Anda di halaman 1dari 10

Nama.

: susi sulistiawati

Nim. : G20170053

Dosen : Dr. Ade Sumiardi M.,Si

Mata kuliah : Metode Penelitian

Tugas II

NARASI RUMUSAN MASALAH

MASALAH

Apa itu masalah?

Menurut Agung Wijaya, Masalah merupakan suatu keadaan yang tidak seimbang antara
harapan/keinginan dengan kenyataan yang ada. Pendapat lain dari Istijanto, masalah
merupakan bagian yang paling penting dalam proses riset, sebab masalah memberi pedoman
jenis informasi yang nantinya akan dicari. Jadi kelompok kami menyimpulakan bahwa masalah
adalah kendala yang harus diselesaikan untuk mencapai suatu tujuan. Disebut masalah jika
suatu yang diharapkan berbeda dengan kenyataan.

Penelitian - Banyak yang mencari tentang rumusan masalah ataupun contoh rumusan
masalah entah itu rumusan masalah makalah maupun rumusan masalah penelitian. Rumusan
masalah memang cukup krusial dalam sebuah penelitian ataupun makalah. Namun sebelum
beranjak kepada contoh rumusan masalah, maka akan lebih baik kalau diketahui tentang
rumusan masalah, pengertian rumusan masalah sehingga di masa mendatang tidak lagi
kerepotan dalam membuat rumusan masalah sehingga tidak terpaku pada pencarian contoh
rumusan masalah.

Pengertian Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam sebuah proposal penelitian


adalah hal paling mendasar. Rumusan masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan
dilakukan dalam penelitian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan
masalah, kemudian akan dijawab dalam proses penelitian dan tertuang secara sistematis dalam
laporan penelitian. Semua bahasan dalam laporan penelitian, termasuk juga semua bahasan
mengenai kerangka teori dan metodologi yang digunakan, semuanya mengacu pada
perumusan masalah. Oleh karena itu, ia menjadi titik sentral. Disinilah fokus utama yang akan
menentukan arah penelitian (Yenrizal, 2012).

Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, diantaranya:

Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang
berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu
hingga berhasil.”

Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan
kenapa dan kenapa”.

Timbulnya masalah

 Adanya tantangan
 Adanya kesangsian
 Adanya kebingungan
 Adanya kemenduaan arti (ambiguity)
 Adanya halangan/rintangan
 Adanya gap antar fenomena

Tujuan perumusan masalah

 Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang

 Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru

 Meletakan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya atau


dasar untuk penelitian selanjutnya

 Memenuhi keinginan sosial


 Menyediakan sesuatu yang bermanfaat

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mentransformasikan topik ke dalam sesuatu yang bisa
dikelola (manageable) dalam artian disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan batasan-
batasan sumber daya yang ada. Dalam melakukan penelitian kita harus benar-benar memahami
permasalahan yang akan dibahas. Apa yang menjadi latar belakang munculnya masalah
tersebut perlu kita ketahui terlebih dahulu.

2. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah adalah batasan-batasan dalam pembahasan suatu masalah. Hal yang
membatasi ruang lingkup suatu masalah dapat diliat dari waktu, biaya, kemampuan, dan minat
peneliti berdasarkan tingkat kepentingan masalah yang diteliti.

3. Menetapkan Research Question

Rumusan masalah dituangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan


jawabannya melalui kegiatan penelitian. Perumusan masalah penelitian harus didasarkan pada
topik permasalahan yang telah diidentifikasi pada bagian latar belakang masalah dan bagian
pembatasan masalah.

Menurut Punch (2005) memberi landasan untuk penyusunan research question yang baik
adalah clear (mudah dipahami dan tidak ambigu), spesifik (konsep-konsepnya tepat),
answerable (dapat dijawab dengan data termasuk cara data dikumpulkan), interconnected
(saling berkaitan dan dapat ditangkap maknanya serta substantively relevant (ada nilai guna
dan layak dihargai bila penelitian dilakukan nantinya). Sementara menurut (Hulley & Cumming
dlm Design Clinical Reseach) syarat masalah dapat diteliti adalah Fisible yaitu mampu
melaksanakan masalah dan trend, Interesty: masalah tersebut menantang secara intelektual,
New value: member nilai baru terkait dengan keaslian penelitian, Etis: tidak bertentangan
dengan etika serta Relevant: cukup layak untuk diteliti.
4. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan
penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis dalam
bentuk uraian paparan,atau poin-poinnya saja.

Pada bagian ini dikemukakan :

 Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas


 Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas.
 Manfaat praktis hasil bahasan.
 Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah
dalam bentuk pertanyaan.
 Mengidentifikasi Tujuan

Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi
mengenai masalah yang akan dijawab menjadi suatu perumusan masalah. Untuk itu, diperlukan
perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa
penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak hasil
penelitian.

5. Langkah-langkah Merumuskan Masalah

Menurut hasibuan, Ada beberapa cara untuk merumuskan masalah:

Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan (research question) yang berfokus pada dependent
variable atau pada apa yang akan diteliti.

 Rumusan hendaknya jelas dan padat


 Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
 Rumusan masalah dasar dalam membuat hipotesa
 Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya dan dari
rumusanmasalah dapat menghasilkan topik penelitian atau judul penelitian. Kondisi-
kondisi yangdilakukan saat membuat rumusan masalah, yaitu:
 Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
 Rumusan hendaknya jelas dan padat.
 Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
 Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.

Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Dalam memilih masalah, perlu dihindarkan masalah serta rumusan masalah yang
terlaluumum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal ataupun terlalu argumentatif serta variabel-
variabel penting dalam perumusan masalah harus diperhatikan. Masalah-masalah ilmiah tidak
bolehmerupakan pertanyaan etika atau moral maupun tentang nilai dan value judgement
karena pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab secaa ilmiah.. Untuk
menghindarkan haltersebut, maka janganlah menggunakan kata “mustikah” atau “lebih baik”,
atau perkataan- perkataan lain yang menunjukkan preferensi. Sebaiknya jangan pula
menggunakan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan “ metode sampling ” atau
“pengukuran” dan lain-laindalam memformulasikan masalah.Ada dua cara untuk
memformulasikan masalah, cara yang pertama dengan menurunkanmasalah dari teori yang
telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental. Cara yang kedua yaitu dari observasi
langsung di lapangan seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahlisosiologi. Jika masalah
diperoleh di lapangan , maka sebaiknya juga menghubungan masalahtersebut dengan teori-
teori yang telah ada sebelum masalah tersebut diformulasikan, karena adakalanya penelitian
tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan adapat membentuk suatu teori. Membuat masalah
penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:

 Tidak semua masalah di lapangan dapat diuuji secara empiris.


 Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah
masalah.
 Kadang kala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian, dan sang
peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan.
 Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan
masalahtersebut sukar deperoleh.
 Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

Sumber untuk memperoleh masalah

 Pengamatan terhadap kegiatan manusia

 Bacaan

 Analisis bidang pengetahuan

 Ulangan serta perluasan penelitian

 Bidang studi yang sedang dikerjakan /matakuliah yang sedang diikuti

 Pengalaman dan catatan pribadi

 Praktek serta keinginan masyarakat

 Bidang spesialisasi

 Observasi terhadap alam sekitar

 Diskusi-diskusi ilmiah

 intuisi

Cara merumuskan masalah

 Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

 Rumusan masalah jelas dan padat

 Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
 Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis

 Rumusan masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian

DESAIN PENELITIAN

Merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan


pelaporan penelitian . Desain penelitian tergantung pada Derajat akurasi dan presisi
yang diinginkan ,Validasi yang ingin diperoleh, Error yang diminimalisasikan, Level
pembuktian dari bidang ilmu yang berkaitan.
Desain penelitian terdiri dari tiga proses yaitu :
 Perencanaan penelitian
 Pelaksanaan penelitian/proses operasional penelitian
 Pelaporan Penelitian

Jenis-jenis Design Penelitian

Pengelompokkan design penelitian yang menyeluruh belum dapat dibuat dewasa ini, karena
masing-masing ahli mengelompokkan jenis design penelitian sesuai dengan kondisi ilmuwan itu
sendiri.

Ilmuwan McGrath (1970) mengelompokkan design penelitian menjadi lima, yaitu :

· Percobaan dengan control

· Studi (belajar)

· Survey (pengamatan)

· Investigasi (meneliti)

· Penelitian tindakan
Sedangkan menurut Barnes (1964), design penelitian dibagi menjadi :

· Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan kelompok control

· Studi “ Sesudah Saja” dengan kelompok control

· Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan satu kelompok

· Studi “ Sesudah Saja” tanpa control

· Percobaan ex post facto

Shah (1972) mencoba membagi design penelitian menjadi enam kenis, yaitu :

· Design untuk penelitian yang ada control

· Design untuk studi deskriptif dan analitis

· Design untuk studi lapangan

· Design untuk studi dengan dimensi waktu

· Design untuk studi evaluatif - nonevaluatif

· Design dengan menggunakan data primer atau data sekunder

Design penelitian memiliki beragam jenis dilihat dari berbagai perspektif, antara lain :

a) Desain penelitian dilihat dari perumusan masalahnya ;

· Penelitian eksploratif

· Penelitian uji hipotesis

b) Desain penelitian berdasarkan metode pengumpulan data ;


· Penelitian pengamatan

· Penelitian Survai

c) Desain penelitian dilihat dari pengendalian variabel-variabel oleh peneliti ;

· Penelitian eksperimental

· Penelitian ex post facto

d) Desain penelitian menurut tujuannya ;

· Penelitian deskriptif

· Penelitian komparatif

· Penelitian asosiatif

e) Desain penelitian menurut dimensi waktunya ;

· Penelitian Time Series

· Penelitian Cross Section

f) Desain Penelitian dilihat dari lingkungan studi dapat dikelompokkan ;

· Studi dan Eksperimen Lapangan

· Ekspreimen Laboratorium

Design Dalam Merencanakan Penelitian

Dalam memecahkan masalah, design dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan


evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui. Dari penyelidikan itu, akan
terjawab bagaimana hipotesis dirumuskan dan diuji dengan data yang diperoleh untuk
memcahkan suatu masalah. Dari sini pula dapat dicari beberapa petunjuk tentang design yang
akan dibuat untuk penelitian yang akan dikembangkan.
Design Pelaksanaan Penelitian

Design pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan atau pengamatan


serta memilih pengukuran,-pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-
alat untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding dan editing, serta memproses data
yang telah dikumpulkan.

Suchman (1967) telah membagi design dalam pelaksanaan penelitian, yaitu :

 Design sampel
 Design alat (instrument)
 Design administrasi
 Design analisis

Anda mungkin juga menyukai