Anda di halaman 1dari 9

Angka kecukupan gizi (AKG) harian balita usia 1-3 tahun

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

 Energi: 1125 kkal


 Protein: 26 gr
 Lemak 44 gr
 Karbohidrat 155 gr
 Serat: 16 gr
 Air: 1200 mililiter (ml)

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin 

 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 6 miligram (mg)
 Vitamin K: 15 mcg

Mineral 

 Kalsium: 650 mg
 Fosfor: 500 mg
 Magnesium: 60 mg
 Natrium: 1000 mg
 Kalium: 3000 mg
 Besi: 8 mg

Panduan makan harian usia 1-3 tahun

Setelah usia anak menginjak 1 tahun dan mulai terbiasa dengan makanan padat, Anda
mulai bisa memberikan makanan lainnya. Idealnya, makanan dengan bentuk dan tekstur
yang biasanya menjadi menu makan anggota keluarga.

Bukan hanya itu, Anda juga harus pintar-pintar dalam memvariasikan makanan si kecil.
Tentu saja memberikan variasi makanan ini bisa Anda lakukan dengan bertahap.

Mulailah untuk lebih sering memberikan anak balita anak sayur, buah-buahan, lauk pauk
dari sumber protein hewani dan nabati, hingga makanan pokok sumber kalori.

Dengan begitu, kebutuhan gizi harian anak balita akan lebih tercukupi dengan optimal berkat
beragam sumber makanan yang dimakannya. Demikian juga porsi makanan yang sebaiknya
ditingkatkan secara bertahap, tapi tetap seimbang dan tidak berlebihan.

Sebab kebutuhan zat gizi harian anak menginjak usia balita ini sudah mulai meningkat. Hal
ini dikarenakan masa pertumbuhan anak di usia ini terbilang cepat dan disertai dengan si
kecil yang semakin aktif.

Perilaku makan anak usia 1-3 tahun


Di masa ini, anak biasanya sudah bisa memilih makanannya sendiri. Bahkan ia telah punya
menu makanan favoritnya. Sayangnya, hal ini membuat anak terkadang suka memilih-milih
makanan alias picky eater.

Dalam beberapa kasus mungkin si kecil akan menolak makanan yang ia tak sukai. Nah,
supaya lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan gizi anak balita, Anda mesti
memahami perilaku makan yang mungkin ia lakukan di usia tersebut.

Usia 1-1,5 tahun

Anak akan terbiasa menggenggam dan melepaskan makanan dengan jari. Cara memegang
sendoknya juga belum benar, bahkan bisa memasukkan sendok ke mulut dengan posisi
terbalik.

Anak juga biasanya belum terlalu mahir menggunakan gelas atau cangkir, sehingga kerap
masih berceceran. Umumnya, anak akan meminta makanan yang sama seperti dimakan
orang tuanya.

Usia 1,5-2 tahun

Anak biasanya lebih senang makan dengan tangan, serta suka bereksperimen dengan
berbagai tekstur makanan. Di usia ini anak mulai mengerti mana makanan yang disukainya
dan yang tidak, sehingga cenderung lebih pemilih.

Usia 2-3 tahun

Karasteristik makan anak sudah lebih baik di usia ini. Anak cukup mahir memegang gelas,
mampu mengunyah makanan dalam jumlah banyak, serta memasukkan sendok ke mulut di
posisi yang tepat.

Meski begitu, sesekali mungkin masih banyak makanan yang tumpah dan mengalami
tersedak. Anak juga sudah mulai bisa memilih makanan yang ingin ia makan, serta lebih
tertarik makan sendiri ketimbang disuapi.

Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kebiasaan makan anak

Kalau anak sudah mulai bertingkah saat makan, berikut tindakan yang bisa Anda lakukan:

 Berikan makanan dalam porsi sedikit dulu.


 Perkenalkan makanan baru satu per satu.
 Sajikan beberapa jenis makanan baru agar anak bisa memilih.
 Mulai dengan makanan padat kemudian cair.
 Angkat makanan bila anak mulai memainkan atau membuang makanannya.
 Bersihkan mulut anak setelah selesai makanan.
 Ajak anak makan bersama anggota keluarga lainnya.
10 Nutrisi untuk anak yang penting untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya

1. Kalsium

Kalsium merupakan salah satu nutrisi untuk anak yang penting untuk didapatkan tubuh.
Kalsium berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat, menjaga fungsi otot
dan saraf yang sehat, membantu proses pembekuan darah, serta membantu tubuh
mengubah makanan menjadi energi. Anda dapat memberikan kalsium pada anak dengan
memberikannya susu, ikan dan keju.

2. Asam Lemak Esensial

Asam lemak esensial ternyata memiliki segudang manfaat bagi anak. Nutrisi ini dapat
membantu pembentukan sel, mengatur sistem saraf, memperlancar aliran darah,
memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan membantu tubuh dalam menyerap nutrisi.

Selain itu, asam lemak esensial juga diperlukan untuk mempertahankan fungsi otak yang
mengatur indra penglihatan anak. Anda dapat memberikan nutrisi untuk anak ini lewat
makanan seperti telur, ikan tuna dan kacang-kacangan.

3. Zat Besi

Zat besi merupakan unsur yang berperan dalam produksi hemoglobin (pigmen merah
pembawa oksigen dalam darah) dan mioglobin (pigmen yang menyimpan oksigen dalam
otot). Kekurangan zat besi pada anak dapat menyebabkan anak terkena anemia.

Jika si kecil mengalami kondisi ini, maka anak akan cenderung merasa lelah, lemas, dan
mudah tersinggung. Berikan nutrisi penting untuk anak ini lewat makanan kaya zat besi
seperti daging, kuning telur, dan ikan.

4.  Magnesium

Magnesium adalah mineral penting bagi kesehatan dan pertumbuhan anak. Beberapa
manfaat magnesium bagi kesehatan yaitu menjaga tulang agar tetap kuat, membuat irama
jantung stabil, mendukung sistem kekebalan tubuh, serta membantu menjaga otot dan
fungsi saraf. Anda bisa mendapatkan nutrisi untuk anak ini lewat asupan seperti buah-
buahan (alpukat dan pisang), tahu, ikan dan sayuran.

5. Kalium

Kalium adalah zat gizi yang bertugas untuk menjaga tekanan darah dengan mengontrol
keseimbangan air dalam tubuh. Tidak hanya itu, kalium juga membantu fungsi otot dan
irama jantung, dan dalam jangka panjang dapat mengurangi risiko batu ginjal dan
osteoporosis.

Berikan anak Anda makanan pisang, tomat, dan susu untuk mendapatkan asupan kalium
yang cukup di tubuhnya.

6. Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu nutrisi untuk anak dikenal baik untuk menjaga kesehatan mata
dan pertumbuhan tulang. Selain itu, vitamin ini dapat membantu melindungi tubuh dari
infeksi, serta menunjang kesehatan dan pertumbuhan sel-sel serta jaringan dalam tubuh,
seperti rambut, kuku, dan kulit. Anda bisa menyediakan vitamin A pada anak lewat sumber
makanan seperti daging sapi, hati ayam, susu dan buah-buahan berwarna cerah

7. Vitamin C

Di dalam tubuh vitamin C digunakan untuk proses pembentukan dan perbaikan sel darah
merah, tulang, dan jaringan di tubuh mereka. Vitamin C juga menjaga gusi anak tetap sehat
dan membantu proses penyembuhan luka, meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
mencegah infeksi, serta membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan. Orangtua wajib
memberi nutrisi untuk anak ini dan bisa didapatkan lewat buah pepaya, nanas, dan melon.

8. Vitamin D

Asupan vitamin D juga tidak kalah penting dengan nutrisi lainnya. Vitamin ini dapat
membantu tubuh anak menyerap mineral seperti kalsium, untuk pembentukan gigi dan
tulang yang kuat, sebab perkembangan massa tulang pada anak harus sangat diperhatikan.
Anda bisa memberikan nutrisi vitamin D untuk anak melalui asupan makanan seperti telur,
tahu, tempe dan daging ikan.

9. Vitamin E

Pada masa pertumbuhan anak, vitamin E diperlukan untuk menangkal radikal bebas yang
dapat merusak sel. Selain itu, vitamin E juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh,
perbaikan DNA, dan proses metabolisme lainnya. Dengan mengonsumsi makanan seperti
bayam. biji-bijian dan buah alpukat, Anda turut memberikan asupan vitamin E yang baik
untuk tubuh anak.

10. Zink (Seng)

Terakhir, zink atau seng adalah nutrisi untuk anak yang penting untuk dipenuhi. Lebih dari
70 enzim dalam tubuh membutuhkan zink (seng) untuk menjalankan fungsinya masing-
masing dalam sistem pencernaan, metabolisme, dan pertumbuhan anak. Nutrisi ini bisa
Anda temukan pada makanan seperti brokoli, bayam dan tomat.

Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi energi dan protein.
Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120 kkal/ kg berat
badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun kurang lebih 10 kkal/
kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan
juga protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan
sebagai zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum,
mengganti sel-sel yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta
sebagai sumber energi. Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu
lemak juga mempunyai 3 fungsi, diantaranya sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat
pelarut vitamin A, D, E, K, serta dapat memberi rasa sedap dalam makanan. Kebutuhan
karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-70% dari total energi. Sumber karbohidrat dapat
diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-tepungan, gula, dan serat makanan. Serat
makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan alat pencernaan. Vitamin dan mineral
pada masa balita sangat diperlukan untuk mengatur keseimbangan kerja tubuh dan
kesehatan secara keseluruhan. Kebutuhan akan vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari
pada protein, lemak, dan karbohidrat.
Ada beberapa hal yang perl dihindari bagi anak agar makannya tidak berkurang, seperti
membatasi makanan yang kurang menguntungkan, seperti coklat, permen, kue-kue manis
karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu makan berkurang. Menghindari makanan
yang merangsang seperti pedas dan terlalu panas, menciptakan suasana makan yang
tentram dan menyenangkan, memilih makanan dengan nilai gizi tinggi, memperhatikan
kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan serta tidak
menghidangkan porsi makanan terlalu banyak.

Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yang pertama adalah balita usia 1-3
tahun. Jenis makanan yang paling disukai anak balita di usia ini biasanya adalah makanan
yang manis-manis, seperti cokelat, permen, es krim, dll. Pada anak usia ini sebaiknya
makanan yang banyak mengandung gula dibatasi, agar gigi susunya tidak rusak atau
berlubang (caries). Pada usia, biasanya anak sangat rentan terhadap gangguan gizi, seperti
kekurangan vitamin A, zat besi, kalori dan protein. Kekurangan vitamin A dapat
mengakibatkan gangguan fungsi pada mata, sedangkan kekurangan kalori dan protein
dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Kedua adalah anak usia 4-6 tahun. Pada usia ini, anak-anak masih rentan terhadap
gangguan penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap
menjadi perhatian orang tua, para pembimbing dan pendidik di sekolah. Pendidikan tentang
nilai gizi makanan, tidak ada salahnya mulai diajarkan pada mereka. Dan ini saat yang tepat
untuk menganjurkan yang baik-baik pada anak, karena periode ini anak sudah dapat
mengingat sesuatu yang dilihat dan didengar dari orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Sehingga akhirnya anak dapat memilih menyukai makanan yang bergizi.

Menu Seimbang
Merupakan kombinasi dari berbagai bahan berikut:
• Karbohidrat: Seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mi.
Kenalkan beragam karbohidrat secara bergantian. Selain sebagai menu utama, karbohidrat
bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat
kentang yang lezat.
• Buah dan sayur: Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel.
Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik dalam
bentuk segar atau diolah menjadi jus.
• Susu dan produk olahannya: Seperti susu pertumbuhan, keju dan yoghurt.
Pastikan balita Ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi susunya
• Protein: Seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan.
Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain. Untuk
vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar vitamin C tinggi untuk
membantu penyerapan zat besi.
• Lemak: Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega, roti, dan kue juga
mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak. 
Pastikan si Kecil mendapatkan kadar lemak esensial dan gula yang cukup bagi
pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa lemak dan gula tidak digunakan sebagai
pengganti jenis makanan lainnya (seperti karbohidrat).

Makanan Yang Harus Dihindari


Beberapa makanan perlu perhatian ekstra untuk dihindari, diantaranya:
• Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet sebaiknya
dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga terutama untuk si
Kecil.
• Penggunaan garam bila diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit. Pilih garam
beriodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan, perhatikan
juga kandungan garamnya.
• Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan gizinya. Ibu
bisa membuat sendiri 'jajanan' untuk balita Ibu hingga ia tidak tergiur untuk jajan.
• Telur dan kerang, karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila Ibu tidak
memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah telur sampai matang untuk
menghindari bakteri yang dapat mengganggu pencernaan.
 • Kacang-kacangan bisa menjadi pencetus alergi. Jangan berikan kacang bila si Kecil
belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.

1. Pangan gizi tinggi


Dodik menganjurkan agar balita mengonsumsi makanan dengan densitas gizi yang tinggi
seperi karbohidrat kompleks, protein hewani, sayuran, dan buah-buahan.

Dalam sehari, untuk balita usia 2-3 tahun dianjurkan makan karbohidrat sebanyak tiga porsi,
sayuran 1,5 porsi, buah tiga porsi, lauk nabati satu porsi, lauk hewani satu porsi, susu satu
gelas, dan satu sendok teh minyak, serta satu sendok makan gula.

Sedangkan usia 3-5 tahun, dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat sebanyak empat
porsi, sayuran dua porsi, buah tiga porsi, lauk nabati dan lauk hewani masing-masing dua
porsi, susu satu porsi, dan minyak empat sendok teh serta gula sebanyak dua sendok
makan.

2. Perhatikan jumlah asupan gula, garam, lemak


Terlalu banyak gula, garam dan lemak ternyata tak baik bagi pertumbuhan anak.

"Gula, garam dan lemak yang berlebih bisa memengaruhi kesehatan dan menyebabkan
kerusakan gigi, obesitas dan tekanan darah tinggi," ucap Dodik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 konsumsi gula tak lebih
dari 50 gram, natrium tidak lebih 2 gram dan lemak tidak lebih dari 67 gram per hari.

Lihat juga:

Wabah Campak dan Gizi Buruk di Asmat

3. Hindari konsumsi olahan industri


Dodik menyarankan untuk menghindari makanan yang terbuat dari olahan industri karena
banyak mengandung garam, gula, dan lemak.

Pangan yang diolah sendiri lebih baik karena bisa diatur takaran dan terjamin
kebersihannya.

4. Air putih yang cukup


Air putih baik untuk metabolisme dan pencernaan tubuh. Anak dianjurkan untuk minum air
putih sebanyak 1,6 liter per hari.

5. Makan bersama anak


Ada baiknya untuk membiasakan makan bersama dengan anak agar asupan bisa dikontrol.
Kebiasaan ini dianggap akan berpengaruh saat anak sudah menginjak usia remaja.

"Jangan izinkan anak makan di luar agar anak terbiasa saat remaja mereka sudah mulai
independen," ujar Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB ini.

6. Imbangi dengan aktivitas


Imbangi pola makan anak dengan aktivitas fisik seperti berlari dan melompat. Kegiatan ini,
kata Dodik, baik untuk mencegah anak dari obesitas.

"Biasakan anak berlari atau aktivitas lain. Jangan jadi yang hanya diam dan melihat gadget,"
ucap Dodik. (chs/chs)

3 Konsep pola asuh untuk anak

Dalam sebuah jurnal Parenting, Richard M. Ryan dan Wendy S. Grolnick mengungkapkan
bahwa ada 3 konsep pola asuh yang akan mempengaruhi bagaimana seorang anak dapat
mengatur dirinya sendiri hingga ia mampu membangun motivasi untuk mencapai
kesuksesan bagi dirinya sendiri.

Ketiga konsep tersebut adalah autonomy support, involment support, dan provision
structure. Ketiga konsep pola asuh tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Hanya saja pemberian porsinya diberikan sesuai dengan tingkat usia dan
pemahaman anak.

Mengajarkan mandi adalah salah satu bentuk pola asuh Autonomy Support

1. Autonomy support

Sesuai dengan namanya, tujuan dari pola pengasuhan ini adalah bagaimana mendorong
anak untuk dapat mandiri melakukan rutinitas hariannya dengan kehendaknya sendiri tanpa
ada paksaan dari luar. Selain itu juga mampu untuk mencari solusi dan mengambil
keputusan untuk setiap masalah yang ia hadapi.

Untuk itu pola pengsuhan yang diterapkan adalah menghargai dan memahami apa yang si
kecil inginkan. Peran orang tua disini adalah sebagai pemberi dukungan dan fasilitator.

Coba juga baca Kedisiplinan anak balita dan sosialisasinya

Autonomy support pada usia balita

Pada usia 2-3 tahun, ijinkan ia mencoba makan sendiri. Jangan surutkan keinginannya
untuk mandiri dengan memarahinya karena makanan berantakan. Biarkan ia memilih
makanan yang hendak ia makan.

Ijinkan pula ia memilih pakaian yang hendak dipakai. Perlahan parents dapat meningkatkan
pembelajaran si kecil dengan membiarkan ia mandi sendiri, buang air dan membersihkan
sendiri, serta membersihkan mainannya sendiri.

Cobalah biasakan menanyakan aktivitas yang hendak ia jalani sesuai mandi, misalnya. Hal
ini akan membantu anak memahami urutan waktu dan kegiatan. Pada usia tiga tahun, mulai
kenalkan si kecil dengan waktu yang tertera pada jam. Kelak ketika memasuki usia lima
tahun, Parents dapat mengajaknya menyusun jadwal harian kegiatan si kecil sesuai dengan
keinginannya.

2. Involment support

Pola pengasuhan involvement support bertujuan untuk memberitahu anak bahwa orang tua
akan selalu terlibat aktif mendukung seluruh kegiatan anak. Pada usia balita, keterlibatan ini
mungkin berupa bantuan atau uluran tangan saat anak kesulitan, melakukan aktivitasnya.
Namun, ketika anak beranjak besar, maka bentuk bantuan harus mulai dikurangi dan
dirubah dalam bentuk komunikasi guna mengetahui apakah anak mengalami masalah atau
tidak.

Involvement support pada usia 0-3 tahun

Bentuk dukungan orang tua pada usia ini tentu saja masih sangat banyak. Orang tua dapat
mengajarkan kepadanya bagaimana memegang sendok saat makan, menggosok gigi,
memegang pensil, belajar berjalan hingga berbahasa.

Involvement support pada usia 3-5 tahun

Seperti pada autonomy support, pada tahap usia ini, orang tua sudah mulai mengurangi
keterlibatannya dalam aktivits anak. Saat anak hendak menggosok gigi, orang tua cukup
membantu mengambilkan air kumur atau menaruh pasta gigi di sikat.

3. Provision support

Provision support merupakan bentuk pola asuh dengan mengenalkan anak kepada aturan.
Pola asuh ini akan membentuk anak untuk berdisiplin menjalankan rutinitasnya sehari-hari.
Selain itu juga membuat anak menyadari bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa ia langgar
dengan alasan kesopanan atau norma lainnya.

Provision structure untuk anak usia 0-1 tahun

Pada tahap ini, pola asuh provision structure yang diberikan dapat berupa ketepatan waktu
mandi, makan, dan tidur. Selain akan membantuk pola kegiatan yang teratur, kebiasaan
seperti ini dapat membantu anak untuk menyesuaikan jam biologisnya dengan anggota
keluarga yang lain.

Meski begitu tetap harus diingat bahwa pola kegiatan bayi berbeda-beda satu dengan yang
lainnya. Untuk itu, amatilah terlebih dahulu bagaimana pola bangun, tidur, dan makan si
kecil, baru kemudian menetapkan jam-jam mandi, tidur siang dan makan yang tepat
untuknya.

Provision structure pada usia 2-5 tahun

Ajaran untuk bertanggung jawab sudah dapat diajarkan mulai usia 2 tahun. Caranya, ajak
anak untuk membersihkan mainannya seusai main. Tetaplah konsisten dengan pola yang
Parents berikan pada saat usianya 1 tahun.

Pada usia 3 tahun, rewards dan punishment sudah bisa mulai dikenalkan. Ajarkan anak
tetang apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Ajak anak untuk menyusun aturan.
Reward apa yang ia inginkan bila ia mampu melakukan sesuai aturan yang disepakati.
Sebaliknya, punishment seperti apa yang akan ia terima bila melanggar aturan-aturan
tersebut.

Adapun 5 kesalahan pola asuh gizi yang biasanya dilakukan adalah :

1. Memaksa Anak untuk Makan


Saat anak enggan makan, jangan paksa Si Kecil mengonsumsi makanannya. Ini hanya
akan membuatnya merasa “terpaksa” dan justru makin tidak menyukai kegiatan ini.
Sebaliknya, biarkan sejenak ketika ia menolak dan minta kembali setelah beberapa waktu.

2. MPASI Sebelum 6 Bulan


Sampai usia enam bulan, anak sebaiknya diberi ASI eksklusif dan bukannya MPASI. Pada
usia ini, sistem pencernaannya belum sempurna. Sehingga pemberikan MPASI justru bisa
menimbulkan reaksi atau gangguan pencernaan seperti konstipasi atau timbulnya gas.

3. Makanan Tidak Sesuai Usia


Camilan untuk anak dan orang dewasa itu berbeda. Meskipun yang diberikan itu camilan
berupa buah atau jus, tetap saja harus sesuai porsinya. Misalnya memberi jus buah pada
balita, disarankan hanya maksimal setengah gelas jus 100% buah dalam sehari. Lebih dari
itu hanya akan menambah gula dan berakibat anak tidak merasa lapar pada waktu makan.

4. Pemakaian DOT Terlalu Lama


Pemakaian dot yang terlalu lama pada anak ibu dapat berpengaruh buruk pada
pembentukan struktur rahang dan gigi Si Kecil. Kebiasaan meminum susu dari dot bisa
mengakibatkan bentuk rahang atas yang terlalu maju atau justru rahang bawah yang
mundur.

5. Banyak Makanan Manis


Pemberian makanan yang manis bagi anak ternyata kurang baik karena, menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO) kebutuhan gula harian untuk anak tidak boleh melebihi 10% dari
total energi yang dikonsumsi. Hal ini untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak.

Dengan berlatar belakang hal tersebut Halodoc sebagai aplikasi layanan kesehatan nomor 1
di Indonesia berinisiatif untuk memberikan edukasi kepada 35 ibu-ibu dari blogger
community untuk dapat mendapatkan informasi-informasi yang tepat dan akurat langsung
dari narasumber yang terpercaya dalam Health Talkshow bersama Halodoc “5 Kesalahan
Pola Asuh Gizi pada Anak”. Acara tersebut dilaksanakan tanggal 13 April 2018 di Dailycious
Cafe, Gading Serpong.

Seperti juga yang di jelaskan oleh dr. Herlina Sp.A bahwa “Dengan saran dari ahli medis
serta tindakan yang benar saat menangani gizi dalam masa perkembangan anak atau ketika
anak sakit, anak dapat pulih dalam kondisi yang cepat dan meminimalisir berbagai kejadian
yang dapat berakibat fatal“

Harapannya dengan acara ini semakin banyak ibu-ibu yang semakin peduli terhadap pola
asuh gizi pada anak mereka, karena pola asuh gizi yang tepat merupakan kunci anak dapat
tumbuh dengan sehat.

Anda mungkin juga menyukai