Anda di halaman 1dari 3

Millennium Development Goals

MDGs atau Millennium Development Goals yang dibahasa-Indonesiakan menjadi Tujuan


Pembangunan Milenium merupakan kesepakatan paradigma pembangunan global yang
dideklarasikan oleh 189 negara anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada Konferensi
Tingkat Tinggi Milenium pada September 2000. MDGs berisi 8 goals atau tujuan yang
disepakati untuk diintegrasikan dalam pembangunan nasional masing-masing negara dalam
usaha menyelesaikan masalah-masalah dasar mengenai pemenuhan hak asasi dan kebebasan
manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. MDGs ditargetkan terpenuhi semua dalam
rentang 15 tahun, yang artinya goals tersebut ditujukan agar tercapai semua pada 2015.

MDGs atau Millennium Development Goals yang dibahasa-Indonesiakan menjadi Tujuan


Pembangunan Milenium merupakan kesepakatan paradigma pembangunan global yang
dideklarasikan oleh 189 negara anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada Konferensi
Tingkat Tinggi Milenium pada September 2000. MDGs berisi 8 goals atau tujuan yang
disepakati untuk diintegrasikan dalam pembangunan nasional masing-masing negara dalam
usaha menyelesaikan masalah-masalah dasar mengenai pemenuhan hak asasi dan kebebasan
manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. MDGs ditargetkan terpenuhi semua dalam
rentang 15 tahun, yang artinya goals tersebut ditujukan agar tercapai semua pada 2015.

Pada tahun 2015, tepatnya pada 25 September 2015, kembali dideklarasikan kesepakatan baru
yang disebut SDGs atau Sustainable Development Goals yang dalam Bahasa Indonesia artinya
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Kali ini SDGs berisi 17 tujuan yang diintegrasikan kedalam
rencana pembangunan nasional untuk menyelesaikan masalah kemiskinan, perlindungan
terhadap planet bumi, dan penjaminan kemakmuran untuk semua. Dan sekali lagi, 17 tujuan ini
dimaksudkan agar bisa tercapai dalam rentang waktu 15 tahun, yang artinya 2030 diharapkan
seluruh permasalahan mengenai ketujuh belas hal yang disebut bisa teratasi.
Baik MDGs maupun SDGs, disepakati berdasarkan masalah-masalah yang biasa terjadi
khususnya di negara berkembang, sehingga wajib bagi negara berkembang menggunakan
MDGs/SDGs dalam menentukan arah gerak nasionalnya serta mengawasi dan memastikan
keberjalanannya, sedangkan negara maju memiliki kewajiban untuk mendukung dan membantu
dalam upaya pemenuhan tujuan-tujuan di atas.

United Nations (UN) atau PBB mengeluarkan kesepakatan tersebut, artinya negara-negara di
seluruh dunia sudah menyadari permasalahan-permasalahan mendasar yang biasa terjadi di
negaranya, tak lepas juga Indonesia. Maka dalam rencana pembangunan Indonesia selalu
terarahkan ke tujuan-tujuan tersebut.

Pemerintah memang memiliki tugas dan peran untuk membuat usaha-usaha mencapai
MDGs/SDGs, namun bukan berarti pemerintah harus bergerak seorang diri untuk
menyukseskannya. Apakah bisa tujuan-tujuan tersebut tercapai jika hanya melalui program-
program pemerintah? Tidak, kita, sebagai masyarakat juga harus menyadari urgensinya
pemenuhan tujuan-tujuan tersebut dan meningkatkan kepekaan kita terhadap kondisi saudara dan
kawan di sekitar kita.

Mahasiswa? Apa yang bisa kita lakukan?

Mahasiswa juga merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki potensi kemudaan dan
keleluasaan, sehingga mahasiswa harus bisa turut berperan menyukseskan MDGs/SDGs.

Mulai dari kebiasaan kecil, mulai dari yang terdekat, dan suarakan!

Beberapa hal yang bisa kita lakukan, khususnya mahasiswa antara lain:

Mulai kebiasaan kecil : Biasakan mengamati keadaan di sekitar kita. Mulai dari lingkungan
tempat kita tinggal, apakah bersih, atau kah sampah masih berserakkan, atau lubang wastafel
mampet sehingga membuat banjir. Dari kebiasaan mengamati tersebut, maka akan timbul rasa
tidak nyaman dan tidak enak sehingga ingin memperbaiki. Nah lakukanlah perbuatan yang bisa
memperbaiki tersebut! Misalnya, melihat sampah berserakkan, maka akan membuat kita merasa
risih sehingga agar tidak merasa risih lagi kita mulai menyapu atau membersihkan tempat
tersebut.

Mulai dari yang terdekat : Tidak salah jika kita memiliki cita-cita untuk memajukan Indonesia
dan sebagainya, namun, lebih baik lagi jika kita bisa mulai dari memajukan lingkungan sekitar
kita. Tidak salah jika kita memiliki mimpi untuk membasmi kemiskinan di Indonesia, namun
lebih baik jika kita mulai dari lingkungan sekitar kita. Mari kita berkenalan dengan tetangga-
tetangga kita, tumbuhkan rasa percaya antar sesama dan bantu jika mereka memiliki masalah.
Atau mulai dari desa tempat kita tinggal, jika terdapat masalah, coba solusikan. Mulai dari yang
terdekat dulu, kita perhatikan, kita solusikan jika dibutuhkan.

Suarakan! : Jika kita melihat ada yang kurang benar dengan hal-hal di sekitar kita, kita bisa
mulai dengan mengamati lebih lanjut, dan jika memang terdapat sesuatu yang salah sedangkan
kita tak punya cukup kekuatan untuk memperbaikinya, kita bisa suarakan masalah tersebut ke
pihak yang terpercaya. Misalnya jika kita mendengar anak tetangga kita disiksa oleh orang
tuanya, kita bisa coba ajak bicara si anak tersebut dan coba kita bicarakan ke bagian
perlindungan anak. Atau jika melihat tindak-tanduk pemerintah yang kita rasa mengganjal, kita
bisa analisis lebih lanjut hingga mendapat kesimpulan, dan jika kesimpulan tersebut
menunjukkan bahwa ada yang salah dengan pemerintah, kita bisa coba suarakan melewati tulisan
kepada bagian yang bersangkutan secara pribadi. Namun, bila hal yang salah tersebut sudah
berskala besar dan menyangkut banyak orang, kita bisa coba suarakan hal tersebut ke orang-
orang di sekitar kita dan ke masyarakat luas melalui media sosial, cetak, dan banyak lagi.

Mari kita sebagai masyarakat Indonesia menyadari bahwa perkembangan Indonesia tidak hanya
bergantung kepada pemerintah, namun juga kepada kita semua selaku masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai