Anda di halaman 1dari 19

1. Baca M-5 secara cermat kemudian dirangkum agar mudah dipahami.

2. Urutkan secara kronologis tentang sejarah, perkembangan, dan substansi genre


sastra,  baik prosa maupun puisi. Anda harus mencermati juga adanya sejarah dan
perkembangan karya sastra, baik (1) prosa lama/prosa liris dan jenisnya, seperti
dongeng, hikayat, dan sejenisnya, serta perkembangan prosa baru (cerpen, novel,
dan drama) yang berkembang di Indonesia; dan (2) puisi lama (pantun, syair, bidal,
gurindam, dan sejenisnya) serta puisi baru (Angkatan BP, PB, '45, '66, 80an, dan
modern).

3. Uraikan argumentasi Anda dalam bentuk konsep dan rancangan pembelajaran


sastra bagi siswa sekolah menengah. Perjelas melalui tujuan dan manfaat
pembelajaran bagi siswa dalam kehidupan di masyarakat.

JAWABAN

1. RANGKUMAN BAB 5 TEORI DAN GENRE SASTRA INDONESIA

A. Kegiatan Belajar 1 Teori Sastra Struktural

Bagian pertama dalam rangkuman ini menjelaskan tentang teori sastra struktural dan struktur
pembangun karya sastra. Teori struktural merupakan pengembangan dari pendekatan
objektif, yang melihat karya sastra secara otonom hanya dari unsur intrinsik. Struktural juga
menganggap penting dukungan dari unsur ekstrinsik cerita, karena unsur tersebut ikut
memengaruhi keutuhan makna karya sastra.

Karya sastra dibangun oleh sebuah struktur yang terdiri atas unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam karya sastra,
sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang turut mendukung cerita dari luar karya
tersebut. Unsur ekstrinsik yang memengaruhi karya sastra, berbentuk sama pada tiga genre
sastra, namun unsur intrinsik dalam puisi, prosa fiksi, dan drama terdapat perbedaan.

Berikut rincian unsur-unsur tersebut.

1. Unsur intrinsik puisi terdiri dari: tema, amanat, perasaan,nada, akuliruk-dialirik,


citraan, rima, tipografi, enjambemen, bahasa kiasan, gaya bahasa.
2. Intrinsik prosa fiksi terdiri dari: tema dan amanat, alur dan plot, latar (setting),
tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan (terdiri dari dimensi fisiologis,
dimensi sisiologis, dan dimensi psikologis), bahasa, sudut pandang, 
3. Intrinsik drama terdiri atas: babak, adengan, dialog, notasi.

Unsur ekstrinsik yang banyak memengaruhi terciptanya karya sastra antara lain sebagai
berikut.

1. Latar belakang pengarang dan pandangan hidup pengarang,

2. kemasyarakatan,
3. latar belakang cerita, dan latar belakang penciptaan yang menggambarkan sejarah,

4. situasi dan kondisi saat penciptaan,

5. kapan karya sastra itu dicipta.

B. Kegiatan Belajar 2 Genre Puisi

Berdasarkan waktu kemunculannya, puisi dapat digolongkan atas 3 kelompok yaitu: (1)
puisi lama, (2) puisi baru, dan puisi modern. Berikut uraian jenis-jenis dari ketiga
periodesasi puisi yang dimaksud.

1. Puisi lama terdiri atas: (a) mantra, (b) bidal, (c) pantun, (d) karmina, (e) talibun, (f)
seloka, (g) gurindam, dan (h) syair.

2. Puisi baru terdiri atas: (a) distichon  atau sajak 2 seuntai, (b) terzina  atau sajak 3
seuntai, (c) quatrain  atau sajak 4 seuntai, (d) quint  atau sajak 5
seuntai, (e) sextet  atau sajak 6 seuntai, (f) septima  atau sajak 7
seuntai, (g) stanza/octav    atau sajak 8 seuntai, dan (h) soneta  atau sajak 14 seuntai.
3. Puisi modern dapat digolongkan berdasarkan cara pengungkapan penyair, yaitu
terdiri atas: (a) puisi epik, (b) puisi lirik, serta (c) puisi dramatik. Di dalam puisi
modern muncul bentuk puisi kontemporer.

Berdasarkan keterbacaannya atau tingkat kemudahan memaknainya, penggolongan puisi


dilakukan atas: (1) puisi diafan, (2) puisi prismatis, serta (3) puisi gelap.

C. Kegiatan Belajar 3 Genre Prosa fiksi

Karya sastra berbentuk prosa atau lengkapnya prosa fiksi, sering juga disebut sebagai
cerita rekaan. Prosa terdiri dari prosa lama dan prosa baru/modern. Prosa lama terdiri atas:
fabel, cerita rakyat, dan prosa lirik, serta prosa modern yang terbagi atas : cerpen, novel,
dan anekdot (unsur, kaidah, dan struktur).

Tokoh utama dalam fabel haruslah binatang yang dapat berperilaku bagaikan manusia.
Melalui perilaku binatang yang menjadi tokoh cerita, tujuan fabel ditulis untuk memberi
pelajaran moral bagi para pembacanya. Fabel termasuk dalam cerita rakyat.

Cerita rakyat adalah cerita yang beredar di kalangan masyarakat. Jenis cerita rakyat dapat
dibagi menjadi: (1) mite, (2) legenda, (3) sage, dan (4) fabel. Contoh legenda nusantara
yang terkenal, antara lain: legenda Danau Toba dan legenda Tangkuban Perahu.

D. Kegiatan Belajar 3 Genre Prosa fiksi


Sama halnya dengan prosa dan puisi, drama juga terdiri atas drama tradisional dan drama
modern. 1) Drama Tradisional yang membahas lenong dan ketoprak, (2) Drama Modern
membicarakan drama dan monolog sebagai teks, serta (3) Naskah dan pementasan drama.
Selain drama ada pula yang disebut monolog, yaitu sejenis drama yang menggunakan
cakapan tunggal untuk mengungkapkan apa yang dirasakan atau situasi yang dihadapi.

Unsur pendukung dalam suatu pementasan drama, meliputi: (1) naskah drama, (2)
sutradara, (3) pemeran, (4) para penata, dan (5) penonton.

2. KRONOLOGIS TENTANG SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN


SUBSTANSI GENRE SASTRA,  BAIK PROSA MAUPUN PUISI

a. Sastra lama/ melayu

Sebelum masyarakat Melayu mengenal tulisan, karya-karya sastra tersebut disampaikan


secara lisan kurang lebih tahun 1500. Penyebarannya hanya dari mulut ke mulut dan
bersifat statis. Namun, setelah masyarakat Melayu mengenal tulisan, karya-karya tersebut
mulai dituliskan oleh para ahli sastra masa itu tanpa menyebut pengarangnya dan tanggal
penulisannya (anonim).

Sastra Melayu sangat dipengaruhi oleh sastra Islam sehingga banyak terdapat kata-kata
yang sukar karena jarang didengar. Alat penyampainya adalah bahasa Arab-Melayu
dengan huruf Arab gundul sehingga sering menimbulkan bahasa yang klise. Di sisi lain,
karya-karya sastra yang dihasilkan selalu berisikan hal-hal yang bersifat moral,
pendidikan, nasihat, adat-istiadat, dan ajaran-ajaran agama. Cara penulisannya pun
terkungkung kuat oleh aturan-aturan klasik, terutama puisi. Aturan-aturan itu meliputi
masalah irama, ritme, persajakan atau rima yang teratur.

Sastra Melayu muncul sejak bahasa Melayu itu sendiri muncul pertama kali. Bahasa
Melayu berasal dari daerah Riau dan Malaka, berkembang dan menyebar ke seluruh
pelosok nusantara dibawa oleh pedagang. Berikut ragam sastra melayu dan bagian-
bagiannya.

1. Pada ragam karya sastra puisi, Sastra Melayu yang pertama berbentuk mantera,
pantun, syair. Kemudian, bermunculan pantun kilat (karmina), seloka, talibun, dan
gurindam.
2. pada ragam karya sastra prosa, Sastra Melayu yang pertama berbentuk cerita-cerita
pelipur lara, dan dongeng-dongeng. Dongeng meliputi legenda, sage, fabel, parabel,
mite, dan cerita jenaka atau orang-orang malang/pandir.Bahkan, ragam karya sastra
melayu ada yang berbentuk hikayat, tambo, cerita berbingkai, dan wiracarita (cerita
panji). Pada cerita dongeng sering isinya mengenai cerita kerajaan (istanasentris)
dan fantastis. Kadang-kadang cerita tersebut di luar jangkuan akal manusia
(pralogis).
3. Drama di tanah air sudah hidup sejah zaman Melayu. Bahasa yang digunakan
masyarakat Melayu pada waktu itu adalah bahasa Melayu Pasar (bahasa Melayu
Rendah). Rombongan drama yang terkenal pada masa ini adalah Komedie
Stamboel. 

Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara
lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Prosa lama memiliki ciri-ciri
diantaranya sebagai berikut:

1) Bersifat Statis
Prosa lama memiliki bentuk sama, pola-pola kalimatnya sama, banyak kalimat
dan ungkapan yang sama, tema ceritanya sama sesuai dengan perkembangan
masyarakat yang lambat.
2) Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena
perhubungan beberapa unsur kuat sekali.
3) Bersifat tradisional
Prosa lama bersifat tradisional, kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang
sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita
juga sering diulang.
4) Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat (anonim)
Prosa lama merupakan milik bersama yaitumenggambarkan tradisi masyarakat
yang lebih menonjolkan kekolektifan daripada keindividualan. 
5) Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja dan
kaum bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan
perurutan waktu dan kejadian-kejadiannya (tidak kronologis) sehingga alur
cerita sulit dipahami
6) Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional
Bahasanya bersifat klise, bahasanya dipengaruhi oleh kesustraan Budha dan
Hindu yang sulit untuk dipahami dan dipengaruhi bahasa melayu.
7) Sifatnya fantasis tau khayal
Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa
ke dalam khayal dan fantasi.

Bentuk-bentuk prosa lama di antaranya sebagai berikut.


1.      Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri,
pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan
kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak
masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah.
Contoh: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra
Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
2.      Dongeng
Dongen adalah cerita rekaan yang sama dengan novel atau cerpen. Dongeng adalah cerita
yang dikisahkan tentang hal-hal yang tidak masuk akal atau tak mungkin terjadi.
Dongeng sendiri ragamnya, yaitu sebagai berikut:
a. Fabel
Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran
moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh: Kancil dengan Buaya,
Kancil dengan Harimau, Kancil yang cerdik, Kancil dengan Lembu, Burung
Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi,
dan lain-lain.

b. Mite (Mitos)
Mite (mitos) adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap
sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh: Nyai
Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang
Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.

c. Legenda
Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu
tempat atau wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-
lain.

d. Sage
Sage adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan
keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh: Calon
Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
e. Parabel
Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan
dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat
Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
f. Dongeng Jenaka
Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau
cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh: Pak Pandir, Lebai
Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.

3.      Cerita Bingkai

Cerita berbingkai, adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan
oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam.

 Periodesasi Prosa Indonesia


a. Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an)
Ciri umum angkatan ini adalah tema berkisari tentang konflik adat antara kaum tua
dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari
Minangkabau, bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu, bercorak aliran romantik
sentimental.

Tokohnya adalah Marah Rusli (roman Siti Nurbaya), Merari Siregar (roman Azab
dan Sengsara), Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang
Perempuan), Hamka (roman Di Bawah Lindungan Ka’bah), Tulis Sutan Sati (novel
Sengsara Membawa Nikmat), Hamidah (novel Kehilangan Mestika), Abdul Muis
(roman Salah Asuhan), M Kasim (kumpulan cerpen Teman Duduk).

b. Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an)


Cirinya adalah: 1) Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia modern, 2)
Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang
kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya, 3)
Pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda, dan  4) Setting
yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.
Tokohnya adalah STA Syhabana (novel Layar Terkembang, roman Dian Tak
Kunjung Padam), Armin Pane (novel Belenggu), Sanusi Pane (drama Manusia
Baru), M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes), Rustam Efendi (drama
Bebasari), Hamka (roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck).

c. Angkatan ’45
Ciri umumnya adalah bentuk prosanya lebih bebas, prosanya bercorak realisme,
tema dan setting yang menonjol adalah revolusi, lebih mementingkan isi daripada
keindahan bahasa, dan jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya.

Tokohnya Achdiat Kartamiharja (novel Atheis), Idrus (novel Surabaya, Aki),


Mochtar Lubis (kumpulan drama Sedih dan Gembira), Pramduya Ananta Toer
(novel Keluarga Gerilya), Utuy Tatang Sontani (novel sejarah Tambera).

d. Angkatan ’66
Ciri umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik,
menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa.

Tokohnya adalah N.H. Dini (novel Pada Sebuah Kapal), A.A. Navis (novel
Kemarau), Toha Mohtar (novel Pulang), Mangunwijaya (novel Burung-burung
Manyar), Iwan Simatupang (novel Ziarah), Mochtar Lubis (novel Harimau-
Harimau), Mariannge Katoppo (novel Raumannen).

Periodesasi Prosa Indonesia

A. Angkatan Balai Pustaka

Sebagian besar angkatan 20 menyukai bentuk puisi lama (syair dan  pantun), tetapi
golongan muda sudah tidak menyukai lagi. Golongan muda lebih menginginkan puisi
yang merupakan pancaran jiwanya sehingga mereka mulai menyindirkan nyanyian
sukma dan jeritan jiwa melalui majalah Timbul, majalah PBI, majalah Jong Soematra.
Perintis puisi baru pada masa angkatan 20 adalah Mr. Moh. Yamin. Beliau dipandang
sebagai penyair Indonesia baru yang pertama karena ia mengadakan pembaharuan puisi
Indonesia.
Pengarang berikutnya pada masa angkatan 20 di bidang puisi adalah
Rustam Effendi.Rustam Effendi dipandang sebagai tokoh peralihan.Rustam
Effendi bersama Mr. Muh. Yamin mengenalkan puisi baru, yang disebut soneta
sehingga beliau dianggap sebagai pembawa soneta di Indonesia. Kumpulan sajak
yang ditulis oleh Rustam Effendi pada tahun 1924 adalah Percikan Permenungan.
Penyair berikutnya adalah Sanusi Pane. Beliau menciptakan 3 buah kumpulan sajak,
yaitu:
(1). Pancaran Cinta (seberkas prosa lirik, 1926)
(2). Puspa Mega (1927)
(3). Madah Kelana (1931)

Dengan demikian, ciri-ciri puisi pada periode angkatan 20, yaitu:


(1). Masih banyak berbentuk syair dan pantun.
(2). Puisi bersifat dikdaktis.

B. A N G K A T A N 33 ( P U J A N G G A B A R U )

Nama angkatan Pujangga Baru diambil dari sebuah nama majalah sastra yang terbit
tahun 1933. Majalah itu bernama Pujangga Baroe. Majalah Pujangga  Baru dipimpin
oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, Sanusi Pane, dan Armijn Pane.
Keempat tokoh tersebutlah sebagai pelopor Pujangga Baru.

Angkatan Pujangga Baru disebut Angkatan Tiga Puluh. Angkatan ini berlangsung


mulai 1933 – 1942 (Masa penjajahan Jepang). Karya-karya sastra yang lahir dalam
angkatan ini mulai memancarkan jiwa yang dinamis, individualistis, dan tidak terikat
dengan tradisi, serta seni harus berorientasi pada kepentingan masyarakat. Di samping
itu, kebudayaan yang dianut masyarakat adalah kebudayaan dinamis. Kebudayaan
tersebut merupakan gabungan antara kebudayaan barat dan kebudayaan timur sehingga
sifat kebudayaan Indonesia menjadi universal.

Puisi angkatan 33 ini lebih memancarkan peranan kebangsaan, cinta  kepada tanah air,
antikolonialis, dan kesadaran nasional. Akan tetapi, bagaimanapun usahanya untuk
bebas, ternyata dalam puisi angkatan ini masih terikat jumlah baris tiap bait dan nama
puisinya berdasarkan jumlah baris tiap baitnya, seperti distichon (2 seuntai), terzina (3
seuntai), kwatryn (4 seuntai), quint (5 seuntai), sektet (6 seuntai), septima (7 seuntai),
oktav (8 seuntai). Bahkan, ada juga yang gemar dalam bentuk soneta. Hal
tersebut tampak dalam kumpulan sanjak:
Puspa Mega karya Sanusi Pane
Madah Kelana karya Sanusi Pane
Tebaran Mega karya STA
Buah Rindu  karya Amir Hamzah
Nyanyi Sunyi karya Amir Hamzah
Percikan Pemenungan karya Rustam effendi
Rindu Dendam  karya J.E. Tatengkeng

Tokoh yang terkenal sebagai raja penyair Pujangga Baru dan Penyair Islam adalah
Amir Hamzah. Kumpulan sanjaknya adalah Buah Rindu, Nyanyi Sunyi, dan Setanggi
Timur.
Dengan demikian, ciri-ciri angkatan 33 ini yaitu:
(1). Tema utama adalah persatuan.
(2). Beraliran Romantis Idialis.
(3). Dipengaruhi angkatan 80 dari negeri Bewlanda.
(4). Genre sastra yang paling banya adalah roman, novel, esai, dan sebagainya.
(5). Karya sastra yang paling menonjol adalah Layar Terkembang.
(6). Bentuk puisi dan prosa lebih terikat oleh kaidah-kaidah.
(7). Isi bercorak idealisme
(8). Mementingkan penggunaan bahasa yang indah-indah.

C. A N G K A T A N 4 5

Angkatan 45 disebut juga sebagai Angkatan Chairil Anwar atau


angkatan kemerdekaan. Pelopor Angkatan 45 pada bidang puisi adalah Chairil
Anwar, sedangkan pelopor Angkatan 45 pada bidang prosa adalah Idrus. Karya Idus
yang terkenal adalah Corat-Coret di Bawah Tanah
Karya-karya yang lahir pada masa angkatan 45 ini sangat berbeda dari karya  sastra
masa sebelumnya. Ciri khas angkatan 45 ini yaitu bebas, individualistis, universalistik,
realistik, futuristik.

Karya sastra pada masa angkatan 45 ini adalah Deru Campur Debu (kumpulan puisi,
1949), Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Luput (kumpulan puisi, 1949),
Tiga Menguak Takdir (kumpulan puisi, 1950). Ketiga karya tersebut diciptakan oleh
Chairil Anwar. Di samping itu, karya sastra angkatan 45 lain adalah Surat Kertas hijau
(kumpulan puisi) karya Sitor Sitomorang, Bunga Rumah Makan (drama) karya Utuy
Tatang Sontani, Sedih dan Gembira (drama) karya Usmar Ismail, Surat Singkat
Tentang Essai (buku kumpulan Essai) karya Asrul Sani, Kesusasteraan Indonesia
Modern Dalam Kritik dan Essai (Kupasan kritik dan essai tentang sastra Indonesia)
karya H.B.Jassin, Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma (kumpulan cerpen) karya
Idrus, Atheis (roman) karya Achdiat Karta Miharja, Chairil anwar
pelopor Angkatan 45 (essai) karya H.B.Jassin, dan sebagainya.

D. A N G K A T A N 66
Nama angkatan 66 dikemukakan oleh H.B.Jassin. Angkatan 66 muncul di  tengah-
tengah keadaan politik bangsa Indonesia yang sedang kacau. Kekacauan politik itu
terjadi karena adanya teror PKI. Akibat kekacauan politik itu, membuat  keadaan
bangsa Indonesia kacau dalam bidang kesenian dan kesusatraan. Akibatnya kelompok
lekra di bawah PKI bersaing dengan kelompok Manikebu yang memegang sendi-sendi
kesenian, kedamaian, dan pembangunan bangsa dan Pancasila.

Ciri-ciri Angkatan 66, yaitu tema protes sosial dan politik,


bercorak realisme, mementingkan isi, dan memperhatikan nilai estetis. Karya sastra
yang paling dominan pada angkatan 66 ini adalah puisi yang berbau protes. Beberapa
karya sastra pada masa angkatan 66 antara lain Tirani (kumpulan puisi) karya Taufik
Ismail, Pahlawan Tak dikenal (kumpulan puisi) karya Toto sudarto Bachtiar, Balada
Orang-Orang Tercinta (Kumpulan puisi) karya W.S. Rendra, Malam Jahanam (drama)
karya Motinggo Busye, Kapai-Kapai (drama) karya Arifin C.Noer, Perjalanan
Penganten (kisah) karya Ajip Rosidi, Seks sastra kita (Essai) karya Hartoyo Andang
Jaya, Pagar Kawat berduri (roman) karya Toha Mohtar, Pelabuhan Hati (roman) karya
Titis Basino, Pulang (novel) karya Toha Mochtar, Robohnya Surau Kami (Cerpen)
karya A.A. Navis, Merahnya Merah, Koong, Ziarah(novel) karya Iwan
simatupang, Burung-Burung Manyar (novel) karya Y.B. Mangunwijaya, Harimau-
Hariamau (novel ) karya Mochtar lubis, Hati  Yang Damai, Dua Dunia, Pada Sebuah
Kapal, La Barka, Namaku Hiroko (novel) karya N.H. Dini.

E. ANGKATN ‘80

Setiap angkatan sastra mempunyai karakteristiknya masing-masing yang


membedakan dengan yang lain. Berikut adalah karakteristik sastra angkatan 1980:
1. puisi yang dihasilkan bercorak spritual religius, seperti karya yang berjudul “Kubakar
Cintaku” karya Emba Ainun Najib;
2. sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme;
3. sastrawan menggunakan konsep improvisasi;
4. karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat
yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya;
5. menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan;
6. bahasa yang digunakan  realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis;
7. terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya;
8. mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai
konflikdengan pemikiran timur;

Berikut merupakan sastrawan puisi angkatan ’80 yaitu di antaranya: Ahmadun Yosi
Herfanda, Y.B Mangunwijaya, Darman Moenir,Budi Darma, Sindhunata, Arswendo
Atmowiloto, Hilman Hariwijaya, Dorothea Rosa Herliany, Gustaf Rizal, Remy Sylado

F. ANGKATAN MODERN

Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tanganSoeharto ke BJ Habibie lalu KH


Abdurahman Wahid (Gus Dur) danMegawati Sukarnoputri, muncul wacana
tentang Sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya
karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya
seputar Reformasi. Di rubrik sastra Harian Republika, misalnya, selama berbulan-bulan
dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas
pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema
sosial-politik.Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang
terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik
yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatar belakangi kelahiran karya-karya sastra —
puisi, cerpen, dan novel — pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari
tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda dan Acep
Zamzam Noer, Hartono Benny Hidayat, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak
sosial-politik mereka.

3. ARGUMENTASI DALAM BENTUK KONSEP DAN RANCANGAN


PEMBELAJARAN SASTRA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH DAN
PERJELASAN TENTANG TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN
BAGI SISWA DALAM KEHIDUPAN DI MASYARAKAT.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah :   SMP Negeri 2 Penengahan


Mata Pelajaran :   Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :   VIII/1
Materi Pokok :   Unsur-unsur pembangun Teks Puisi
Alokasi Waktu :   6 x 40 menit  (3 pertemuan )

A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI 3: Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin


tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata

KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.       KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.8 Menelaah unsur-unsur pembangun 3.8.1 Menentukan unsur-usur pembangun puisi
teks puisi(perjuangan, lingkungan
hidup, kondisi sosial, dan/ 3.8.2. Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi
atau keragaman budaya, dan lain- dari segi bentuk
3.8.3
lain) yang diperdengarkan atau Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi
dibaca dari segi isi

4.8 Menyajikan gagasan, perasaan, dan 4.8.1 Menjawab pertanyaan tentang unsur-unsur


pendapat dalam bentuk teks puisi pembangun puisi
secara tulis/lisan dengan
memperhatikan unsur-unsur Menyimpulkan unsur-unsur pembangun
4.8.2 puisi dari segi bentuk dan isi
pembangun puisi
Menulis puisi bebas sesuai dengan unsur-
4.8.3 unsur pembangunnya

Nilai Karakter

Religius dan integritas

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama

Setelah mengikuti pembelajaran tentang unsur-unsur pembangun puisi, siswa diharapkan


dapat:

1. menentukan informasi tentang unsur-unsur pembangun puisi secara benar .


2. menentukan unsur-unsur pembangun puisi dari segi lahir (bentuk)  secara benar.
3. Menentukan unsur-unsur pembangun puisi dari segi isi(makna) secara benar.

Pertemuan Kedua

Setelah mengikuti pembelajaran tentang unsur-unsur pembangun puisi, siswa diharapkan


dapat:

1. Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi dari segi lahir (bentuk)secara benar.


2. Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi dari segi isi( makna)  secara benar.

Pertemuan Ketiga

Setelah mengikuti pembelajaran unsur-unsur pembangun puisi, siswa diharapkan dapat:

1. Menjawab pertanyaan tentang unsur-unsur pembangun puisi dengan benar.


2. Menyimpulkan unsur-unsur pembangun puisi dengan benar.
3. Menulis puisi bebas sesuai tema yang sudah ditentukan dengan benar.

Fokus Karakter
Religius, kreatif, mandiri, cinta damai

D.  MATERI PEMBELAJARAN

1.  Pengertian unsur-unsur pembangun puisi


2.  Macam-macam unsur pembangun puisi
3.  Langkah-langkah menulis puisi

E.  METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik

F. MEDIA DAN BAHAN

1. Media::
LCD proyektor
2.      Bahan :
a. Teks puisi “ Sesat”  karya Muhzarodin
b. Unsur-unsur pembangun puisi
G. SUMBER BELAJAR

Harsiati,.Titik dkk.2017.  Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 8. Jakarta:


Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian, Balitbang, Kemdikbud, 

Harsiati,.Titik dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 8.  Jakarta:


Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian, Balitbang, Kemdikbud.

Kemdikbud. 2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia edisi 4. Badan Jakarta:


Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. .

Keraf Gorys, 1991. Diksi dan Gaya Bahasa.  Jakarta: PT Gramedia.

Rahmanto. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Sumardjo,  Jakob. 1983. Himpunan Materi Seni Sastra 1,2,3. Solo : Tiga Serangkai.

H.  LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan Pertama

Langkah/ Kegiatan Pembelajaran Waktu


Tahap
Pendahuluan 1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan 1          10’
berdoa. (PPK)
2. Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
3. Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
Kegiatan Inti 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri 60’
dari empat orang. (4C-collaboration)
2. Siswa membaca puisi yang berjudul “Sesat” Karya
Muhzarodin. (literasi)
3. Siswa secara berkelompok merumuskanunsur-unsur
pembangun puisi  (4C)
4. Siswa mengidentifikasi struktur lahir/bentuk
puisi. (HOTS)
5. Siswa mengidentifikasi struktur batin/isi puisi.
6. Dengan dipandu guru, siswa membuat pertanyaan
secara berkelompok mengenaiunsur-unsur pembangun
puisi.
7. Masing-masing kelompok mencari informasi dari
berbagai sumber informasi atau berdiskusi dengan
anggota kelompoknyatentang unsur-unsur pembangun
puisi.(literasi)
8. Siswa menuliskan informasi yang diperoleh
dari berbagai sumber tentang unsur-unsur pembangun
puisi.
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok di
depan kelas. (4C-communication)
10. Siswa lain diberi kesempatan untuk menyampaikan
tanggapan.
Penutup 1. Guru memberi penguatan terkait dengan materi yang telah 10’
dipelajari.
2. Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah berlangsung.
3. Siswa menerima tugas dari guru untuk menemukan unsur-
unsur pembangun puisi dari teks puisi yang sudah
ditentukan(HOTS)
4. Siswa merefleksi proses KBM yang berlangsung.
5. Guru beserta siswa mengakhiri kegiatan belajar mengajar
dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa. (PPK)

Pertemuan Kedua

Langkah/ Kegiatan Pembelajaran Waktu


Tahap
Pendahuluan 1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa. 1          10’
2. Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa
5. Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
Kegiatan Inti 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 60’
empat orang.
2. Siswa menelaah puisi ditentukan oleh guru menurut unsur-
unsur pembangunnya.
3. Setiap kelompok membacakan hasil telaah puisinya.
4. Dengan dipandu guru, siswa membuat pertanyaan secara
berkelompok mengenai unsur-unsur pembangun puisi yang
yang ditelaahnya..
5. Siswa menukarkan hasil kerja dengan hasil kerja kelompok
lain.
6. Setiap kelompok memberikan penilaian atas hasil kelompok
lain.
7. Setiap kelompok menyampaikan hasil penilaiannya,
kelompok lain menanggapi.
Penutup 1. Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang 10’
telah berlangsung.
2. Siswa menerima tugas dari guru, yaitu menulis puisi bebas
sesuai dengan tema yang ditentukan..
3. Guru beserta siswa mengakhiri kegiatan belajar mengajar
dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Pertemuan Ketiga
Langkah/ Kegiatan Pembelajaran Waktu
Tahap
Pendahuluan 1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa. 1          10’
2. Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
3. Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa
5. Guru dan siswa menyepakati langkah- langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
Kegiatan Inti 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4 60’
orang.
2. Siswa secara berkelompok menulis puisi bebas dengan tema
yang sudah ditentukan dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangunnya.
3. Setiap kelompok membacakan puisi hasil ciptaannya.
4. Dengan dipandu guru, siswa membuat pertanyaan yang
berkaitan dengan unsur-unsur pembangun puisi.
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan
kelas.
6. Siswa lain diberi kesempatan untuk menyampaikan
tanggapan tentangunsur-unsur pembangun puisi yang
diciptakannya..
Penutup 1. Guru memberi penguatan terkait dengan materi yang telah 10’
dipelajari.
2. Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang
telah berlangsung.
3. Guru beserta siswa mengakhiri kegiatan belajar mengajar
dengan mengucap syukur.
I.  PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL, DAN PENGAYAAN        

1. Teknik Penilaian
a. Sikap (spiritual dan sosial)
Observasi (jurnal)

b. Pengetahuan
1) Tes tertulis (Uraian)
2)  Penugasan (Lembar Kerja)

c. Keterampilan :
Praktik (Penilaian Praktik)

2.   Pembelajaran Remedial
Tulis kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
•    pembelajaran ulang
•    bimbingan perorangan
•    belajar kelompok
•    pemanfaatan tutor sebaya
bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.
3.   Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi
kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman materi (kompetensi)
antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi,
meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber.

A.    Penilaian
a.      Pengamatan Sikap
a)      Teknik Penilaian            :observasi
b)      Kisi-kisi

Butir
No Sikap/Nilai Indikator
Instrumen
1 Mensyukuri     Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam menyajikan 1
keberadaan bahasa informasi lisan maupun tulisan di dalam kelas maupun di luar
Indonesia kelas
2 Jujur     Menunjukkan sikap jujur dalam kegiatan pembelajaran 2

3 Santun 1. Terbiasa menggunakan pilihan kata kalimat, dan gestur dengan 3


santun dalam setiap komunikasi
2.   Tidak menyela pembicaraan orang lain

4
4 Percaya Diri 1.  Terbiasa  berinisiatif dalam bahasan memecahkan masalah. 5
2.  Terbiasa  memberi pendapat dalam bahasan pemecahan
masalah.
6

c)      Bentuk instrumen          : observasi

d)     Instrumen

Lembar Pengamatan Sikap

Religius Jujur Santun Percaya diri


No. Nama Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
….

Rubrik penilaian sikap religius


Rubrik Skor
1.      Tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia dalam menyajikan informasi lisan maupun tulisan di 1
dalam kelas maupun di luar kelas
2.      Kadang-kadang  menggunakan bahasa Indonesia dalam menyajikan informasi lisan maupun tulisan di 2
dalam kelas maupun di luar kelas
3.      Sering  menggunakan bahasa Indonesia dalam menyajikan informasi lisan maupun tulisan di dalam 3
kelas maupun di luar kelas
4.      Selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam menyajikan informasi lisan maupun tulisan di dalam 4
kelas maupun di luar kelas

Rubrik penilaian sikap jujur

Rubrik Skor
1.      Sikap jujursama sekali tidak ditunjukan  dalam melakukan kegiatan 1

2.      Sikap jujur sudah ditunjukan  dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum 2
ajeg/konsisten
3.      Sikap jujur sudah ditunjukan  dalam melakukan kegiatan yang  cukup sering dan mulai ajeg/konsisten 3
4.      Sikap jujur sudahditunjukan  dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten 4

Rubrik penilaian sikap santun

Rubrik Skor
1.      Tidak terbiasa menggunakan pilihan kata kalimat, dan gestur dengan santun dalam setiap komunikasi 1
dan tidak menyela pembicaraan orang lain
2.      Kadang-kadang menggunakan pilihan kata kalimat, dan gestur dengan santun dalam setiap 2
komunikasi dan tidak menyela pembicaraan orang lain
3.      Sering menggunakan pilihan kata kalimat, dan gestur dengan santun dalam setiap komunikasi dan 3
tidak menyela pembicaraan orang lain
4.      Selalu menggunakan pilihan kata kalimat, dan gestur dengan santun dalam setiap komunikasi dan 4
tidak menyela pembicaraan orang lain

Rubrik penilaian sikap percaya diri

Rubrik Skor
1.      Tidak pernah berinisiatif dalam memecahkan masalah dan tidak pernah memberi pendapat dalam 1
bahasan pemecahan masalah.Sikap percaya dirisama sekali tidak ditunjukan  dalam melakukan
kegiatan
2.      Kadang-kadang berinisiatif dalam memecahkan masalah dan kadang-kadang  memberi pendapat 2
dalam bahasan pemecahan masalah.Sikap percaya dirikadang-kadangditunjukan  dalam melakukan
Rubrik Skor
kegiatan
3.      Sering berinisiatif dalam memecahkan masalah dan sering  memberi pendapat dalam bahasan 3
pemecahan masalah.Sikap percaya diriseringditunjukan  dalam melakukan kegiatan
4.      Selalu berinisiatif dalam memecahkan masalah dan selalu  memberi pendapat dalam bahasan 4
pemecahan masalah.Sikap percaya selaluditunjukan  dalam melakukan kegiatan

e)      Pedoman Penilaian Sikap

Nilai = Skor yang diperoleh  x 100


               Skor maksimal

b.      Penilaian Pegetahuan

a)      Teknik Penilaian            :Tes tertulis


b)      Kisi-kisi

No Indikator Butir Instrumen


1         Menyebutkan unsur-unsur pembangun puisi 5
        Menjelaskan unsur pembangun puisi dari segi lahir/ bentuk
        Menjelaskan unsur pembangun puisi dari segi isi/ makna

c)      Bentuk instrumen          : Uraian non objektif


d)     Instrumen

AYAH

Kerut di  wajah tanda usia senja


Tak menghalangi langkah tegarmu
Mandi keringat membanting tulang
Demi kami semua keluargamu

Fajar menyingsing kau melangkah


Di senja hari baru kau kembali
Hanya ada satu tujuan mulia
Memberi sinar bahagia bagi kami

Kau memohon pada Tuhan


Berkah keselamatan untuk ayah
Memberi rahmad dan kekuatan
Melindungi jalan kehidupannya

                                    Karya Yayuk Pratiwi.                                                

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!


1.      Sebutkan unsur-unsur  pembangun  puisi yang Anda ketahui!
Jelaskan :

a.          Rima yang digunakan dalam  puisi yang berjudul “Ayah”


b.          Temukan penggunaan majas yang ter dapat pada puisi di atas!
c.          Bagaimana pemilihan diksi dalam puisi di atas!

3.        Apakah tema puisi di atas?


4.        Pesan apa yang ingin disampaikan pengarang melalui  puisi tersebut!
5.        Jelaskan suasana yang tergambar dalam puisi tersebut!
Pedoman Penskoran

No. Aspek dan Kriteria Skor


1. Kelengkapan 
Unsur pembangun puisi lengkap 3
b.   Unsur pembangun puisi kurang lengkap 2
    Unsur pembangun puisi tidak  lengkap 1
2. Kesesuaian
a. Data (kalimat) mendukung atau sesuai dengan unsur pembangun puisi yang dimaksud 3
b.  Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang sesuai dengan unsur pembangun 2
puisi yang dimaksud
1
   Data (kalimat) tidak mendukung atau tidak sesuai dengan unsur pembangun puisi yang
dimaksud

e). Pedoman Penilaian Pengetahuan

Nilai = Skor yang diperoleh  x 100


               Skor maksimal

c.       Penilaian Keterampilan
a)      Teknik Penilaian            :Tes tertulis
b)      Kisi-kisi

No Indikator Butir Instrumen


1 4.3.1 Menulis puisi menurut unsur-unsur pembangunnya 4

c)      Bentuk instrumen          : Uraian


d)     Instrumen

1)      Setelah memahami unsur-unsur pembangun teks puisi, susunlah kata-kata tersebut


menjadi sebuah puisi!

e)      Pedoman Penilaian Keterampilan


Nilai = Skor yang diperoleh  x 100
                 Skor maksimal

Mengetahui, Penengahan, Januari 2019


Kepala Sekolah, Guru,

YASIR ARAFAT, S.E, M.M. FATHLY HUSNAWAN, M.Pd.


NIP 19 7501152006041006 NIP 198508162015031002
MANFAAT PEMBELAJARAN STRUKTUR PUISI BAGI SISWA DALAM
KEHIDUPAN DI MASYARAKAT.

Dalam rancangan pembelajaran struktur puisi yang saka kemukakan dirahapkan


bahwa siswa mendapatkan beberapa manfaat yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupan di masyarakat yaitu sebagai berikut.
1. Dengan memahami berbagai tema dan amanat dalam puisi, siswa jadi mengerti
bahwa dalam masyarakat banyak sekali permasalahan dan berbagai solusinya
untuk menyelesaikannya.
2. Bahwa diharapkan siswa mampu menulis puisi dan adapun kemampuan menulis
puisi dalam masuarakat dibutuhkan sebagai sarana hiburan, kontrol sosial dan
ekonomi bagi berbagai pihak seperti penulis, penerbit, toko buku, dll.
3. Bahwa diharapkan siswa mampu membaca puisi dengan baik bermanfaat dalam
masyarakat. Dalam masyarakat pada moment tertentu biasannya membutuhkan
orang-orang yang mahir membaca puisi. Acara tersebut di antaranya lomba puisi,
sambutan acara, peringatan hari – hari besar nasional, dll.

Anda mungkin juga menyukai