Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU

KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANA KELUARAGA

Tentang

“Pencatatan Dan Pelaporan Pelayanan Kb”

OLEH:

NAMA : NARLA

NPM : 1540118029

KELAS :A

SEMESTER : IV

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKes


MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tidak
lupa penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, dan
para sahabatnya. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Kesehatan Perempuan Dan
Perencana Keluaraga, Dalam penyusunan makalah ini, banyak sekali masalah yang penulis
hadapi, dalam mengerjakan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
memberikan hasil yang baik .
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing, Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis butuhkan untuk
dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang.
Demikian makalah ini penulis susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua serta
menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema yang senada di waktu
yang akan datang. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Kairatu, 25 Juni 2020

                                                                                                         Penulis


DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
2.1 Pencatatan dan pelaporan pelayanan KB........................................... 2
2.2 Definisi Fasilitas Pelayanan KB........................................................ 2
2.3 Batasan.................................................................................................. 5
2.4 Jenis-jenis Serta Kegunaan, Register, dan Formulir............................... 7
2.5 Cara Pengisian Kartu, Register dan Formulir....................................... 8
2.6 Sistem pencatatan dan pelaporan Pelayanan Kontrasepsi.................. 10
2.7 pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi............................... 11
2.8 Monitoring dan Evaluasi Sistem Pencatatan danPelaporan Pelayanan 12
Kontrasepsi.......................................................................................
2.9 Pendokumentasian Rujukan KB.......................................................... 14
2.10 Tata Laksana................................................................................... 15
BAB III PENUTUP............................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 17
3.2 Saran................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pencatatan dan pelaporan program KB Nasional merupakan suatu proses
untuk mendapatkan data dan informasi yang merupakan suatu substansi pokok dalam
system informasi program KB nasional dan dibutuhkan untuk kepentingan operasional
program.
Data dan informasi tersebut juga merupakan bahan pengambilan keputusan,
perencanaan, pemantauan, dan penilaian serta pengendalian program. Oleh karena itu,
data dan informasi yang dihasilkan harus akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya.
Dalam upaya memenuhi harapan data dan informasi yang dihasilkan merupakan data dan
informasi yang berkualitas, maka selalu dilakukan langkah – langkah penyempurnaan
sesuai dengan perkembangan program dengan visi dan misi, program baru, serta
perkembngan kemajuan teknologi informasi.Dalam tahun 2001 pencatatan dan pelaporan
program KB Nasional telah dilaksanakan sesuai dengan sisttem pencatatan dan pelaporan
yang disempurnakan melalui Instruksi Menteri Pemberdayaan Perempuan / Kepala
BKKBN Nomor 191/HK – 011/-D2/2000 tanggal 29 september 2000. Kegiatan
pencatatan dan pelaporan Program KB Nasional meliputi : pengumpulan, pencatatan
serta pengolahan data dan informasi tentang kegiatan dan hasil kegiatan operasional.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari Pembuatan Makalah ini adalah
a. Bagaimana cara alur proses pencatatan KB
b. Bagaimana cara penggunaan Kartu Catatan Pasien?
c. Bagaimana mekanisme Pelaporan KB?
1.3 Tujuan
a. Agar dapat memahami proses pencatatan KB
b. Agar dapat memahami penggunaan kartu catatan pasien
c. Agar dapat memahami mekanisme pelaporan.
-

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pencatatan dan pelaporan pelayanan KB


Kegiatan pencatatan dan pelaporan program KB Nasional merupakan suatu proses
untuk mendapatkan data dan informasi yang merupakan suatu substansi pokok dalam
system informasi program KB Nasional dan dibutuhkan untuk kepentingan operasional
program. Data dan informasi tersebut juga merupakan bahan pengambilan keputusan,
perencanaan, pemantauan, dan penilaian serta pengendalian program. Oleh karena itu
data dan informasi yang dihasilkan harus akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya. Dalam
upaya memenuhi harapan data dan informasi yang berkualitas, maka selalu dilakukan
langkah-langkah penyempurnaan sesuai dengan perkembangan program dengan visi dan
misi program baru serta perkembangan kemauan teknologi informasi.
Dalam tahun 2001 pencatatan dan pelaporan program KB nasional telah
dilaksanakan sesuai dengan system, pencatatan dan pelaporan yang disempurnakan
melalui instruksi Mentri Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN Nomor 191/HK-
011/D2/2000 tanggal 29 september 2000. Kegiatan pencatatan dan pelaporan program
KB Nasional meliputi pengumpulan, pencatatan, serta pengelolahan data dan informasi
tentang kegiatan dan hasil kegiatan operasional.
System pencatatan dan pelaporan saat ini telah disesuaikan dengan tuntutan
informasi, desentralisasi dan perbaikan kualitas.
System pencatatan dan pelaporan program KB N asional yang disesuaikan meliputi
sub system pencatatan pelaporan pelayanan kontrasepsi, subsistem PPelaporan
Pengendalian Lapangan. Subsistem pencatatan Pelaporan Pengendalian Keluarga dab
Subsistem Pencatatan Pelaporan Pendataan Keluarga Miskin.
2.2 Definisi Fasilitas Pelayanan KB
Fasilitas pelayanan KB sederhana adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin
oleh minimal seorang paramedis atau dan yang sudah mendapat latihan KB dan
memberikan pelayanan: cara sederhana (kondom,obat vaginal), pil KB,suntik KB, IUD
bagi fasilitas pelayanan yang mempunyai bidang yang telah mendapat pelatihan serta
upaya penanggulangan efek samping, komplikasi ringan dan upaya rujukannya.
Fasilitas pelayanan KB lengkap adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh
minimal dokter umum yang telah mendapat pelatihan dan memberikan pelayanan: cara
sederhana, suntik KB, IUD bagi dokter atau bidan yang telah mendapat pelatihan,
implant bagi dokter yang telah mendapat pelatihan, kontap pria bagi fasilitas yang
memenuhi persyaratan untuk pelayanan kontap pria.
Fasilitas pelayanan KB sempurna adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin
oleh minimal dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah/dokter umum yang telah
mengikuti pelatihan dan memberikan pelayanan: cara seerhana, pil KB, suntik KB, IUD,
pemasangan dan pencabutan implant, kontap pria, kontap wanita bagi fasilitas yang
memenuhi persyaratan untuk pelayanan kontap wanita.
Fasilitas pelayanan KB paripurna adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin
oleh minimal dokter spesialis kebidanan yang telah mngikuti pelatihan penanggulangan
infertilisasi dan rekanalisasi/dokter spesialis bedah yang telah mengikuti pelatihan
pengaggulangan infertilitas dan rekanalisasi serta memberikan pelayanan semua jenis
kontrasepsi ditambah dengan pelayanan rekanalisasi dan penanggulangan infertilitas.
 Status fasilitas pelayanan KB adalah status kepemilikan pengelolaan fasilitas
pelayanan KB yang dikelompokkan dalam 4 (empat) status kepemilikan yaitu:
Depkes, ABRI, Swasta serta instansi pemerintah lain diluar Depkes dan ABRI.
 Konseling adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas medis atau paramedik
dalam bentuk percakapan individual dalam usaha untuk membantu PUS guna
meningkatkan kemampuan dalam memilih pengunaan metode kontrasepsi serta
memantapkan penggunaan kontrasepsi yang telah dipilih.
 Konseling baru adalah suatu kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas medis
atau paramedic kepada calon peserta KB yang akhirnya menjadi peserta KB baru
pada saat itu.
 Konseling lama adalah suatu kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas medis
atau paramedik kepada peserta KB untuk memantapkan penggunaan kontrasepsi.
 Akibat sampingan atau komplikasi adalah kelainan dan atau gangguan kesehatan
akibat penggunaan kontrasepsi.
 Akibat sampingan atau komplikasi ringan adalah kelainan dan atau gangguan
kesehatan penggunaan kontrasepsi yang penanganannya tidak memerlukan rawat
inap.
 Akibat sampingan atau komplikasi berat adalah kelainan dan atau gangguan
kesehatan akibat penggunaan kontrasepsi yang penanganannya memerlukan rawat
inap.
 Kegagalan adalah terjadinya kehamilan pada peserta KB.
2.3 Batasan
Dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan yang tepat dan benar diperlukan
keseragaman pengertian sebagai berikut :
1) Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi adalah suatu kegiatan merekam dan
menyajikan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan oleh fasilitas pelayanan
KB.
2) Peserta KB adalah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi.
3) Peserta KB baru adalah PUS yang pertama kali mengguakan kontrasepsi atau PUS
yang kembali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir
dengan keguguran atau persalinan.
4) Peserta KB lama adalah peserta KB yang masih menggunakan kontrasepsi tanpa
diselingi kehamilan.
5) Peserta KB ganti cara adalah peseta KB yang berganti pemakaian dari satu metode
kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.
6) Pelayanan fasilitas pelayanan KB adalah semua kegiatan pelayanan kontrasepsi oleh
fasilitas pelayanan KB baik berupa pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun
tindakan-tindakan lain yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang diberikan
pada PUS baik calon maupun peserta KB.
7) Pelayanan kontrasepsi oleh fasilitas pelayanan KB di dalam fasilitas pelayanan
adalah pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan-tindakan lain yang
berkaitan kontrasepsi kepada calon dan peserta KB yang dilakukan dalam fasilitas
pelayanan KB.
8) Pelayanan kontrasepsi oleh fasilitas pelayanan KB di luar fasilitas pelayanan adalah
pemberian peayanan kontrasepsi kepada calon dan peserta KB maupun tindakan-
tindakan lain yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang dilakukan di luar
fasilitas pelayanan KB (TKBK,Safari,Posyandu).
9) Definisi fasilitas pelayanan KB:
Fasilitas pelayanan KB sederhana adalah fasilitas pelayanan KB yang
dipimpin oleh minimal seorang paramedis atau dan yang sudah mendapat latihan KB
dan memberikan pelayanan: cara sederhana (kondom,obat vaginal), pil KB,suntik
KB, IUD bagi fasilitas pelayanan yang mempunyai bidang yang telah mendapat
pelatihan serta upaya penanggulangan efek samping, komplikasi ringan dan upaya
rujukannya.
Fasilitas pelayanan KB lengkap adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin
oleh minimal dokter umum yang telah mendapat pelatihan dan memberikan
pelayanan: cara sederhana, suntik KB, IUD bagi dokter atau bidan yang telah
mendapat pelatihan, implant bagi dokter yang telah mendapat pelatihan, kontap pria
bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan untuk pelayanan kontap pria.
Fasilitas pelayanan KB sempurna adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin
oleh minimal dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah/dokter umum yang
telah mengikuti pelatihan dan memberikan pelayanan: cara seerhana, pil KB, suntik
KB, IUD, pemasangan dan pencabutan implant, kontap pria, kontap wanita bagi
fasilitas yang memenuhi persyaratan untuk pelayanan kontap wanita.
Fasilitas pelayanan KB paripurna adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin
oleh minimal dokter spesialis kebidanan yang telah mngikuti pelatihan
penanggulangan infertilisasi dan rekanalisasi/dokter spesialis bedah yang telah
mengikuti pelatihan pengaggulangan infertilitas dan rekanalisasi serta memberikan
pelayanan semua jenis kontrasepsi ditambah dengan pelayanan rekanalisasi dan
penanggulangan infertilitas.
a. Status fasilitas pelayanan KB adalah status kepemilikan pengelolaan fasilitas
pelayanan KB yang dikelompokkan dalam 4 (empat) status kepemilikan yaitu:
Depkes, ABRI, Swasta serta instansi pemerintah lain diluar Depkes dan ABRI.
b. Konseling adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas medis atau
paramedik dalam bentuk percakapan individual dalam usaha untuk membantu
PUS guna meningkatkan kemampuan dalam memilih pengunaan metode
kontrasepsi serta memantapkan penggunaan kontrasepsi yang telah dipilih.
c. Konseling baru adalah suatu kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas
medis atau paramedic kepada calon peserta KB yang akhirnya menjadi peserta
KB baru pada saat itu.
d. Konseling lama adalah suatu kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas
medis atau paramedik kepada peserta KB untuk memantapkan penggunaan
kontrasepsi.
e. Akibat sampingan atau komplikasi adalah kelainan dan atau gangguan kesehatan
akibat penggunaan kontrasepsi.
f. Akibat sampingan atau komplikasi ringan adalah kelainan dan atau gangguan
kesehatan penggunaan kontrasepsi yang penanganannya tidak memerlukan rawat
inap.
g. Akibat sampingan atau komplikasi berat adalah kelainan dan atau gangguan
kesehatan akibat penggunaan kontrasepsi yang penanganannya memerlukan
rawat inap.
h. Kegagalan adalah terjadinya kehamilan pada peserta KB.
2.4 Jenis-jenis Serta Kegunaan, Register, dan Formulir.
1. Kartu Pendaftaran Klinik KB (K/O/KB/85)
 Digunakan sebagai sarana untuk pendaftaran pertama bagi klinik KB baru dan
pendaftaran ulang semua klinik KB.
 Pendaftaran ulang dilakukan setiap akhir tahun anggaran (bulan maret setiap
tahun). Kartu ini berisi infomasi tentang identitas klinik KB, jumlah tenaga, dan
sarana klinik KB serta jumlah desa di wilayah kerja klinik KB yang
bersangkutan.
2. Kartu Tanda Akseptor KB Mandiri (K/I/B/89)
Dipergunakan sebagai tanda pengenal dan tanda bukti bagi setiap peserta KB. Kartu
ini diberikan terutama kepada peserta KB baru baik dari pelayanan KB jalur
pemerintah maupun swasta (dokter/bidan praktek swasta/apotek dan RS/Klinik KB
swasta). Pada jalur pelayanan pemerintah, kartu ini merupakan sarana untuk
memudahkan mencari kartu status peserta KB (K/IV/KB/85). Kartu ini merupakan
sumber informasi bagi PPKBD/Sub PPKB tentang kesertaan anggota binaannya di
dalam berKB.
3. Kartu Status Peserta KB (K/IV/KB/85)
 Dibuat bagi setiap pengunjung baru klinik KB yaitu peserta KB baru dan peserta
KB lama pindahan dari klinik KB lain atau tempat pelayanan KB lain.
 Kartu ini berfungsi untuk mencatat ciri-ciri akseptor hasil pemeriksaan klinik KB
dan kunjungan ulangan peserta KB.
4. Kartu Klinik KB (R/I/KB/90)
 Dipergunakan untuk mencatat semua hasil pelayanan kontrasepsi kepada semua
peserta KB setiap hari pelayanan.
 Tujuan penggunaan register ini adalah untuk memudahkan petugas klinik KB
dalam membuat laporan pada akhir bulan.
5. Register Alat-alat Kontrasepsi di Klinik KB (R/II/KB/85)
 Dipergunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran (mutasi) alat-alat
kontrasepsi di klinik KB.
 Tujuan adalah untuk memudahkan membuat laporan tentang alat kontrasepsi
setiap akhir bulan.
6. Laporan Bulanan Klinik KB (F/II/KB/90)
Dipergunakan sebagai sarana untuk melaporkan kegiatan
 1 lembar untuk Unit Pelaksana Ka
2.5 Cara Pengisian Kartu, Register dan Formulir
1. Kartu Pendaftaran Klinik Keluarga Berencana (K/O/KB/85)
Penjelasan umum
a. Kartu ini digunakan sebagai sarana untuk pendaftaran pertama dan pendaftaran
ulang semua klinik KB. Pendaftaran ulang dilakukan setiap akhir tahun anggaran
(bulan Maret setiap tahun). Kartu ini berisi informasi tentang identitas klinik,
tenaga dan saran klinik KB yang bersangkutan.
b. Kartu ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan tambahan lembar ”khusus” pada
lembar pertama yang dipergunakan untuk laporan ke BKBN pusat.
c. Ditandatangani oleh penanggung jawab klinik KB yang bersangkutan.
d. Kartu pendaftaran ini setelah diisi dan masing – masing dikirim :
 1 lembar K/O/KB/85 yang khusus (bagian sebelah kanan dari lembar
pertama untuk BKBN pusat di Jakarta.
 1 lembar untuk BKBN propinsi
 1 lembar untuk Unit Pelaksana Propinsi
 1 lembar untuk BKBN Kabupaten/kotamadya
Halaman depan terdiri dari dua bagian yaitu:
a) Bagian sebelah kiri, untuk mencatat cir-ciri peserta KB. Bagian ini terutama
dimaksudkan untuk mencatat cir-ciri setiap peserta KB baik peserta KB baru
maupun peserta KB pindahan dari klinik KB/tempat pelayanan kontrasepsi lain.
Data dibagian ini sangat diperlukan apabila suatu saat untuk mengetahui ciri-ciri
akseptor KB secara Nasional maupun tingkat wilayah lainya.
b) Bagian sebelah kanan, untuk mencatat hasi-hasil pemeriksaan klinik.
c) Petugas klinik KB yang melakukan pengisisan K/IV/KV/85 membutuhkan tanda
tangan dan nama terang pada K/IV/KV/85 di tempat yang telah disediakan.
2. Register Alat-alat Kontrasepsi KB (R/II/KB/85)
Penjelasan Umum
a. Register ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah petugas klinik KB
memuat/mengisi laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/9), khususnya untuk
bagian tabel V : “Persediaan Kontrasepsi di Klinik KB”
b. Pada setiap hari pelayanan, semua penerimaan dan engeluaran kontrasepsi
dicatat/dibukukan dalam register alat-alat kontrasepsi ini.
c. Setiap baris menunjukan penerimaan/pengeluaran kontrasepsi pada satu tanggal
tertentu. Pada hari/tanggal berikutnya, pengeluaran/pemasukan dicatat pada
hari/tanggal berikutnya, emikian seterusnya untuk setiap hariplayanan, sampai
habis periode satu bulan.
d. Setelah sampai pada hari/tanggal terakhir dari satu bulan yang bersangkutan
dilakukan penjumlahan untuk penerimaan dan pengeluaran alat kontrasepsi
selama satu bulan.
e. Disamping, kedalam register ini dituliskan pula siss(stock) alat-alat kontrasepsi
yang ada diklinik KB pada akhir bulan.
f. Untuk tiap hari dalam bulan berikutnya pencatatan dilakukan pada lembar
(halaman) baru.
3. Laporan Bulanan Klinik Keluarga Berencan (F/II/KB/90)
Penjelasan Umum
a. Laporan bulanan klinik KB dibuat oleh petugas klinik KB sebulan sekali, yaitu
pada setiap akhir bulan kegiatan pelayanan kontrasepsi di klinik KB.
b. Laporan bulanan klinik KB sebagai sarana untuk melaporkan kegiatan pelayanan
kontrasepsi dan haasilnya, yaitu pelayanan ole klinik KB(di dalam dan diluar
klinik KB) serta PPKBD/Sub PPKBD diwilayah binaan klinik KB yang
bersangkutan.
c. Laporan bulanan klinik KB ditandatangani oleh pimpinan klinik KB atau petugas
yang ditunjuk.
d. Laporan bulanan klinik KB dibuat rangkap 5(lima), yaitu:
 1 (satu) lembar dikirim ke BKKBN Pusat
 1(satu) lembar dikirim ke BKKBN Kabupaten Kota Madya
 1 (satu) lembar dikirim ke Unit Pelaksanatingkat Kabupaten Kota Madya
 1 (satu) lembar dikirim ke Camat
 1 (satu) lembar sebagai arsip untuk klinik kB yang bersangkutan
Laporan bulanan klinik KB yang dikirim ke BKKBN Pusat (Minat Biro
Pencatatan dan Pelaporan) dengan menggunakan sampul atau amplop khusus tanpa
dibubuhi perangko dan sudah harus dikirimkan selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya.
Pengisian laporan bulanan klinik kB ini didasarkan pada data yang terdapat dalam :
 Register klinik KB (R/I/KB/89)
 Register alat kontrasepsi KB (R/I/KB/85)
 Laporan bulanan PLKB (F/I/PLKB/90)
 Laporan-laporan serta catatan-catatan lainya.
4. Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB (REK/F/II/89)
Penjelasan Umum.
a) Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB (REK/F/II/KB/89) ini dibuat sebuan
sekali, yaiu pada awal bulan berikutna dari bulan laporan. Tujuannya untuk
meaporkan seluruh kegiatan pelayanan KB dan hasilnya dari seluruh klinik KB
yang berada di suatu wilayah kabupaten/kotamadya pada satu bulan laporan.
b) Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB inidibuat oleh BKKBN
Kabupaten/Kotamadya dalam rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada:
 1 (satu) lembar untuk BKKBN Propinsi.
 1 (satu) lembar untuk Unit Pelayanan KB Departemen Kesehatan Tingkat
Kabupaten/Kotamadya.
 1 (satu) lembar untuk arsip.
c) Rekapitulasi
Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB ini harus sudah dikirimkan ke BKKBN
Propinsi yang bersankutan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya dari
bulan laporan.
Lembar rekapitulasi ini ditandatangani oleh Kepala BKKBN
Kabupaten/Kotamadya yang bersangkutan.
2.6 Sistem pencatatan dan pelaporan Pelayanan Kontrasepsi.
Pencatatan dan pelaporan Pelayanan Kontrasepsi Program KB ditujukan kepada kegiatan
dan hasil kegiatan operasional yang meliputi:
 Kegiatan Pelayanan Kobtrasepsi
 Hasil Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi baik di Klinik KB maupun di Dokter/bidan
Praktek Swasta
 Pencatatan keadaan alat-alat kontrasepsi di klinik KB
2.7 Mekanisme pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi.
System pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi, diharapkan dapat
menyediakan berbagai data dan informasi pelayanan kontrasepsi diseluruh wilayah
sampai tingkat kecamatan dan desa. Adapun mekanisme pencatatan dan pelaporan
pelayanan kontrasepsi sebagai berikut:
1. Pada waktu mendaftar untuk pembukaan klinik KB dan pendaftaran ulang setiap
bulan Januari, smua klinik KB mengisi Kartu Pendaftaran Klinik KB (K/O/KB/OO)
2. Setiap peserrta KB baru dan pindahahn dibuat Kartu Status peserta KB (K/IV/KB/00)
yang antara lain memuat cirri-ciri peserta KB bersangkutan. Kartu ini disimpan di
klinik dan digunakan waktu kunjungan ulang.
3. Setiap peserta KB baru atau pindahan dari klinik KB dibuat Kartu Pesreta KB
(K/I/KB/00)
4. Setiap pelayanan KB di klinik KB, dicatat dalam Register klinik KB (R/I/KB/00) dan
pada akhir bulan dijumlahkan, karena register ini merupakan sumber data untuk
membuat laporan bulanan klinik
5. Setiap penerimaan dan pengeliaran jenis alat kontrasepsi oleh klinik dicatat dalam
Register Alat kontrasepsi KB (R/II/OO), setiap akhir bulan dijumlahkan sebagai
sumber membuat laporan bulanan
6. Pelayanan KB yang dilakukan oleh Dr/Bidan praktek swasta setiap hari dicatat dalam
buku hasil prlayanan kontrasepsi pada Dokter/Bidan Swasta (B/I/DBS/00). Setiap
akhir bulan dijumlahkan dan merupakan sumber data dalam membuat laporan
nulanan petugas penghubung DBS/PBS
7. Setiap bulan PKB/PLKB tatu petugas yang ditunjuk sebagai petugas oenghubung
dokter/bidan praktek swasta membuat laporan bulanan ini merupakan sumber data
untuk pengisian laporan bulanan klinik KB.
8. Setiap bulan, petugas klinik KB membuat laporan klinik KB (F/II/KB/000) yang
datanya diambil dari Register Hasil Pelayanan di klinik KB (R/KB/00) Laporan
bulanan petugas Penghubung Dokter/Bidan Praktek Swasta (F/I/PH/-DBS/00) dan
Register Alat Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/00).
Arus Laporan Pelayanan Informasi adalah sebagai berikut:
a. Kartu pembinaan klinik KB (KB/0/KB/00) dibuat oleh klinik KB rangkap 2 (dua). 1
lembar untuk kantor BKKBN kabupaten/kota yang dikirim selambat-lambatnya
tanggal 7 februari setiap bulan ke kantor BKKBN kabupaten/kota dan arsip
b. Laporan bulanan petugas penghubung hasil pelayanan kontrsepsi oleh dokter/bidan
praktek swasta dalam rnagkap 2 (dua). Dikirim selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya ke klinik bidan induk di wilayah kerjanya dan arsip.
c. Laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/00) dibuat oleh klinik KB dalam rangkap 4
(empat) dikirim selambat-lambatnya pada tanggal 7 bulan berikutnya, masing-masing
ke kantor BKKBN kabupaten/kota, mitra kerja tingkat II, kantor Camat dan Arsip.
d. Rekapitulasi kartu pendaftaran klinik KB Tingkat Kabupaten/lota
(RekKab.k/0/KB/00), dibuat rangkap 2 (dua) oleh kantor BKKBN kabupaten/kota
dan dikirim selambat-lambatnya pada tanggal 14 februari setiap tahun, masing-
masing ke kanwil BKKBN Kabupaten Propinsi dan Arsip.
e. Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB Tingkat kabupaten/kota (Rek-Kab/F/KB/00) 
dibuat 2 (dua) rangkap setiap bulan oleh kantor BKKBN kabupaten/kota dikirim
selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya ke kanwil BKKBN Propinsi dan
Arsip.
f. Rekapitulasi Kartu pendaftaran klinik KB tingkat propinsi (Rek-prop.K/0/KB/00)
dibuat rangkap 2 (dua) oleh kanwil BKKBN propinsi dan dikirim selambat-
lambatnya tanggal 21 februari setiap tahun ke BKKBN pusat dan Arsip.
g. Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB tingkat propinsi (Rek.prop./F/KB/00) dibuat
rangkap 2 (dua) oleh kanwil BKKBN propinsi dan dikirim selambat-lambatnya
tanggak 15 bulan berikutnya ke BKKBN Pusat dan Arsip.
h. BKKBN propinsi (bidang informasi keluarga dan analisa program) setiap bulan
menyampaikan laporan umpan balik ke kantor BKKBN pusat, ke kanwil BKKBN,
kabupaten dan mitra kerja tingkat I.
i. BKKBN Pusat (Direktorat Pelaporan dan Statistik) setiap bulan menyampaikan
umpan balik kepda semua pimpinan di jajaran BKKBN Pusat, ke kanwil BKKBN,
propinsi dan Mitra kerja Tingkat Pusat
2.8 Monitoring dan Evaluasi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi
Dalam pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kontrasepsi masih dirasakan
adanya kelebihan dan kekurangan, sehingga perlu selalu dilakukan monitoring dan
evaluasi. Melalui system pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrsepsi dari hasil
monitoring dan evaluasi tersebut dapat diketahui hambatan dan permasalahan yang
timbul, sehingga dapat dilakukan perbaikan kegiatan system pencatatan dan pelaporan
pelayanan kontrasepsi.
1. Cakupan laporan
Dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap cakupan laporan meliputi
jumlah, ketepatan waktu data yang dilaporkan, mulai dari tingkat ini lapangan sampai
tingkat pusat.
2. Kualitas data
Dalam melakukan evaluasi terhadap kualitas data pencatatan dan pelaporan
pelayanan kontrasepsi perlu dilihat bagaimana masukan laporan, baik laporan
bulanan maupun laporan tahuna  serta bagamana informasi yang disajikan setiap
bulan atau tahunan. Dalam hal ini sering/dapat terjadi laporan mengalami
keterlambatan dan cakupannya belum dapat optimal maupun kualitas dan kuantitas
datanya serta informasi yang disampaikan belum optimal. Keterlambatan penyajian
data informasi setiap bulannya dapat disebabkan oleh proses pengumpulan data
laporannya terlambat serta banyaknya  kesalahan pengelolahan ke bawah dan ke
samping sehingga memperlambat proses pengelolahannya.
3. Tenaga
Dalam melakukan evaluasi terhadap tenaga pencatatan dan pelaporan
pelayanan kontrasepsi, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu ketersediaan/jumlah
tenaga dan kualitas tenaga:
a. Ketersediaan/jumlah tenaga
Bagaiman kondisi jumlah tenaga RR klinik yang melakuka pencatatan pelaporan
pelayanan kontrasepsi
b. Kualitas tenag
Apakah petugas RR klinik sudah mengikuti pelatihan RR
4. Sarana
Dalam melakukan evaluasi terhadap sarana, perlu dilihat bagaimana sarana,
perlu dilihat bagaimana sarana pendukung kelancaran pelaksanaan pencatatan dan
pelaporan diantaranya:
 Ketersedian formulir dan kartu
 Ketersedian Buku Petunjuk Teknis pencatatan dan pelaporan pelayanan
kontrasepsi
 Ketersediaan faksimili untuk seluruh kabupaten/kota  untuk kecepatan pelaporan
 Ketersedian computer sampai dengan tingkat kabupaten/kota

2.9 Pendokumentasian Rujukan KB


Tujuan system rujukan disini adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan
efisiensi pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusus
terutama ditujukan umtuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping,
komplikasi dan kegagalan penggunaan kontrasepsi.
System rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik  atas masalah
yang timbul, baik secara vertical maupun secara horizontal kepada fasilitas pelayanan
yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional. Tidak dibatasi oleh wilayah adsministrasi.
Dengan pengertian tersebut, maka merujuk berarti meminta pertolongan secara timbal
balik kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten dengan tujuan untuk
penanggulangan masalah yang sedang dihadapi.
2.10 Tata Laksana
Rujukan Medik dapat berlangsung:
1. Internal antar petugas di satu puskesmas
2. Antara puskesmas  pembantu dan puskesmas
3. Antara masyarakat dan puskesmas
4. Anatara satu puskesmas dan puskesmas lain
5. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
6. Internal antara bagian/unit palayanan di dalam satu rumah sakit
7. Antar rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dan rumah sakit
laboratorium atau pelayanan fasilitas yang lain.
Rangkaian jaringan fasilitas pelayanan kesehatan dalam system rujukan tersebut
berjenjang dari yang paling sederhana di tingkat keluarga sampai satuan fasilitas
pelayanan kesehatan nasional denga dasar pemikiran rujukan ditujukan secara timbal
balik kesatuan pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, dan rasional serta tanpa
dibatasi oleh wilayah administrasi.
Rujukan bukan berati melepaskan tanggung jawab dengan menyerahkan klien-
klien ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, akan tetapi karena kondisi klien yang
mengaharuskan pemberian pelayanan yang lebih kompeten dan bermutu melalui upaya
rujukan. Untuk itu dalam melaksanakan rujukan harus telah pula diberikan:
a. Konseling tentangkondisi klien yang menyebabkan memerlukan rujukan
b. Konseling tentang kondisi yang diharapka diperoleh di tempat rujukan
c. Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan tempat rujukan dituju
d. Penghantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang dituju mengenai kondisi klien
saat ini riwayat sebelumnya serta upaya/tindakan yang telah diberikan
e. Bila perlu berikan upaya mempertahankan keadaan umum klien
f. Bila perlu, karena kondisi klien, dalam perjalanan menuju tenpat rujukan harus
didampingi perawat/bidan
g. Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan dituju agar memungkin segera
menerima rujukan klien
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, setelah memberi upaya 
penangulanggan dan kondisi klien telah memungkinkan, harus segera mengembalikan
klien ketempat fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikan :
a. Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya penanggulangan
b. Nasehat yang perlu diperhatikan klien mengenai kelanjutan penggunaan kontrasepsi
c. Penghantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk mengenai kondisi klien
berikut upaya penaggulangan yang telah diberikan serta sasaran upaya pelayanan
lanjutan yang harus dilaksanakan, terutama tentang penggunaan kontrasepsi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi adalah suatu kegiatan merekam
dan menyajikan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan oleh fasilitas pelayanan
KB.
Pelayanan fasilitas pelayanan KB adalah semua kegiatan pelayanan kontrasepsi
oleh fasilitas pelayanan KB baik berupa pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun
tindakan-tindakan lain yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang diberikan pada
PUS baik calon maupun peserta KB.
Dalam upaya mewujudkan pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi
Gerakan Keluarga Berencana Nasional, hal-hal yang harus dilakukan oleh setiap petugas
dan pelaksana KB adalah mengetahui dan memahami batasan-batasan pengertian dari
istilah-istilah yang dipergunakan serta mengetahui dan memahami berbagai jenis dan
fungsi instrument-instrumen pencatatan dan pelaporan yang dipergunakan, cara-cara
pengisiannya serta mekanisme dan arus pencatatan dan pelaporan tersebut
Tujuan system rujukan disini adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan
efisiensi pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusus
terutama ditujukan umtuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping,
komplikasi dan kegagalan penggunaan kontrasepsi.
System rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik  atas masalah
yang timbul, baik secara vertical maupun secara horizontal kepada fasilitas pelayanan
yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional.
3.2 Saran
Dokumentasi kebidanan tidak hanya merupakan dokumen sah tapi juga instrumen
untuk melindungi para pasien dan bidan secara sah; oleh karena itu, bidan diharapkan
dapat bekerja sesuai dengan standar profesional untuk pencatatan dan pelaporan serta
pendokumentasian rujukan Keluarga Berencana.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:Yayasan Bina
Pustaka

Everett,Suzanne.2012.Kontrasepsi Dan Kesehatan Seksual Reproduktif.Jakarta : EGC

Lawintono,L. 2000. Dokumentasi Kebidanan. St Carolus. Jakarta

Manuaba,IBG.2002.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta : Arcan

Muslihatun, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai