JAWABAN
Bagian pertama dalam rangkuman ini menjelaskan tentang teori sastra struktural dan struktur
pembangun karya sastra. Teori struktural merupakan pengembangan dari pendekatan
objektif, yang melihat karya sastra secara otonom hanya dari unsur intrinsik. Struktural juga
menganggap penting dukungan dari unsur ekstrinsik cerita, karena unsur tersebut ikut
memengaruhi keutuhan makna karya sastra.
Karya sastra dibangun oleh sebuah struktur yang terdiri atas unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam karya sastra,
sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang turut mendukung cerita dari luar karya
tersebut. Unsur ekstrinsik yang memengaruhi karya sastra, berbentuk sama pada tiga genre
sastra, namun unsur intrinsik dalam puisi, prosa fiksi, dan drama terdapat perbedaan.
Unsur ekstrinsik yang banyak memengaruhi terciptanya karya sastra antara lain sebagai
berikut.
2. kemasyarakatan,
3. latar belakang cerita, dan latar belakang penciptaan yang menggambarkan sejarah,
Berdasarkan waktu kemunculannya, puisi dapat digolongkan atas 3 kelompok yaitu: (1)
puisi lama, (2) puisi baru, dan puisi modern. Berikut uraian jenis-jenis dari ketiga
periodesasi puisi yang dimaksud.
1. Puisi lama terdiri atas: (a) mantra, (b) bidal, (c) pantun, (d) karmina, (e) talibun, (f)
seloka, (g) gurindam, dan (h) syair.
2. Puisi baru terdiri atas: (a) distichon atau sajak 2 seuntai, (b) terzina atau sajak 3
seuntai, (c) quatrain atau sajak 4 seuntai, (d) quint atau sajak 5
seuntai, (e) sextet atau sajak 6 seuntai, (f) septima atau sajak 7
seuntai, (g) stanza/octav atau sajak 8 seuntai, dan (h) soneta atau sajak 14 seuntai.
3. Puisi modern dapat digolongkan berdasarkan cara pengungkapan penyair, yaitu
terdiri atas: (a) puisi epik, (b) puisi lirik, serta (c) puisi dramatik. Di dalam puisi
modern muncul bentuk puisi kontemporer.
Karya sastra berbentuk prosa atau lengkapnya prosa fiksi, sering juga disebut sebagai
cerita rekaan. Prosa terdiri dari prosa lama dan prosa baru/modern. Prosa lama terdiri atas:
fabel, cerita rakyat, dan prosa lirik, serta prosa modern yang terbagi atas : cerpen, novel,
dan anekdot (unsur, kaidah, dan struktur).
Tokoh utama dalam fabel haruslah binatang yang dapat berperilaku bagaikan manusia.
Melalui perilaku binatang yang menjadi tokoh cerita, tujuan fabel ditulis untuk memberi
pelajaran moral bagi para pembacanya. Fabel termasuk dalam cerita rakyat.
Cerita rakyat adalah cerita yang beredar di kalangan masyarakat. Jenis cerita rakyat dapat
dibagi menjadi: (1) mite, (2) legenda, (3) sage, dan (4) fabel. Contoh legenda nusantara
yang terkenal, antara lain: legenda Danau Toba dan legenda Tangkuban Perahu.
Unsur pendukung dalam suatu pementasan drama, meliputi: (1) naskah drama, (2)
sutradara, (3) pemeran, (4) para penata, dan (5) penonton.
Sastra Melayu sangat dipengaruhi oleh sastra Islam sehingga banyak terdapat kata-kata
yang sukar karena jarang didengar. Alat penyampainya adalah bahasa Arab-Melayu
dengan huruf Arab gundul sehingga sering menimbulkan bahasa yang klise. Di sisi lain,
karya-karya sastra yang dihasilkan selalu berisikan hal-hal yang bersifat moral,
pendidikan, nasihat, adat-istiadat, dan ajaran-ajaran agama. Cara penulisannya pun
terkungkung kuat oleh aturan-aturan klasik, terutama puisi. Aturan-aturan itu meliputi
masalah irama, ritme, persajakan atau rima yang teratur.
Sastra Melayu muncul sejak bahasa Melayu itu sendiri muncul pertama kali. Bahasa
Melayu berasal dari daerah Riau dan Malaka, berkembang dan menyebar ke seluruh
pelosok nusantara dibawa oleh pedagang. Berikut ragam sastra melayu dan bagian-
bagiannya.
1. Pada ragam karya sastra puisi, Sastra Melayu yang pertama berbentuk mantera,
pantun, syair. Kemudian, bermunculan pantun kilat (karmina), seloka, talibun, dan
gurindam.
2. pada ragam karya sastra prosa, Sastra Melayu yang pertama berbentuk cerita-cerita
pelipur lara, dan dongeng-dongeng. Dongeng meliputi legenda, sage, fabel, parabel,
mite, dan cerita jenaka atau orang-orang malang/pandir.Bahkan, ragam karya sastra
melayu ada yang berbentuk hikayat, tambo, cerita berbingkai, dan wiracarita (cerita
panji). Pada cerita dongeng sering isinya mengenai cerita kerajaan (istanasentris)
dan fantastis. Kadang-kadang cerita tersebut di luar jangkuan akal manusia
(pralogis).
3. Drama di tanah air sudah hidup sejah zaman Melayu. Bahasa yang digunakan
masyarakat Melayu pada waktu itu adalah bahasa Melayu Pasar (bahasa Melayu
Rendah). Rombongan drama yang terkenal pada masa ini adalah Komedie
Stamboel.
Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara
lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Prosa lama memiliki ciri-ciri
diantaranya sebagai berikut:
1) Bersifat Statis
Prosa lama memiliki bentuk sama, pola-pola kalimatnya sama, banyak kalimat
dan ungkapan yang sama, tema ceritanya sama sesuai dengan perkembangan
masyarakat yang lambat.
2) Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena
perhubungan beberapa unsur kuat sekali.
3) Bersifat tradisional
Prosa lama bersifat tradisional, kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang
sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita
juga sering diulang.
4) Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat (anonim)
Prosa lama merupakan milik bersama yaitumenggambarkan tradisi masyarakat
yang lebih menonjolkan kekolektifan daripada keindividualan.
5) Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja dan
kaum bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan
perurutan waktu dan kejadian-kejadiannya (tidak kronologis) sehingga alur
cerita sulit dipahami
6) Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional
Bahasanya bersifat klise, bahasanya dipengaruhi oleh kesustraan Budha dan
Hindu yang sulit untuk dipahami dan dipengaruhi bahasa melayu.
7) Sifatnya fantasis tau khayal
Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa
ke dalam khayal dan fantasi.
b. Mite (Mitos)
Mite (mitos) adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap
sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh: Nyai
Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang
Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
c. Legenda
Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu
tempat atau wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-
lain.
d. Sage
Sage adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan
keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh: Calon
Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
e. Parabel
Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan
dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat
Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
f. Dongeng Jenaka
Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau
cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh: Pak Pandir, Lebai
Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.
3. Cerita Bingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan
oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam.
Tokohnya adalah Marah Rusli (roman Siti Nurbaya), Merari Siregar (roman Azab
dan Sengsara), Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang
Perempuan), Hamka (roman Di Bawah Lindungan Ka’bah), Tulis Sutan Sati (novel
Sengsara Membawa Nikmat), Hamidah (novel Kehilangan Mestika), Abdul Muis
(roman Salah Asuhan), M Kasim (kumpulan cerpen Teman Duduk).
c. Angkatan ’45
Ciri umumnya adalah bentuk prosanya lebih bebas, prosanya bercorak realisme,
tema dan setting yang menonjol adalah revolusi, lebih mementingkan isi daripada
keindahan bahasa, dan jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya.
d. Angkatan ’66
Ciri umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik,
menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa.
Tokohnya adalah N.H. Dini (novel Pada Sebuah Kapal), A.A. Navis (novel
Kemarau), Toha Mohtar (novel Pulang), Mangunwijaya (novel Burung-burung
Manyar), Iwan Simatupang (novel Ziarah), Mochtar Lubis (novel Harimau-
Harimau), Mariannge Katoppo (novel Raumannen).
Sebagian besar angkatan 20 menyukai bentuk puisi lama (syair dan pantun), tetapi
golongan muda sudah tidak menyukai lagi. Golongan muda lebih menginginkan puisi
yang merupakan pancaran jiwanya sehingga mereka mulai menyindirkan nyanyian
sukma dan jeritan jiwa melalui majalah Timbul, majalah PBI, majalah Jong Soematra.
Perintis puisi baru pada masa angkatan 20 adalah Mr. Moh. Yamin. Beliau dipandang
sebagai penyair Indonesia baru yang pertama karena ia mengadakan pembaharuan puisi
Indonesia.
Pengarang berikutnya pada masa angkatan 20 di bidang puisi adalah
Rustam Effendi.Rustam Effendi dipandang sebagai tokoh peralihan.Rustam
Effendi bersama Mr. Muh. Yamin mengenalkan puisi baru, yang disebut soneta
sehingga beliau dianggap sebagai pembawa soneta di Indonesia. Kumpulan sajak
yang ditulis oleh Rustam Effendi pada tahun 1924 adalah Percikan Permenungan.
Penyair berikutnya adalah Sanusi Pane. Beliau menciptakan 3 buah kumpulan sajak,
yaitu:
(1). Pancaran Cinta (seberkas prosa lirik, 1926)
(2). Puspa Mega (1927)
(3). Madah Kelana (1931)
B. A N G K A T A N 33 ( P U J A N G G A B A R U )
Nama angkatan Pujangga Baru diambil dari sebuah nama majalah sastra yang terbit
tahun 1933. Majalah itu bernama Pujangga Baroe. Majalah Pujangga Baru dipimpin
oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, Sanusi Pane, dan Armijn Pane.
Keempat tokoh tersebutlah sebagai pelopor Pujangga Baru.
Puisi angkatan 33 ini lebih memancarkan peranan kebangsaan, cinta kepada tanah air,
antikolonialis, dan kesadaran nasional. Akan tetapi, bagaimanapun usahanya untuk
bebas, ternyata dalam puisi angkatan ini masih terikat jumlah baris tiap bait dan nama
puisinya berdasarkan jumlah baris tiap baitnya, seperti distichon (2 seuntai), terzina (3
seuntai), kwatryn (4 seuntai), quint (5 seuntai), sektet (6 seuntai), septima (7 seuntai),
oktav (8 seuntai). Bahkan, ada juga yang gemar dalam bentuk soneta. Hal
tersebut tampak dalam kumpulan sanjak:
Puspa Mega karya Sanusi Pane
Madah Kelana karya Sanusi Pane
Tebaran Mega karya STA
Buah Rindu karya Amir Hamzah
Nyanyi Sunyi karya Amir Hamzah
Percikan Pemenungan karya Rustam effendi
Rindu Dendam karya J.E. Tatengkeng
Tokoh yang terkenal sebagai raja penyair Pujangga Baru dan Penyair Islam adalah
Amir Hamzah. Kumpulan sanjaknya adalah Buah Rindu, Nyanyi Sunyi, dan Setanggi
Timur.
Dengan demikian, ciri-ciri angkatan 33 ini yaitu:
(1). Tema utama adalah persatuan.
(2). Beraliran Romantis Idialis.
(3). Dipengaruhi angkatan 80 dari negeri Bewlanda.
(4). Genre sastra yang paling banya adalah roman, novel, esai, dan sebagainya.
(5). Karya sastra yang paling menonjol adalah Layar Terkembang.
(6). Bentuk puisi dan prosa lebih terikat oleh kaidah-kaidah.
(7). Isi bercorak idealisme
(8). Mementingkan penggunaan bahasa yang indah-indah.
C. A N G K A T A N 4 5
Karya sastra pada masa angkatan 45 ini adalah Deru Campur Debu (kumpulan puisi,
1949), Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Luput (kumpulan puisi, 1949),
Tiga Menguak Takdir (kumpulan puisi, 1950). Ketiga karya tersebut diciptakan oleh
Chairil Anwar. Di samping itu, karya sastra angkatan 45 lain adalah Surat Kertas hijau
(kumpulan puisi) karya Sitor Sitomorang, Bunga Rumah Makan (drama) karya Utuy
Tatang Sontani, Sedih dan Gembira (drama) karya Usmar Ismail, Surat Singkat
Tentang Essai (buku kumpulan Essai) karya Asrul Sani, Kesusasteraan Indonesia
Modern Dalam Kritik dan Essai (Kupasan kritik dan essai tentang sastra Indonesia)
karya H.B.Jassin, Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma (kumpulan cerpen) karya
Idrus, Atheis (roman) karya Achdiat Karta Miharja, Chairil anwar
pelopor Angkatan 45 (essai) karya H.B.Jassin, dan sebagainya.
D. A N G K A T A N 66
Nama angkatan 66 dikemukakan oleh H.B.Jassin. Angkatan 66 muncul di tengah-
tengah keadaan politik bangsa Indonesia yang sedang kacau. Kekacauan politik itu
terjadi karena adanya teror PKI. Akibat kekacauan politik itu, membuat keadaan
bangsa Indonesia kacau dalam bidang kesenian dan kesusatraan. Akibatnya kelompok
lekra di bawah PKI bersaing dengan kelompok Manikebu yang memegang sendi-sendi
kesenian, kedamaian, dan pembangunan bangsa dan Pancasila.
E. ANGKATN ‘80
Berikut merupakan sastrawan puisi angkatan ’80 yaitu di antaranya: Ahmadun Yosi
Herfanda, Y.B Mangunwijaya, Darman Moenir,Budi Darma, Sindhunata, Arswendo
Atmowiloto, Hilman Hariwijaya, Dorothea Rosa Herliany, Gustaf Rizal, Remy Sylado
F. ANGKATAN MODERN
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Nilai Karakter
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Pertemuan Ketiga
Fokus Karakter
Religius, kreatif, mandiri, cinta damai
D. MATERI PEMBELAJARAN
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Media::
LCD proyektor
2. Bahan :
a. Teks puisi “ Sesat” karya Muhzarodin
b. Unsur-unsur pembangun puisi
G. SUMBER BELAJAR
Sumardjo, Jakob. 1983. Himpunan Materi Seni Sastra 1,2,3. Solo : Tiga Serangkai.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
1. Teknik Penilaian
a. Sikap (spiritual dan sosial)
Observasi (jurnal)
b. Pengetahuan
1) Tes tertulis (Uraian)
2) Penugasan (Lembar Kerja)
c. Keterampilan :
Praktik (Penilaian Praktik)
2. Pembelajaran Remedial
Tulis kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
• pembelajaran ulang
• bimbingan perorangan
• belajar kelompok
• pemanfaatan tutor sebaya
bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi
kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman materi (kompetensi)
antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi,
meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber.
A. Penilaian
a. Pengamatan Sikap
a) Teknik Penilaian :observasi
b) Kisi-kisi
Butir
No Sikap/Nilai Indikator
Instrumen
1 Mensyukuri Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam menyajikan 1
keberadaan bahasa informasi lisan maupun tulisan di dalam kelas maupun di luar
Indonesia kelas
2 Jujur Menunjukkan sikap jujur dalam kegiatan pembelajaran 2
4
4 Percaya Diri 1. Terbiasa berinisiatif dalam bahasan memecahkan masalah. 5
2. Terbiasa memberi pendapat dalam bahasan pemecahan
masalah.
6
d) Instrumen
Rubrik Skor
1. Sikap jujursama sekali tidak ditunjukan dalam melakukan kegiatan 1
2. Sikap jujur sudah ditunjukan dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum 2
ajeg/konsisten
3. Sikap jujur sudah ditunjukan dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten 3
4. Sikap jujur sudahditunjukan dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten 4
Rubrik Skor
1. Tidak terbiasa menggunakan pilihan kata kalimat, dan gestur dengan santun dalam setiap komunikasi 1
dan tidak menyela pembicaraan orang lain
2. Kadang-kadang menggunakan pilihan kata kalimat, dan gestur dengan santun dalam setiap 2
komunikasi dan tidak menyela pembicaraan orang lain
3. Sering menggunakan pilihan kata kalimat, dan gestur dengan santun dalam setiap komunikasi dan 3
tidak menyela pembicaraan orang lain
4. Selalu menggunakan pilihan kata kalimat, dan gestur dengan santun dalam setiap komunikasi dan 4
tidak menyela pembicaraan orang lain
Rubrik Skor
1. Tidak pernah berinisiatif dalam memecahkan masalah dan tidak pernah memberi pendapat dalam 1
bahasan pemecahan masalah.Sikap percaya dirisama sekali tidak ditunjukan dalam melakukan
kegiatan
2. Kadang-kadang berinisiatif dalam memecahkan masalah dan kadang-kadang memberi pendapat 2
dalam bahasan pemecahan masalah.Sikap percaya dirikadang-kadangditunjukan dalam melakukan
Rubrik Skor
kegiatan
3. Sering berinisiatif dalam memecahkan masalah dan sering memberi pendapat dalam bahasan 3
pemecahan masalah.Sikap percaya diriseringditunjukan dalam melakukan kegiatan
4. Selalu berinisiatif dalam memecahkan masalah dan selalu memberi pendapat dalam bahasan 4
pemecahan masalah.Sikap percaya selaluditunjukan dalam melakukan kegiatan
b. Penilaian Pegetahuan
AYAH
e). Pedoman Penilaian Pengetahuan
c. Penilaian Keterampilan
a) Teknik Penilaian :Tes tertulis
b) Kisi-kisi