PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kesehtatan reproduksi merupakan bagian penting dari program kesehatan dan
merupakan titik pusat sumber daya manusia mengingat pengaruhnya terhadap setiap
orang dan mencakup banyak aspek kehidupan sejak dalam kandungan sampai pada
kematian (saifudin,2003).
Persoalan kesehatan reproduksi bukan hanya mecakup persoalan kesehatan
reproduksi wanita secara sempit dengan mengkaitkan seputar wanita usia subur yang
sudah menika,namun mencakup pada setiap tahap dalam lingkungan hidup mulai sejak
masa kanak-kanak,remaja ,dewasa reproduktif baik menikah maupun tidak hingga pada
wanita menepouse.aAgar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat setiap
wanita hendaknya terbebas dari kelainan atau penyakit,baik langsung maupun tidak
langsung mengenai organ reproduksi.Salah satu kondisi diatas adalah adanya kanker
pada organ reproduksi (Harahap,2008).
Kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher
Rahim yang tidak lazim (abnormal).Tetapi sebelu sel-sel tersebut menjadi sel-sel
kanker,terjadi beberapa perubahan yang dialamioleh sel-sel tersebut.Perubahan sel-sel
tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah
menjadi sel-sel kanker (Ramli,dkk 2002).
Di seluruh duni,kanker srviks adalah kanker yang paling sering menyerang
perempuansetelah kanker payudara dan paling sering menyebabkan kematian pada
wanita.Setiap tahunnya sebanyak 490 ribu perempuan duni dan 80% perempuan di
negara berkembang terdiagnosa menderita kaker serviks,sekitar 240 ribu di antaranya
meninggal dunia.Bahkan setiap satu menitnya ditemukan satu kasus baru dan dan
setiap dua menitnya merupakan satu kematian.Peningkatan angka kejadian kanker
diperkirakan sebesar 1% per tahun (Nofa,2003).
Di Indonesia penyakit kanker serviks saat ini menempati urutan pertama daftar
kanker dan saat ini ada sekitar 100 kasus per 100.000 penduduk atau 200 ribu kasus
setiap tahunnya.Sebanyak 41 kasus baru dan 20 kematian akibat kanker serviks
ditemukan setiap tahunnya yang diakibatkan karena lebih dari 70% kasus yang datang
ke rumah sakit,ditemukan dalam stadium lanjut.Insiden kanker serviks meningkat sejak
usi 25-34 tahun dan menunjukkan punxcaknya pada kelompok umur 45-54 tahun untuk
seluruh Indonesia (Yatim F,2005)
2. Rumusan masalah
a. Apa definisi kanker serviiks?
b. Apa etiologi kanker serviks?
c. Bagaimana patofisiologi dari kanker serviks?
d. Bagaimana tanda dan gejala kanker serviks?
e. Bagaimana pencegahan pada kanker serviks?
f. Bagaimana factor resiko kanker serviks?
g. Bagaimana cara mendeteksi dini pada kanker serviks ?
h. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kanker serviks?
i. Bagaimana penatalaksanaan pada kanker serviks?
j. Apa saja manifestasi klinis dari kanker serviks?
k. Bagaimana asuhan keperawatan pada kanker serviks?
3. Manfaat penulisan
a. Mendapatkan pengetahuan tentang kanker serviks
b. Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada kalien kanker
serviks
c. Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker serviks
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa kehidupan wanita menjadi perubahan fisiologis pada epitel serviks epitel
kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang diduga berasal dari cadangan epitel
kolumnar.Proses pergantian ini disebut proses metaplasia dan terjadi akibat pengaruh Ph vagina
yang rendah.Akibat proses metaplasia ini maka secara morfogenetik terdapat 2 SSK,yaitu SSK
(sel skuamosa karsinoma) asli dan SSK baru yang menjadi tempat pertemuan antara epitel
skuamosa baru dengan epitel kolumnar (rahmawan,2009).
Daerah di antara SSK ini disebut daerah transformasi.Masuknya mutagen atau bahan-
bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetic pada saat fase aktif metaplasia dapat
menimbulkan sel-sel yang berpotensi ganas.Perubahan ini biasanya terjadi di darah
transformasi.Mutagen tersebut berasal dari agen-agen yang ditularkan secara hubungan seksual
dan diduga bahwan HPV memegang peranan penting.Sel yang mengalami mutase tersebut
dapat berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut
dysplasia.Perbedaan derajat dysplasia didasarkan atas tebal epitel yang mengalami kelainan dan
berat ringannya kelainna sel.Sedangkan karsinoma in-situ adalah gangguan maturase epitel
skuamos yang menyerupai karsinoma invasif tetapi membrana basalis masih utuh
(rahmawan,2009)
Kanker insitu pada serviks adalah keadaan dimana sel neoplastic terjadi pada seluruh
lapisan epitel disebut dysplasia.Displasia merupakan neoplasma serviks intraephitelia (CNI).CNI
terbagi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat 1 ringan,tingkat 2 sedang,tingkat 3 berat.Tidak ada
gejala spesifik untuk kanker servikspendarahan merupakan satu -satunya gejala yang
nyata,tatapi gejala ini hanya ditemukan pada tahap lanjut.Sedangkan tahap awal tidak
(pince,Sylvia a,2010).