Anda di halaman 1dari 10

Nama: Dinda Dwi Lestari

NIM: 10011381823174

a. Definisi Desain Penelitian Kohort


Rancangan penelitian kohort adalah sebuah rancangan penelitian
dimana peneliti mengelompokkan atau mengklasifikasikan
kelompok terpapar dan tidak terpapar, kemudian diamati sampai
waktu tertentu untuk melihat ada tidak efek atau penyakit yang
timbul. Pada awal subjek penelitian harus bebas dari
penyakit/masalah kesehatan, dari hasil pengamatan setelah rentang
waktu yang ditentukan, dianalisis dengan teknik tertentu sehingga
dapat disimpulkan apakah ada hubungan paparan dengan penyakit
atau efek yang terjadi.

b. Pembagian/Jenis Penelitian
Rancangan penelitian kohort dibedakan menjadi kohort prospektif
dan kohort retrosfektif :
1.   Kohort Prospektif :  Rancangan penelitian kohort prospektif apa
bila paparan atau faktor risiko diukur pada wal penelitian, kemudian
di follow up untuk mengetahui efek dari paparan dimasa datang.
Lamanya follow up berdasarkan perkiraan lamanya efek akan terjadi.
Biasanya penelitian ini dilakukan bertahun-tahun.
2.   Kohort Retrosfektif : Pada rancangan penelitian kohort
retrospektif faktor risiko dan efek/penyakit sudah terjadi dimasa
lampau sebelum dilakukan penelitian. Dengan demikian, variabel-
variabel tersebut.
c. Prosedur Penelitian
1.      Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti, adalah
merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian, menentukan apa
yang menjadi variabel dalam penelitian, baik variabel dependen,
maupun variabel independen, dan yang selanjutnya peneliti akan
merumuskan hipotesa penelitian.

2.      Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar


Pada studi kohort, harus diperhatikan mengenai penentuan kelompok
yang akan mendapat paparan dengan kelompok yang tidak akan
mendapat paparan. Pemilihan kelompok terpapar yang berasal dari
populasi umum memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang
lengkap dan akurat dari subjek penelitian. Populasi umum
merupakan pilihan yang tepat pada beberapa keadaan, seperti:
a.       Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi
b.      Batas geografik jelas, dan secara demografik stabil
c.       Ketersediaan catatan demografi yang lengkap dan up to date

Selain populasi umum, kita dapat menggunakan populasi khusus.


Populasi khusus merupakan alternatif pada keadaan apabila
prevalensi paparan dan kejadian penyakit pada populasi umum
rendah, dan adanya kemudahan untuk memperoleh informasi yang
akurat.

Kelompok tidak terpapar atau kelompok kontrol dalam


penelitian kohort adalah kumpulan subjek yang tidak mengalami
pemaparan, atau pemaparannya berbeda dengan kelompok target.
Penentuan kelompok tidak terpapar dapat dipilih dari populasi yang
sama dengan populasi kelompok terpapar, dan dapat dipilih dari
populasi yang bukan asal kelompok terpapar, tetapi harus dipastikan
kedua populasi harus sama dalam hal faktor faktor yang merancukan
penilaian hubungan antara paparan dan penyakit yang sedang diteliti.

Kelemahan dalam menggunakan populasi umum adalah derajat


kesehatan berbeda, data kependudukan, kesehatan, dan catatan
medik pada populasi umum tidak seakurat pada populasi khusus.

3.      Menentukan Sampel
Langkah selanjutnya dalam studi kohort adalah menetapkan
besarnya sampel yang akan digunakan dalam penelitian.

4.      Pengambilan data dan pencatatan


Kedua kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan
kelompok tidak terpapar, kemudian diikuti selama jangka waktu
tertentu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam penelitian.
Selanjutnya peneliti melakukan pencatatan semua keterangan yang
telah diperoleh sesuai tujuan penelitian.

5.      Pengolahan dan analisi data hasil penelitian


Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit
yang dialami oleh kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar,
dilakukan pengolahan data agar dapat ditangani dengan mudah,
meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning.
Selanjutnya data yang diperoleh disajikan dalam tabel.

d. Kesalahan / Penyimpangan Dalam Penelitian


Kesalahan atau penyimpangan yang biasa terjadi dalam penelitian
studi kohort adalah ketika periode induksi yaitu kejadian penyakit
dapat diamati dalam waktu yang panjang maka studi kohor rawan
terhadap bias penarikan responden ( banyak drop out dari observasi),
perlu dana yang besar dan waktu yang panjang, lebih mahal dan
butuh waktu lama. Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder
yang lengkap dan handal dan juga tidak efisien dan tidak praktis
untuk kasus penyakit langka. Risiko untuk hilangnya subyek selama
penelitian, karena migrasi, partisipasi rendah atau meninggal juga
termasuk salah satu penyimpangan dalam penelitian studi ini.

e. Cara Mengatasi Kesalahan / Bias / Penyimpangan Dalam


Penelitian
1. Menangkap kesalahan lebih awal
Ketika kesalahan terjadi pada saat proses berlangsung, sering kali
masalah tersebut menyebabkan proses selanjutnya juga ikut
terhambat. Sehingga, mesin atau fasilitas harus bekerja keras untuk
menghentikan proses agar sumber masalah dapat ditemukan. Jika
terjadi kesalahan kecil, operator atau karyawan hanya memerlukan
waktu sebentar untuk memperbaikinya. Namun untuk kesalahan
yang besar, cara terbaik adalah untuk segera menyelesaikan masalah
tersebut sebelum terjadi masalah yang lebih besar. Untuk menangkap
kesalahan ini, fasilitas bisa mengandalkan proses mekanik untuk
memeriksa hal-hal seperti pengukuran bagian atau kelainan lain yang
dapat mereka deteksi. Atau melibatkan orang lain di luar divisi yang
bersangkutan untuk melihat secara objektif  sehingga kesalahan bisa
ditemukan lebih cepat. Melibatkan orang adalah cara terbaik untuk
menangkap dan memperbaiki kesalahan sesegera mungkin.
2. Menemukan akar penyebab masalah
Cara ini, mungkin yang paling penting dilakukan dari 3 cara lainnya.
Ketika human error terjadi, banyak orang tergoda hanya memperbaiki
masalah dan bergerak secepat mungkin. Meskipun cara ini terkadang
memang diperlukan, namun cara ini tetap tidak bisa memecahkan
masalah sampai ke akarnya. Jadi, kemungkinan masalah yang sama
terjadi kembali, sangat mungkin. Sebaliknya, cobalah mengambil waktu
ekstra untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan masalah terjadi.
Dan mengambil langkah-langkah tertentu agar kesalahan yang sama
tidak terjadi. Kembali, ke poin dua. Agar karyawan dapat menemukan
penyebab masalah ini, manajemen bisa memberikan pelatihan bagi
karyawan tentang teknik problem solving yang efektif, salah satunya
DMAIC.

3. Bekerja sama
Sangat penting bagi manajemen untuk mengingat bahwa kesalahan
sangat mungkin terjadi. Dalam banyak kasus, kesalahan terjadi karena
unsur ketidaksengajaan, sehingga tidak ada konsekuensi yang harus
ditanggung oleh karyawan. Untuk menemukan penyebab masalah,
cobalah untuk bekerja bersama karyawan yang terlibat langsung dalam
proses dan pastikan bahwa manajemen tidak akan memberikan
konsekuensi apapun atas kesalahan yang terjadi. Ketika manajemen dan
karyawan bekerja bersama untuk mencari tahu mengapa ada sesuatu
yang tidak beres, mereka akan lebih cenderung percaya dan,
kemungkinannya mereka akan melakukan pekerjaan mereka lebih baik
di waktu mendatang
Penelitian Eksperimen
Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti
pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat
perlakuan (Alsa 2004). Menurut Hadi (1985) penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh
peneliti.Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan
bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan
dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Penelitian
eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode
sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena
sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179).

Metode Eksperimen
Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011:72).Berdasarkan
definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek
penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan
penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu
perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa
atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika
dibandingkan dengan tindakan lain.
Karakteristik Penelitian Eksperimen
Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam
penelitian eksperimen, antara lain:
(a) Variabel bebas yang dimanipulasi.

Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti


atas dasar pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat
dipertanggung-jawabkan secara terbuka untuk memperoleh perbedaan
efek dalam variabel yang terkait.

(b) Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan

Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to


remove the influence of any variable other than the independent variable
that ought affect performance on a dependent variable.
Dengan kata lain, mengontrol merupakan usaha peneliti untuk
memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat
mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group
eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar
karakteristik keduanya mendekati sama.

(c) Observasi langsung oleh peneliti

Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah


untuk melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang
menyebabkan adanya perbedaan diantara dua group.

Tujuan Penelitian Eksperimen


Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh
dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu
dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang
berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan
dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan
pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap
prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa
SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh
perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.

Syarat - Syarat Penelitian Eksperimen


Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat
jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya
dengan penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika
dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan
dengan hal tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian eksperimental, yaitu:(1) peneliti harus dapat menentukan
secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian;(2)
penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi
yang sama;(3) peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah,
mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;
(4) diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok
yang diberi perlakukan (experimental group).

Proses Penelitian Eksperimen


Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir
sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-
langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah
sebagai berikut.
(a)   Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
(b)   Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
(c)   Pembuatan atau pengembangan instrumen.
(d)   Pemilihan desain penelitian.
(e)   Eksekusi prosedur.
(f)    Melakukan analisis data.
(g)   Memformulasikan simpulan.

f. Persamaan dan Perbedaan Antara Desain Kohort dan


Eksperimen
Perbedaan: Studi kohort adalah desain studi observasional yang
mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit,dengan
memilih dua (atau lebih) kelompok-kelompok studi berdasarkan
perbedaan status paparan, kemudian mengikuti sepanjang suatu
periode waktu untuk meliht seberapa banyak subjek dalam
masing – masing kelompok mengalami penyakit atau kesudahan
tertentu lainnya. Sedangkan eksperimen adalah studi dimana
peneliti dengan sengaja mengubah sebuah atau lebih faktor pada
situasi yang terkontrol dengan tujuan mempelajari pengaruh dari
perubahan faktor itu.

Persamaan: Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit


langka dan risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian,
karena migrasi, partisipasi rendah atau meninggal
Daftar Pustaka:
Nur, Erlyna. Cross Sectional, Case Control, dan Cohort, Desain
Penelitian? http://erlynafkmundip.blogspot.com/2010/10/cross-
sectional-case-control-dan-cohort.html
Erlindanrs, Elsha. Penelitian Kohort dan Case Control,
http://elsaherlindanrs.blogspot.com/2015/11/penelitian-kohort-dan-
case-control.html
https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-experimen.html
https://www.statistikian.com/2012/08/perbedaan-cross-sectional-
case-control-cohort.html
https://www.scribd.com/doc/76703583/Studi-Kohort-Dan-
Eksperimen

Anda mungkin juga menyukai