Dalam sebuah jurnal Parenting, Richard M. Ryan dan Wendy S. Grolnick mengungkapkan
bahwa ada 3 konsep pola asuh yang akan mempengaruhi bagaimana seorang anak dapat
mengatur dirinya sendiri hingga ia mampu membangun motivasi untuk mencapai
kesuksesan bagi dirinya sendiri.
Ketiga konsep tersebut adalah autonomy support, involment support, dan provision
structure. Ketiga konsep pola asuh tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Hanya saja pemberian porsinya diberikan sesuai dengan tingkat usia dan
pemahaman anak.
Mengajarkan mandi adalah salah satu bentuk pola asuh Autonomy Support
1. Autonomy support
Sesuai dengan namanya, tujuan dari pola pengasuhan ini adalah bagaimana mendorong
anak untuk dapat mandiri melakukan rutinitas hariannya dengan kehendaknya sendiri tanpa
ada paksaan dari luar. Selain itu juga mampu untuk mencari solusi dan mengambil
keputusan untuk setiap masalah yang ia hadapi.
Untuk itu pola pengsuhan yang diterapkan adalah menghargai dan memahami apa yang si
kecil inginkan. Peran orang tua disini adalah sebagai pemberi dukungan dan fasilitator.
Pada usia 2-3 tahun, ijinkan ia mencoba makan sendiri. Jangan surutkan keinginannya
untuk mandiri dengan memarahinya karena makanan berantakan. Biarkan ia memilih
makanan yang hendak ia makan.
Ijinkan pula ia memilih pakaian yang hendak dipakai. Perlahan parents dapat meningkatkan
pembelajaran si kecil dengan membiarkan ia mandi sendiri, buang air dan membersihkan
sendiri, serta membersihkan mainannya sendiri.
Cobalah biasakan menanyakan aktivitas yang hendak ia jalani sesuai mandi, misalnya. Hal
ini akan membantu anak memahami urutan waktu dan kegiatan. Pada usia tiga tahun, mulai
kenalkan si kecil dengan waktu yang tertera pada jam. Kelak ketika memasuki usia lima
tahun, Parents dapat mengajaknya menyusun jadwal harian kegiatan si kecil sesuai dengan
keinginannya.
2. Involment support
Pola pengasuhan involvement support bertujuan untuk memberitahu anak bahwa orang tua
akan selalu terlibat aktif mendukung seluruh kegiatan anak. Pada usia balita, keterlibatan ini
mungkin berupa bantuan atau uluran tangan saat anak kesulitan, melakukan aktivitasnya.
Namun, ketika anak beranjak besar, maka bentuk bantuan harus mulai dikurangi dan
dirubah dalam bentuk komunikasi guna mengetahui apakah anak mengalami masalah atau
tidak.
Seperti pada autonomy support, pada tahap usia ini, orang tua sudah mulai mengurangi
keterlibatannya dalam aktivits anak. Saat anak hendak menggosok gigi, orang tua cukup
membantu mengambilkan air kumur atau menaruh pasta gigi di sikat.
3. Provision support
Provision support merupakan bentuk pola asuh dengan mengenalkan anak kepada aturan.
Pola asuh ini akan membentuk anak untuk berdisiplin menjalankan rutinitasnya sehari-hari.
Selain itu juga membuat anak menyadari bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa ia langgar
dengan alasan kesopanan atau norma lainnya.
Pada tahap ini, pola asuh provision structure yang diberikan dapat berupa ketepatan waktu
mandi, makan, dan tidur. Selain akan membantuk pola kegiatan yang teratur, kebiasaan
seperti ini dapat membantu anak untuk menyesuaikan jam biologisnya dengan anggota
keluarga yang lain.
Meski begitu tetap harus diingat bahwa pola kegiatan bayi berbeda-beda satu dengan yang
lainnya. Untuk itu, amatilah terlebih dahulu bagaimana pola bangun, tidur, dan makan si
kecil, baru kemudian menetapkan jam-jam mandi, tidur siang dan makan yang tepat
untuknya.
Ajaran untuk bertanggung jawab sudah dapat diajarkan mulai usia 2 tahun. Caranya, ajak
anak untuk membersihkan mainannya seusai main. Tetaplah konsisten dengan pola yang
Parents berikan pada saat usianya 1 tahun.
Pada usia 3 tahun, rewards dan punishment sudah bisa mulai dikenalkan. Ajarkan anak
tetang apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Ajak anak untuk menyusun aturan.
Reward apa yang ia inginkan bila ia mampu melakukan sesuai aturan yang disepakati.
Sebaliknya, punishment seperti apa yang akan ia terima bila melanggar aturan-aturan
tersebut.
Vitamin
Mineral
Kalsium: 650 mg
Fosfor: 500 mg
Magnesium: 60 mg
Natrium: 1000 mg
Kalium: 3000 mg
Besi: 8 mg
Setelah usia anak menginjak 1 tahun dan mulai terbiasa dengan makanan padat, Anda
mulai bisa memberikan makanan lainnya. Idealnya, makanan dengan bentuk dan tekstur
yang biasanya menjadi menu makan anggota keluarga.
Bukan hanya itu, Anda juga harus pintar-pintar dalam memvariasikan makanan si kecil.
Tentu saja memberikan variasi makanan ini bisa Anda lakukan dengan bertahap.
Mulailah untuk lebih sering memberikan anak balita anak sayur, buah-buahan, lauk pauk
dari sumber protein hewani dan nabati, hingga makanan pokok sumber kalori.
Dengan begitu, kebutuhan gizi harian anak balita akan lebih tercukupi dengan optimal berkat
beragam sumber makanan yang dimakannya. Demikian juga porsi makanan yang sebaiknya
ditingkatkan secara bertahap, tapi tetap seimbang dan tidak berlebihan.
Sebab kebutuhan zat gizi harian anak menginjak usia balita ini sudah mulai meningkat. Hal
ini dikarenakan masa pertumbuhan anak di usia ini terbilang cepat dan disertai dengan si
kecil yang semakin aktif.
Di masa ini, anak biasanya sudah bisa memilih makanannya sendiri. Bahkan ia telah punya
menu makanan favoritnya. Sayangnya, hal ini membuat anak terkadang suka memilih-milih
makanan alias picky eater.
Dalam beberapa kasus mungkin si kecil akan menolak makanan yang ia tak sukai. Nah,
supaya lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan gizi anak balita, Anda mesti
memahami perilaku makan yang mungkin ia lakukan di usia tersebut.
Usia 1-1,5 tahun
Anak akan terbiasa menggenggam dan melepaskan makanan dengan jari. Cara memegang
sendoknya juga belum benar, bahkan bisa memasukkan sendok ke mulut dengan posisi
terbalik.
Anak juga biasanya belum terlalu mahir menggunakan gelas atau cangkir, sehingga kerap
masih berceceran. Umumnya, anak akan meminta makanan yang sama seperti dimakan
orang tuanya.
Anak biasanya lebih senang makan dengan tangan, serta suka bereksperimen dengan
berbagai tekstur makanan. Di usia ini anak mulai mengerti mana makanan yang disukainya
dan yang tidak, sehingga cenderung lebih pemilih.
Karasteristik makan anak sudah lebih baik di usia ini. Anak cukup mahir memegang gelas,
mampu mengunyah makanan dalam jumlah banyak, serta memasukkan sendok ke mulut di
posisi yang tepat.
Meski begitu, sesekali mungkin masih banyak makanan yang tumpah dan mengalami
tersedak. Anak juga sudah mulai bisa memilih makanan yang ingin ia makan, serta lebih
tertarik makan sendiri ketimbang disuapi.
Kalau anak sudah mulai bertingkah saat makan, berikut tindakan yang bisa Anda lakukan:
10 Nutrisi untuk anak yang penting untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya
1. Kalsium
Kalsium merupakan salah satu nutrisi untuk anak yang penting untuk didapatkan tubuh.
Kalsium berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat, menjaga fungsi otot
dan saraf yang sehat, membantu proses pembekuan darah, serta membantu tubuh
mengubah makanan menjadi energi. Anda dapat memberikan kalsium pada anak dengan
memberikannya susu, ikan dan keju.
Asam lemak esensial ternyata memiliki segudang manfaat bagi anak. Nutrisi ini dapat
membantu pembentukan sel, mengatur sistem saraf, memperlancar aliran darah,
memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan membantu tubuh dalam menyerap nutrisi.
Selain itu, asam lemak esensial juga diperlukan untuk mempertahankan fungsi otak yang
mengatur indra penglihatan anak. Anda dapat memberikan nutrisi untuk anak ini lewat
makanan seperti telur, ikan tuna dan kacang-kacangan.
3. Zat Besi
Zat besi merupakan unsur yang berperan dalam produksi hemoglobin (pigmen merah
pembawa oksigen dalam darah) dan mioglobin (pigmen yang menyimpan oksigen dalam
otot). Kekurangan zat besi pada anak dapat menyebabkan anak terkena anemia.
Jika si kecil mengalami kondisi ini, maka anak akan cenderung merasa lelah, lemas, dan
mudah tersinggung. Berikan nutrisi penting untuk anak ini lewat makanan kaya zat besi
seperti daging, kuning telur, dan ikan.
4. Magnesium
Magnesium adalah mineral penting bagi kesehatan dan pertumbuhan anak. Beberapa
manfaat magnesium bagi kesehatan yaitu menjaga tulang agar tetap kuat, membuat irama
jantung stabil, mendukung sistem kekebalan tubuh, serta membantu menjaga otot dan
fungsi saraf. Anda bisa mendapatkan nutrisi untuk anak ini lewat asupan seperti buah-
buahan (alpukat dan pisang), tahu, ikan dan sayuran.
5. Kalium
Kalium adalah zat gizi yang bertugas untuk menjaga tekanan darah dengan mengontrol
keseimbangan air dalam tubuh. Tidak hanya itu, kalium juga membantu fungsi otot dan
irama jantung, dan dalam jangka panjang dapat mengurangi risiko batu ginjal dan
osteoporosis.
Berikan anak Anda makanan pisang, tomat, dan susu untuk mendapatkan asupan kalium
yang cukup di tubuhnya.
6. Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu nutrisi untuk anak dikenal baik untuk menjaga kesehatan mata
dan pertumbuhan tulang. Selain itu, vitamin ini dapat membantu melindungi tubuh dari
infeksi, serta menunjang kesehatan dan pertumbuhan sel-sel serta jaringan dalam tubuh,
seperti rambut, kuku, dan kulit. Anda bisa menyediakan vitamin A pada anak lewat sumber
makanan seperti daging sapi, hati ayam, susu dan buah-buahan berwarna cerah
7. Vitamin C
Di dalam tubuh vitamin C digunakan untuk proses pembentukan dan perbaikan sel darah
merah, tulang, dan jaringan di tubuh mereka. Vitamin C juga menjaga gusi anak tetap sehat
dan membantu proses penyembuhan luka, meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
mencegah infeksi, serta membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan. Orangtua wajib
memberi nutrisi untuk anak ini dan bisa didapatkan lewat buah pepaya, nanas, dan melon.
8. Vitamin D
Asupan vitamin D juga tidak kalah penting dengan nutrisi lainnya. Vitamin ini dapat
membantu tubuh anak menyerap mineral seperti kalsium, untuk pembentukan gigi dan
tulang yang kuat, sebab perkembangan massa tulang pada anak harus sangat diperhatikan.
Anda bisa memberikan nutrisi vitamin D untuk anak melalui asupan makanan seperti telur,
tahu, tempe dan daging ikan.
9. Vitamin E
Pada masa pertumbuhan anak, vitamin E diperlukan untuk menangkal radikal bebas yang
dapat merusak sel. Selain itu, vitamin E juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh,
perbaikan DNA, dan proses metabolisme lainnya. Dengan mengonsumsi makanan seperti
bayam. biji-bijian dan buah alpukat, Anda turut memberikan asupan vitamin E yang baik
untuk tubuh anak.
Terakhir, zink atau seng adalah nutrisi untuk anak yang penting untuk dipenuhi. Lebih dari
70 enzim dalam tubuh membutuhkan zink (seng) untuk menjalankan fungsinya masing-
masing dalam sistem pencernaan, metabolisme, dan pertumbuhan anak. Nutrisi ini bisa
Anda temukan pada makanan seperti brokoli, bayam dan tomat.
Menu Seimbang
Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet sebaiknya
dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga terutama
untuk si Kecil.
Penggunaan garam bila diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit. Pilih
garam beriodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam
kemasan, perhatikan juga kandungan garamnya.
Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan gizinya.
Ibu bisa membuat sendiri 'jajanan' untuk balita Ibu hingga ia tidak tergiur untuk jajan.
Telur dan kerang, karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila Ibu
tidak memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah telur sampai
matang untuk menghindari bakteri yang dapat mengganggu pencernaan.
Kacang-kacangan bisa menjadi pencetus alergi. Jangan berikan kacang bila si Kecil
belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.
Dodik menganjurkan agar balita mengonsumsi makanan dengan densitas gizi yang tinggi
seperi karbohidrat kompleks, protein hewani, sayuran, dan buah-buahan.
Dalam sehari, untuk balita usia 2-3 tahun dianjurkan makan karbohidrat sebanyak tiga porsi,
sayuran 1,5 porsi, buah tiga porsi, lauk nabati satu porsi, lauk hewani satu porsi, susu satu
gelas, dan satu sendok teh minyak, serta satu sendok makan gula.
Sedangkan usia 3-5 tahun, dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat sebanyak empat
porsi, sayuran dua porsi, buah tiga porsi, lauk nabati dan lauk hewani masing-masing dua
porsi, susu satu porsi, dan minyak empat sendok teh serta gula sebanyak dua sendok
makan.
Terlalu banyak gula, garam dan lemak ternyata tak baik bagi pertumbuhan anak.
"Gula, garam dan lemak yang berlebih bisa memengaruhi kesehatan dan menyebabkan
kerusakan gigi, obesitas dan tekanan darah tinggi," ucap Dodik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 konsumsi gula tak lebih
dari 50 gram, natrium tidak lebih 2 gram dan lemak tidak lebih dari 67 gram per hari.
Pangan yang diolah sendiri lebih baik karena bisa diatur takaran dan terjamin
kebersihannya.
"Jangan izinkan anak makan di luar agar anak terbiasa saat remaja mereka sudah mulai
independen," ujar Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB ini.
"Biasakan anak berlari atau aktivitas lain. Jangan jadi yang hanya diam dan melihat gadget,"
ucap Dodik. (chs/chs)