuhkan, dan satu lagi
diamankan dalam keadaan baik," ujar Alex saat dikonfirmasi, Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Dari penindakan itu, satu pelaku tewas setelah tertembak di bagian dada. Satu pelaku lainnya dalam
kondisi kritis akibat tertembak di bagian dada. Dan satu lagi dilumpuhkan dengan luka tembak di kaki.
"Pelaku yang tewas dan kritis sudah dibawa ke RS Polri Kramatjati. Tindakan tegas terukur diberikan
karena pelaku melawan petugas dengan senjata tajam," kata dia.
Pengungkapan aksi perampokan ini terjadi saat tim Vipers Satuan Reskrim Polres Tangerang Selatan
tengah patroli di wilayahnya.
Dalam operasi itu, polisi menyita barang bukti berupa 1 unit minibus Daihatsu Xenia, 230 kardus susu
bubuk berbagai merek, ratusan minuman dalam kemasan, ratusan rokok, linggis, dan 3 bilah senjata
tajam.
1 of 2
Berdasarkan pantauan Liputan6.com di lokasi, terdapat sejumlah bercak darah dan pecahan kaca mobil
di halaman minimarket yang berada persis di seberang Landasan Udara Pondok Cabe. Namun sudah
tidak ada lagi police line terpasang di lokasi.
Salah satu petugas Bhabinkamtibmas yang enggan disebutkan namanya mengatakan, garis polisi telah
dilepas lantaran olah TKP telah selesai.
Meski begitu, beberapa warga yang penasaran tetap mendatangi lokasi untuk mengetahui apa yang
terjadi. Apalagi sempat beredar pesan berantai yang menyebut ada perampokan di minimarket tersebut
dan mengakibatkan dua karyawannya tewas.
Namun hal itu dibantah polisi. Polisi memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
"Tidak ada korban jiwa, karena pada saat kejadian, minimarket dalam kondisi tutup,' ucap petugas
Bhabinkamtibmas di lokasi kejadian.
Tag Terkait
Perampokan Mini Market
Perampokan
pondok cabe
0%
SUKA
0%
LUCU
0%
KAGET
0%
SEDIH
0%
MARAH
Terkait
Komentar0
Kredit3
BERITA REKOMENDASI
contoh: nama@mail.com
JARINGAN
Bintang
Bola
Klikdokter
Vidio
Lakupon
HT Club
Karir
Bukalapak
Rumah
Bobobobo
Oto
BBM
DOWNLOAD APPS
App Store
Play Store
DISCLAIMER
KONTAK
KARIR
REDAKSI
logo
HomeRegionalPalembang
Liputan6.com, Jambi - Nasib nahas dialami Majid (50), seorang warga Suku Anak Dalam (SAD) di
Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Ia menderita luka tembak di bagian betis saat aksi pencurian
buah sawit milik salah satu perusahaan perkebunan sawit di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten
Sarolangun.
Dari informasi, peristiwa pencurian berujung penembakan itu terjadi pada Selasa siang, 14 November
2017 sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, Majid yang sehari-hari bekerja sebagai petugas sekuriti di
perusahaan perkebunan itu tengah berpatroli bersama satu orang rekannya.
BACA JUGA
Saat bersamaan, ia melihat ada sekawanan orang tak dikenal tengah mengambil buah sawit
menggunakan mobil. Melihat ada sekuriti, para pelaku yang diduga berjumlah tiga orang langsung kabur
sembari menembak Majid menggunakan senjata api rakitan. Oleh warga setempat senjata api rakitan itu
biasa disebut kecepek.
Pelaku kabur dan meninggalkan mobil jenis Suzuki Carry yang digunakan untuk mencuri buah sawit. Usai
menolong Majid, peristiwa itu langsung dilaporkan oleh sekuriti lainnya kepada polisi di Polsek Air
Hitam.
Menerima laporan itu, jajaran Polres Sarolangun langsung membentuk tim khusus untuk mengejar para
pelaku. Kapolres Sarolangun, AKBP Dadan Wira Laksana melalui Kasat Reskrim AKP George A Pakke
mengatakan, lokasi kejadian berada di Divisi 1 Blok 5/6 perkebunan sawit milik PT PKM SMKE (eks PT
JAW) di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.
"Sebuah mobil jenis Carry berisi 300 kilogram buah sawit disita untuk barang bukti," ujar George di
Sarolangun, Selasa, 21 November 2017.
1 of 2
Dua pelaku pencurian sawit berujung penembakan warga Suku Anak Dalam ditangkap polisi. (Foto: Dok
Polres Sarolangun/B Santoso)
Beberapa hari setelah kejadian, tepatnya pada Minggu siang, 19 November 2017 dua orang terduga
pelaku ditangkap polisi yakni FE alias NA (25) dan AS (17). Keduanya ditangkap di Desa Selango,
Kecamatan Pamenang Selatan, Kabupaten Merangin.
Kedua pelaku dan barang bukti kini ditahan di Mapolres Sarolangun. Atas aksi pencurian dan kekerasan
itu, para pelaku bakal dijerat Pasal 365 dengan ancaman 15 tahun penjara.
Kabupaten Sarolangun dikenal menjadi salah satu daerah yang banyak didiami warga Suku Anak Dalam
dan Orang Rimba. Sebagian warga Suku Anak Dalam sudah banyak yang membaur dengan warga pada
umumnya.
Selain berladang atau bertani, beberapa warga Suku Anak Dalam ada yang bekerja sebagai tenaga
pengamanan atau sekuriti di beberapa perusahaan perkebunan sawit yang memang banyak berdiri di
Kabupaten Sarolangun.
Tiga Pencuri Sawit
Tag Terkait
Jambi
Sawit
Pencurian
0%
SUKA
0%
LUCU
0%
KAGET
0%
SEDIH
0%
MARAH
Terkait
Komentar0
Kredit2
BERITA REKOMENDASI
JK: Kasus Setya Novanto Bisa Timbulkan Efek Negatif pada DPR
contoh: nama@mail.com
JARINGAN
Bintang
Bola
Klikdokter
Vidio
Lakupon
HT Club
Karir
Bukalapak
Rumah
Bobobobo
Oto
BBM
DOWNLOAD APPS
App Store
Play Store
DISCLAIMER
KONTAK
KARIR
REDAKSI