Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENELITIAN ILMIAH

DAMPAK INVESTOR ASING DALAM PEMBANGUNAN


INDON

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang Dibina
oleh Bapak Mas Edy Masrur, S.Pd.
Tahun Ajaran 2018/2019

Penyusun :
Nathanael Dwijo Nugroho (XI-I/24)

SMA NEGERI 1 BOJONEGORO


Jl. Panglima Sudirman No.28, Kepatihan, Kec. Bojonegoro, Kabupaten
Bojonegoro, Jawa Timur 62111

1
FEBRUARI 2019

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN DAUN PISANG PEWARNA


MAKANAN

Peneliti

MOHAMMAD ILHAM AZIZ

Guru Bahasa Indonesia XI IPA 1 Peneliti

Mas Edy Masrur, S.Pd. Mohammad Ilham Aziz


NIP. 19800802 200501 1 013 NIS. 19055

2
ABSTRAK
Aziz, Mohammad Ilham, 2019. Laporan Praktikum Eksperimen Daun Pisang
Sebagai Pewarna makanan

Kata Kunci : Pewarna makanan, Daun Pisang


Dewasa ini, banyak makanan yang sebenarnya merupakan makan tradisinal
tetapi diadopsi menjadi fast food. Sebenarnya hal ini sah sah saja karena belum ada
peraturan yang melarangnya tetapi para oknum-oknum tersebut mengganti bagian
yang vital, yaitu pewarna makanan. Hal tersebut mungkin dilakukan untuk
memonopoli harga produk jajanan mereka. Akan tetapi, hal tersebut justru
merugikan banyak orang.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana langkah-
langkah pembuatan pewarna makanan dengan daun pisang? (2) Apakah aman
menggunakan bahan pewarna makanan dari daun pisang ini? (3) Apakah pengaruh
penggunaan pewarna makanan dari daun pisang? Sedangkan tujuan dalam
penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan pewarna
makanan dari daun pisang. (2) Untuk mengetahui apakah aman menggunakan
bahan pewarna makanan dari daun pisang. (3) Untuk mengetahui pengaruh
penggunaan pewarna makanan dari daun pisang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daun pisang kering


dapat digunakan sebagai pewarna alami makanan berwarna hitam karena
mengandung zat karbon. Tentunya zat karbon disini telah melalui proses
pemurnian terlebih dahulu. Akan tetapi, jumlah konsumsi harus tetap diawasi
karena zat karbon berlebih dalam tubuh juga tidak baik karena dapat menyerap
cairan dan nutrisi di dalam tubuh kita. Sebenarnya masih banyak bahan alam yang
dapat digunakan sebagai pewarna makanan khususnya warna hitam. Namun,
karena proses pembuatan yang sulit dan mendapatkan bahan dasar sulit di daerah
perkotaan, maka sudah banyak orang mulai meninggalkan pewarna makanan alami

3
dan lebih memilihmemakai pewarna sintetis. Oleh sebab itu, banyak orang masa
kini yang mudah terkena penyakit, yang dikarenakan sering mengkonsumsi
makanan yang tidak alami.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kekuatan, kesabaran,
dan Rahmat-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan praktikum untuk memenuhi
tugas Bahasa Indonesia yang berjudul “Daun Pisang Sebagai Pewarna Makanan”.

Dalam karya ilmiah ini, diketahui bahwa masyarakat menganggap daun pisang
berguna saat masih muda. Setelah daun pisang menjadi kering, mereka hanyalah sampah
yang mengotori pekarangan. Oleh karena itu praktikum ini dilaksanakan untuk
memanfaatkan limbah Daun Pisang Kering Sebagai Pewarna Makanan.

Penyusunan karya ilmiah ini terdapat beberapa hambatan, misalnya pengeringan


daun pisang, akan tetapi hambatan tersebut dapat diatasi dengan bantuan pihak lain.

Penyusun berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua orang
khususnya untuk alternatif bahan makanan alami berwarna hitam. Penyusun menyadari
masih banyak kekurangan dari penyusunan karya ilmiah ini oleh karena itu penyusun
berharap kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Bojonegoro, 23 Februari 2019

Mohammad Ilham Aziz

4
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………… 1
Halaman Pengesahan…………………………………………………………………….. 2
Abstrak…………………………………………………………………………………... 3
Kata Pengantar…………………………………………………………………………... 4
Daftar Isi…………………………………………………………………………………. 5

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………………... 6
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 7
C. Tujuan penelitian…………………………………………………………………….. 7
D. Manfaat penelitian…………………………………………………………………… 7
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
A. Daun Pisang……….…………………………………………………………….…… 9
B. Pewarna Makanan………………………………………………………………….… 9
C. Jongkong………………………………………………………………………….… 10
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian………………………………………………………………...…….. 12
B. Target penelitian………………………………………………………………...…… 12
C. Jadwal pelaksaan………………………………………………………………….…. 12
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi kondisi awal………………………………………………………………..13
B. Pelaksanaan penelitian………………………………………………………………..13
C. Refleksi………………………………………………………………………….....…14
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………15
B. Saran…………………………………………………………………………………..15
LAMPIRAN…………………………………………………………………………......16

5
DAFTAR PUSTAKA…..……………………………………………………………….17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak berada didalam kandungan ibunya, manusia tersebut telah membutuhkan
makanan untuk keberlangsungan hidupnya. Bayi mengkonsumsi sari-sari dari
makanan ibunya. Sari-sari makanan tersebut disalurkan lewat tali pusar. Manusia
didunia juga membutuhkan makanan untuk membantu manusia dalam mendapatkan
energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Makanan yang bergizi akan
membantu pertumbuhan manusia, baik otak maupun badan.

Diantara sekian banyak makanan yang dimakan manusia, ada beberapa makanan
yang unik dan hanya dapat ditemui di satu daerah saja. makanan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan cita rasa khas yang diterima oleh
masyrakat tertentu merupakan makanan tradisional.

Makanan tradisional Indonesia adalah segala jenis makanan olahan asli Indonesia,
khas daerah setempat, mulai dari makanan lengkap, selingan dan minuman, yang
cukup kandungan gizi, serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat daerah tersebut.

Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan


menyatu di dalam sistem sosial budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah.
Makanan tersebut disukai , karena rasa, tekstur dan aromanya sesuai dengan
seleranya. Demikian juga dengan kebiasaan makan khas daerah umumnya tidak
mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke daerah lain.

Berbicara mengenai makanan tradisional akan berkaitan dengan pewarna


makanan. Bagi masyarakat Indonesia umumnya telah diturunkan pengetahuan
tentang pewarna makanan alami secara turun temurun, bahan pewarna makanan
seperti daun suji untuk warna hijau, kunyit untuk warna kuning, buah naga untuk

6
warna merah dan lain-lain. Pewarna makanan yang alami lebih bergizi tinggi, sehat
dan aman, murah dan mudah didapat, sesuai dengan selera. Sehingga diyakini punya
potensi yang baik sebagai makanan yang sehat.

Dari sekian banyak pewarna makanan alami, penulis tertarik untuk mencari
sumber pewarna makanan alami lainnya. Dan penulispun ingin mencari sumber
pewarna makanan yang berwarna hitam. Warna hitam bisa didapatkan dari kluwak,
tinta cumi, bubuk ketan hitam, arang bambu dan lain lain.

Menurut Jansen Ongko, Msc, RD selaku ahli gizi meluruskan bahwa arang yang
digunakan sebagai pewarna makanan bukanlah arang sisa hasil pembakaran. “Arang
ini sebenarnya adalah zat karbon yang sudah melalui tahap proses pemurnian
sehingga tidak mengandung zat kimia lain,” paparnya ketika dihubungi salah satu
pengamat makanan sehat.

Dari uraian diatas, untuk menemukan bahan pewarna alami baru, maka penulis
akan melakukan praktikum yang berjudul "Daun Pisang Sebagai Pewarna Makanan".

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah
dalam praktikum dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah pembuatan pewarna makanan dengan daun pisang?


2. Apakah aman menggunakan bahan pewarna makanan dari daun pisang ini?
3. Apakah pengaruh penggunaan pewarna makanan dari daun pisang?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan praktikum ini
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan pewarna makanan dari daun


pisang.
2. Untuk mengetahui apakah aman menggunakan bahan pewarna makanan dari daun
pisang.
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan pewarna makanan dari daun pisang.

7
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat
praktikum ini bermanfaat untuk alternatif bahan pewarna makanan alami
berwarna hitam.
2. Bagi peserta didik
praktikum ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mencari alternatif
bahan makanan alami seta semoga dapat digunakan sebagai pertimbangan
praktikum selanjutnya.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Daun Pisang
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting,
biasanya berwarna hijau karena mengandung klorofil. Daun merupakan organ
penting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof oleh sebab itu daun pada tumbuhan berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis.

Daun pisang merupakan bagian yang dihasilkan tumbuhan pisang. Daun pisang


dalam kuliner Nusantara memiliki peran utama sebagai dekorasi, pelengkap, dan
pengemas bahan makanan.Selain itu, digunakan jua pada berbagai kegiatan
keagamaan. Daun pisang mengandung polifenol dalam jumlah besar yang sama
seperti pada daun teh sehingga menghasilkan aroma khas ketika menjadi bahan
pelengkap makanan. Oleh sebab itu tidak heran daun pisang dapat digunakan
sebagai pewarna makanan.

B. Pewarna makanan

Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu


benda berwarna yang memiliki  kecenderungan suatu unsur atau senyawa untuk
membentuk ikatan kimia dengan unsur atau senyawa lain yang diwarnainya. Bahan
pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Sampai sejauh ini,
sumber utama bahan pewarna adalah tumbuhan, khususnya akar-akaran, beri-
berian, kulit kayu, daun, dan kayu. Sebagian dari pewarna ini digunakan dalam
skala komersil.

9
Sampai saat ini telah ditemukan beberapa pewarna makanan alami
berwarna hitam yang dapat diperoleh dari beberapabahan alami, antara lain:
 Kluwak
Kluwak umumnya terdapat pada salah satu hidangan Jawa Timur, yakni rawon.
 Tinta cumi
Selain memberikan warna hitam, tinta cumi juga menambah aroma dan rasa
makanan. 
 Bubuk ketan hitam
Sebenarnya, tepung ketan hitam merupakan bahan utama pada makanan.
Namun secara tidak langsung, tepung ini juga memberikan warna hitam pada
makanan olahannya.
 Arang bambu
Arang bambu yang digunakan bukanlah arang sisa pembakaran. Melainkan
berasal dari zat karbon yang telah melalui tahap pemurnian.
 Coklat bubuk hitam
Coklat bubuk hitam cocok digunakan pada makanan manis. Mulai dari cake,
biskuit, hingga kukis.

C. Jongkong
Jongkong adalah salah satu jajanan khas Bangka Belitung. Jongkong memiliki
rasa yang manis dan tekstur yang lembut. Jajanan ini sering dijual di pasar
tradisional. Kue jongkong terkenal di wilayah di Indonesia, terutama
di Sumatra dan Melayu. Kue jongkong ini terbuat dari bahan dasar dari
campuran tepung beras dan tepung tapioka, dan memiliki tiga warna, yaitu putih
pada bagian atas, hijau pada bagian tengah, dan coklat pada bagian
bawah. Jongkong juga memiliki perpaduan rasa berbagai bahan seperti kelapa
muda, garam dan gula merah.

Jajanan jongkong sendiri memang mulai ditingalkan oleh orang orang karena
tak banyak pemuda pemudi yang mau melestarikan jajanan tradisonal ini,
mengingat banyaknya sajian kuliner dan jajanan ala fast food yang sudah

10
menjamur. Jongkong merupakan jajanan tradisional yang maknyus dan gurih
dengan warnanya yag khas. Si hitam yang menggoda dengan taburan parutan
kelapa membuatnya semakin istimewa.

Jajanan jongkong versi masyarakat Bojonegoro sendiri adalah jongkong


dengan warna hitam. Warna hitam ini didapatkan dengan cara yang khas pula,
yaitu dari arang daun padi atau arang daun pisang.

Walaupun terbesit dipikiran kita bahwa arang dari daun pisang tidak sehat dan
tidak higienis. Akan tetapi, pikiran negative kita telah diantisipasi oleh prodeusen
jongkong. Mereka menggunakan pengetahuan turun temurun dari nenek moyang
mereka untuk mengolah arang daun padi menjadi pewarna makanan yang aman
dan higienis.

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen merupakan bentuk penelitian percobaan yang bersistem
dan berencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya.

2. Target penelitian
Target penelitian ini adalah

B. Jadwal penelitian
Pelaksaan praktikum ini dilaksanakan sebagai berikut.

Nomor Nama Kegiatan Waktu


Persiapan : Penyusunan proposal,
1. penyusunan instrumen, dan studi 2 hari
dokumentasi
2. Seminar proposal 1 hari
3. Pelaksanaan praktikum 1 minggu
4. Analisis data 3 hari
5. Penyusunan laporan 2 mingu
6. Seminar hasil penelitian, penyerahan laporan 1 hari

12
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Deskripsi kondisi awal


Baik disadari maupun tidak disadari, pewarna makanan telah banyak
diganti oleh pewarna makanan sintetis. Parahnya dewasa ini, banyak oknum
oknum nakal yang mengganti pewarna makanan sintetis tersebut dengan pewarna
tekstil.
Dengan alasan tersebut, penulis terbesit pikiran untuk membuat pewarna
makanan alami dengan bahan sederhana dan mudah didapat. Penulispun memilih
untuk mencoba pewarna makanan dari daun pisang kering atau sering disebut
klaras.

E. Pelaksanaan penelitian
1. Alat dan bahan
a. Daun pisang kering
b. Tepung terigu
c. Tepung tapioka
d. Air
e. Garam
f. Gula
g. Ember
h. Kantong plastik
2. Langkah langkah
a. Kita mulai terlebih dahulu dengan membakar daun pisang kering
yang sudah disiapkan, hasil pembakaran tersebut selanjutnya
ditumbuk di sebuah wadah.

13
b. Setelah itu, campurkan bubuk dengan tepung tapioka dan tepung
terigu lalu tuangkan gula cair dan garam yang sudah disiapkan.
Aduk dan remas adonan lalu tambahkan air sampai adonan cair.
c. Masukkan adonan yang sudah jadi ke dalam kantong plastik.
d. Saatnya untuk mengkukus adonan Jongkong yang sudah diletakkan
di dalam kantong plastik. Proses pengkukusan ini biasanya
memakan waktu 30 hingga 60 menit
e. Setelah matang, tiriskan dan keluarkan dari kantong plastik
f. Potong kotak-kotak atau sesuai selera.

F. Refleksi
Berdasarkan hasil yang didapat, dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Daun pisang kering dapat dijadikan pewarna makanan.
b. Mengkonsumsi makanan dengan pewarna dari arang daun pisang aman dalam
batas tertentu.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami dapat menark kesimpulan:
a. Daun pisang kering dapat dijadikan pewarna makanan.
b. Mengkonsumsi makanan dengan pewarna dari daun pisang tidak menimbulkan
efek samping.
c. Mengkonsumsi zat arang masih aman apabila hanya dikonsumsi dalam jumlah
kecil atau sesuai anjuran.
d. Zat arang aktif bekerja dengan cara menyerap seluruh zat pada sistem
pencernaan. Karena kemampuan daya serapnya yang tinggi, zat ini tidak baik
dikonsumsi terlalu sering karena zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh juga
akan ikut terbawa dan dibuang. Hal ini berpotensi menyebabkan malnutrisi.

B. Saran
Kami dapat memberikan beberapa saran, diantaranya:
a. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan dengan pewarna makanan
buatan terlebih lagi pewarna tekstil.
b. Gunakan bahan bahan yang ada dialam untuk membuat makanan, selain mudah
didapat dan murah tentunya juga higienis.
c. Orang tua hendakknya selalu mengawasi makanan yang dikonsumsi anak-
anaknya.

15
LAMPIRAN

16
DAFTAR PUSTAKA

https://resepkoki.id/6-jenis-bahan-pewarna-hitam-alami-pada-makanan/

https://wisatabojonegoro.com/jongkong-jajanan-tradisional-yang-masih-eksis/

https://food.detik.com/info-sehat/d-3074480/amankah-konsumsi-arang-bambu-bagi-
kesehatan/

17

Anda mungkin juga menyukai