Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BIOSTATISTIK

“Statistik Inferensial”

OLEH :

Kelompok 2

1. Agatha Putri Diana Sari (1807010256)


2. Donita Maria Jose Da Silva (1807010215)
3. Elisabeth Aswan (1807010100)
4. Endang Darmawati Laure (1807010137)
5. Linda Nur Amelia (1807010050)
6. Melania B.A Liman (1807010235)
7. Nadia Polin (1807010429)
8. Nurul Azizah S.S (1807010240)
9. Priscilla E.P Biri (1807010078)
10. Putri E.N Sa’u (1807010138)
11. Usfita Wati (1807010005)
12. Yabes N.E Nalle (1807010324)
13. Ztellamaris A. Ladjar (1807010297)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
A. Pengertian Statistika Inferensial
Statistika adalah ilmu pengetahuan tentang pengembangan dan
aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa atau interpretasi
data numerik, sehinggga kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat
diperhitungkan secara numerik. Statistika inferensial menurut para ahli:
 Walpole (1995)
Statistik inferensial adalah mencakup semua metode yang
berhubungan dengan analisis sebagian data untuk peramalan atau
penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan gugus data induknya.
 Subana (2005)
Stastistik inferesial adalah stasistik yang berhubungan dengan
penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang telah disusun
dan di olah.
Jadi, statistik inferensial yaitu statistik yang digunakan untuk
menggeneralisasikan data sampel terhadap populasi atau statistik yang metode
dan prosedur yang dipakai sama seperti pada statistik deskriptif namun
disertai pengambilan kesimpulan dengan pembuktian secara statistik terhadap
hasil dari sampel atau populasi.
Dalam statistik inferensial harus ada pengujian hipotesis yang
bertujuan untuk melihat apakah ukuran statistik yang digunakan dapat ditarik
menjadi kesimpulan yang lebih luas dalam populasi. Ukuran-ukuran statistik
tersebut dibandingkan dengan pola distribusi populasi sebagai normanya.
Oleh sebab itu, mengetahui pola distribusi data sampel menjadi penting dalam
statistik inferensial.

1
Contoh gambar statistika inferensial :

B. Tujuan Statistik Inferensial


Tujuan statistika inferensial terdiri atas :
 Mendeskripsikan dan menerangkan data mengenai populasi yang
diselidiki
 Mengurangi jumlah populasi yang luas kepada ukuran yang lebih
pantas untuk dipahami
 Menetapkan kondisi bagaiman suatu hipotesis dapat digunakan atau
membantu dalam melakukan sesuatu
 Menyediakan suatu ekstimasi atau model mengenai nilai-nilai yang
tidak diketahui berdasarkan data yang ada
2
 Menyediakan suatu ekstimasi mengenai suatu akibat dari suatu
hipotesis yang diterima dan digunakan sebagai dasar dalam membuat
suatu keputusan yang akan dijalankan
 Fungsi ststistik infrensial adalah untuk menaksir secara umum suatu
populasi dengan menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya
teori penaksiran dan pengujian teori.

C. Macam – Macam Statistik Inferensial


Statistik Inferensial ada dua macam yaitu:
 Statistik parametrik
Statistik parametrik adalah bagian dari stastistik inferensial yang
mempertimbangkan nilai dari satu atau lebih parameter populasi dan
digunakan untuk menguji hipotesis yang variabelnya terukur.
Contoh : “ berapa menit rata-rata tayangan iklan diTV?”
Variable waktu tayangan iklan dapat terukur dalam menit (ada standar)
 Statistik nonparametrik
Statistik nonparametrik adalah bagian statistik inferensial yang
digunakan untuk menguji hipotesis yang variabelnya tidak memiliki
kepastian (standar ).
Contoh : “Berapa besar kepuasan pasien terhadap pelayanan RS. X?”
Variable kepuasan tidak memiliki standar pasti.

D. Contoh Penelitian
Contoh 1.
 Judul penelitian :
Perbandingan hasil belajar matematika antara siswa yang
pembelajaranya model kooperatif tipe jigsaw dengan tipe games
tornament (TGT) pada siswa kelas XI SMKN 1 PALANGGA
3
Kabupaten Gowa.
 Analisis statistik inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian dengan menggunakan uji-t. namun sebelum dilakukan
pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis
data secara spesifik. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitin
ini digunakan one sample kolmogorov smirnov dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05 dengan syarat :
 Jika Pvalue ≥ 0,05 maka distribusinya adalah normal
 Jika Pvalue < 0,05 maka distribusinya adalah tidak
normal .
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukna untuk menyelidiki variansi kedua
sampel sama atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Leven’s
Test yang bertiujuan untuk mengetahui apakah variansi
homogeny. Data hasil belajar matematika yang diperoleh
dikatakan homogen Jika Pvalue > a.

1.) Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian
telah diajukan. Untuk maksud tersebut diatas maka pengujian
dilakukan dengan menggunakan uji-t.
2.) Hipotesis Statistik
Digunakan uji perbedaan dua rata-rata (Indefendent Sample T-Test)
4
yaitu:
 Ho = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw sama dengan rata-rata hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajan kooperatif tipe Team Game
Treatment (TGT).
 H1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw tidak sama dengan rata-rata hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajan kooperatif tipe Team Game
Treatment (TGT).
Adapun Kriteria pengujiannya:
Ho ditolak Jika Nilai P < a dengan taraf a = 5%, peluang = (1-a ) dan
dk = (n-1)
3.) Hasil Analisis Statistika Inferensial
a. Uji Normalitas
Pengujian homogenitas pertama dilakukan pada posttest masing-
masing kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II.
Taraf signifikansi yang ditetapkan sebelumnya adalah a = 0,05.
Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunanakn SPSS versi
18 maka diperoleh p untuk kelompok eksperimen 1=0,090 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok
eksperimen 1 berdistribusi normal karena p>a = 0,090>0,05. Pada
kelompok eksperimen II diperoleh p=0,188 dengan demikian dapat
disimpulkan pad posttest kelompok eksperimen II berdistribusi
normal karena p>a = 1,188>0,05

5
Daftar Nilai Matematika Siswa Kelas XI DG 2 SMKN 1
Palangga Gowa

Daftar Nilai Matematika Siswa Kelas XI TKJ 4 SMKN 1


Palangga Gowa

Analisis Inferensial
 Deskriftif posttest eksperimen I dan eksperimen II
Case Proccessing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percen N Percent
t
EKSP 1 32 88,9% 4 11,1% 36 100,0%
EKSP 2 32 88,9% 4 11,1% 36 100,0%
Uji normalitas

Test of Normality

Kolmogrov-Smirnov Shapio-Wilk
Statistic df Sig Statistic Df Sig
EKSP 1 0,144 32 0,090 0,960 0,9 0,274
EKSP 2 0,129 32 0,188 0,919 60 0,200
0,9
19
Kriteria Normalitas : Normal Jika P > a (0,05)

Tidak Normal Jika P < a (0,05)

b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan pada hasil posttest kelompok
eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Berdasarkan hasil
pengolahan dengan menggunakan SPSS versi 16 maka diperoleh p
= 0,598 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest
homogen karena p > a atau (0,598 . 0,05).
Independent Samples Test

Leven’s Test of Equality Variances t-test Equality of means


F Sig t Df
2,81 0,598 -1,243 66
-1,243 64,966
Kriteria Homogenitas: Homogen Jika P > a a (0,05)
Homogen Jika P < a a (0,05)
Dari pengolahan data diatas maka didapat P = 0,598
berarti kedua variansi homogenya karena P > a
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan uji-t
sampel independen. Pengujian ini dilakukan untuk menjawab
dugaan sementara yan diru,muskan oleh penulis yaitu:
Ho: µ1 = µ2 melawan H1: µ1 ≠ µ2
 Ho = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw sama dengan rata-rata hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajan kooperatif tipe Team Game
Treatment (TGT).
 H1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw7 tidak sama dengan rata-rata hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajan kooperatif tipe Team Game
Treatment (TGT).
Analisis yang dgunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji-t,
dengan criteria pengujian yaitu:
 Jika P < a (nilai p < 0,05) maka Ho ditolak dan H 1
diterima, berarti ada perbedaan signifikansi kualitas
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran
kooperatif tipe team games tornament (tgt) terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas XI SMKN 1
Palangga Gowa.
 Jika P < a (nilai p < 0,05) maka Ho diterima dan H 1
ditolak, berarti tidak ada perbedaan signifikansi kualitas
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran
kooperatif tipe team games tornament (tgt) terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas XI SMKN 1
Palangga Gowa.
 H1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw tidak sama dengan rata-rata hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajan kooperatif tipe Team Game
Treatment (TGT).

Independent Samples Test

8
t- test for Equality of means

Sig (2- Mean Std. Error


tailed) Diference Difference
Nilai Equal variances 0,218 -3,615 2,907
assumed
Equal variances not 0,218 13,615 2,908
assumed

d. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil
pembelajaran matematika siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tipe Team Games
Tournament (TGT) terhadap jhasil belajar matematika denga p > a
(0,218> 0,05). Dengan kata lain hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini yakni ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang
diajar menggunakan kooperatif tipe jigsaw dengan TGT tidak
berlaku di SMKN 1 Pallangga Gowa.
Contoh 2.
Sampel random berupa sejumlah pengemudi mobil diambil
untuk menguji hubungan antara pengemudi mobil yang
pernah/tidak pernah mengikuti kursus mengemudi dengan
kesediaan melaporkan insiden. Hasil penelitian terhadap 170 orang
pengemudi ditunjukkan sebagai berikut:

Pendidikan pengemudi dan frekuensi pelaporan insiden

9
Pendidikan Melaporkan Tidak jumlah
pengemudi insiden melapork
an
insiden

Memiliki 44a 10b 54


pendidikan
mengemudi
Tidak 81c 35d 116
memiliki
pendidikan
mengemudi
jumlah 125 45 170

2   44 x35  10 x81  2


x  44  10 81  35 44  8110  35

170 1.540  810   170 739 


2 2
 
 54116 125 45 35.235.000
90.593.000
  2,57
35.235.000

Karena nilai χ2 (2,57) lebih kecil daripada χ2 0,05; d.b.1(3,841) maka


Ho diterima. Nampak tidak ada hubungan yang nyata antara kursus/
pendidikan mengemudi dengan kesediaan melaporkan insiden.

10 DAFTAR PUSTAKA

https://kantongilmudunia.blogspot.com/2018/11/makalah-statistika-inferensial-
lengkap.html

Djarwanto. 1991. Statsitik Non Parametrik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

11

Anda mungkin juga menyukai