lalu lintas
Rabu, 3 Desember 2014 16:57 Reporter : Imam Mubarok
Merdeka.com - Setelah delapan hari operasi zebra diterapkan, pelajar banyak mendominasi
pelanggaran lalu lintas. Berdasarkan data dari Satuan Lalu Lintas Polres Kediri Kota, sebanyak
497 pelanggaran dalam operasi Zebra selama delapan hari berjalan.
Mayoritas, para pelajar yang terkena razia dalam operasi zebra, karena tidak tidak membawa
STNK dan tidak memiliki SIM. Selebihnya, pelanggaran para pelajar itu, juga karena sepeda
motor yang tidak sesuai dengan standar.
Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Budi Naryanto mengatakan, untuk para pelanggar
langsung sidang di tempat.
"Jika tidak dilengkapi STNK, maka sepeda motor dibawa ke Polres Kediri Kota. Untuk pemilik
kendaraan, bisa mengambil kembali kendaraannya dengan membawa STNK, dan membayar
denda," ujarnya. [mtf]
Polisi Ungkap Industri Rumahan Ilegal
Perakit Smartphone Rekondisi
07 Sep 2019, 03:07 WIB
Kapolres Metro Tangerang Kombes Pol Abdul Karim menjelaskan, di dalam Ruko De Mansion
diduga menjadi sarang terciptanya ratusan ribu handphone rekondisi.
"Ada dugaan tindak pidana perakitan home industry handphone ilegal atau terindikasi rekondisi.
Jadi handphone ini rakitan ilegal dari China," jelas Abdul Karim, Jumat (6/9/2019).
Hingga saat ini, jajarannya masih menghitung total handphone yang dirakit ulang di gudang
tersebut. Namun, Kapolres memastikan jumlahnya mencapai angka ribuan unit handphone atau
smartphone yang terdiri dari beberapa merek terkenal.
Sebab, dalam sebulan, industri rumahan tersebut dapat memproduksi hingga 10 ribu handphone
yang dirakit ulang. Lalu, bila hitungannya tahunan, bisa meproduksi sekitar 120 handphone
rakitan yang secara keuangan merugikan negara karena lolos pajak.
"Merknya bagus-bagus, seperti, Xiaomi, Oppo, Nokia, Samsung, Iphone dan Motorola," ungkap
Kapolres.
Menurutnya, dalam pembuatan atau rakitan, handphone punya sparepart terpisah, kemudian
dirakit dan dikasih casing baru termasuk item-item yang ada perangkatnya. Lalu dibungkus dan
dibuat boks baru.
Gudang atau industri rumahan tersebut, menurutnya sudah bergerak sejak tahun 2016 dan
menyasar ke toko-toko online se-Indonesia. Juga beberapa toko retail yang mengambil
barangnya di industri rumahan tersebut.
Polisi Tangkap 3 Buron Kasus Pembunuhan
Ayah-Anak, Ini Perannya
Polisi kembali menangkap 3 tersangka kasus istri membunuh suami dan anak tiri. (Merdeka.com/
Nur Habibie)
Liputan6.com, Jakarta - Polisi kembali menangkap tiga tersangka atas kasus pembunuhan serta
pembakaran ayah dan anak di Sukabumi, Jawa Barat. Tiga orang tersebut diketahui atas nama RS
alias Rodi, C alias Alpat, dan K alias Tini.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, tiga orang
tersangka tersebut sebelumnya telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Sebelumnya,
polisi lebih dulu menangkap Aulia Kesuma, Giovanni Kelvin, Kusmawanto Agus, dan
Muhammad Nur Sahid.
"Tersangka diamankan di sebuah gubuk, Kebun Kopi, Gunung Barisan, OKU Selatan, Sumatera
Selatan," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jumat (6/9/2019).
Ketiganya melarikan diri ke OKU Selatan, guna untuk menghindari pencarian polisi atas kasus
pembunuhan yang melibatkan para tersangka tersebut.
"Si Supriyanto dan Rodi setelah melakukan pembunuhan kan disuruh pulang ke Lampung diberi
sangu sama Aulia. Yang bersangkutan naik bus dari Kampung Rambutan menuju Pelabuhan
Merak kemudian sampai Lampung Selatan di rumah kontrakan Rodi, mereka bertemu TN,"
jelasnya.
"Besoknya setelah semalam tinggal disana (Lampung Selatan), bertiga ini ingin sembunyi, lalu
berangkat naik mobil umum menuju OKU," sambungnya.