Corresponding Author: This work is an open access article and licensed under
Suprijandani a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya International License (CC BY-SA 4.0).
Program Studi D-IV Kesehatan Lingkungan
Jalan Raya Menur 118A Surabaya
Website: http://jpk.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/JPK
Jurnal Penelitian Kesehatan (JPK), Vol. 17, No. 1, Januari 2019, pp:1-5
DOI: 10.35882/jpk.v17i1.1 ISSN:2407-8956
Website: http://jpk.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/JPK
Jurnal Penelitian Kesehatan (JPK), Vol. 17, No. 1, Januari 2019, pp:1-5
DOI: 10.35882/jpk.v17i1.1 ISSN:2407-8956
Konsentrasi 0,02 mg/L adalah konsentrasi yang ditetapkan 0.015 mg/lt; 0.020 mg/lt; 0.025 mg/lt dan 0.030 mg/lt
WHO sebagai tentative diagnostic dosages. Analisis secara terdapat dalam tabel 1. Dari tabel tersebut dapat diketahui
analitik menggunakan probit analysis program untuk bahwa pada konsentrasi 0.020 mg/lt yaitu konsentrasi yang
menentukan LC50, LC90, dan LC99,9 48 jam. ditetapkan WHO sebagai tentative diagnostic dosages. Larva
Aedes aegypti dari Desa Plosokerep Kecamatan Sumobito
III. HASIL DAN PEMBAHASAN telah resisten terhadap temephos.
Hasil uji resistensi larva Aedes aegypti terhadap
temephos selama 48 jam dengan konsentrasi0.010 mg/lt;
Tabel 1. Rata-rata persentase kematian Larva Aedes aegypti setelah dipaparkan dengan Temephos
Persentase Kematian larva Aedes
No Konsentrasi Total larva aegypti
. (mg/l) Aedes aegypti
% kematian Kriteria
0 (Kontrol) 20 0 -
0,01 20 15 Resisten
0,015 20 30 Resisten
0,02 20 51,25 Resisten
0,025 20 65 Resisten
0,03 20 80 Resisten
Konsentrasi mematikan (LC) yang menghasilkan 50%, 90%, dan 99,9% kematian nilai (LC 50,LC90 dan LC99.9) sebagai berikut:
Tabel 2. Konsentrasi Mematikan LC50, LC90 dan LC99.9
No. Konsentrasi mematikan (LC) Estimasi dosis
LC50 0,021
LC90 0,034
LC99.9 0,045
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi laju kelembaban. Pengendalian terhadap lingkungan fisik tersebut
pertumbuhan larva Aedes aegypti. Keadaan lingkungan dilakukan dengan melakukan pengukuran.
meliputi suhu lingkungan, suhu media, pH air, dan
Website: http://jpk.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/JPK
Jurnal Penelitian Kesehatan (JPK), Vol. 17, No. 1, Januari 2019, pp:1-5
DOI: 10.35882/jpk.v17i1.1 ISSN:2407-8956
Website: http://jpk.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/JPK
Jurnal Penelitian Kesehatan (JPK), Vol. 17, No. 1, Januari 2019, pp:1-5
DOI: 10.35882/jpk.v17i1.1 ISSN:2407-8956
manusia bila digunakan dalam air minum pada dosis normal. REFERENCES
Keunggulan BTi adalah menghancurkan jentik nyamuk tanpa
menyerang predator entomophagus dan spesies lain. 1. Acmadi, Umar F, 2010. Manajemen Demam Berdarah
Formula BTi cenderung secara cepat mengendap di dasar Berbasis Wilayah. Jakarta, Pusat Data dan Surveilans
wadah, karena itu dianjurkan pemakaian yang berulang kali. Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI. Volume 2.
Racunnya tidak tahan sinar dan rusak oleh sinar 2. Anindita ,Rizki, dan Tri Wulandari Kesetyaningsih,
matahari.Pada dasarnya metode pengendalian vektor DBD 2007. Deteksi Resistensi Larva Aedes aegypti dengan
yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta Uji Biokimia Berdasarkan Aktivitas Enzim Esterase di
masyarakat (PSM). Sehingga berbagai metode pengendalian
Kabupaten Bantul DIY. Fakultas Kedokteran,
vektor cara lain merupakan upaya pelengkap untuk secara
cepat memutus rantai penularan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
http://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/16
Dalam penelitian dilakukan analisis data menggunakan 61/1705. 19 Desember 2016
analisis probit. Analisis ini digunakan untuk menentukan 3. Dinas Kesehatan Jombang, 2014. Profil Kesehatan
LC50, LC90, dan LC99,9. Hal ini diperlukan untuk mengetahui Tahun2014. Jombang, Dinas Kesehatan Jombang.
jumlah 4. Fuadzy, Hubullah, dan Joni Hendri, 2015. Indeks
penggunaan konsentrasi yang tepat dalam aplikasinya.
Tingkat konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian Entomologi dan Kerentanan Larva Aedes aegypti
ditentukan dengan nilai konsentrasi lethal (LC50 atau LC90). terhadap Temephos di Kelurahan Karsamenak
Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Loka Litbang
Berdasarkan analis probit konsentrasi yang dapat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ciamis.
menyebabkan 50% populasi mengalami kematian adalah
Indonesian Publication Index. 15 Januari 2017.
0,021 mg/l dengan interval (0,018-0,024 mg/l), sedangkan
yang menyebabkan 90% polulasi mengalami kematian 5. Hasibuan,rosma, 2015.Insektisida Organik Sintetik
adalah 0,034 mg/l dengan interval (0,029-0,046 mg/l), dan dan Biorasional. Yogyakarta, Plantaxia. Cetakan
yang dapat menyebabkan kematian 99,9% larva Aedes Pertama : 10.
aegypti adalah konsentrasi 0,046 mg/l dengan interval (0,038 6. Kementerian Kesehatan RI, 2015. Demam Berdarah
- 0,065 mg/l). Biasanya Mulai Meningkat di Januari.
http://www.depkes.go.id. 10 April 2016
7. Marissa, 2007. Toleransi Larva dan Nyamuk Dewasa
IV. CONCLUSSION Aedes aegypti Terhadap Temephos dan Malation
KESIMPULAN diWilayah Endemik Kelurahan Duren SawitJakarta
Timur. Thesis. Entomologi Kesehatan, Institut
Berdasarkan hasil penelitian Uji Resistensi Larva Aedes
aegypti terhadap larvasida temephos yang dilakukan di Pertanian Bogor.
Laboratorium Entomologi Kesehatan Jurusan Kesehatan http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9600. 22
Lingkungan Surabaya dapat disimpulkan Larva Aedes Januari 2017
aegypti dari Desa Plosekerep Kecamatan Sumobito 8. Nugroho, Arif Dwi, 2011. Kematian Larva Aedes
Kabupaten Jombang termasuk resisten dengan persentase aegypti Setelah Pemberian Abate Dibandingkan
kematian pada konsentrasi 0,02 mg/l kurang dari 90%. dengan Pemberian Serbuk Serai.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/
viewFile/2802/2858 .Jurusan Ilmu Kesehatan
SARAN Masyarakat, Universitas Negeri Semarang. Digilib
Perlunya evaluasi tentang penggunaan larvasida Unnes 22 Januari 2017..
temephos agar pengendalian vektor DBD yang diterapkan 9. Prasetyowati Heni, Joni Hendri, dan Tri Wahono,
dapat tepat sasaran. 2016. Status Resistensi Aedes aegypti (Linn.) terhadap
Organofosfat di Tiga Kotamadya DKI Jakarta. Loka
Mensosialisasikan pengendalian biologis yaitu dengan Litbang P2B2 Ciamis. BALABA. 19 Desember 2016.
menggunakan ikan pemakan larva seperti ikan cupang,
10. Ridha, M Rasyid., dan Nisa, Khairatun, 2011. Larva
gabus, guppy, dll.
Aedes aegypti Sudah Toleran Terhadap Temephos Di
Melibatkan masyarakat dalam pengendalian vektor DBD, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Fakultas
seperti PSN, program 3M plus. Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.
Melakukan uji resistensi mengenai aktivitas enzin http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/vk/articl
maupun peubahan gen yang berperan dalam proses resistensi e/view/3326/0. Vektora19 Januari 2017.
larva Aedes aegypti. 11. Sucipto, Pramudiyo Teguh, Mursid Raharjo, dan
Nurjazuli, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Peningkatan dosis insektisida dan penggantian dengan
Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
insektisida baru.
Universitas Diponogoro.
Website: http://jpk.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/JPK
Jurnal Penelitian Kesehatan (JPK), Vol. 17, No. 1, Januari 2019, pp:1-5
DOI: 10.35882/jpk.v17i1.1 ISSN:2407-8956
Website: http://jpk.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/JPK