Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 4, No. 4, April 2020, hlm. 1116-1124 http://j-ptiik.ub.ac.id

Evaluasi Proses Tata kelola Keamanan Informasi Menggunakan COBIT 5


Dengan Proses APO13, DSS04 dan DSS05 (Studi Pada DISKOMINFO
Kabupaten Sidoarjo)
Ridho Hardiansyah1, Yusi Tyroni Mursityo2, Suprapto3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1ridho1098@student.ub.ac.id, 2 yusi_tyro@ub.ac.id, 3spttif@ub.ac.id

Abstrak
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kabupaten Sidoarjo merupakan instansi
pemerintah yang membantu bupati melaksanakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi,
informatika, statistik dan persandian. Dalam melaksanakan tugasnya, DISKOMINFO memiliki pusat
data yang digunakan untuk pelayanan penyimpanan data aplikasi pada Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) di Kabupaten Sidoarjo. Banyaknya data yang akan dikelola serta kemungkinan adanya ancaman
serangan siber dan pencurian data, maka diperlunya proses tata kelola keamanan informasi yang baik
agar meningkatkan proses keamanan informasi dan keberlangsungan bisnis organisasi. Perlunya
dilakukan evaluasi penilaian terhadap kondisi saat ini pada pusat data untuk mengetahui sejauh mana
proses pengelolaan keamanan informasi dilakukan, hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai dasar
rekomendasi perbaikan untuk mencapai kondisi yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan kerangka
kerja COBIT 5 dengan berfokus pada proses APO13 (Manage Security), DSS04 (Manage Continuity)
dan DSS05 (Manage Security Services). Hasil penelitian untuk setiap proses mencapai tingkat 1 dengan
nilai pada APO13 (64,29%), DSS04 (63,33%) dan DSS05 (82,14%), sedangkan harapan yang ingin
dicapai yaitu pada tingkat 3. Rekomendasi yang dihasilkan untuk mencapai tingkatan yang diharapkan
yaitu sebanyak empat rekomendasi untuk proses APO13, tiga rekomendasi untuk proses DSS04 dan
tujuh rekomendasi untuk proses DSS05.
Kata kunci: Pusat Data, COBIT 5, Pengelolaan keamanan, Pengelolaan Keberlangsungan,
Pengelolaan Layanan Keamanan, Dinas Komunikasi dan Informatika

Abstract
The Department of Communication and Information (DISKOMINFO) of Sidoarjo Regency is a
government agency that helps regents carry out government affairs in the fields of communication,
informatics, statistics and coding. DISKOMINFO has a data center used for application data storage
services for Regional Apparatus Organization (OPD) in the Sidoarjo Regency. Whith the amount of
data to be managed as well as the possibility of cyber attacks and data theft, therefore a good
information security management process is needed to increase information security and business
continuity processes. Evaluation of the current condition of the data center is needed to determine the
extent carried out of the information security management process, the results of the evaluation are used
as a basic for recommendations for improvement to achieve the expected conditions. This research uses
framework COBIT 5 by focusing on the process of APO13 (Manage Security), DSS04 (Manage
Continuity) and DSS05 (Manage Security Services). The results of the obtain for each process reached
level 1 with a value at APO13 (64.29%), DSS04 (63.33%) and DSS05 (82.14%), while the expectations
to be achieved were at level 3. The recommendations needed to reach the expected level are four
recommendations for the process of APO13, three recommendations for the process of DSS04 and seven
recommendations for the process of DSS05.
Keywords: Data Center, COBIT 5, Manage Security, Manage Continuitiy, Manage Security Services,
Department of Communication and Information

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 1116
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1117

menginputkan ulang data yang hilang (CNN


1. PENDAHULUAN Indonesia, 2019).
Dinas Komunikasi dan Informatika Sebagai salah satu dinas yang berperan
(DISKOMINFO) Kabupaten Sidoarjo memiliki penting dalam menjaga keamanan data dan
tugas untuk membantu bupati dalam informasi, DISKOMINFO Kabupaten Sidoarjo
melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat diharapkan mampu mengelola keamanan data
khususnya dalam bidang komunikasi, informasi, dan informasi yang dimiliki. Pentingnya
statistika dan persediaan sesuai dengan pengamanan data teersebut telah disampaikan
Peraturan Gubernur No 80 Tahun 2016. oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo,
Cepatnya perkembangan Teknologi Informasi beliau menyampaikan bahwa data merupakan
(TI) sudah sangat dirasakan bagi intansi sumber salah satu sumber kekayaan bangsa yang
pemerintahan, hal tersebut ditandai dengan harus dijaga (Silaban, 2019). Oleh karena itu
banyaknya inovasi aplikasi pelayanan publik pentingnya kepedulian terhadap keamanan
yang dimiliki oleh setiap Organisasi Perangkat informasi pada zaman yang sangat maju akan
Daerah (OPD) terutama di Kabupaten Sidoarjo. digitaliasasi ini maka diperlukanya evaluasi tata
Setiap OPD memiliki server yang di gunakan kelola TI yang tepat khususnya terkait dengan
untuk menjalankan aplikasinya, Pemerintah keamanan informasi agar terjaminya keamanan
Kabupaten Sidorjo bekerja sama dengan data yang dimiliki sehingga meningkatkan
DISKOMINFO Sidoarjo untuk berupaya keamanan informasi dan keberlangsungan bisnis
mengelola aplikasi layanan pada setiap OPD organisasi.
pada satu server terpusat. Proses evaluasi tata kelola TI dapat
Menurut kepala DISKOMINFO Kabupaten dilakukan menggunakan berbagai cara salah
Sidoarjo, akan ada upaya pengintegrasian satunya yaitu menggunakan Control Objective
seluruh layanan yang dimiliki sehingga menjadi for Information and Related Technology (COBIT
satu aplikasi (Wartaekonomi, 2017). 5). Kerangka kerja tersebut digunakan karena
Pengintegrasian tersebut merupakan upaya memiliki domain yang terkait dengan
untuk mempermudah masyarakat dalam pengelolaan keamanan informasi yaitu pada
memanfaatkan pleyanan yang diberikan proses APO13 (Manage Security) berfokus pada
(Kurniawan, 2017). DISKOMINFO Sidoarjo mendefinisikan, mengoperasikan dan
sudah memiliki pusat data yang digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap sistem
pengelolaan seluruh data dan informasi. pengelolaan keamanan informasi, DSS04
Pengelolaan tersebut merupakan tanggung (Manage Continuity) berfokus pada
jawab Bidang Teknologi Informasi dan keberlangsungan layanan TI serta ketersediaan
Komunikasi, data center yang dikelola juga informasi dan DSS05 (Manage Security
pernah mendapatkan serangan siber berupa Services) berfokus unutk mengurangi ancaman
penyebaran virus WannaCry. Banyaknya data yang mungkin terjadi saat proses operasional TI.
serta adanya ancaman terhadap serangan siber Hasil akhir penelitian adalah rekomendasi
yang dapat terjadi maka pihak DISKOMINFO berdasarkan COBIT 5 berupa aktivitas yang
berupaya untuk melakukan pemenuhan perlu dilakukan dan dokumen yang perlu
dokumen terkait dengan pengelolaan keamanan dimiliki, rekomendasi tersebut didapat dari hasil
informasi sesuai standard yang ada, sehingga penilaian terhadap analisis kesenjangan (Gap)
dapat diadaptasi dan disesuaikan dengan antara capability level dan target level.
kebutuhan organisasi. Tersusunya rekomendasi tersebut diharapkan
Pada tahun 2018 terdapat setidaknya dua dapat meningkatkan proses pengelolaan
ratus juta lebih serang siber dan pencurian data keamanan informasi pada pengelolaan data
di Indoensia (CNN Indonesia, 2019). Pencurian center, sehingga tercapainya tujuan
data masih kerap terjadi, seperti yang dialami DISKOMINFO menuju Sidoarjo Smart City.
oleh maskapai penerbangan Lion Air yang
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
dimana terdapat sekitar tujuh juta lebih data
pelanggan dapat dicuri (Haryanto, 2019). Evaluasia dalah cara atau prosedur yang
Kemudian pencurian data kembali terjadi di dilakukan, sesuai dengan aturan yang telah
Indonesia, yaitu pada server Badan Meteorlogi, disusun untuk mengukur sesuatu yang
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sehingga ditetapkan (Muryadi, 2017). Tata kelola TI
mengakibatkan pihak BMKG harus merupakan bagian organisasi yang meliputi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1118

aspek kepemimpinan, struktur organisasi dan ditargetkan.


proses TI untuk mencapai tujuan organisasi Rating Levels digunakan untuk melakukan
(ISACA, 2012). penilaian pada setiap atribut proses capability
Keamanan informasi berguna untuk level sesuai dengan standard ISO/IEC 15504
meningkatkan keberlangsungan layanan dengan (ISACA, 2013), penjelasan terhadap rating
menjaga validitas dan integrasi data (Santoso, et levels dapat dilihat pada tebel 1:
al., 2016). Aspek yang perlu diperhatikan untuk
menjamin keamanan yaitu kelengkapan
informasi (Right Information), pengelolan yang
baik (Right People), kemudahan pengaksesan
(Right Time) dan ketepatan jenis format yang
disampaikan (Right Form) (Purwanto, 2014).
COBIT 5 merupakan kerangka kerja yang
dapat membantu organisasi mencapai tujuanya Skala Not achieved mendefinisikan bahwa
tata kelola dan manajemen TI, membantu tidak adanya atau sedikit bukti ditemukan, Skala
mengoptimalkan pemanfaatan TI dan menjaga Partially achieved berarti ada beberapa bukti
pemanfaatan, risiko dan penggunaan sumber dan beberapa capaian, Skala Largely achieved
daya perusahaan (ISACA, 2012). berarti adanya bukti, pendekatan sudah
Self assessment merupakan cara penilaian sistematis dan signifikan dan Skala Fully
yang dapat dilakukan dengan tidak terlalu detail, achieved berarti bukti yang ada sudah lengkap
digunakan oleh organisasi untuk melakukan dan sistematis, untuk dapat melanjutkan
penilaian kesenjangan terhadap aktivitas yang penilaian pada tingkatan selanjutnya maka
akan dinilai sesuai dengan capability level dan perlunya pencapaian skala Fully Achieved (F)
target level (ISACA, 2013). terlebih dahulu (Gunawan & Pratama, 2018).
Capability Level merupakan capaian RACI Chart digunakan untuk membedakan
tingkatan dari organisasi dalam memanfaatkan peran dan tanggung jawab sesuai dengan
TI pada suatu proses (ISACA, 2013). Process struktur organisasi sesuai dengan kategori
Capability level dinyatakan dalam 6 level dan 9 responsible berarti pihak yang melakukan suatu
atribut proses. tugas, accountable merupakan pihak
Level 0: Incomplete yang berarti tidak ada bertanggung jawab atas pencapaian kegiatan,
proses yang dilakukan atau hanya sedikit consulted pihak yang memberi masukan dan
aktivitas yang dilakukan, Level 1: Performed Informed adalah pihak yang menerima informasi
yang berarti tujuan proses telah dicapai, Level (ISACA, 2012).
2: Managed yang berarti pengelolaan,
perencanaan dan monitoring terhadap proses 3. METODOLOGI PENELITIAN
telah dilakukan, Level 3: Established yang
berarti proses berhasil di capai sesuai dengan
penerapan yang telah didefinisikan, Level 4:
Predictable yang berarti proses dioperasikan
sesuai dengan batasan dan dapat mencapai
tujuan dan Level 5: Optimizing yang berarti
proses ditingkatkan secara berkala untuk
memenuhi tujuan bisnis organisasi (ISACA,
2013). Model penilaian pada COBIT 5
berdasarkan indikator yang ada pada setiap
bagian Base Practices (BPs) dan Work Products
(WPs) untuk level 1 serta Generic Practices
(GPs) dan Generic Work Products (GWPs)
untuk level 2 hingga level 5 (ISACA, 2013).
Proses perhitungan mengadaptasi dari penelitian
yang dilakukan oleh (Putri, et al., 2017) dengen
melakukan penilaian persentase terhadap
BPs/GPs dan WPs/GWPs yang terpenehuhi
dengan BPs/GPs dan WPs/GWPs yang Gambar 1. Metodologi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1119

Pada tahap identifikasi permasalahan,


peneliti penentuan masalah yang ada pada objek
penelitian, penentuan permasalahan didapat dari
wawancara terhadap pihak DISKOMINFO
Kabupaten Sidoarjo. Setelah permasalahan
ditemukan maka langkah selanjutnya yaitu
melakukan studi literatur dengan mempelajari
teori-teori yang dapat di jadikan rujukan dalam
penyelesaian masalah. Langkah selanjutnya
yaitu analisis organisasi yang berkaitan dengan
memahami profil perusahaan, visi dan misi,
tujuan dan struktur organisasi serta melakukan
pemetaan peran dan tanggung jawab
menggunakan RACI Chart sesuai dengan COBIT
5 pada proses APO13, DSS04 dan DSS05.
Setelah responden dipetakan maka langkah
selanjutnya yaitu mengumpulkan data dengan
dilakukanya wawacara dan penyebaran
kuesioner serta observasi dan dokumentasi yang
dimiliki yang behubungan dengan proeses
pengelolaan keamanan informasi data center.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat tiga
proses Self Assessment dengan menentukan taget jabatan yang terpilih sesuai pemetaan RACI
level yang diharapkan oleh respon kemudian Chart yaitu untuk peran Information Security
melakukan penilaian terhadap tingkatan yang Manager terletak pada jabatan Kepala Seksi
dicapai, selanjutnya dilakukan proses triangulasi Keamanan Informasi dan telekomunikasi, peran
data dengan melakukan wawancara kembali CIO terletak pada jabatan Kepala Dinas
terhadap validitas data yang diperoleh, Komunikasi dan Informatika, kemudian peran
kemudian melakukan analisis kesenjangan Head IT Administration dan CISO terletak pada
berdasarkan target level dan kapabilitas level jabatan Kepala Bidang Teknologi Informasi dan
yang diperoleh. langkah selanjtnya yaitu Komunikasi.
menyusun rekomendasi aktivitas yang perlu
dilakukan serta dokumen yang harus dimiliki
sesuai dengan kerangka kerja COBIT 5. Langkah
terakhir yaitu membuat kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan serta saran yang dapat
diberikan terhadap penelitian selanjutnya.

4. HASIL ANALISIS
Sebelum dilakukanya proses penilaian
terhadap bagaimana proses pengelolaan
keamanan informasi pada data center yang ada
pada DISKOMINFO Kabupaten Sidoarjo, maka
terlebih dahulu dilakukanya penentuan peran
dan tanggung jawab pada organisasi. RACI
Chart pada COBIT 5 hanya memerlukan
kategori responden yang berperan sebagai
responsible (R) dan accountable (A) dalam
mejalankan kegiatan, kategori tersebut dipilih Sedangkan untuk Tabel 3, diketahui bahwa
karena pihak tersebut merupakan orang yang peran CIO terletak pada jabatan Kepala Dinas
berperan langsung dalam aktivitas kegiatan Komunikasi dan Informatika, peran Head IT
(Santosa & Widyawan, 2015). Berikut Operations terletak pada jabatan Kepala Seksi
merupakan hasil RACI Chart pada proses Keamanan Informasi dan telekomunikasi dan
APO13, DSS04 dan DSS05: untuk peran Business Continuity Manager

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1120

terletak pada jabatan Kepala Bidang Teknologi


Informasi dan Komunikasi.

Diketahui pada Tabel 5 bahwa hasil dari


perhitungan kapabilitas yang dicapai
DISKOMINFO Kabupaten Sidoarjo pada proses
APO13 pada maisng-masing level mendapat
skala Largly Achieved (L), untuk level 1 pada
PA1.1 Process Performance mendapatkan
sebesar 64,29% sedangkan pada level 2 dengan
PA2.1 Performance Management sebesar
75,00% dan PA2.2 Work Product Management
Hasil RACI Chart pada proses DSS05 pada sebesar 77,78% dan level 3 pada atribut PA3.1
tabel 4 diketahui terdapat dua jabatan yang Process Definition sebesar 75,00% sedangkan
bertanggung jawab yaitu untuk peran pada atribut PA3.2 Process Deployment
Information Security Manager dan Head IT mendapat persentase sebesar 57,14%.
operations yaitu terletak pada jabatan Kepala Tingkat kapabilitas yang diperoleh pada
Seksi Keamanan Informasi dan telekomunikasi proses APO13 yaitu mencapai level 1, dengan
dan untuk peran CISO merupakan jabatan didapatkanya dokumen serta bukti pendukung
Kepala Bidang Teknologi Informasi dan terhadap dilakukanya sebuah aktivitas
Komunikasi. Pada penelitian yang dilakukan, pengelolaan keamanan seperti telah dibuat
karena keterbatasan waktu penelitian dan sebuah tim yang secara khusus menangani
kesibukan yang dimiliki oleh Kepala Dinas, tentang penglolaan keamanan data center, telah
maka proses penelitian memilih kedua di definisikan struktur organisasi, ruang lingkup
responden yang menepati jabatan sebagai kerja, infrastruktur dan sumber daya yang di
Kepala Bidang Teknologi Informasi dan perlukan. Sudah terdapatnya pengelolaan
Komunikasi serta Kepala Seksi Keamanan terhadap risiko dan insiden, telah dilakukanya
Informasi dan Telekomunikasi. monitoring secara berkala terhadap proses
Setelah responden berhasil ditentukan maka pengelolaan keamanan sesuai dengan Standard
proses selanjutnya yaitu melakukan Oprational Procedure (SOP) yang berlaku, akan
pengumpulan data menggunakan metode tetapi belum terdapatnya evaluasi atau tinjauan
wawancara, observasi, kuesioner dan ulang terhadap hasil monitoring yang telah
dokumentasi. Dari hasil wawancara terhadap dilakukan.
reponden, target level yang ingin dicapai dalam
pengelolaan keamanan informasi yaitu mencapai
level 3, kemudian hasil metode pengumpulan
data yang didapat akan digunakan sebagai proses
penilaian terhadap kapabilitas level pada
masing-masing proses mengacu pada ebook
COBIT 5 yang dikeluarkan oleh ISACA,
penilaian peroses berdasarkan Base Practice
(BP) / Generic Prastice (GP) dan Work Product
(WP) / Generic Work Product (GWP) (ISACA,
2013). Berikut merupakan hasil nilai tingkat
kapabilitas pada proses APO13, DSS04 dan
DSS05:

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1121

Kemudian untuk proses selanjutnya pada


DSS04 dengan masing-masing level mendapat Perhitungan terakhir untuk hasil kapabilitas
skala Largely Achieved (L) kecuali pada PA3.2 yang dicapai DISKOMINFO Kabupaten
yang mendapat skala Partialy Achieved (p) Sidoarjo selanjutnya yaitu pada proses DSS05
tingkat kapabilitas yang dicapai juga pada level pada Tabel 7 juga mencapai level 1 dengan
1 dengan Atribut Proses PA1.1 Process Atribut Proses PA1.1 sebesar 82,14% sedangkan
Performance sebesar 63,33% sedangkan pada pada level 2 dengan Atribut Proses PA2.1
level 2 dengan Atribut Proses PA2.1 sebesar 75,00%, kemudian pada Atribut Proses
Performance Management mendapatkan) PA2.2 sebesar 77,78% dan pada level 3 pada
persentase sebesar 56,25% kemudian untuk atribut PA3.1 sebesar 75,00% sedangkan pada
Atribut Proses PA2.2 Work Product atribut PA3.2 sebesar 57,14%.
Management dan PA3.1 Process Definition Proses DSS05 tersebut mendapat nilai
mendapatkan persentase sebesar 66,67%, kurang dari 86% yang berarti baru mencapai
sedangkan pada atribut PA3.2 Process level 1. Hasil evaluasi yang di dapat dari proses
Deployment sebesar 50,00%. penilaian tersebut diketahui bahwa dalam
Untuk proses DSS04 dikatahui bahwa melakukan proses pengelolaan layanan
tingkatan yang dicapai yaitu pada level 1, hal keamanan dalam proses oprasional pihak
tersebut dikarenakan perlunya skala Fully DISKOMINFO telah menggunakan antivirus
Achieved (F) untuk dapat berlanjut pada level untuk perangkat komputer, terdapatnya firewall
selanjutnya. Pada proses pengelolaan untuk keamanan jaringan dan konektivitas, telah
keberlangsungan, pihak DISKOMINFO dilakukanya pengkomunikasian terhadap
Kabupaten Sidoarjo telah mendefinisikan pegawai untuk meningkatkan kepedulian
struktur Tim Business Continuity Plan (BCP), tentang ancaman virus dan maleware, sudah
memiliki kesepakatan terhadap vendor atau didefinisikan dan di terapkanya pengamanan hak
pihak ketiga dalam membantu pengelolaan data akses logic, telah dilakukan nya pendefinisian
center, telah mendefinisikan tingkatan dampak dan penerapan terhadap keamanan fisik yang
bencana yang mungkin terjadi, telah menunjang pengelolaan terhadap data center
menyediakan lokasi backup data serta sesuai dengan SOP, telah dilakukannya
pengelolaan keberlangsungan data center telah pendefinisian dan penerapan pada pemusnahan
didefinisikan sesuai dengan SOP yang terkait hak akses pengguna serta dokumen
digunakan, terdapatnya log arsip tentang data penting yang sudah tidak dipakai dan
yang disimpan. Akan tetapi dalam penerapan terdapatnya monitoring yang dilakukan untuk
proses tersebut, belum dilakukanya memastikan kondisi infrastruktur dalam
pembentukan, pelatihan dan peninjauan terhadap melakukan proses pengelolaan data center
Tim BCP sesuai dengan kopetensi yang berjalan dengan baik.
diperlukan, belum terdapatnya peninjauan dan
rencana peningkatan pengelolaan 5. PEMBAHASAN
keberlangsungan dan belum dilakukanya Setelah dilakukanya pemetaan RACI Chart
evaluasi terkait permasalahaan dan ancaman dan penilaian terhadap proses pengelolaan
keamanan yang pernah dialamai dalam keamanan informasi data center, hasil kapailitas
pengelolaan keberlangsungan data center. level pada setiap proses yaitu mencapai Level 1
(Performed Process), penilaian terhadap
masing-masing proses diperkuat dengan
triangulasi data dengan cara melakukan
wawancara kembali terhadap reponden serta
dilakukanya observasi secara langsung pada
bagian pengelolaan keamanan informasi dan
melakukan pengumpulan bukti berupa
dokumen-dokumen yang dimiliki terkait dengan
pengelolaan Keamanan informasi pada data
center.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1122

untuk meningkatkan proses pengelolaan


keamanan terkait dengan keberlangsungan
layanan pengelolaan data center sehingga
tercapainya target level yang diharapkan.
Rekomendasi pertama yaitu bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana proses pengelolaan
tersebut mencapai target dengan membuat
dokumen yang mendefisnikan tentang
pengukuran analisis kebutuhan yang ingin
dicapai (Gap). Dengan mengetahui nilai
kesenjangan tersebut maka akan mendorong
Dari hasil wawancara, responden berharap pengambilan sebuah keputusan yang diperlukan
bahwa proses pengelolaan keamanan informasi untuk menutup kesenjangan. Rekomendasi yang
dapat mencapai level 3 (Established Process) kedua adalah perlunya pengembangan lebih
sehingga proses pengelolaan keamanan lanjut terkait dengan dokumen SOP Manajemen
informasi dapat berjalan secara konsisten, Keberlangsungan dengan pendefinisian
terdefinisi serta diterapkan sebaik mungkin. rekomendasi yang dibutuhkan dari hasil
Sehingga masing-masing gap pada proses
pengujian yang telah dilakukan serta dilakukan
APO13, DSS04 dan DSS05 sesuai pada Gambar peninjauan ulang dari hasil Business Continuity
2 adalah sebesar dua tingkatan. Proses penilaian Plan (BCP). Rekomendasi terakhir yaitu
yang telah dilakukan, untuk dapat mencapai rekomendasi ketiga adalah perlunya
tingkatan level yang diharapkan pada masing- pendefinisian terhadap SOP manajemen
masing proses maka perlunya pencapaian skala keberlangsungan yang dimilki oleh tim
Fully Achieved (F) pada level 1 dan level 2 serta keamanan informasi untuk penyusunan detail
capaian skala Largely Achieved (L) atau Fully kebutuhan pada proses seperti pendefinsian
Achieved (F) pada level 3 (Gunawan & Pratama, struktur tim BCP, melakukan pelatihan pegawai
2018). Untuk mencapai kriteria skala yang telah untuk meningkatkan kopetensi yang dimiliki
di tentukan perlu dilakukanya beberapa aktivitas serta pendefinsian infrastruktur dan scope
serta dokumen yang harus dipenuhi sesuai kegiatan BCP. Harapan dengan adanya proses
dengan rekomendasi yang dibuat pada penelitian BCP yang tepat mampu menumbuhkan
ini terhadap masing-masing proses. kemandirian dan mengurangi ketergantungan
Pada proses APO13 (Manage Security) pada pihak ke tiga jika terjadi bebrapa insiden
rekomendasi yang dapat diberikan untuk atau problem sehingga meningkatkan
meningkatkan proses pengelolaan keamanan
responsifitas dalam penanganan.
sehingga tercapainya target level yang Rekomendasi untuk proses DSS05 yang
diharapkan. Rekomendasi pertama yaitu dapat diberikan sehingga dapat meningkatkan
bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan proses pengelolaan layanan keamanan untuk
dalam melakukan pengelolaan data center tercapainya target level yang diharapkan.
dengan mendefinsikan dokumen tentang Rekomendasi pertama yaitu mendefinisikan
business case organiasi. Rekomendasi kedua dokumen atau kebijakan terkait jenis-jenis
adalah perlunya pendetailan, evaluasi dan
perangkat lunak yang dapat digunakan dan yang
pengendalian terhadap dokumen sasaran Sistem dapat membahayakan atau dapat menimbulkan
Manajemen Keamanan Informasi (SMKI).
kerugian terkait dengan pengelolaan keamanan
Rekomendasi ketiga yaitu perlunya dokumen
data center. Rekomendasi kedua yaitu Perlunya
yang mendefinisikan definisi arsitektur data kebijakan atau aturan yang dikeluarkan oleh tim
center. Rekomendasi keempat yaitu perlunya
keamanan informasi untuk mengatur tentang
pendetailan terhadap dokumen Manual
penggunaan antivirus yang digunakan pada
Keamanan Informasi dalam pengelolaan data setiap perangkat pengelola data center.
center khususnya dalam pengeloaan kemanan
Rekomendasi ketiga yaitu perlunya dokumen
informasi dengan melengkapi Standard yang mendefinisikan penetration testing untuk
Oprational Procedure (SOP) serta dokumen mengetahui kelemahan sistem sejak dini
melakukan evaluasi secara berkala untuk sehingga dapat mengurangi dampak dari celah
disesuaikan dengan kondisi organisasi. keamanan. Rekomendasi keempat yaitu
Kemudian untuk proses DSS04 (Manage perlunya pendefinisian dokumen tentang
Continuity) rekomendasi yang dapat diberikan pengelolaan klasifikasi data yang disimpan pada

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1123

data center seperti membedakan data yang dapat 439595/server-bmkg-diretas


diakses oleh pengguna. Rekomendasi kelima [Diakses 20 Oktober 2019].
yaitu perlunya dokumen tentang informasi
Gunawan, B. & Pratama, F. A., 2018.
model asitektur data center. Rekomendasi
Perancangan Tata kelola Teknologi
keenam adalah perlunya dokumen tentang
Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
catatan hasil transaksi data untuk sehingga
meningkatkan transparansi dan menjamin Haryanto, A. T., 2019. Hasil Investigasi: 7,8 Juta
keamanan transaksi yang memanfaatkan data Data Penumpang Lion Air Group Bocor.
center sebagai tempat penyimpanan. [Online]
Rekomendasi terakhir yaitu rekomendasi Available at: https://inet.detik.com/security/d-
ketujuh yaitu perlunya evaluasi dan peninjauan 4723338/hasil-investigasi-78-juta-data-
pada dokumen manual keamanan informasi yang penumpang-lion-air-group-bocor
digunakan sebagai pedoman pengelolaan [Diakses 20 Oktober 2019].
keamanan informasi pada data center. ISACA, 2012. COBIT® 5: A Business
Framework for the Governance and
6. PENUTUP
Management of Enterprise IT.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah s.l.:Rolling Meadows.
dilakukan diketahui bahwa pada tingkat ISACA, 2012. COBIT® 5: Enabling Processes.
kapabilitas yang di capai yaitu masing-masing s.l.:Rolling Meadows.
proses pada level 1, untuk proses APO13
ISACA, 2013. COBIT® Process Assessment
mendapat persentase sebesar 64,29%, proses
Model (PAM): Using COBIT® 5. s.l.:
DSS04 sebesar 64,29% dan pada proses DSS05
Rolling Meadows.
sebesar 82,14%. Dari hasil persentase tersebut
menandakan skala yang dicapai yaitu Largely ISACA, 2013. COBIT® Self-assessment Guide:
Achieved (L). Hasil pengumpulan data yang Using COBIT® 5. s.l.:Rolling
dilakukan terhadap setiap responden yang telah Meadows.
dipetakkan menggunakan RACI Chart, diketahui Kurniawan, D., 2017. Membangun Data Center
bahwa target level yang ingin dicapai yaitu pada untuk Sidoarjo Sekali Sentuh. [Online]
level 3 (Established Porcess), sehingga hasil Available at:
Gap terhadap proses pengelolaan keamanan data https://www.liputan6.com/regional/read
center sebesar dua tingkat pada setiap proses. /3001841/membangun-data-center-
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk untuk-sidoarjo-sekali-sentuh
meningkatkan pengelolaan keamanan informasi [Diakses 17 November 2019].
pada data center yaitu sebanyak empat
rekomendasi untuk proses APO13, tiga Muryadi, A. D., 2017. Model Evaluasi Program
rekomendasi untuk proses DSS04 dan tujuh Dalam Penelitian Evaluasi. jurnal Ilmiah
rekomendasi untuk proses DSS05. Penjas, 3(1), pp. 1-16.
Najwa, N. F. & Susanto, T. D., 2018. Kajian dan
7. DAFTAR PUSTAKA Peluang Penelitian Tata Kelola
Teknologi Informasi: Usalsan Literatur.
CNN Indonesia, 2019. 225 Juta Serangan Siber
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu
Masuk Indonesia Sepanjang 2018.
Komputer (JTIIK), 5(5), pp. 517-530.
[Online]
Purwanto, E., 2014. Keamanan Informasi.
Available at:
[Online]
https://www.cnnindonesia.com/teknolo
gi/20190207210646-185-367347/225- Available at:
juta-serangan-siber-masuk-indonesia- https://bpptik.kominfo.go.id/2014/03/2
sepanjang-2018 4/404/keamanan-informasi/
[Diakses 1 November 2019]. [Diakses 30 Oktober 2019].
CNN Indonesia, 2019. Server BMKG Diretas. Putri, M. A., Aknuranda, . I. & Mahmudy, W. F.,
[Online] 2017. Maturity Evaluation of
Information Technology Governance in
Available at:
PT DEF Using Cobit 5 Framework.
https://www.cnnindonesia.com/teknolo
Journal of Information Technology and
gi/20191015121126-213-
Computer Science, 2(1), pp. 17-19.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1124

Santosa, C. & Widyawan, 2015. Pemetaan Minyak. [Online]


Penurunan Tujuan COBIT 5 Untuk Available at:
Audit keamanan Sistem Informasi https://bisnis.tempo.co/read/1236665/si
(Studii Kasus: Sistem Informasi dang-tahunan-mpr-jokowi-data-lebih-
Akademik Sekolah Tinggi XYZ). pp. 1- berharga-daripada-
7. minyak/full&view=ok
Santoso, B. P., Hariyanti, E. & Wuryanto, . E., [Diakses 20 Oktober 2019].
2016. Penyusunan Panduan Pengelolaan
Wartaekonomi, 2017. Wartaekonomi. [Online]
Keamanan Informasi Untuk Firewall
Configuration Berdasarkan Kerangka Available at:
Kerja PCI DSS v.3.1 dan COBIT 5. https://www.wartaekonomi.co.id/read1
Journal of Information Systems 56032/pemkab-sidoarjo-rilis-aplikasi-
Engineering and Business Intelligence, rumah-sidoarjo.html
2(2), pp. 68-73. [Diakses 20 Oktober 2019].
Silaban, M. W., 2019. Sidang Tahunan MPR,
Jokowi: Data lebih Berharga daripada

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai