Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN IBU HAMIL TRIMESTER III

A. Pengertian
Umur kehamilan antara 28-42 minggu ( Kapita Selekta kedokteran, hal: 253 ), mur
kehamilan dari bulan ke 7-9 bulan ( Pelayanan Kesehatan Maternal neonatal, hal:
89 ), umur kehamilan antara 28-40 minggu ( Sinopsis obstetri Jilid 1, hal: 43 ).
Merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode
penantian ( Perawatan Ibu Hamil, hal: 73 )
B. Perubahan fisiologis
Pada saat kehamilan wanita hamil akan mengalami perubahan-perubahan pada
badannya diantaranya :
1. Uterus
Pada akhir kehamilan ( 40 minggu ) berat uterus yang awalnya sebelum hamil 30
gram menjadi 100 gram. Dengan panjang ± 20 cm dan lebar dindingnya ± 2,5 cm.
Pada kehamilan 28 minggu fundus uteri terletak ± 3 jari di atas umbilicus dan pada
kehamilan 36 minggu fundus terletak ± 1 jari di bawah px. Pembesaran uterus
dikarenakan hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan mengikuti
pertumbuhan janin. Sehingga dengan adanya pembesaran uterus dapat menekan
semua organ di dalam tubuh terutama organ di bagian perut. Salah satunya adalah
menekan ligamentum rotundum sehingga ibu akan merasa nyeri pada daerah ini.
Selain itu, ada pembesaran uterus, kurvatur dari vertebrata umbosakral meningkat
sehingga menyebabkan spasme otot karena uterus menekan akar syaraf. Akibatnya
pinggang akan terasa nyeri.
2. Vagina dan vulva
Karena pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang meningakat maka
pembuluh darah akan mengalami peningkatan sehingga vulva tampak merah kebiru-
biruan ( tanda cadwicks ). Portiopun juga tampak merah kebiru-biruan. Karena
adanya peningkatan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan produksi lender
meningkat sehingga terjadi hyperplasia mukosa vagina. Akibatnya terjadi keputihan
( fluor albus ).
3. System respirasi
Pada kehamilan > 32 minggu banyak wanita hamil yang mengeluh tentang rasa sesak
dan pendek nafas. Hal ini dikarenakan usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar
kea rah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Selain itu kadar
estrogen dan progesterone meningkat, mengakibatkan kadar CO2 menurun dan kadar
O2 meningkat. Jadi untuk memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat 20-25 %, ibu
hamil selalu bernafas lebih dalam.
4. Traktus digestivus
Karena adanya kadar estrogen yang meningkat disertai dengan hormone progesterone
yang juga meningkat menyebabkan tonus otot traktus digestivus menurun, sehingga
mobilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Sehingga yang merupakan salah
satu keluhan utama ibu hamil.
5. Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan, bila bagian terbawah janin sudah mulai masuk PAP maka akan
timbul keluhan sering kencing ( nocturia ). Hal ini disebabkan karena kandung
kencing tertekan oleh pembesaran uterus. Bagian terbawah janin juga menekan
kandung kencing
6. Kulit ( system integument )
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi yang dipengaruhi oleh
Melanophore Stimulating Hormon ( MSH ) yang meningkat. MSH dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofise dan dipengaruhi kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini
terjadi pada strie gravidarum, livide/alba, areola mammae, papilla mammae, linea
nigra, dahi, hidung, dan pipi yang dikenal sebagai cloasma gravidarum
C. Faktor psikologis
TM III disebut juga sebagai periode penantian. Ibu merasa tidak sabar dan gelisah
menanti kelahiran bayinya. Ibu juga cenderung merasa ketakutan dan kekhawatiran
terhadap hidup dan bayinya karena tidak tahu kapan akan melahirkan. Ibu juga akan
merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul waktu persalinan. Selain itu
ibu juga takut kalau nanti bayi yang akan dilahirkan akan cacat/tidak normal. Oleh
karena itu, ibu sangat memerlukan dukungan dari suami, keluarga, bidan dan orang
tredekat lainnya. Disamping itu pada pertengahan TM III, hasrat seksual tidak
setinggi pada TM II karena adanya pembesaran abdomen.
D. Kebutuhan fisik ibu hamil TM III
1. Makanan ibu hamil
Pada kehamilan TM III, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Umumnya nafsu makan ibu sangat baik, dan ibu sering merasa lapar.
Pada masa ini hindari makan yang berlebihan sehingga berat badan tidak naik terlalu
banyak. Bahan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti yang manis-
manis dan gorengan perlu dikurangi. Bahan makanan sumber zat pembangun dan
pengatur perlu di berikan lebih banyak disbanding pada kehamilan TM II, karena
selain untuk pertumbuhan janin yang sangat pesat, juga diperlukan untuk ibu dalam
persiapan persalinan.
2. hygiene selama kehamilan
Kesehatan jasmani dan rohani saat hamil sangat penting karena berkaitan dengan
pertumbuhan rohani dan jasmani janin dalam rahim. Ibu hamil dan menyusui juga
penting memperhatikan kebersihan badan. Kebersihan jasmani sangat penting karena
saat hamil banyak keringat, terutama di daerah lipatan kulit. Mandi 2-3 kali sehari
membantu kebersihan badan dan mengurangi infeksi.
Puting susu perlu mendapat perhatian khusus, membersihkan puting susu sambil
menarik keluar sebagai persiapan untuk member ASI. Pakaian sebaiknya dari bahan
yang dapat menyerap keringat, sehingga badan selalu kering terutama di daerah
lipatan kulit.
3. Defekasi
Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi
lebih basah. Situasi basah ini menyebabkan jamur ( trikomonas) kambuh sehingga
wanita hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat
mengganggu, sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat
residu ( sisa ) yang memudahkan infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan
mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan
sekitar alat kelamin.
Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar, sehingga buang
air besarnya mengalami obstipasi ( sembelit ). Sembelit dapat terjadi secara mekanis
yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil . Untuk mengatasi sembelit
dianjurkan untuk meningkatkan gerak atau aktivitas jasmani, banyak makan makanan
berserat ( sayur dan buah-buahan ), dan bila dipandang perlu dapat dibantu dengan
obat pelunak feses ( laksatif ) dosis ringan.
E. Kebutuhan psikis ibu hamil
Kehamilan berarti mulainya kehidupan berdua karena ibu mempunyai tugas penting
untuk memelihara janinnya sampai cukup bulan dan menghadapi proses persalinan.
Dengan demikian ibu seyogyanya memperhatikan diri, apalagi saat ini telah
dicanangkan konsep “ janin sebagai penderita ( pasien )” yang berarti janin
mempunyai hak untuk dilindungi dan mendapatkan hak khusus.
Diantara nasihat yang diberikan pada ibu hamil adalah menjaga kebersihan, rajin
bekerja sebagaimana mestinya, banyak membaca ceritera/bacaan yang dapat
meningaktkan budi pekerti, menciptakan suasana kekeluargaan agar penuh dengan
aktivitas positif, dan isteri membaca bacaan yang bermanfaat dalam perkembagan
kejiwaan. Metode lama dalam membantu tumbuh-kembang janin dalam rahim
terutama “ kejiwaan “ sehingga dengan dasar jiwa yang sehat akan tumbuh jasmani
yag sehat.
F. Pertumbuhan janin
Akhir bulan 7 : panjangnya 35-38 cm, beratnya ± 1000 gram. Kalau lahir dapat hidup
di dunia luar walaupun kemungkinan untuk hidup terus masih kecil. Kalau menangis
mengeluarkan suara yang lemah.
Akhir bulan 8 : panjangnya 42,5 cm dan beratnya 1700 gram. Permukaan kulit masih
merah dan keriput seperti kulit orang yang tua.
Akhir bulan 9 : panjangnya 46 cm dan beratnya 2500 gram, karena sudah ada lapisan
lemak di bawah kulit, ia sudah berisi.
Akhir bulan 10 : janin sudah cukup bulan ( matur, a terme ). Panjangnya 50 cm,
beratnya 3000 gram. Bayi laki-laki biasanya lebih berat dari bayi wanita. Kulitnya
halus dan hamper tidak ada lanugo lagi. Pada kulit masih terdapat vernik caseosa ialah
campuran sel-sel epitel kulit, lanugo dan secret kelenjar lemak. Kepala ditumbuhi
rambut, kuku melebihi ujung jari. Pada laki-laki testis sudah ada dalam skrotum dan
pada wanita labia mayora menutupi labia minora.
G. Masalah-masalah pada ibu hamil TM III
1. Persalinan prematuritas
2. Kehamilan ganda ( kembar )
3. Perdarahan plasenta previa
4. Perdarahan solusio plasenta
5. Kehamilan dengan ketuban pecah dini
6. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim
7. Kehamilan lewat waktu persalinan
8. Kehamilan dengan pre-eklampsia dan eklampsia
H. Fokus pembahasan
1. Serotinus
a. Definisi
Serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap.
Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan perhitungn usia kehamilan dengan rumus
Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus uteri ( Kapita Selekta Kedokteran
jilid 1 ).
b. Etiologi
Penyebab terjadinya kehamilan post matur belum diketahui dengan jelas, namun
diperkirakan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:
Masalah ibu:
- Cervix belum matang
- Kecemasan ibu
- Persalinan traumatis
- Hormonal
- Factor herediter
Masalah bayi:
- Kelainan pertumbuhan janin
- Oligohidramnion.
c. Tanda dan Gejala
1. Gerakan janin jarang ( secara subjektif kurang dari 7x / 20 menit atau secara
objektif kurang dari 10x / menit., pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri
dari:
a. Stadium I : kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit
menjadi kering, rapuh dan mudah terkelupas.
b. Stadium II : seperti stadium I, ditambah dengan pewarnaan mekoneum
( kehijuan di kulit.
c. Stadium III : seperti stadium I, ditambah dengan warna kuning pada kuku, kulit
dan tali pusat.
2. Berat badan bayi lebih berat dari bayi matur.
3. Tulang dan sutura lebih keras dari bayi matur
4. Rambut kepala lebih tebal.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
2. Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
3. Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
4. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
5. Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
6. Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
7. Pemeriksaan sitologi vagina.
e. Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan lebih dari 40- 42 minggu, yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik – baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan cervik, apabila
sudah matang, boleh dilakukan induksi persalinan.
4. Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin postmatur kadang – kadang besar dan kemungkinan disproporsi
cephalopelvix dan distosia janin perlu diperhatikan. Selain itu janin post matur lebih
peka terhadap sedative dan narkosa.
5. Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila pada keadaan
onsufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang, pembukaan belum
lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin, primigravida tua, kematian janin dalam
kandungan,pre eklamsi, hipertensi menahun, anak berharga dan kesalahan letak janin.
I. Daftar pustaka
Cunningham. Mac Donald. Grant obstetric Williams. Ed 18 Jakarta: EGC, 1995.
Hamilton PM, Dasar – dasar keperawatan maternitas Ed 6, Jakarta : EGD. 1995.
Mansjoer, Arif, Kapita selekta kedokteran jilid 1 Ed 3, Jakarta : Media Aesculapius.
1999
Mochtar R. Sinopsis obstetric jilid 1. Ed 2. Jakarta: EGC.1998
Dongoes, Moorhouse, Rencana perawatan maternal/ bayi Ed 1, Jakarta : EGC 2001.

Anda mungkin juga menyukai