Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MIKROBIOLOGI DASAR

MIKROBIOLOGI AIR

OLEH

1. Marissa Rahayu
2. Angga Saputra

Dosen Pembimbing : Dr.Linda Advinda,M.kes

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADA
BAB I
PENDAHULUAN
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari
terutama untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah
timbulnya penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air. Di
samping itu, air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit.
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau,
tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung di minum
Berdasarkan pemaparan mengenai pentingnya air minum bagi kehidupan,
maka kelompok kami menulis makalah yang berjudul “Mikrobiologi Air ” yang
akan membahas secara mendetail tentang standar dan parameter-parameter yang
digunakan dalam mengolah air minum.
BAB II
PEMBAHASAN

Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran


mikroskopis. Dunia mikrooganisme terdiri dari lima kelompok organisme bakteri,
Protozoa, virus, alga dan cendawan mikroskopis (Pelczar, 1986).
Air merupakan bahan alam yang diperlukan untuk kehidupan manusia,
hewan dan tanaman yaitu sebagai media pengangkutan zat-zat makanan, juga
merupakan sumber energi serta berbagai keperluan lainnya (Sasongko, 2014).
Mikrobiologi air adalah mikrobiologi yang mempelajari kehidupan dan
peranan mikroorganisme di dalam lingkungan air. Kehidupan mikroba pada
lingkungan air dapat berada di air laut, air tawar, air limbah, air minum, air bersih,
sumber mata air, dan lain sebagainya. Peranan mikroba dalam air dapat dipakai
dalam bidang kesehatan, bidang pertanian, bidang peternakan, bidang perikanan,
bidang industri, bidang pengairan, pengolahan air, pengolahan limbah (Waluyo,
2009).
Air tanah mengandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik dan oleh
karena itu merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme.
Mikroorganisme-mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama di
dalam air yang mengandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang mati merupakan
bahan organik yang memungkinkan kehidupan mikrooganisme-mikrooganisme
yang heterotrof. Temperatur turut menentukan populasi dalam air. Temperatur
sekitar 30o C atau lebih sedikit baik sekali bagi kehidupan bakteri Pathogen yang
berasal dari hewan maupun manusia (Dwidjoseputro, 2005).
Mikroorganisme yang hidup di dalam air sangat banyak, berbagai jenis
plankton, alga, dan berbagai bakteri. Bakteri karena ukurannya yang sangat kecil
dan indeks refraksinya yang hampir sama dengan air, tidak mudah dilihat dengan
mikroskop tanpa pewarnaan. Akan tetapi, pengamatan organisme yang hidup
dalam air menjadi penting untuk melihat aktivitas hidup dan mengobservasi
ukuran dan bentuk sel hidup karena fiksasi dengan pemanasan dan pewarnaan
kimiawi dapat menyebabkan distorsi dalam pengamatan (Subandi, 2010).
Mikroorganisme patogen dalam Air sebagai wahana penyakit menular,
yaitu:
1.    Salmonella Typhosa adalah basil yang tidak terlalu panjang, gram negatif,
bergerak, flagel peritrik, tidak membentuk spora, lekas mati di dalam terik
matahari, tidak dapat bertahan lama di dalam perairan bebas. Bakteri ini penyebab
penyakit tipus.
2.    Shigella Dysenteriae adalah basil yang gram negatif, tidak bergerak. Bakteri ini
menyebabkan penyakit disentri (mejan).
3.    Entamoeba Histolytica, bukan bakteri melainkan tergolong protozoa. Spesies ini
dan beberapa spesies lainnya dari genus ini menyebabkan penyakit disentri pula.
4.    Vibrio Comma adalah bakteri yang bentuknya agak melengkung, gram negatif,
monotrik; bakteri ini menyebabkan penyakit kolera .
5.    Clostridium Tetani adalah basil yang hidupnya anaerob, membentuk spora,
menghasilkan toksin yang menyebabkan penyakit (tetanus). Infeksi dari basil ini
kepada manusia hanya lewat luka-luka.
6. Escherichia (Escherichia coli) merupakan salah satu kelompok bakteri yang
dihindari kehadiranya dalam air minum dan makanan lainnya. Kehadiran elompok
bakteri ini digunakan sebagai indikator suatu produk telah tercemar oleh materi
fekal, yaitu materi yang berada bersama feses atau kotoran manusia. Hal ini
disebabkan habitat alami kelompok bakteri ini adalah didalam tinja manusia dan
hewan berdarah panas lainya.
7. Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, susu
segar, dan produk olahan susu. Adanya bakteri coliform didalam makanan atau
minuman menunjukkan kemungkinan hidupnya mikroorganisme yang bersifat
enteropatogenik/toksigenik yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Jenis-
jenis dari kelompok ini antara lain adalah Aerobacter dan Klebsiella .
Berdasarkan asal dan sifatnya, kelompok bacteri  Coli dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1.     Coliform fekal: Escherichia Coli yang berasal dari tinja manusia.
2.     Coliform non fekal: Seperti Aerobacter dan Klebsiella , yang bukan berasal dari
tinja manusia, tetapi dimungkinkan berasal dari sumber lain. Atau ditemukan
pada hewan atau tanaman yang telah mati dan termasuk dalam golongan
Enterobacter aerogenes.

Mikroba dalam air ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Mikroba air yang menguntungkan, berperan sebagai :
 Makanan ikan : fitoplankton dan zooplankton. Contoh : mikroalga (chlorella,
scenedesmus, hydrodiction, pinnularia, dan lain-lain)
 Dekomposer : pengolahan limbah secara biologis
 Produsen : adanya mikroalga yang dapat berfotosintesis sehingga
meningkatkan oksigen terlarut
 Konsumen : hasil rombakan organisme dimanfaatkan oleh mikroalga, bakteri,
jamur
 Penghasil toksin : bakteri anaerobik (Clostridium), bakteri aerobik
(Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus, dan lain-lain), mikroalgae
(Anabaena, Microcystis)

Mikroba air ada yang merugikan dapat menyebabkan :


o Blooming menyebabkan perairan berwarna, ada endapan, dan bau
amis, disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan mikroalga
(Anabaena flos-aquae dan Microcystis aerugynosa)
o Bakteri besi : Fe2+ (oksidasi oleh bakteri Crenothrixsphaerotilus)
menjadi Fe3+
o Bakteri belerang : SO4 (reduksi oleh bakteri Thiobacillus cromatium)
menghasilkan H2S (bau busuk)

·           Parameter Kualitas Air


             1.     Kualitas fisik yang meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau
dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan
anorganik yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang
berasal dari buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air dihubungkan
dengan kemungkinan pencemaran oleh air buangan.
        2.          Kualitas kimia yang berhubungan dengan ion-ion senyawa
ataupun logam yang membahayakan, di samping residu dari senyawa lainnya
yang bersifat racun, seperti antara lain residu pestisida. Dengan adanya senyawa-
senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa dan warna air akan berubah, seperti
yang umum disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada saat ini kelompok
logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak diharapkan kehadirannya di dalam
air.
        3.          Kualitas biologis, berhubungan dengan kehadiran mikroba
patogen (penyebab penyakit, terutama penyakit perut), pencemar (terutama
bakteri coli) dan penghasil toksin. Pemeriksaan bakteriologis air minum
memerlukan organisme indikator sebagaimana analisis air mengacu pada
kehadiran mikroorganisme dalam air minum membuktikan air tersebut tercemar
bahan tinja dari manusia/hewan berdarah panas atau hasil pembusukan materi
organik. Hal ini berpeluang bagi mikroorganisme patogen, secara berkala terdapat
dalam saluran pencernaan, untuk masuk dalam air minum. Jumlahnya lebih
banyak daripada organisme patogen (hal ini menyebabkan lebih mudah
terdeteksi), dan. Dalam lingkungan yang dinamis, analisis biologi dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang kualitas perairan (Ardi, 2002

Ada beberapa cara pengolahan air yang telah diperkenalkan ke


masyarakat, antara lain:
a.    Merebus
Merebus adalah cara yang telah lama dikenal masyarakat, tapi masih banyak ibu
yang salah melakukan perebusan air. Seharusnya, air yang sudah mendidih tidak
langsung diangkat atau api jangan langsung dimatikan. Ini supaya kuman yang
mati lebih banyak lagi.
b.   Klorinisasi
Yaitu pemberian zat klorin pada air setelah diambil dari sumbernya. Tujuannya
sama, untuk membunuh kuman agar air dapat dikonsumsi. Klorin cukup
dicampurkan dalam air sesuai takaran yaitu 1,25% (misalnya 20 liter air (1 galon)
= 3 tetes klorin).kemudian aduk/kocok dan diamkan selama 30 menit. Setelah itu
air sudah bisa dikonsumsi, namun baunya masih tajam. Untuk menghilangkan
baunya, diamkan air selama semalaman dengan ditutupi kain kasa agar baunya
menguap. Air yang dimurnikan dengan cra ini bisa menurunkan risiko diare
sebesar 40-80%. Cara ini aman digunakan dalam jangka waktu lama karena tidak
menimbulkan pengendapan klorin dalam tubuh. Selain itu, air minum dengan
klorin ini lebih kecil beresiko terpapar bakteri dibandingkan cara lainnya.
c.       Sodis (solar water desinfectan)
Metode ini memanfaatkan cahaya matahari, sehingga murah, tetapi sangat
tergantung cuaca. Caranya adalah dengan memasukkan air layak minum kedalam
botol plastik yang aman digunakan (dengan tulisan PET dibawahnya, dan tidak
tergores), kemudian air dalam botol ini dijemur dibawah sinar matahari selama 6
hingga 12 jam, agar panas yang dihasilkan bersinergi dengan sinar UV untuk
membunuh bakteri dalam air.

d.      Biosand filter


Metode ini mensterilkan air dengan cara menyaringnya dengan saringan berupa
tumpukan pasir halus, pasir kasar, pecahan genteng, bahan ijuk, dan arang. Cara
ini biasanya dilakukan untuk air dalam wadah berkapasitas besar untuk keperluan
mencuci, memasak, atau langsung diminum. Cara ini terbukti mampu menyaring,
mengendapkan, dan mematikan bakteri yang adala dalam air jika didiamkan
hingga 21 hari.
e.       Filter keramik
Bahan keramik tertentu dapat mematikan bakteri dalam air. Cara kerja filter
keramik ini hampir sama dengan biosand filter. Filter keramik ini dibuat
menyerupai pot dengan keran. Didalamnya terdapat bahan-bahan penyaring dari
bahan pasir, arang, ijuk/gambut, dan sebagainya.
f.       Flokulasi/penggumpalan dan disinfeksi
Flokulasi dan disinfeksi adalah metode pengolahan air minum dengan proses
penggumpalan untuk menjernihkan air (menyisihkan kekeruhannya). Pada air
baku diberikan bahan kimia tertentu kemudian diaduk secara mekanis dalam suatu
tempat hingga merata. Kemudian air tersebut dialirkan ke wadah penampuangan
lain untuk proses penggumpalan/flokulasi. Di akhir proses akan terbentuk
endapan flok/gumpalan dalam bak pengendap. Untuk lebih amannya kemudian
dilakukan disinfeksi dengan klorin.

Cara menguji kebersihan air, yaitu:


1.    Tahap pertama ialah uji dugaan (Presumptive Test)
Tabung reaksi berisi 10 mL medium cair yang dicampuri laktosa diisi dengan
1-5 mL dari sampel air. Volume inokulum ini bergantung pada asal-usul sampel
air tersebut. Jika diduga air contoh tersebut banyak mengandung kotoran, maka
cukuplah diambil 1 mL saja untuk diinokulasikan ke dalam tabung reaksi tersebut.
Didalam medium cair tersebut lebih dulu diletakkan tabung durham dalam posisi
terbalik. Jika dalam waktu 48 jam tabung tabung durham mengandung gas, Test
dikatakan positif. Sebaliknya, jika setelah 48 jam tidak ada gas, Test dikatakan
negatif, dan ini berarti bahwa air aman untuk diminum.
2.    Tahap kedua ialah uji kepastian (Confirmed Test)
Ada dua cara untuk melakukan test ini, yaitu:
a.    Ujian dapat dikerjakan di dalam medium perlu ditambahkan zat warna hijau
berlian. Kepada medium ini kemudian diinokulasikan sejumlah mL air yang
mengandung bakteri yang menghasilkan gas. Hijau berlian berguna untuk
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan menggiatkan pertumbuhan
bakteri golongan kolon. Jika timbul gas sebelum 48 jam berakhir, Test ini disebut
positif.
b.    Cara yang kedua ialah dengan menginokulasikan air yang menghasilkan gas
tersebut ke alam cawan petri berisi medium yang mengandung laktosa dan eosin
biru Metilen, atau laktosa dan Endo biru Metilen. Jika dalam 24 jam tumbuh
koloni-koloni yang berinti dan mengkilap seperti logam, Test ini berarti positif.
3.    Tahap ketiga ialah uji kesempurnaan (Completed Test)
Untuk ini diambillah inokulum dari suatu koloni terpencil pada cawan petri
tersebut di (2). Inokulum dimasukkan ke dalam medium cair yang mengandung
laktosa, dan dari inokulum tersebut juga dibuat gesekan pada agar-agar miring.
Jika kemudian timbul gas dalam cairan laktosa, lagipula pada agar-agar miring
ditemukan basil-basil gram negatif yang berspora, maka pastilah ada golongan
bakteri kolon dalam contoh air yang semula.
Di beberapa tempat seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,
pemerintah mencoba mengatasi kesulitan tersebut dengan mengadakan
penyaringan air sungai. Prinsip-prinsip penyaringan itu sebagai berikut:
1.    Air sungai digenangkan dalam kolam-kolam besar. Bahan kimia seperti tawas
(K2SO4Al2 (SO4)3) atau lainnya dicampurkan di air tersebut guna mengendapkan
partikel-partikel lumpur.
2.    Air yang sudah agak bersih ini kemudian dilewatkan pada suatu lapisan pasir
menuju ke kolam lain yang lebih rendah. Fungsi lapisan pasir ialah bagikan
saringan.
3.    Air yang sudah bening ini masih banyak mengandung mikroorganisme. Oleh
karena itu air ini perlu didesinfeksikan; biasanya klor yang digunakan untuk ini.
4.    Untuk menghindarkan tumbuhnya alga, larutan encer terusi (CuSO 4), kira-kira
2,5 kg terusi dalam 4 juta liter air dimasukkan ke dalam air tersebut.
5.    Kini air telah siap masuk pipa-pipa yang menuju ke rumah-rumah. Pengujian ini
dilakukan terhadap air yang sudah di sterilkan (Dwidjoseputro, 2005).
Parameter kualitas air

BAB III
PENUTUP
a.           Simpulan

Pengkonsumsian air minum yang tidak memenuhi standar parameter biologis


dapat berdampak pada kesehatan manusia diantaranya demam tifoid, disentri, dan
beberapa penyakit lainnya. Penanggulangannya dapat dilakukan dengan cara
merebus air sebelum diminum, klorinisasi, sodis, biosand filter, filter keramik,
dan flokukasi.
b.                              Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
Air minum merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup yang
mengalami pencemaran seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, oleh karena itu seiring dengan perkembangan zaman sebaiknya
pengelolaan air minum dilakukan lebih baik lagi, agar nantinya keberadaan air
minum yang sehat tidak langka.

Anda mungkin juga menyukai