Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH

METODE PENULISAN HUKUM

“PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA


PERLINDUNGAN HAK ANAK”

Dibuat Oleh:

Rudiyanto (0751002)
Adi Yudha Pratama (0751010)
Stenly (0751019)
Robinson (0751030)
Jenad (0851002)
Siti Indriani (0851011)
Lyna (0851024)
Ruth Siburian (0851041)

Fakultas Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Internasional Batam
2010

0
PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA
PERLINDUNGAN HAK ANAK

Teori Konseptual

Yang dimaksud dengan anak dalam tulisan ini yaitu “seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”
(Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Anak). Anak dalam kandungan
menurut Pasal 2 BW, yaitu “anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan,
dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana juga kepentingan si anak
menghendakinya”, yang artinya anak dalam kandungan sudah memiliki hak.
Anak hidup dalam keluarga, yang dalam hal ini berarti “unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke
atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga” (Pasal 1 ayat 1 Undang-
Undang Perlindungan Anak). Bagian dari keluarga ada orang tua yang, yang
berarti “Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri,
atau ayah dan/atau ibu angkat” (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan
Anak). Bila tidak memiliki orang tua, maka anak tersebut mendapakan seorang
wali, yang dimaksud dengan wali di sini adalah “Wali adalah orang atau badan
yang dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua
terhadap anak” (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Anak). Yang
dimaksud dengan kuasa asuh tersebut adalah “kekuasaan orang tua untuk
mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan
menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan
kemampuan, bakat, serta minatnya” (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang
Perlindungan Anak).
Jenis-jenis anak dan pengertiannya menurut tulisan ini adalah sebagaimana
didefinisikan dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Anak, yaitu
sebagai berikut:
1. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar,

1
baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
2. Anak yang menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik
dan/atau mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya
secara wajar.
3. Anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai kecerdasan
luar biasa, atau memiliki potensi dan/atau bakat istimewa.
4. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan
keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab
atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam
lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau
penetapan pengadilan.
5. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk
diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan,
karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin
tumbuh kembang anak secara wajar.
Yang dimaksud dengan perlindungan anak menurut tulisan ini adalah
“segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi” (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Anak).
Perlindungan anak yang berupa perlindungan khusus, yaitu “perlindungan yang
diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan
hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi
secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi
korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
(napza), anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan
baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban
perlakuan salah dan penelantaran” (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan
Anak).
Salah satu yang dilindungan menurut perlindungan anak adalah hak anak,
yang dimaksud dengan hak anak menurut tulisan ini adalah “bagian dari hak asasi

2
manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah, dan negara”. Masyarakat adalah “perseorangan,
keluarga, kelompok, dan organisasi sosial dan/atau organisasi kemasyarakatan”,
dan Pemerintah berarti “Pemerintah yang meliputi Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah”. (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Anak).
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas,
berakhlak mulia, dan sejahtera.
Yang dimaksud dengan pengangkatan anak menurut tulisan ini adalah
pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi
anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pengangkatan anak tersebut tidak
memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua
kandungnya. Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut
oleh calon anak angkat. Pengangkatan anak oleh warga negara asing hanya dapat
dilakukan sebagai upaya terakhir. Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka
agama anak disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk setempat. (Pasal 39
Undang-Undang Perlindungan Anak.).

3
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang


Perlindungan Anak.

Anda mungkin juga menyukai