DASAR DASAR FILSAFAT Pendahuluan MANUSIA
DASAR DASAR FILSAFAT Pendahuluan MANUSIA
Pendahuluan
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERPIKIR
Jiwa yang meraga, Jiwa yang menjadi satu dengan raga, yaitu
jiwa yang maujud, tidak berbentuk dan tidak berbobot.
BAB 1
1
ISI DAN ARTI FILSAFAT
1. Faktor Intern
Kecendrungan atau dorongan dari dalam diri manusia, yaitu rasa ingin
tahu.
2. Faktor Ekstern
Manusia yang hanya sekedar ingin tahu dan setelah mendapatkannya lalu
puas adalah tergolong orang-orang “pada umumnya”.
Manusia yang secara radikal ingin tahu tentang segala hal atau segala
sesuatu sampai ketaraf hakikat adalah tergolong para pemikir, ahli pikir,
atau filsuf (Philosophes).
B. PENDEKATAN ETIMOLOGIS
2
Menurut perkataannya (Etimologis), Filsafat berasal dari kata Yunani
“Philosophia” (dari kata Philein yang artinya mencintai, atau Philia yang
berarti Cinta, dan Sophia yang berarti kearifan) yang kemudian menjadi
kata “Philosophy” (dalam bahasa Inggris)
1. Pertanyaan, Bagaimana :
Sifat adalah suatu hal yang tidak berdiri sendiri, akan tetapi
adanya itu terletak pada barang yang lain dan menjadi satu
dengan barang yang lain itu.
4. Sifat kekuatan adalah tenaga atau gaya yang ada pada barang
tersebut.
3
Sifat keadaan adalah sifat-sifat yang telah menjadi sifat dari hal
atau barang itu.
2. Pertanyaan, Mengapa :
3. Pertanyaan, Ke mana :
4. Pertanyaan, apa :
c. Beralasan
Berpikir ilmiah mengenai suatu hal perlu disusun sebagai suatu system
yaitu bagian yang satu dengan bagian yang lain yang saling berhubungan
dan semua bagian merupakan kesatuan serta kebulatan.
5
“Sir Francis Bacon (1561-1626 M)”
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan.
“Eksistensialisme”
Filsafat hidup bersifat tertutup, artinya filsafat itu ada karena telah
ditentukan oleh dan menurut norma-norma keagamaan, adat istiadat,
dan budaya social yang sedang berlaku.
BAB 2
PENGETAHUAN
6
Pengetahuan adalah hasil dari kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja
melalui cara-cara dan dengan alat-alat tertentu.
Dorongan rasa ingin tahu manusia bersumber pada tri potensi jiwa yaitu
cipta / akal (rationale), rasa (emotioan), dan karsa / kemauan / keinginan
(will).
B. OBYEK PENGETAHUAN
Taraf kualitatif adalah sesuatu yang spiritual, yang terlepas dari ruang dan
waktu tertentu, hanya berjenis satu, dan bersifat tetap yang tidak
mengalami perubahan.
4) Pancaindra (pengalaman)
5) Akal pemikiran
6) Intuisi individual.
7
D. JENIS-JENIS DAN SIFAT-SIFAT PENGETAHUAN
Pengetahuan yang bersumber dari tradisi yang dapat diketahui dengan cara
percaya (yaitu menerima begitu saja dengan tanpa kritik), maka
kebenarannya dapat diukur apakah sesuai apa tidak dengan norma-norma
tradisi yang diakui. Adapun sifatnya yang receptive dan relative (tidak
multak) sangat tergantung kepada situasi dan kondisi yang sedang
berjalan. Oleh karena itu akan bersifat heterogen (berjenis-jenis dan
berbeda-beda), selalu berubah-ubah dan tidak tetap, serta khusus tidak
berlaku secara umum.
BAB 3
ILMU PENGETAHUAN
8
A. OBYEK MATERI DAN OBYEK FORMA
Apabila pendekatan secara fisis, maka metode yang dipakai tentu yang
sifatnya kuantitatif.
Ada beberapa jenis metode ilmiah yang secara umum untuk dapat
diketahui sebagai :
9
C. SISTEM DI DALAM ILMU PENGETAHUAN
3. Teori kegunaan.
BAB 4
10
Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan, karena berfikir ilmiah adalah cirri
khusus ilmu pengetahuan.
A. Obyek Filsafat
Filsafat memiliki obyek studi yang meliputi obyek materi maupun obyek
forma.
Obyek materi filsafat sering disebut sebagai segala sesuatu yang ada (dan
bahkan yang mungkin ada). Obyek ini sering pula disebut sebagai realitas
atau kenyataan (the reality).
3. Esensi Abstrak, adalah bahwa meskipun sesuatu hal itu berada didalam
perkembangan dan perbedaaan dengan yang lainya, tetapi ia tetap
termasuk kedalam jenis tertentu (Hakikat Jenis).
B. Metode Filsafat
Metode Analisis
Metode Sintesis
11
Metode ini dibantu dengan peralatan deduktif, yang mencoba menjabarkan
sifat-sifat umum yang secara niscaya ada padanya segala sesuatu kedalam
hal-hal dan keadaan-keadaan konkrit khusus tertentu.
C. Sistem Filsafat
D. Kebenaran Kefilsafatan
4. Sifat kebenaran metafisis tersebut semakin lebih jelas lagi jika kita lihat
dari system dialektik ( closed – opened dialectical system ).
BAB 5
12
Sejarah perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikiran
kefilsafatan yang telah dibangun sejak abad ke-6 SM.
“Herakleitus”
“Parmanides”
“Idealisme”
Aristoteles mengatakan bahwa setiap hal atau benda itu tersusun dari
“hule” dan “morfe”, yang kemudian dikenal dengan teori “Hule-Morfistik”.
Morfe adalah dasar kesatuan, yang menjadi inti dari segala sesuatu, karena
morfe-nya, maka segala sesuatu itu sama dengan yang lain termasuk
kedalam satu jenis yang sama.
“Positivisme”
“Eksistensialisme”
3. Manusia merupakan satu kesatuan sebelum ada perpisahan antara jiwa dan
badannya.
BAB 6
Nilai ini berdasar pada etika yang juga merupakan salah satu bidang studi
filsafat manusia.
Jadi dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa bagi ilmu pengetahuan pada
umumnya, filsafat berguna dalam hal :
15
4. Memberikan tempat dan kedudukan yang tepat kepada setiap ilmu
pengetahuan didalam suatu hubungan yang tertib, teratur, harmonis
dan dinamis serta didalam satu kesatuan yang utuh menyeluruh.
7. Memberikan arah dan tujuan bahwa kebenaran ilmiah itu tidak lain
demi kesejahtraan dan kebahagian umat manusia.
16