KELUARGA
KELUARGA
PENDAHULUAN
Menurut Kamus Webster keluarga adalah A social unit consisting of parent and the
children they rear(sebuah unit sosial yang terdiri dari orang tua dan anak yang mereka asuh) atau
A group of people related by ancestry or marriage(sekelompok orang yang dihubungkan oleh
keturunan atau perkawinan).
Sementara itu, menurut PP No. 21 tahun 1994, keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,
atau ibu dan anaknya.
Menurut WHO, keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Berdasarkan 3 definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sebuah unit
terkecil dalam kehidupan sosial dalam masyarakat yang terdiri dari orang tua dan anak baik yang
terhubung melalui pertalian darah, perkawinan, maupun adopsi.
Mengenai fungsi affektif ini banyak kejadian dalam keluarga yang bisa memicu
terjadinya gangguan kejiwaan baik pada anggotanya maupun pada keseluruhan unit keluarganya,
contoh kejadian-kejadian tersebut seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, kultural,
dll. Kejadian tersebut tidak semata-mata muncul tetapi selalu ada pemicunya, dalam konsep
keluarga yang biasanya menjadi pemicu adalah struktur nilai, struktur peran, pola komunikasi,
pola interaksi, dan iklim keluarga yang mendukung untuk mencetuskan kejadian-kejadian yang
memicu terjadinya gangguan kejiwaan pada keluarga tersebut.Sehingga dalam hal ini di
perlukan terapi keluarga dalam menormalisasikan individu dalam kehidupannya baik untuk
dirinya sendiri,keluarga maupun masyrakat sekitarnya khususnya dalam hubungan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
Terapi keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi keluarga sebagai sub bab
pada psikologi klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah
individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses
interpersonal. Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi
secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga
sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986).
Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual
mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan
selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya.
Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3
prinsip :
· Pertama, adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung
bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan.
· Kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi,
tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku
salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
· Ketiga, adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu
masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Ketika masalah muncul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau
komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri
menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan
komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya pada pemahaman tentang arti penting
dari komunikasi (Patterson, 1982).
C.Sejarah :
Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang
Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga
pasien skizofrenia di Palo Alto, California.
Pada pertengahan 1970-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif
dan terapi keluarga. Sejalan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermunculan, begitu juga
program pelatihan terapi keluarga (Gale dan Long, 1996)
Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi
terapi keluarga menurut Walrond Skinner adalah : “Gejala yang timbul merupakan ekspresi
disfungsi dari sistem keluarga. Gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan
dalam hubungan anggota keluargannya dan dapat merupakan masalah secara individual..”
Manfaat untuk keluarga yaitu memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing –
masing anggota keluarga labih baik. Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap
pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargainya
sebagai manusia maupun terhadap potensi – potensinya masih ada. Keluarga dapat meningkatkan
kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.
F.Efektifitas Terapi Keluarga :
Walau efektifitas dari terapi keluarga merupakan komponen penting dalam proses
pemulihan klien, integrasi terapi keluarga memiliki tantangan sebagai berikut :
Ø Pertama, terapi keluarga lebih kompleks daripada pendekatan non-keluarga karena lebih banyak
orang yang terlibat.
Ø Kedua, perlu keterampilan dan pelatihan khusus untuk terapi keluarga yang berbeda dari lainnya.
Ø Ketiga, terapi keluarga selama ini sudah terbukti keberhasilannya.
· Keluarga :
1. Memperbaiki fungsi & struktur keluarga
2. Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien sehingga lebih dapat menerima,
toleran & menghargai klien sebagai manusia.
3. Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi
Ø PERAN PERAWAT
Aktifitas :
· Komponen dikdaktik : memberikan informasi & pendkes tentang gangguan jiwa, sistem
keswa & yankep.
· Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan konflik, mengatasi
perilaku & stress
· Komponen emosi : memberikan kesempatan untuk memvalidasi perasaan & bertukar
pengalaman
· Komponen proses keluarga fokus pada koping keluarga & gejala sisa terhadap keluarga.
· Komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan formal/informal untuk klien
& keluarga
Selain Peran perawat yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana perawat membantu
serta mendorong keluarga untuk terlibat dalam mencegah klien kambuh. Alasan keluarga
dilibatkan dalam mencegah kekambuhan pada klien adalah :
1. keluarga merupakan tempat individu pertama memulai hubungan interpersonal dengan
lingkungan
2. keluarga merupakan suatu sistem yang utuh dan tidak terpisahkan sehingga jika ada satu yang
terganggu yang lain ikut terganggu
3. keluarga menurut Sullinger(1988) merupakan salah satu penyebab klien gangguan jiwa
menjadi kambuh lagi sehingga diharapkan jika keluarga ikut berperan dalam mencegah klien
kambuh setidaknya membantu klien untuk dapat mempertahankan derajat kesehatan mentalnya
karena keluarga secara emosional tidak dapat dipisahkan dengan mudah
1. membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat bahaya terhadap diri klien dan
aktivitasnya
2. tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka
3. membantu anggota bagaimana memandang orang lain
4. tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami klien
5. membangun self esteem
6. nenurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi
7. menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang sistematis
8. pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab
· Mempertahankan keseimbangan, fleksibel & adaptif perubahan tahap transisi dalam hidup
· Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap individu
· Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi & antar keluarga
· Hubungan antar keluarga yang erat & hindari menjauhi masalah
· Perbedaan antar anggota keluarga mendorong untuk meningkatkan pertumbuhan & kreativitas
individu.
· Orang tua & anak hubungan terbuka.
Ø Disfungsi Keluarga
Ø HARAPAN:
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Salah satu bentuk intervensi Psikologi Keluarga adalah terapi keluarga. Terapi keluarga
merupakan salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan
khususnya keluarga. Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan
pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep
keluarga struktur dan fingsi keluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi.
Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga.
Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga
dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap–tiap anggota keluarga dalam
arti memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonalnya.
B.Saran
Dalam makalah ini sekiranya masih ada kekurangan pada cakupan isi mau pun sumber
yang tidak komprehensif. Karenanya perlu diadakan telaah lebih mendalam dalam pemilihan
materi yang sejatinya terdapat dalam buku-buku terbaru yang lebih populer dan
revolusioner.Diharapkan juga makalah ini dapat menjadi acuan sumber pembelajaran mahasiswa
keperawatan agar nantinya dapat diterapkan dalam melakukan asuhan keperawatan pada
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, JP. 1968. Dictionary of Psychology (Kamus Lengkap Psikologi). M: 355. Terjemahan
oleh Dr. Kartini Kartono. 1981. Jakarta : Raja Grafindo
Wiramihardja, S.A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama
Friedman, Marlyn M. 1998. Praktik Keperawatan Keluarga: Teori, Pengkajian, Diagnosa, dan
Intervensi. Toronto: Appleton&Lange.
Hershenson, David B.; Power, Paul W.; & Waldo, Michael. 1996. Community Counseling,
Contemporer Theory and Practice.
Massachusetts, A Simon & Scuster Company. Imbercoopersmith, Evan. 1985. Teaching Trainee
To Think In Triad. Journal of Marital and Family Therapy, Vol.11, No.1,61-66.
Kendall, Philip C. & Norton-Ford, Julian. Professional Dimension Scientific and Professional
Dimension. USA, John Willey and Sons, Inc.
Perez, Joseph F. 1979. Family Counseling : Theory and Practice. New York, Van Nostrand, Co.
Yosef, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama