Anda di halaman 1dari 14

Jurnal CoreIT, Vol.2, No.

1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

Penilaian Kapabilitas Proses Tata Kelola TI Berdasarkan Proses


DSS01 Pada Framework COBIT 5
Rahmi Eka Putri
Teknik Informatika Program Studi Sistem Komputer FTI Universitas Andalas
Jl. Kampus Limau Manis Kota Padang 25163 Indonesia

Abstrak – Penggunaan teknologi informasi di Penggunaan teknologi informasi (TI)


organisasi kadang tidak sesuai dengan harapan, kadang tidak sesuai dengan harapan, dimana
dimana investasi TI yang semakin besar ternyata investasi TI yang semakin besar ternyata tidak
tidak diikuti dengan dukungan yang semakin besar diikuti dengan dukungan yang semakin besar pula
pula terhadap pencapaian tujuan dan strategi terhadap pencapaian tujuan dan strategi organisasi
organisasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu
yang kemudian dikenal dengan “productivity
tatakelola TI untuk menjamin dan memastikan
bahwa investasi TI yang sudah dikeluarkan oleh paradox”. Oleh karena itu, diperlukan suatu
organisasi akan sebanding dengan manfaat yang tatakelola teknologi informasi yang terintegrasi
diinginkan untuk mencapai tujuan yang telah dan terstruktur dimulai dari proses perancangan
ditetapkan. COBIT 5 merupakan salah satu sampai dengan proses pengawasan untuk
framework tata kelola TI yang terdiri dari 37 proses memastikan bahwa TI dapat mendukung
tatakelola yang dimuat dalam empat domain pencapaian tujuan organisasi. Pada dasarnya
tatakelola TI yaitu Evaluate, Direct, Monitor (EDM), tatakelola teknologi informasi bertujuan untuk
Align, Plain, Organise (APO), Build, Acquire, penyampaian nilai terhadap organisasi yang
Implement (BAI) dan Monitor, Evaluate, Assess
didorong oleh penyelarasan strategi TI terhadap
(MEI). Penilaian kapabilitas proses dilakukan
terhadap proses DSS01 (manage operation) pada strategi organisasi dan upaya pengurangan resiko
sebuah organisasi yang telah menerapkan teknologi yang didorong oleh akuntabilitas yang melekat
informasi dalam aktivitas bisnisnya. Penilaian pada organisasi.
kapabilitas proses DSS01 yang dilakukan, Control Objectives for Information and
menghasilkan bahwa organisasi studi kasus masih related Technology (COBIT) merupakan salah
berada pada level 0 dengan base practice 3,16 satu framework yang digunakan dalam tata kelola
(Largerly Achieved) dan skala work product 2,98 teknologi informasi. COBIT Dikembangkan oleh
(Partially Achieved). Berdasarkan hasil yang orang-orang berlatar belakang auditor yang
diperoleh, dirumuskan langkah-langkah perbaikan
tergabung dalam Information System Audit and
yang dapat dilakukan oleh organisasi agar tingkat
kapabilitas proses DSS01 dapat meningkat sehingga Control Foundation (ISACF) yang sejak tahun
pemanfaatan TI pada organisasi menjadi lebih 1999 berubah menjadi IT Governance Institute
optimal sesuai dengan investasi yang dikeluarkan. (ITGI) dan Information Systems Audit and
Control Association (ISACA). Pada
Kata kunci – Tatakelola TI, COBIT 5, DSS01, perkembangannya, saat ini telah dikeluarkan
Penilaian Kapabilitas Proses COBIT 5 sebagai kelanjutan dari COBIT 4.1.,
yang dapat digunakan untuk panduan tata kelola
PENDAHULUAN teknologi informasi pada suatu organisasi. COBIT
5 terdiri dari empat domain tatakelola TI yaitu 1).
Evaluate, Direct, Monitor (EDM), 2). Align, Plain,
Sebagian besar organisasi beranggapan
Organise (APO), 3). Build, Acquire, Implement
bahwa informasi dan teknologi yang memberikan
(BAI) dan 4). Monitor, Evaluate, Assess (MEI).
dukungan secara baik merepresentasikan bahwa
Pada penelitian ini akan dilakukan
organisasi memiliki nilai aset yang bermanfaat.
penilaian kapabilitas proses terhadap salah satu
Seiring dengan perubahan organisasi yang sangat
proses tata kelola TI yang terdapat pada COBIT 5
cepat dan kompetitif, manajemen memiliki
yaitu DSS 01 (manage operation). Penilaian
harapan yang tinggi terkait pemanfaat teknologi
kapabilitas proses ini dilakukan untuk mengetahui
informasi untuk menunjang kinerja organisasi.
tingkat kapabilitas proses DSS01 pada organisasi
Pada awal pemanfaatannya, teknologi informasi
saat ini dan merumuskan langkah-langkah
dimanfaatkan oleh organisasi untuk proses
perbaikan yang dapat dilakukan untuk
perhitungan tetapi seiring dengan
meningkatkan kapabilitas proses mengelola
perkembangannya yang semakin cepat, teknologi
strategi TI di organisasi.
informasi saat ini digunakan untuk mendukung
berbagai aktivitas organisasi.

41
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

LANDASAN TEORI 3. Keputusan TI di dewan direksi sering bersifat


ad hoc atau tidak terencana dengan baik.
A. Tata Kelola TI 4. TI merupakan pendorong utama proses
transformasi bisnis yang memberi pengaruh
Penerapan Teknologi Informasi (TI) pada penting bagi organisasi dalam pencapaian visi,
suatu perusahaan memerlukan biaya yang cukup misi dan tujuan strategis.
besar dengan kemungkinan resiko kegagalan yang Kesuksesan pelaksanaan TI harus dapat
cukup besar. Namun secara bersamaan, penerapan terukur melalui metrik tata kelola TI.
TI juga memberikan peluang atau kesempatan
terjadinya transformasi dan produktifitas bisnis B. COBIT 5
yang telah berjalan. Penerapan TI tidak selalu
identik dengan pertumbuhan atau perkembangan COBIT 5 merupakan sebuah kerangka
perusahaan, namun dapat juga mendukung suatu menyeluruh yang dapat membantu perusahaan
perusahaan untuk tetap bertahan di tengah dalam mencapai tejuannya untuk tata dan
persaingan. Penelitian menunjukkan bahwa manajemen TI perusahaan. Secara sederhana
penerapan TI telah bergeser dari isu teknologi COBIT 5 membantu perusahaan menciptakan nilai
menjadi isu manajemen dan pengelolaan. TI harus optimal dari TI dengan cara menjaga
dikelola selayaknya aset perusahaan lainnya. keseimbangan antara mendapatkan keuntungan
Penerapan TI di perusahaan dapat dilakukan dan mengoptimalkan tingkat resiko dan
dengan baik apabila ditunjang dengan suatu tata penggunaan sumbar daya.
kelola TI dari mulai perencanaan sampai COBIT 5 bersifat umum dan berguna untuk
implementasinya [1]. segala jenis ukuran perusahaan, baik itu sektor
Tata kelola TI merupakan suatu struktur komersial, sektor non profit atau pada sektor
hubungan dan proses untuk mengatur dan pemerintahan atau publik. COBIT 5 didasarkan
mengontrol perusahaan yang bertujuan untuk pada lima prinsip kunci untuk tata kelola dan
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan manajemen TI perusahaan. Kelima prinsip ini
dengan pertambahan nilai dengan tetap memungkinkan perusahaan untuk membangun
menyeimbangkan resiko-resiko dengan nilai yang sebuah kerangka tata kelola dan manajemen yang
didapatkan dari penerapan TI dan proses- efektif, yang dapat mengoptimalkan investasi dan
prosesnya. Tata kelola teknologi informasi bukan penggunaan TI untuk mendapatkan keuntungan
bidang yang terpisah dari pengelolaan perusahan, bagi para stakeholder.
melainkan merupakan komponen pengelolaan Dalam COBIT 5 terdapat suatu model
perusahaan secara keseluruhan [2]. referensi proses yang menentukan dan
Tata kelola teknologi informasi pada menjelaskan secara detail mengenai proses tata
intinya adalah bagaimana mengelola penggunaan kelola dan manajemen. Model proses referensi
TI agar menghasilkan output yang maksimal dalam COBIT 5 adalah pengembangan dari model
dalam organisasi, membantu proses pengambilan proses COBIT 4.1, dengan mengintegrasikan
keputusan dan membantu proses pemecahan model proses dari RiskIT dan ValIT. Secara total
masalah. Prinsip-prinsip tata kelola TI harus ada 37 proses tata kelola dan manajemen dalam
dilakukan secara terintegrasi, sebagaimana fungsi- COBIT 5 sebagaimana dapat dilihat dalam gambar
fungsi manajemen dilaksanakan pada sebuah 1.
organisasi.
Tata kelola TI dibutuhkan karena TI
merupakan pendorong utama proses transformasi
bisnis. TI memberikan pengaruh penting bagi
organisasi dalam pencapaian misi, visi, dan tujuan
organisasi. Sebagai aset penting dengan nilai
investasi dan resiko yang tinggi, TI membutuhkan
tata kelola yang baik dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Menurut Hartono terdapat
beberapa alasan pentingnya tata kelola TI, yaitu [3]
:
1. Adanya perubahan peran TI dari peran efisiensi
ke peran strategis yang harus ditangani di level
korporat.
2. Banyak proyek TI strategis yang penting
namun gagal dalam pelaksanaannya karena Gambar 1. Model Referensi Proses dalam
hanya ditangani oleh bagian TI. COBIT 5

42
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

Model referensi proses dalam COBIT 5


membagi proses tata kelola dan manajemen TI
perusahaan menjadi dua domain proses utama,
yaitu [4] :
1. Tata Kelola, memuat lima proses tata kelola,
dimana akan ditentukan praktik- praktik dalam
setiap proses Evaluate, Direct, dan Monitor
(EDM) yang terdiri dari 5 proses.
2. Manajemen, memuat empat domain, sejajar
dengan area tanggung jawab dari Plan, Build,
Run, dan Monitor (PBRM), dan menyediakan
ruang lingkup TI yang menyeluruh dari ujung
ke ujung. Domain ini merupakan evolusi dari
domain dan struktur proses dalam COBIT 4.1.,
yaitu : Gambar 2. Model Kapabilitas Proses dalam
a. Align, Plan, and Organize (APO), yang COBIT 5
terdiri dari 13 proses. Level kapabilitas proses yang digunakan di
b. Build, Acquare, and Implement (BAI), dalam penilaian proses terdiri dari enam level yaitu
yang terdiri dari 10 proses. [5]:
c. Deliver, Service and Support (DSS), yang 1. Level 0 : incomplete process, yaitu proses tidak
terdiri dari 6 proses. diimplementasi atau gagal mencapai tujuan
d. Monitor, Evaluate, and Assess (MEA), proses. Terdapat sedikit atau tidak ada bukti
yang terdiri dari 3 proses. pencapaian tujuan proses secara sistematis
2. Level 1 : performed process, yaitu
C. Model Penilaian Kapabilitas Proses Pada implementasi proses mencapai tujuannya.
Atribut proses yang mencerminkan pencapaian
COBIT 5 level ini adalah PA1.1 process performance.
Model penilaian kapabilitas proses pada PA 1.1 mengukur sampai sejauh mana tujuan
COBIT 5 berdasarkan pada ISO/IEC 15504, proses dicapai. Hasil pencapaian atribut ini
standar mengenai Software Engineering dan tercermin dari setiap proses menghasilkan
Process Assessment. Model ini mengukur keluaran yang diharapkan
performansi tiap-tiap proses tata kelola (EDM- 3. Level 2 : managed process, yaitu proses pada
based) atau proses manajemen (PBRM based), dan level 1 diimplementasi ke dalam sebuah
dapat mengidentifikasi area-area yang perlu untuk pengaturan proses (direncanakan, dimonitor,
ditingkatkan performansinya seperti terlihat pada dan dievaluasi) dan produk kerja proses
gambar 2. tersebut ditetapkan, dikontrol, dan
Kapabilitas proses merupakan karakteristik dipertahankan secara tepat. Atribut yang
dari kemampuan sebuah proses untuk mencapai terdapat pada level ini adalah :
tujuan bisnis saat ini ataupun saat mendatang. a. PA 2.1 performance management :
Penilaian kapabilitas proses dilakukan untuk mengukur sampai sejauh mana
mengidentifikasi level kapabilitas proses tertentu pelaksanaan proses diatur.
dan kemudian menentukan langkah selanjutnya b. PA2.2 work product management :
untuk melakukan peningkatan terhadap kapabilitas mengukur sampai sejauh mana produk
proses tersebut. Pengukuran kapabilitas akan kerja diproduksi oleh proses yang telah
didasarkan pada atribut proses (PA). Setiap atribut diatur dengan baik.
mendefinisikan aspek tertentu dari kapabilitas 4. Level 3 : Established process, yaitu proses
proses. Kombinasi pencapai atribut proses tersebut pada level 2 diimplementasi menggunakan
akan menentukan level kapabilitas proses. proses yang terdefinisi dan mampu mencapai
hasil proses. Atribut yang terdapat pada level
ini adalah :
a. PA3.1 process definition : mengukur
sejauh mana proses didefinisikan untuk
mendukung pelaksanaan proses.
b. PA3.2 process deployment : mengukur
sejauh mana standar proses dilaksanakan
secara efektif.
5. Level 4 : predictable process, yaitu proses pada
level 3 dijalankan dengan batasan yang telah

43
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

terdefinisi untuk mencapai hasil proses. Atribut achieved (F)”. Sebagai contoh, untuk mencapai
yang terdapat pada level ini adalah : level 2, organisasi harus mencapai nilai F atau L
a. PA4.1 process measurement : mengukur untuk PA2.1 dan PA2.2 dan mencapai nilai F untuk
sejauh mana hasil pengukuran digunakan PA1.1. Walaupun terdapat beberapa proses yang
untuk menjamin pelaksanaan proses dapat seluruh base practice telah dilakukan dan seluruh
mendukung pencapaian tujuan organisasi. work product telah dihasilkan dengan lengkap,
b. PA4.2 process control : mengukur sejauh tetapi bila nilai keseluruhan organisasi tidak
mana proses diatur secara kuantitatif untuk mencapai F, maka organisasi tidak dapat naik ke
menghasilkan sebuah proses yang stabil level berikutnya.
dan dapat diprediksi sesuai dengan batasan Tabel 1. Pemetaan atribut terhadap level
yang didefinisikan. kapabilitas (ISO 15504-2, 2003)
6. Level 5 : optimizing process, yaitu proses pada Atribut Proses
level 4 ditingkatkan secara berkelanjutan untuk Level Kapabilitas PA PA PA PA PA PA PA PA PA
memenuhi tujuan organisasi saat ini dan saat 1.1 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2
Level 0 - Incomplete N/P
mendatang. Atribut yang terdapat pada level ini Level 1 - Performed L/F
adalah : Level 2 - Managed F L/F L/F
a. PA5.1 process innovation : pengukuran Level 3 - Established F F F L/F L/F
Level 4 - Predictable F F F F F L/F L/F
sejauh mana perubahan proses Level 5 - Optimizing F F F F F F F L/F L/F
diidentifikasi dari pelaksanaan proses dan
dari pendekatan inovasi terhadap
pelaksanaan proses. METODOLOGI PENELITIAN
b. PA5.2 process optimization : mengukur
sejauh mana perubahan didefinisikan, Metodologi yang digunakan dalam
mengelola pelaksanaan proses secara penelitian ini mengacu pada information system
efektif untuk mendukung pencapaian design science research [6]. Berdasarkan
tujuan peningkatan proses. metodologi tersebut, penelitian ini terdiri dari
enam tahap yaitu identifikasi masalah dan
Skala yang digunakan untuk menilai atribut proses penentuan tujuan penelitian, analisis, perancangan,
yaitu [5] : studi kasus, evaluasi serta komunikasi. Tahap
1. N : not achieved (0 sampai dengan 15%) penelitian dapat dilihat pada gambar 3.
Terdapat sedikit atau tidak terdapat sama sekali
bukti pencapaian atribut terhadap proses yang Identifikasi masalah dan menentukan tujuan penelitian
dinilai.
2. P : partially achieved (>15% sampai dengan Analisis
50%) Penentuan
Tingkat
Identifikasi kapabilitas
Terdapat beberapa bukti pendekatan dan Studi
literatur
proses
base practice
dan work
proses
tatakelola TI dan skala
beberapa pencapaian atribut proses yang product
pengukuran
dinilai. Beberapa aspek pencapaian atribut
mungkin tidak dapat diprediksi. Perancangan

3. L : largely achieved (>50% sampai dengan Metode Kuisioner


penentuan penilaian untuk Tahapan
85%) tingkat setiap level pelaksanaan
kapabilitas kapabilitas penelitian
Terdapat bukti pendekatan sistematik dan proses proses

pencapaian yang signifikan terhadap atribut


proses yang dinilai. Beberapa kelemahan Studi kasus

terkait atribut ini mungkin terdapat di dalam Pemberian


Membuat
usulan
Analisis kuisioner Analisis hasil
proses yang dinilai. kondisi penilaian penilaian
langkah
peningkatan
lingkungan kepada kuisioner
4. F : fully achieved (>85% sampai dengan 100%) studi kasus responden penelitian
level
kapabilitas
penelitian
Terdapat bukti lengkap dan pendekatan proses

sistematik serta pencapaian penuh terhadap


atribut proses yang dinilai. Tidak terdapat Evaluasi

kelemahan terkait atribut yang terdapat di Perbandingan hasil studi kasus dengan tujuan penelitian

dalam proses yang dinilai.


Komunikasi
Atribut proses dapat dipetakan ke dalam
Melaporkan hasil penelitian
level kapabilitas seperti pada Tabel 1. Organisasi
dikatakan mencapai level kapabilitas tertentu bila Gambar 3. Metodologi Penelitian
atribut pada level tersebut bernilai “fully achieved
(F)” atau “largely achieved (L)” dan nilai atribut
untuk seluruh level di bawahnya bernilai “fully

44
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

ANALISA kebijakan khusus yang melindungi aset. Hanya


Kode Etik Mahasiswa untuk tidak merusak aset
Untuk bisa melakukan security testing universitas. Selain itu terdapat regulasi secara
harus dianalisa dan ditentukan poin-poin yang umum di Indonesia terkait penggunaan
dibutuhkan dalam penelitian terlebih dahulu. Poin- perangkat elektronik dan teknologi informasi
poin yang dimaksud adalah sebagai berikut ini : yakni UU-ITE Tahun 2008.
h. Hosting dan Bandwith Internet
1.Aset Hosting dan Bandwith internet mempengaruhi
Sistem PMB dengan perangkat terkait keberlangsungan aset yang harus selalu
yakni web server, database server dan web service diperpanjangan atau diperbesar agar tidak
inilah yang disebut dengan Aset. Aset sebagai mengganggu fungsi dan kerja aset.
objek penelitian pada penelitian ini. i. Kualitas Jaringan
Kualitas jaringan juga mempengaruhi
3. Zona Engangement keberlangsungan aset. Kwalitas jaringan harus
Zona Engangement adalah lingkungan mencapai kwalitas yang memadai.
yang dibangun disekitar aset yang menyangkut j. Budaya
mekanisme proteksi, proses/layanan yakni sebagai Budaya bisa berupa pelatihan yang dilakukan
berikut: dalam penggunaan aset. Sistem PMB saat ini
c. Mekanisme Proteksi tidak ada pelatihan penggunaan hanya
Mekanisme proteksi dapat diartikan sebagai pedoman pengunaan berbentuk dokumen.
apa-apa saja proteksi yang saat sekarang ini ada
pada Sistem PMB. Dengan pengamatan dan Hal-hal yang ada kerjasama saat penelitian
wawancara proteksi-proteksi yang ada saat dikerjakan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
sekarang ini adalah dari segi protokol hanya c. Bagian Akademik Rektorat Universitas XYZ
menggunakan protocol HTTP. Dari segi Bagian Akademik Rektorat menjadi
enkrispi hash menggunakan MD5. Pihak owner partnership (teman) ketika melakukan
sistem PMB belum melakukan analisa penelitian karena Akademik Rektorat bertindak
keamanan dan evaluasi terkait keamanan yang sebagai owner (pemilik) aset.
saat sekarang ini diterapkan di Sistem PMB. d. Pusat Teknologi dan Pangkalan Data
Pihak owner beasumsi Sistem PMB aman Universitas XYZ
berdasarkan walaupun belum dilakukan upaya PTIPD juga menjadi partnership (teman) saat
pegecekan secara serius. Kemudian sistem melakukan penelitian karena aset berada dan
memberikan hak akses kepada orang-orang disimpan didalam gedung PTIPD.
tertentu yakni orang yang diberi akses seperti
pegawai akademik dan pengguna yang Dalam hal menjaga operasional
memiliki pin dan password. Selanjutnya sistem infrastruktur, Web Service tidak termasuk dalam
terinstal di lingkungan server Pusat Teknologi skop karena web service dibuat oleh pihak ketiga
dan Pangkalan Data Universitas XYZ. Lebih antara pihak Universitas XYZ dan pihak BNI
lanjut trafik di sistem PMB masih tergolong Syariah. Jadi web service tidak termasuk kedalam
kecil karena ruang lingkupnya masih Provinsi skop.
Riau dan tambahan beberapa dari Provinsi
sekitar. 4. Vektor
d. Proses/Layanan Vektor berarti bagaimana skop berinteraksi
Proses berupa penerimaan mahasiswa baru di dengan dirinya sendiri dan dunia luar. Aset yang
Sistem PMB dan mahasiswa abru mencetak berada dalam skop dikelompokkan melalui arah
kartu ujian. Layanan berupa Jalur Mandiri, interaksi. Bisa dipahami sebagai arah darimana
Jalur Paskasarjana dan Jalur Pindahan dilakukan security testing pada penelitian. Vektor
(Pindahan Jurusan dan Universitas). jenis ini berarti pengetesan keamanan dilakukan
dari arah luar ke skop. Karena Sistem PMB
3. Skop digunakan oleh calon mahasiswa dan
Hal-hal yang tidak bisa dipengaruhi secara mengaksesnya menggunakan jaringan internet
langsung. Diantaranya adalah sebagai berikut: maka vektor yang ditetapkan pada penelitian ini
f. Energi Listrik adalah dari luar ke skop yakni dari jaringan
Energi listrik yang digunakan oleh aset yakni internet/intranet ke Sistem PMB.
Sistem PMB agar bisa dioperasikan.
g. Kebijakan/Legislasi/Regulasi 5. Channel
Kebijakan/Legislasi/Regulasi yang sekarang Berdasarkan pemaparan rinci terkait ruang
ini ada yang mengatur aset. Saat ini tidak ada lingkup pada semua channel maka untuk

45
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

pembahasan aset, zona engangement dan skop B. Penentuan Tingkat Kapabilitas Proses
yang telah diketahui sebelumnya yakni Sistem
1. Kapabilitas level 1
PMB maka channel yang paling tepat yang
Atribut proses yang dinilai pada level 1 adalah
membahas hal tersebut adalah Data Network
PA 1.1 process performance. Penilaian
Channel.
kapabilitas proses penerapan tatakelola TI
dilakukan dengan menilai base practice yang
6. Tipe Tes
harus dilakukan dan work product yang
Tipe tes ditentukan sesuai dengan kondisi
dihasilkan pada proses tatakelola TI. Tata cara
yang paling tepat bagi analis dalam melakukan
penilaian kapabilitas level 1 adalah sebagai
penelitian. Tipe tes dipilih salahsatu dari yang
berikut :
semua tipe tes yang ada. Oleh karena itu tipe tes
a. Penilaian Base Practices
yang paling tepat dalam penelitian ini adalah
Penilaian terhadap base practices
Double Gray Box (Black Box).
dilakukan dengan melihat pencapaian
tujuan proses dari base practices yang
harus dilakukan oleh organisasi. Base
IMPLEMENTASI
practices pada penelitian ini terdiri dari
proses dan prinsip tatakelola TI apa saja
A. Model Penilaian Kapabilitas Proses
yang harus dilakukan oleh organisasi.
Model penilaian kapabilitas proses Pengisian kuisioner penelitian dilakukan
penerapan tatakelola TI berdasarkan COBIT 5 dengan memilih salah satu skala penilaian
terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi proses yang N-P-L-F pada kolom penilaian yang
akan diukur dan dimensi level kapabilitas, yang direpresentasikan dengan 1-2-3-4.
dapat dilihat pada gambar 4. Penilaian dilakukan dalam dua tahap, tahap
pertama dilakukan perhitungan rata-rata
jawaban tiap responden terhadap
Level 5 Optimizing Process (2 atribut proses) pelaksanaan base practice dengan
menggunakan persamaan (1), tahap
Level 4 Predictable Process (2 atribut proses)
selanjutnya dilakukan perhitungan skala
Dimensi Kapabilitas

Level 3 Established Process (2 atribut proses)


base practice untuk semua responden
dengan menggunakan persamaan (2)
Level 2 Managed Process (2 atribut proses) dimana perhitungan yang dilakukan
dimulai dari i=1 (responden 1) sampai
Level 1 Performed Process (1 atribut proses)
dengan responden ke-n.
Level 0 Incomplete Process b. Penilaian Work product
Penilaian terhadap work product dilakukan
5 proses EDM
13 proses APO Dimensi Proses dengan melihat work product yang telah
10 proses BAI dihasilkan dari proses tatakelola TI.
6 proses DSS
3 proses MEA Pengisian kuisioner penelitian dilakukan
dengan memilih salah satu skala penilaian
Gambar 4. Model Penilaian Kapabilitas Proses N-P-L-F pada kolom penilaian yang
direpresentasikan dengan 1-2-3-4. Hal ini
Dimensi proses pada model penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi
kapabilitas proses yang dirancang pada penelitian mengenai work product yang dihasilkan
ini terdiri dari tiga puluh tujuh proses. Penilaian dan menilai tingkat kelengkapan dari work
kapabilitas proses dilakukan untuk mengetahui product tersebut. Penilaian dilakukan
tingkat kapabilitas proses penerapan tatakelola TI. dalam dua tahap, tahap pertama dilakukan
Penilaian kapabilitas proses terdiri dari lima perhitungan rata-rata jawaban tiap
tingkatan kapabilitas, dimulai dari kapabilitas responden terhadap work product yang
proses level 1 sampai dengan kapabilitas proses dihasilkan dengan menggunakan
level 5. Dalam melakukan penilaian kapabilitas persamaan (3), tahap selanjutnya dilakukan
proses penerapan tatakelola TI akan dilakukan perhitungan skala work product untuk
penilaian terhadap atribut proses yang terdapat semua responden dengan menggunakan
pada masing-masing level, dimana terdapat 9 persamaan (4) dimana perhitungan yang
atribut proses yang akan dinilai untuk keseluruhan dilakukan dimulai dari i=1 (responden 1 )
level kapabilitas proses. sampai dengan responden ke-n.

46
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

dihasilkan pada level 1 dapat ditetapkan,


dikontrol dan dipertahankan secara tepat.
Pengisian kuisioner penelitian dilakukan
dengan memilih salah satu skala penilaian
N-P-L-F pada kolom penilaian yang
direpresentasikan dengan 1-2-3-4.
Penilaian skala PA 2.2 dilakukan dengan
dengan menggunakan persamaan (5)
Nilai akhir kapabilitas level 1 akan ditentukan dimana perhitungan skala process atribut
berdasarkan nilai skala base practice dan skala yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden
work product. Skala penilaian yang 1) sampai dengan responden ke-n.
direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah
ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 1
kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala
terendah di antara skala base practice dan skala Nilai akhir kapabilitas level 2 akan ditentukan
work product. Jika skala base practice bernilai berdasarkan nilai skala atribut proses PA 2.1
F dan skala work product bernilai L, maka nilai dan PA 2.2. Skala penilaian yang
level 1 kapabilitas proses adalah L. direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah
Jika nilai level 1 mencapai skala Fully ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 2
Achieved (F), maka pengukuran akan kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala
dilanjutkan ke level 2. Akan tetapi, jika nilai terendah di antara skala atribut proses PA 2.1
level 1 tidak mencapai skala F, maka penilaian dan PA 2.2. Jika skala atribut proses PA 2.1
akan dihentikan. Organisasi dikatakan berada bernilai F dan skala PA 2.2 bernilai L, maka
pada kapabilitas level 1 jika hasil penilaian nilai level 2 kapabilitas proses adalah L.
kuisioner kapabilitas level 1 mencapai L atau Jika nilai level 2 mencapai skala Fully
F. Namun jika hasil penilaian kuesioner Achieved (F), maka pengukuran akan
kapabilitas level 1 hanya mencapai nilai N atau dilanjutkan ke level 3. Akan tetapi, jika nilai
P, maka organisasi dikatakan berada pada level 2 tidak mencapai skala F, maka penilaian
kapabilitas level 0. akan dihentikan. Organisasi dikatakan berada
2. Kapabilitas level 2 pada kapabilitas level 2 jika hasil penilaian
Penilaian kapabilitas level 2 dilakukan dengan kuisioner kapabilitas level 2 mencapai L atau
menilai atribut proses PA 2.1 performance F. Namun jika hasil penilaian kuesioner
management dan PA 2.2 work product kapabilitas level 2 hanya mencapai nilai N atau
management. Tata cara penilaian kapabilitas P, maka organisasi dikatakan berada pada
level 2 adalah sebagai berikut : kapabilitas level 1.
3. Kapabilitas level 3
a. Penilaian atribut proses PA 2.1 Penilaian kapabilitas level 3 dilakukan dengan
performance management mengukur atribut proses PA 3.1 process
Penilaian terhadap atribut proses PA 2.1 definition dan PA 3.2 process deployment. Tata
performance management dilakukan untuk cara penilaian kapabilitas level 3 adalah
memastikan semua base practice yang telah sebagai berikut :
dilakukan pada level 1 dapat dikelola
dengan baik (direncanakan, dimonitor, dan a. Penilaian atribut proses PA 3.1 process
dievaluasi). Pengisian kuisioner penelitian definition
dilakukan dengan memilih salah satu skala Penilaian terhadap atribut proses PA 3.1
penilaian N-P-L-F pada kolom penilaian process definition dilakukan untuk
yang direpresentasikan dengan 1-2-3-4. memastikan proses pada level 2 yang
Penilaian skala PA 2.1 dilakukan dengan dilaksanakan telah didefinisikan dengan
dengan menggunakan persamaan (5) baik agar dapat memenuhi tujuan
dimana perhitungan skala process atribut organisasi. Pengisian kuisioner penelitian
yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden dilakukan dengan memilih salah satu skala
1 ) sampai dengan responden ke-n. penilaian N-P-L-F pada kolom penilaian
b. Penilaian atribut proses PA 2.2 work yang direpresentasikan dengan 1-2-3-4.
product management Penilaian skala PA 3.1 dilakukan dengan
Penilaian terhadap atribut proses PA 2.2 dengan menggunakan persamaan (5)
work product management dilakukan untuk dimana perhitungan skala process atribut
memastikan work product yang telah

47
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden dengan menggunakan persamaan (5)
1) sampai dengan responden ke-n. dimana perhitungan skala process atribut
b. Penilaian atribut proses PA 3.2 process yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden
deployment 1 ) sampai dengan responden ke-n.
Penilaian terhadap atribut proses PA 3.2 b. Penilaian atribut proses PA 4.2 process
process deployment dilakukan untuk control
memastikan proses pada level 2 yang Penilaian terhadap atribut proses PA 4.2
dilaksanakan telah sesuai dengan standar process control dilakukan untuk
yang telah ditetapkan. Pengisian kuisioner memastikan proses pada level 3 yang
penelitian dilakukan dengan memilih salah dilaksanakan telah dikontrol agar sesuai
satu skala penilaian N-P-L-F pada kolom dengan rencana yang telah ditetapkan.
penilaian yang direpresentasikan dengan 1- Pengisian kuisioner penelitian dilakukan
2-3-4. Penilaian skala PA 3.2 dilakukan dengan memilih salah satu skala penilaian
dengan dengan menggunakan persamaan N-P-L-F pada kolom penilaian yang
(5) dimana perhitungan skala process direpresentasikan dengan 1-2-3-4.
atribut yang dilakukan dimulai dari i=1 Penilaian skala PA 4.2 dilakukan dengan
(responden 1) sampai dengan responden ke- dengan menggunakan persamaan (5)
n. dimana perhitungan skala process atribut
Nilai akhir kapabilitas level 3 akan ditentukan yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden
berdasarkan nilai skala atribut proses PA 3.1 1 ) sampai dengan responden ke-n.
dan PA 3.2. Skala penilaian yang Nilai akhir kapabilitas level 4 akan ditentukan
direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah berdasarkan nilai skala atribut proses PA 4.1
ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 3 dan PA 4.2. Skala penilaian yang
kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah
terendah di antara skala atribut proses PA 3.1 ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 4
dan PA 3.2. Jika skala atribut proses PA 3.1 kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala
bernilai F dan skala PA 3.2 bernilai L, maka terendah di antara skala atribut proses PA 4.1
nilai level 3 kapabilitas proses adalah L. dan PA 4.2. Jika skala atribut proses PA 4.1
Jika nilai level 3 mencapai skala Fully bernilai F dan skala PA 4.2 bernilai L, maka
Achieved (F), maka pengukuran akan nilai level 4 kapabilitas proses adalah L.
dilanjutkan ke level 4. Akan tetapi, jika nilai Jika nilai level 4 mencapai skala Fully
level 3 tidak mencapai skala F, maka penilaian Achieved (F), maka pengukuran akan
akan dihentikan. Organisasi dikatakan berada dilanjutkan ke level 5. Akan tetapi, jika nilai
pada kapabilitas level 3 jika hasil penilaian level 4 tidak mencapai skala F, maka penilaian
kuisioner kapabilitas level 3 mencapai L atau akan dihentikan. Organisasi dikatakan berada
F. Namun jika hasil penilaian kuesioner pada kapabilitas level 4 jika hasil penilaian
kapabilitas level 3 hanya mencapai nilai N atau kuisioner kapabilitas level 4 mencapai L atau
P, maka organisasi dikatakan berada pada F. Namun jika hasil penilaian kuesioner
kapabilitas level 2. kapabilitas level 4 hanya mencapai nilai N atau
4. Kapabilitas level 4 P, maka organisasi dikatakan berada pada
Penilaian kapabilitas level 4 dilakukan dengan kapabilitas level 3.
mengukur atribut proses PA 4.1 process 5. Kapabilitas level 5
measurement dan PA 4.2 process control. Tata Penilaian kapabilitas level 5 dilakukan dengan
cara penilaian kapabilitas level 4 adalah mengukur atribut proses PA 5.1 process
sebagai berikut : innovation dan PA 5.2 process optimization.
a. Penilaian atribut proses PA 4.1 process Tata cara penilaian kapabilitas level 5 adalah
measurement sebagai berikut :
Penilaian terhadap atribut proses PA 4.1 a. Penilaian atribut proses PA 5.1 process
process measurement dilakukan untuk innovation
memastikan proses pada level 3 yang Penilaian terhadap atribut proses PA 5.1
dilaksanakan telah dinilai agar dapat process innovation dilakukan untuk
memenuhi tujuan organisasi. Pengisian memastikan proses pada level 4
kuisioner penelitian dilakukan dengan ditingkatkan secara berkelanjutan dengan
memilih salah satu skala penilaian N-P-L-F menggunakan konsep dan teknologi baru.
pada kolom penilaian yang Pengisian kuisioner penelitian dilakukan
direpresentasikan dengan 1-2-3-4. dengan memilih salah satu skala penilaian
Penilaian skala PA 4.1 dilakukan dengan N-P-L-F pada kolom penilaian yang

48
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

direpresentasikan dengan 1-2-3-4. DSS01.02 (mengelola layanan TI outsource),


Penilaian skala PA 5.1 dilakukan dengan DSS01.03 (memonitor infrastruktur TI), DSS01.04
dengan menggunakan persamaan (5) (mengelola lingkungan di sekitar fasilitas TI) dan
dimana perhitungan skala process atribut DSS01.05 (mengelola Fasilitas TI).
yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden Penilaian kapabilitas proses dimulai dari
1 ) sampai dengan responden ke-n. kapabilitas level 1, jika hasil pengolahan kuisioner
menunjukkan bahwa skala penilaian telah
b. Penilaian atribut proses PA 5.2 process mencapai skala L (Largerly Fully) maka organisasi
optimization dikatakan telah berada pada level 1 namun jika
Penilaian terhadap atribut proses PA 5.2 masih berada pada skala N (Not Achieved) atau P
process optimization dilakukan untuk (Partially Achieved). Penilaian kapabilitas proses
memastikan proses pada level 4 yang akan dilanjutkan ke level 2 jika penilaian
dilaksanakan telah dilakukan perbaikan kapabilitas level 1 telah mencapai skala F (Fully
proses secara efektif untuk mendukung Achieved). Penilaian kapabilitas proses level 1
pencapaian tujuan peningkatan proses. dilakukan terhadap base practice yang harus
Pengisian kuisioner penelitian dilakukan dilakukan dan work product yang dihasilkan pada
dengan memilih salah satu skala penilaian proses DSS01. Penilaian yang dilakukan adalah
N-P-L-F pada kolom penilaian yang sebagai berikut :
direpresentasikan dengan 1-2-3-4. 1. Base practice
Penilaian skala PA 4.1 dilakukan dengan Penilaian kapabilitas proses DSS01 dilakukan
dengan menggunakan persamaan (5) terhadap base practices yang dilaksanakan
dimana perhitungan skala process atribut oleh organisasi studi kasus. Penilaian
yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden dilakukan terhadap kuisioner penilaian yang
1 ) sampai dengan responden ke-n. telah diisi oleh responden penelitian kemudian
Nilai akhir kapabilitas level 5 akan ditentukan diproses dengan menggunakan persamaan (1)
berdasarkan nilai skala atribut proses PA 5.1 dan (2) seperti yang telah dijelaskan pada
dan PA 5.2. Skala penilaian yang bagian 4.3.1. Hasil pemrosesan akan
direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah menunjukkan skala kapabilitas proses level 1
ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 5 untuk pelaksanaan base practice dalam N-P-L-
kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala F.
terendah di antara skala atribut proses PA 5.1 2. Work product
dan PA 5.2. Jika skala atribut proses PA 5.1 Penilaian kapabilitas proses dilakukan terhadap
bernilai F dan skala PA 5.2 bernilai L, maka work product yang dihasilkan dalam proses
nilai level 5 kapabilitas proses adalah L. DSS01 oleh organisasi studi kasus. Penilaian
dilakukan terhadap kuisioner penilaian yang
Organisasi dikatakan berada pada kapabilitas
telah diisi oleh responden penelitian kemudian
level 5 jika hasil penilaian kuisioner kapabilitas
diproses dengan menggunakan persamaan (3)
level 5 mencapai L atau F. Namun jika hasil
dan (4) seperti yang telah dijelaskan pada
penilaian kuesioner kapabilitas level 5 hanya
bagian 4.3.1. Hasil pemrosesan akan
mencapai nilai N atau P, maka organisasi
menunjukkan skala kapabilitas proses level 1
dikatakan berada pada kapabilitas level 4.
untuk pelaksanaan base practice dalam N-P-L-
F.
C. Penilaian Kapabilitas Proses
Penilaian kapabilitas proses level 1
Pada tahap ini dilakukan implementasi dari terhadap jawaban kuisioner penilaian oleh
model yang telah dirancang yaitu dengan responden penelitian untuk menentukan skala base
melakukan penilaian kapabilitas terhadap salah practice dan skala work product dilakukan dalam
satu proses yang terdapat pada COBIT 5 dalam dua tahap. Perhitungan skala base practice dan
sebuah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan work product untuk menghasilkan nilai kapabilitas
dengan memberikan kuisioner penelitian kepada proses level 1 dapat dilihat pada tabel 2.
responden penelitian.
Tabel 2. Perhitungan kapabilitas proses
Penilaian kapabilitas proses pada penelitian
ini dilakukan terhadap salah satu proses yang level 1
terdapat pada framework COBIT 5 yaitu proses
Skala Skala
DSS01 (manage operations). Proses ini bertujuan
Responden Base Work
untuk mengelola operasional layanan TI dapat
Practices Product
terlaksana sesuai dengan yang direncanakan.
1 2,7 2,2
Proses DSS01 terdiri dari lima proses yaitu
DSS01.01 (melaksanakan prosedur operasional), 2 2,9 1,9

49
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

Skala Skala Gambar 5. Skala Penilaian Kapabilitas


Responden Base Work
Level 1
Practices Product
3 3,2 3,1 Berdasarkan hasil penilaian kapabilitas
4 3,5 3,7 proses level 1 diperoleh kapabilitas base practice
5 3,6 3,7 berada pada skala L dan kapabilitas work product
6 2,9 2,8 berada pada skala P. Dengan mengacu pada
7 3,4 3,2 penentuan level 1 kapabilitas proses yang telah
8 3,2 3,2 dijelaskan pada bagian 4.3.1, dimana level
9 3,2 3,0 kapabilitas proses ditentukan dari nilai pencapaian
10 3,0 3,0 terendah dari kapabilitas base practice dan work
Skala 3,16 2,98 product, maka diperoleh hasil kapabilitas proses
Skala N-P-L- L P level 1 adalah P.
F Dengan hasil penilaian yang diperoleh,
dapat disimpulkan bahwa proses DSS01 pada
Dari hasil perhitungan kapabilitas proses organisasi studi kasus masih berada pada level 0,
level 1 pada tabel 4.2 diperoleh skala pelaksanaan karena penilaian kapabilitas proses level 1 tidak
base practice dan work product yang dihasilkan mencapai skala L atau F. Jika hasil penilaian
pada proses DSS01. Skala base practice yang menunjukkan kapabilitas proses tidak mencapai
diperoleh adalah 3,16 yang berarti bahwa level 1 maka penilaian untuk level selanjutnya
pelaksanaan base practice telah berada pada skala tidak dilakukan.
L (largerly achieved). Skala work product yang
diperoleh adalah 2,98 yang berarti bahwa work D. Usulan Langkah Peningkatan Kapabilitas
product yang dihasilkan masih berada pada skala P Proses Penerapan Tatakelola TI
(partially achieved). Hasil penilaian kapabilitas
level 1 juga dapat dilihat pada gambar 4 yang 1. Peningkatan ke Kapabilitas Proses Level 1
memperlihatkan sebaran jawaban kuisioner Penilaian level 1 kapabilitas proses yang telah
penilaian dalam bentuk grafik dan gambar 5 yang dilakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan
memperlihatkan rata-rata skala pelaksanaan base base practice telah mencapai skala L (largerly
practice dan work product yang dihasilkan pada achieved), namun penilaian terhadap work
proses DSS01. product yang dihasilkan masih berada pada
skala P (partially achieved). Kapabilitas proses
HASIL PENILAIAN KAPABILITAS LEVEL 1 DSS01 baru dapat dikatakan berada pada level
Skala Base Practices Skala Work Product
1 jika base practice dan work product
4,0
keduanya berada pada skala L. Namun untuk
dapat naik ke level 2 kapabilitas proses, skala
3,0 base practice dan skala work product harus
SKALA

mencapai skala F.
2,0
Langkah-langkah yang diusulkan agar base
1,0
practice dan work product dapat berada pada
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 level 1 kapabilitas proses dan dapat memenuhi
RESPONDEN syarat untuk naik ke level 2 kapabilitas proses
Gambar 4. Hasil Penilaian Kapabilitas dengan memperoleh skala F adalah sebagai
berikut :
Level 1 1. Base practice
Base practice yang harus dilaksanakan oleh
SKALA PENILAIAN KAPABILITAS LEVEL 1 organisasi studi kasus adalah sebagai
4,00 berikut :
a. Membuat prosedur operasional (SOP)
kegiatan yang berkaitan dengan
3,00
3,13
2,99
semua layanan TI yang diberikan.
b. Membuat jadwal kegiatan,
2,00
melaksanakan kegiatan, dan
mengelola kinerja dan hasil layanan
TI
1,00 c. Membuat jadwal untuk melakukan
Skala Base Practices Skala Work Product
back up data layanan TI sesuai dengan

50
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

kebijakan dan SOP yang telah base practice yang telah dilakukan pada level 1
ditetapkan dapat dikelola dengan baik (direncanakan,
d. Memastikan bahwa prosedur dimonitor, dan dievaluasi) dan atribut proses
operasional layanan TI ditatati oleh PA 2.2 – work product management untuk
pihak ketiga sebagai penyedia layanan mengetahui sejauh mana work product yang
TI sesuai dengan kontrak telah dihasilkan pada level 1 dapat ditetapkan,
e. Mengintegrasikan manajemen proses dikontrol dan dipertahankan secara tepat.
internal dengan layanan TI dari pihak Kapabilitas proses DSS01 dapat mencapai
ketiga sebagai penyedia layanan level 2 jika level 1 kapabilitas proses telah
f. Merencanakan audit independen bernilai F dan atribut proses PA 2.1 dan PA 2.2
terhadap layanan TI dari pihak ketiga bernilai L atau F. Namun untuk dapat naik ke
untuk mengetahui tingkat layanan TI level 3 atribut proses PA 2.1 dan PA 2.2 harus
yang diberikan bernilai F.
g. Membuat daftar aset infrastruktur TI Langkah-langkah yang diusulkan agar PA 2.1
h. Memonitor penggunaan infrastruktur dan PA 2.2 dapat berada pada level 2
TI kapabilitas proses dan dapat memenuhi syarat
i. Membuat laporan penggunaan untuk naik ke level 3 kapabilitas proses dengan
infrastruktur TI memperoleh skala F adalah sebagai berikut :
j. Membangun fasilitas untuk 1. PA 2.1 – performance management
mengurangi kerentanan terhadap Untuk memastikan base practice yang telah
ancaman dari lingkungan di sekitar dilaksanakan pada level 1 dapat dikelola
infrastruktur TI dengan baik (direncanakan, dimonitor, dan
k. Membuat prosedur yang berisi dievaluasi), langkah-langkah perbaikan
tindakan yang dapat dilakukan ketika yang diusulkan adalah sebagai berikut :
terdeteksi adanya ancaman terhadap a. Merencanakan kegiatan TI yang akan
fasilitas TI dilaksanakan oleh organisasi
l. Memastikan fasilitas TI sesuai dengan b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan TI
aturan keselamatan, petunjuk agar hasil yang direncanakan dapat
pemasangan dan spesifikasi yang tercapai
diberikan oleh vendor c. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
m. Melatih staf dengan kemampuan dasar TI dalam organisasi agar sesuai
tentang aturan keselamatan, sehingga dengan rencana yang telah ditetapkan
staf dapat mengambil tindakan yang d. Menganalisis ketersediaan, alokasi
tepat jika terjadi masalah pada fasilitas dan penggunaan sumber daya manusia
TI dan infrastruktur yang dibutuhkan
n. Memastikan bahwa fasilitas TI untuk melaksanakan kegiatan TI
dipelihara sesuai dengan rekomendasi dalam organisasi
dari supplier e. Mengelola komunikasi yang efektif
2. Work product diantara individu dan kelompok yang
Work product yang harus dihasilkan dalam terlibat dalam penggunaan TI dalam
proses DSS01 adalah sebagai berikut : organisasi
a. SOP layanan TI 2. PA 2.2 – work product management
b. Catatan back up data Untuk memastikan work product yang telah
c. Dokumen perencanaan audit dihasilkan pada level 1 dapat ditetapkan,
independen dikontrol dan dipertahankan secara tepat,
d. Prosedur monitoring infrastruktur TI langkah-langkah perbaikan yang diusulkan
e. Laporan monitoring infrastruktur TI adalah sebagai berikut :
f. Dokumen kebijakan tentang keadaan a. Menetapkan work product yang akan
lingkungan di sekitar fasilitas TI dihasilkan oleh kegiatan TI dalam
g. Laporan keamanan lingkungan di organisasi
sekitar fasilitas TI b. Mendokumentasikan work product
h. Laporan penilaian fasilitas TI yang dihasilkan
i. Laporan tentang keamanan fasilitas TI c. Melakukan review dan penyesuaian
2. Peningkatan ke Kapabilitas Proses Level 2 terhadap work product yang telah
Penilaian kapabilitas proses level 2 dilakukan dihasilkan agar dapat memenuhi
terhadap atribut proses PA 2.1 – performance kebutuhan organisasi
management untuk mengetahui sejauh mana 3. Peningkatan ke Kapabilitas Proses Level 3

51
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

Penilaian kapabilitas proses level 3 dilakukan 4. Peningkatan ke Kapabilitas Proses Level 4


terhadap atribut proses PA 3.1 – process Penilaian kapabilitas proses level 4 dilakukan
definition untuk memastikan proses pada level terhadap atribut proses PA 4.1 – process
2 yang dilaksanakan telah didefinisikan dengan measurement untuk memastikan proses pada
baik agar dapat memenuhi tujuan organisasi level 3 yang dilaksanakan telah dinilai agar
dan atribut proses PA 3.2 – process deployment dapat memenuhi tujuan organisasi dan atribut
untuk memastikan proses pada level 2 yang proses PA 4.2 – process control untuk
dilaksanakan telah sesuai dengan standar yang memastikan proses pada level 3 yang
telah ditetapkan. Kapabilitas proses DSS01 dilaksanakan telah dikontrol agar sesuai
dapat mencapai level 3 jika level 2 kapabilitas dengan rencana yang telah ditetapkan.
proses telah bernilai F dan atribut proses PA 3.1 Kapabilitas proses DSS01 dapat mencapai
dan PA 3.2 bernilai L atau F. Namun untuk level 4 jika level 3 kapabilitas proses telah
dapat naik ke level 4 atribut proses PA 3.1 dan bernilai F dan atribut proses PA 4.1 dan PA 4.2
PA 3.2 harus bernilai F. bernilai L atau F. Namun untuk dapat naik ke
Langkah-langkah yang diusulkan agar PA 3.1 level 5 atribut proses PA 4.1 dan PA 4.2 harus
dan PA 3.2 dapat berada pada level 3 bernilai F.
kapabilitas proses dan dapat memenuhi syarat Langkah-langkah yang diusulkan agar PA 4.1
untuk naik ke level 4 kapabilitas proses dengan dan PA 4.2 dapat berada pada level 4
memperoleh skala F adalah sebagai berikut : kapabilitas proses dan dapat memenuhi syarat
1. PA 3.1 – process definition untuk naik ke level 5 kapabilitas proses dengan
Untuk memastikan proses pada level 2 yang memperoleh skala F adalah sebagai berikut :
dilaksanakan telah didefinisikan dengan
1. PA 4.1 – process measurement
baik agar dapat memenuhi tujuan
organisasi, langkah-langkah perbaikan Untuk memastikan proses pada level 3 yang
yang diusulkan adalah sebagai berikut : dilaksanakan telah dinilai agar dapat
a. Membuat standar pelaksanaan memenuhi tujuan organisasi dan atribut
kegiatan TI proses, langkah-langkah perbaikan yang
b. Menentukan urutan dan interaksi diusulkan adalah sebagai berikut :
diantara kegiatan TI dalam organisasi a. Menetapkan tujuan pengukuran
sehingga dapat bekerja sebagai pelaksanaan kegiatan TI
sebuah sistem yang terintegrasi b. Menetapkan mekanisme
c. Menentukan komponen infrastruktur pengumpulan data untuk mengukur
TI, seperti fasilitas, peralatan, pelaksanaan kegiatan TI
jaringan dan metode yang dibutuhkan
c. Melakukan pengukuran terhadap
untuk melaksanakan kegiatan TI
pelaksanaan kegiatan TI dalam
d. Menetapkan mekanisme untuk
mengawasi efektivitas dan kesesuaian organisasi
standar pelaksanaan kegiatan TI d. Melakukan analisis terhadap hasil
dengan kebutuhan organisasi pengukuran pelaksanaan kegiatan TI
2. PA 3.2 – process deployment e. Memonitor pencapaian tujuan
Untuk memastikan proses pada level 2 yang pelaksanaan kegiatan TI dari hasil
dilaksanakan telah sesuai dengan standar pengukuran yang diperoleh
yang telah ditetapkan, langkah-langkah 2. PA 4.2 – process control
perbaikan yang diusulkan adalah sebagai
berikut : Untuk memastikan proses pada level 3 yang
a. Memberikan pelatihan yang sesuai dilaksanakan telah dikontrol agar sesuai
kepada orang-orang yang ditugaskan dengan rencana yang telah ditetapkan,
dalam melaksanakan kegiatan TI langkah-langkah perbaikan yang diusulkan
b. Menyediakan sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
dan informasi yang dibutuhkan dalam a. Menetapkan metode dan teknik yang
melaksanakan kegiatan TI akan digunakan dalam melakukan
c. Memelihara infrasturktur dan pengontrolan terhadap pelaksanaan
lingkungan kerja organisasi untuk kegiatan TI dalam organisasi
mendukung pelaksanaan kegiatan TI b. Menetapkan batasan pengontrolan
d. Memonitor kesesuaian pelaksanaan pelaksanaan kegiatan TI
kegiatan TI dengan standar yang
telah ditetapkan

52
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

c. Melaksanakan pengontrolan terhadap a. Mengawasi pelaksanaan proses


pelaksanaan kegiatan TI agar sesuai perubahan kegiatan TI agar sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan dengan rencana yang telah ditetapkan
5. Peningkatan ke Kapabilitas Proses Level 5 b. Menentukan faktor - faktor yang
Penilaian kapabilitas proses level 5 dilakukan mempengaruhi pelaksanaan proses
terhadap atribut proses PA 5.1 – process perubahan kegiatan TI dalam
innovation untuk memastikan proses pada level organisasi
4 ditingkatkan secara berkelanjutan dengan c. Memberikan pelatihan kepada orang-
menggunakan konsep dan teknologi baru dan orang yang terlibat dalam proses
atribut proses PA 5.2 – process optimization perubahan kegiatan TI
untuk memastikan proses pada level 4 yang d. Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan
dilaksanakan telah dilakukan perbaikan proses proses perubahan kegiatan TI
secara efektif untuk mendukung pencapaian
e. Membuat laporan pelaksanaan proses
tujuan peningkatan proses. Kapabilitas proses
perubahan kegiatan TI dalam
DSS01 dapat mencapai level 5 jika level 4
organisasi
kapabilitas proses telah bernilai F dan atribut
proses PA 5.1 dan PA 5.2 bernilai L atau F.
Pencapaian kapabilitas proses organisasi pada KESIMPULAN
level 5 diharapkan tidak hanya mencapai skala
L tetapi dapat mencapai skala F (fully A. Kesimpulan
achieved). Langkah – langkah yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut : Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. PA 5.1 – process innovation
1. Penilaian kapabilitas proses tata kelola TI
Untuk memastikan proses pada level 4 yang dilakukan terhadap proses DSS01
ditingkatkan secara berkelanjutan dengan berdasarkan framework COBIT 5 pada
menggunakan konsep dan teknologi baru, organisasi studi kasus diperoleh skala base
langkah-langkah perbaikan yang diusulkan practice 3,16 (L) dan skala work product 2,98
adalah sebagai berikut : (P), sehingga organisasi masih berada pada
a. Mengidentifikasi peluang level 0.
peningkatan proses pelaksanaan 2. Kuisioner penelitian yang dirancang untuk
kegiatan TI secara berkelanjutan proses DSS01 terdiri dari lima sub proses
berdasarkan inovasi dari konsep dan yaitu DSS01.01, DSS01.02, DSS01.03,
teknologi baru. DSS01.04 dan DSS01.05.
b. Mengevaluasi dampak dari teknologi 3. Usulan langkah-langkah perbaikan telah
baru terhadap pelaksanaan kegiatan TI dirumuskan untuk meningkatkan kapabilitas
dalam organisasi proses DSS01 mulai dari level 1 sampai
dengan level 5.
c. Menganalisis resiko yang mungkin
terjadi dalam peningkatan proses
B. Saran
pelaksanaan kegiatan TI yang
didukung oleh inovasi konsep dan Setelah melakukan penelitian tentang
teknologi baru penilaian kapabilitas proses tata kelola TI
d. Menetapkan perubahan proses yang berdasarkan COBIT 5, terdapat beberapa saran
akan dilakukan berdasarkan inovasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya yaitu :
konsep dan teknologi baru dalam 1. Penilaian kapabilitas proses tata kelola TI
pelaksanaan kegiatan TI dapat dilakukan dengan mengacu pada
standar tata kelola TI lainnya.
e. Melaksanakan perubahan proses
2. Penilaian kapabilitas proses tata kelola TI
kegiatan TI dalam organisasi
dapat dilakukan untuk proses lainnya yang
2. PA 5.2 – process optimization terdapat pada model yang telah dihasilkan
Untuk memastikan proses pada level 4 yang berdasarkan COBIT 5
dilaksanakan telah dilakukan perbaikan
proses secara efektif untuk mendukung REFERENSI
pencapaian tujuan peningkatan proses,
langkah-langkah perbaikan yang diusulkan [1] Surendro, K., “Rancangan Tata kelola
adalah sebagai berikut : Teknologi Informasi Untuk Pabrik Pupuk”,
Jurnal Informatika, 2008

53
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 2016
ISSN: 2460-738X (Cetak)

[2] IT Governance Institute, “Board Briefing on


IT Governance 2nd Edition”, IT Governance
Institute, 2003
[3] Hartono, Jogiyanto, “Sistem Tata kelola
Teknologi Informasi”, Yogakarta : Andi,
2011
[4] Information System Audit and Control
Association (ISACA), COBIT 5, 2012
[5] ISO/IEC 15504-2, “Software Engineering
Process Assessment Part 2: Performing an
assessment”, 2003
[6] Peffer, Ken dkk. (2007) : A design Science
Research Methodology for Information
System Research, Journal of Information
Systems, Winter 2007-8, vol.24 No.

54

Anda mungkin juga menyukai