PENGELOLAAN LIMBAH B3
TL 5122
KONTAMINASI RADIOAKTIF
DI GOIANIA, BRAZIL
DISUSUN OLEH :
ARDHI RISTIAWAN
25313036
1
membuat penjual besi tua lainnya membawa gerobak ke bangunan bekas klinik
tersebut untuk mengambil besi tua untuk dijual. Mereka mendapat hasil $25 dari
penjualan besi tua tersebut. Salah satu karyawan Pereira membuka mesin terapi
radiasi dan menemukan sebuah kotak di dalamnya. Dia membuka kotak tersebut
dan menemukan bubuk biru yang mengkilap seperti kristal. Ukuran dari kristal
biru tersebut kira-kira sebesar biji beras. Pereira mengambil kristal biru tersebut
dan dimasukkan ke dalam kantong celana. Dia menggunakan kristal biru tersebut
untuk bahan tambahan membuat cincin untuk istrinya.
Kristal biru yang dibawa oleh Pereira menarik perhatian keluarga dan para
tetangga. Mereka menganggap Kristal biru tersebut seperti glitter yang digunakan
pada kulit agar terlihat mengkilap pada saat karnaval. Kristal biru menyebar dan
menyebabkan kontaminasi di beberapa tempat dan lingkungan sekitar.
Beberapa hari kemudian Pereira mengalami muntah setelah makan
sandwich. Orang tua Pereira mengalami hal serupa di kemudian hari. Keluarga
Pereira menderita muntah, diare disertai adanya luka bakar di kulit. Mereka pergi
ke sebuah klinik dan dokter mengatakan bahwa mereka terkena gejala keracunan
makanan. Kerabat Pereira yang mengunjungi untuk menolong mereka juga
mengalami luka bakar yang menjalar di kulit dan terjadi kerontokan pada rambut.
Akhirnya Pereira dan keluarga membawa bubuk kristal biru ke klinik. Dokter
menganalisa bubuk kristal biru yang dibawa Pereira. Pada hari berikutnya,
beberapa orang dikumpulkan di stadium untuk menjalani tes paparan radiasi.
Bubuk kristal biru adalah cesium klorida yang digunakan pada mesin terapi
radiasi. Cesium-137 menghasilkan 2 produk radioaktif, yaitu partikel beta dan
sinar gamma yang dapat merusak tubuh manusia. Partikel beta dapat
menyebabkan iritasi pada kulit yang menyebabkan luka bakar pada kulit. Pada
intensitas yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan DNA. Sinar gamma bisa
menembus tubuh manusia lebih dalam dari pada partikel beta. Sinar gamma dapat
menembus organ dalam, otot, dan tulang tanpa adanya interaksi.
CNEN menyadari adanya kontaminasi dan melakukan tindakan. Orang-
orang yang terkontaminasi dibawa ke rumah sakit di Rio de Janeiro untuk isolasi.
Dokter melakukan upaya dekontaminasi dan berhasil menyelamatkan beberapa
orang karena tingkat paparan yang tidak terlalu tinggi. Namun ada beberapa orang
2
yang kehilangan jari, luka bakar dan melepuh tergantung tingkat paparan. Sekitar
1 bulan kemudian keluarga Pereira meninggal karena tingkat paparan yang tinggi
pada tubuh mereka. Setelah kejadian tersebut, CNEN melakukan remediasi lahan
di daerah kontaminasi.
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah mengenai pengelolaan limbah B3 berdasarkan
studi kasus kontaminasi radioaktif di Goiania yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik limbah B3 berdasarkan studi kasus
2. Mengevaluasi pengelolaan limbah B3 berdasarkan studi kasus
3. Memberikan rekomendasi pengelolaan limbah B3 yang baik berdasarkan studi
kasus
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
terjadi akibat cesium klorida yang dibuka dari kapsul tersebut. Dari deskripsi di
atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan karakteristiknya terutama reaktif dan
beracun, cesium klorida termasuk dalam limbah B3. Rekapitulasi hasil
pengukuran cesium klorida di lapangan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Hasil Pengukuran Cesium Klorida
Data asli cesium-137
Emisi gamma 0.66 MeV
Emisi beta 0.17 – 0.51 MeV
Waktu paro 30 tahun
Data pengukuran pada sumber (klinik)
Radioaktivitas 50.9 TBq (1375 Ci)
Laju paparan tiap 1 m 4.56 Gy/jam
Materi radioaktif
volume 3.1 x 10-5 m3
massa 0.093 kg
aktivitas 0.55 TBq/g (15.1 Ci/g)
5
Limbah Radioaktif. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan atau bahan serta
peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena
pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion
yang tidak dapat digunakan lagi (Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2002).
Dalam kasus yang terjadi di Brazil, pengelolaan limbah B3 diserahkan kepada
CNEN (National Nuclear Energy Commision).
Pengelolaan limbah B3 secara umum dikenal dengan konsep cradle to
grave. Konsep tersebut secara teknis merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai
dari upaya reduksi limbah yang akan terbentuk sampai terbentuknya limbah oleh
penghasil. Ada peraturan mengenai pengumpulan, pengangkutan, dan
pengolahan/penimbunan limbah B3.
Dalam kasus kontaminasi radioaktif di Goiania, terdapat 2 kesalahan utama
dalam pengelolaan limbah B3, yaitu :
1. Pihak pengelola klinik yang tidak melakukan pengelolaan limbah B3 dengan
baik, yaitu :
a. Tidak mengidentifikasi limbah yang dihasilkan
b. Tidak melakukan pengelolaan limbah B3 dengan baik terutama dalam hal
penyimpanan limbah B3
c. Tidak ada dokumen pengelolaan limbah B3
2. Kurangnya pengawasan dari pemerintah dan CNEN mengenai pengelolaan
limbah B3
CNEN menyadari adanya kontaminasi sekitar 2 minggu setelah salah satu
pedagang rongsokan menemukan kristal biru (cesium klorida). Hal ini dapat
diartikan bahwa CNEN tidak mengetahui adanya bekas mesin terapi radiasi di
dalam klinik selama 16 tahun. Klinik ditutup pada tahun 1971 dan kontaminasi
terdeteksi pada tahun 1987. Penyebab adanya kontaminasi adalah membuka
kapsul pada mesin terapi radiasi yang berisi cesium klorida. Seharusnya tidak
akan terjadi kontaminasi ketika kapsul tersebut tidak dibuka. Cesium klorida
aman di dalam kapsul.
Pasca kontaminasi terjadi, CNEN melakukan upaya dekontaminasi terhadap
penduduk yang terpapar radiasi dan remediasi di lokasi yang terkontaminasi.
Beberapa penduduk dapat diselamatkan karena hanya mengalami tingkat paparan
6
yang rendah. Dalam hierarki pengelolaan limbah B3, remediasi merupakan pilihan
terakhir. Sebisa mungkin remediasi dihindari dalam pengelolaan limbah B3
7
bertujuan agar setelah ratusan/ribuan tahun sistem disposal ditutup (closure),
hanya sebagian kecil radionuklida waktu-paro (T1/2) panjang yang sampai ke
lingkungan hidup (biosphere), sehingga dapat meminimalisasi dampak radiologi
yang ditimbulkan.
Dalam studi kasus dapat disimpulkan bahwa pengelolaan limbah B3 tidak
berjalan dengan baik. Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan studi kasus
tersebut antara lain :
1. Perlu adanya controlling dari CNEN atau badan yang mengatur pengelolaan
limbah radioaktif khususnya mengenai senyawa radioaktif dalam bidang
radiologi
2. Penyusunan dan aplikasi regulasi serta sanksi yang tegas terkait pengelolaan
limbah radioaktif
3. Pemantauan lebih lanjut di lokasi kontaminasi dan penduduk yang
terkontaminasi
8
BAB III
KESIMPULAN
9
REFERENSI
1. ______. 2012. Cesium Radiation Goiania, Brazil Sept 13th 1987.
http://panji1102.wordpress.com/2012/02/20/cesium-radiation-goiania-brazil/.
Akses 15 September 2013
2. Adee, Sally. 2011. Contamination in Goianua.
http://www.lastwordonnothing.com/2011/03/28/contamination-in-goiania/.
Akses 14 September 2013
3. Cesium Chloride. http://en.wikipedia.org/wiki/Cesium_chloride. Akses 9
November 2013
4. Roper, David and Marco Antonio. 1988. The Goiania Radiation Incident : A
Failure Science and Society. http://www.veneermagazine.com/01-
18/01/the_group/goiania.html. Akses 9 november 2013