Anda di halaman 1dari 17

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

DOGMATIKA 1
Kristologi: Yesus sebagai Parei

MAKALAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Akhir


Semester
Dosen Pengampu: Pdt.Dr.Keloso S.Ugak

OLEH:
TIRTA HENDRAWAN
NIM: 18.23.63
KELAS:A

Program Sarjana Program Studi Teologi


BANJARMASIN
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke dalam hadirat Tuhan Yesus Kristus, atas limpah kasih dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik. Kiranya melalui

Makalah Dogmatika 1 ini, kami semakin digerakkan untuk selalu belajar dan

mendalami doktrin-doktrin atau ajaran-ajaran dari Alkitab yang kemudian dirumuskan

oleh Bapa Gereja.

Dalam hal ini, Makalah Dogmatika 1 dibuat untuk memenuhi tugas akhir

semester. Tugas ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah STT GKE

dan di dalamnya berisi pembahasan seputar Kristologi sebagai salah satu rumpun

dalam Teologi Sistematika yang secara spesifik akan membahas gambaran Kristologi

secara kontekstual, yaitu Yesus sebagai parei yang akan menjawab permasalahan yang

terjadi dalam masyarakat tempat asal penulis serta adanya upaya dalam

mengaktualisasi rumusan itu. Kiranya Tuhan senantiasa melimpahi hikmat-Nya kepada

kita, dan melalui makalah ini tidak hanya sebatas pemenuhan tugas, namun boleh

berguna bagi penambahan pengetahuan kita dalam belajar ilmu Teologi.

Penulis juga berterima kasih kepada Pdt. Dr. Keloso S. Ugak atas kesempatan

yang diberikan untuk mengerjakan tugas ini, Tuhan memberkati.

Banjarmasin, April 2020

Penulis,

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
1.4. Metode Penulisan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
2.1. Gambaran Jemaat ...................................................................................................... 3
2.1.1. Gambaran Umum Jemaat Ka’arayen Desa Muara Ripung ............................................. 3
2.1.2. Permasalahan dalam Jemaat Ka’arayen Desa Muara Ripung......................................... 3
2.2. Gambaran Kristologi secara Kontekstual ....................................................................... 6
2.2.1. Pengertian Kristologi secara Kontekstual ....................................................................... 6
2.2.2. Kristologi: Yesus sebagai Parei ...................................................................................... 6
2.3. Aktualisasi rumusan Kristologi ............................................................................... 10
2.3.1. Aktualisasi secara Umum ............................................................................................. 10
2.3.2. Aktualisasi secara Khusus ....................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13
Kesimpulan ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14

ii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makalah ini dibuat untuk membahas dan menguraikan Kristologi secara

kontekstual, yang mana, akan menjawab permasalahan yang terjadi dalam

kehidupan jemaat tempat asal penulis.

Kehidupan manusia tidak lepas dari permasalahan, dimana akan selalu ada

masalah dalam menjalani kehidupan ini. Kristologi secara kontekstual berarti

menggambarkan Kristus sebagai jawaban untuk menjawab setiap permasalahan

yang ada dengan menggunakan pendekaan budaya setempat. Permasalahan dalam

jemaat Ka’arayen desa Muara Ripug dibagi dalam dua macam permasalahan, yaitu

permasalahan secara umum yang mencakup kehidupan sehari-hari jemaat,

sedangkan permasalahan secara khusus mencakup kehidupan rohani jemaat yang

jauh dari pertemuan ibadah bahkan secara spritualitas, kurang mendalami dan

mengenal Kristus lebih jauh. Kristologi secara kontekstual ini menggambarkan

sosok Yesus sebagai parei, dimana Ia sangat dibutuhkan oleh setiap orang, Ia akan

menjadi jawaban bagi permasalahan jemaat dan masyarakat desa Muara Ripung.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana gambaran jemaat tempat asal penulis ?

1.2.2. Bagaimana gambaran Kristologi secara Kontekstual dalam menjawab

permasalahan yang ada dalam jemaat ?

1.2.3. Bagaimana aktualisasi yang dilakukan untuk menjawab permasalahan yang

ada dalam jemaat ?

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Mengetahui dan mempelajari ilmu-ilmu dalam rumpun Teologi Sistematika,

misalnya Kristologi

1.3.2. Mengetahui dan memahami gambaran umum jemaat GKE Ka’arayen

Muara Ripung

1.3.3. Mengetahui dan memahami permasalahan yang ada di dalam jemaat GKE

Ka’arayen Muara Ripung, baik secara umum maupun secara khusus.

1.3.4. Mengetahui, mempelajari, dan memahami Kristologi secara kontekstual

dalam jemaat GKE Ka’arayen desa Muara Ripung.

1.3.5. Memahami dan mengetahui aktualisasi yang kontekstual dalam menjawab

permasalahan yang ada dan memberikan solusi bagi setiap permasalahan.

1.4. Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis untuk menyusun, menjelaskan, mengkritisi

dan membahas makalah ini menggunakan metode penulisan karya pustaka.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Jemaat

2.1.1. Gambaran Umum Jemaat Ka’arayen Desa Muara Ripung

Jemaat Ka’arayen desa Muara Ripung merupakan salahsatu jemaat yang

masuk ke dalam wilayah pelayanan resort GKE Buntok, Kabupaten Barito Selatan,

Provinsi Kalimantan Tengah. Jemaatnya berjumlah 177 orang, yang dilayani oleh

8 penatua dan diakon serta pendeta pelayanan dari resort GKE Buntok, yang datang

berkunjung setiap dua kali dalam satu bulan.

2.1.2. Permasalahan dalam Jemaat Ka’arayen Desa Muara Ripung

Permasalahan dalam jemaat secara umum mencakup usaha dan pekerjaan

jemaat, dimana saat ini masuk ke dalam musim penghujan, penghasilan tidak

menentu bahkan bisa dikatakan tidak ada penghasilan. Mayoritas jemaat Ka’arayen

bekerja sebagai penyadap karet, pemotong rotan, dan sebagian kecil bekerja di

sektor lain. Permasalahan umum ini muncul karena tidak tersedianya pekerjaan

tetap dalam menjalani aktifitas hariannya. Permasalahan ini semakin besar disaat

Covid 19 mewabah, harga bahan pokok semakin melonjak tinggi, berbanding

terbalik dengan hasil dari usaha pekerjaan para jemaat yang menurun.

Permasalahan secara khusus dalam jemaat yaitu minimnya tingkat kehadiran

warga jemaat dalam peribadahan minggu. Minimnya kehadiran dalam peribadahan

ini membuat spritualitas dan tingkat pendalaman akan kebenaran Firman Tuhan

akan jauh dari kata bertumbuh, karena pertumbuhan iman seseorang akan dapat

dilihat dari yang kelihatan yaitu kehadiran dalam peribadahan. Kehadiran dalam

peribadahan membawa pengenalan yang lebih jauh tentang Kristus, namun jika

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

tidak mengikuti ibadah dan juga sibuk dengan kegiatan lain, maka tidak ada waktu

dalam mengikuti bahkan mendalami Firman Tuhan melalui khotbah pendeta di

gereja atau membaca Alkitab di rumah secara mandiri. Sebelum terjadinya Covid

19, penulis melihat bahwa kecenderungan untuk lebih mementingkan rutinitas lain

sangat besar dibandingkan datang dan ikut beribadah di gereja. Masa sekarang,

dimana peribadahan ditiadakan untuk sementara waktu, warga jemaat yang

biasanya beribadah ke gereja, disaat hari minggu, bukannya melaksanakan ibadah

mandiri di rumah, atau mendengarkan siaran radio, justru malah pergi ke sawah

untuk melaksanakan panen padi, apalagi warga jemaat yang sudah lama tidak

pernah beribadah ke gereja, mereka semakin jauh dari perkumpulan ibadah itu.

Dalam pelaksanaannya, ibadah minggu dilaksanakan setiap hari minggu,

dimana dalam ibadah minggu itu, ada kunjungan pendeta Resort Buntok pada

minggu pertama dan minggu ketiga, sedangkan minggu kedua dan keempat,

dilayani oleh penatua dan diakon setempat. Dalam ibadah minggu, umat yang

datang sangat sedikit sekali pada saat tidak ada kunjungan pendeta. Disaat ada

kunjungan pendeta, jumlah jemaat akan meningkat dari yang biasanya. Jadi

walaupun ada kunjungan pendeta, terkadang jumlah jemaat yang hadir hampir sama

dengan saat dimana tidak ada kunjungan pendeta dari Resort Buntok. Sangat miris

sekali melihat kemunduran keaktifan jemaat dalam peribadatan, dari tahun ke tahun

semakin berkurang orang yang hadir ke gereja. Ada beberapa alasan yang

menyebabkan kemunduran kehadiran jemat dan keaktifan dalam gereja, seperti:

2.1.2.1. Karena alasan keuangan, banyak anggota jemaat yang pergi bekerja di luar

daerah. Misalnya banyak warga gereja yang bekerja di perusahan sawit di

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Kotawaringin Timur, dan yang lainnya

di perusahaan tambang batubara di Kabupaten Barito Utara.

2.1.2.2. Karena pernikahan yang membuat mereke harus pindah domisili ke luar

desa.

2.1.2.3. Karena pendidikan juga yang membuat warga gereja pindah domisili ke

luar desa.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

2.2. Gambaran Kristologi secara Kontekstual

2.2.1. Pengertian Kristologi secara Kontekstual

Kristologi secara etimologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu

Khristos yang berarti Kristus, dan juga Logos yang berarti ajaran, ilmu atau firman.

Jadi Kristologi berarti ilmu yang mendalami tentang Kristus dan perannya didalam

sejarah dan karya penyelamatan Allah.1. Sedangkan Kristologi secara kontekstual

berarti ilmu yang mendalami tentang Kristus yang mengutamakan keprihatinannya

atas prinsip-prinsip penafsiran dalam iman Kristen yang ada dalam lintas budaya

dengan prinsip bahwa yang dilakukan berdasar kesetiaan kepada Kitab Suci,

pemahaman iman yang diwarisi dalam tradisi gereja, serta adanya suatu relevansi

ke dalam konteks budaya setempat yang mana akan menjawab berbagai perubahan

sosial yang terjadi dalam masyarakat secara konkrit.2

2.2.2. Kristologi: Yesus sebagai Parei

Padi merupakan tanaman pangan yang hidupnya dalam bentuk rumpun.

Tanaman padi berasal dari daratan Asia dan Afrika Barat yang tropis dan subtropis.

Padi dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat di daratan Asia dan juga wilayah

Asia yang berbentuk kepulauan seperti Indonesia. Padi juga dikonsumsi oleh

masyarakat dunia yang berada di wilayah lain. Padi akan bisa dikonsumsi jika sudah

diproses menjadi beras, kemudian beras dimasak menjadi nasi.3

1
Telhalia, Riwayat Hidup Paulus Sosiologi Dialektika Teologi-Etis menurut Surat Roma
,(Tangerang Selatan: Animage, 2017), 105-106, diakses tanggal 26 April 2020,
https://books.google.co.id/books?id=6EhADwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=riwayat+hidup
+paulus+:+sosiologi+dialetika+Teologi-
etis+menurut+Surat+Roma&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi0jJ6_g4bpAhVNlEsFHe3SCD8Q6AEI
KjAA#v=onepage&q=riwayat%20hidup%20paulus%20%3A%20sosiologi%20dialetika%20Teolo
gi-etis%20menurut%20Surat%20Roma&f=false.
2
Tim Penyusun, Mengasihi Tuhan dan Sesama Ciptaan (Banjarmasin: Unit Publikasi STT
GKE Banjarmasin, 2008), 214.
3
Purwono dan Heni Purnamawati, Budidaya 8 jenis tanaman pangan unggul (Depok:
Penebar Swadaya, 20072), 10-13, diakses tanggal 26 April 2020,

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Yesus digambarkan sebagai Parei yang berasal dari bahasa Dayak Dusun

Witu yang memiliki arti padi. Sawah tempat menanam parei disebut alah, kegiatan

panen parei disebut masi, dan juga kegiatan untuk merontokkan padi masih

dilakukan secara manual dan dilakukan dengan menginjak parei sampai parei

terpisah dari tangkainya. Kegiatan menginjak padi ini disebut ngiik. Terlepas dari

segala proses tersebut, yang hendak penulis tekankan disini adalah mengenai

hakekat parei itu sendiri dan juga manfaat yang didapat disaat panen dan disaat

menghayatinya ditengah pandemic Covid 19 dewasa ini.

Kehidupan masyarakat Dayak Dusun Witu di desa Muara Ripung secara

umum melakukan aktifitasnya sebagai petani, disamping melakukan usaha lain

seperti menyadap karet dan memotong rotan. Saat ini masuk ke dalam musim panen

padi, kebanyakan masyarakat akan melakukan panen padi di sawahnya masing-

masing, apalagi disaat pandemi Covid 19 ini, masyarakat memilih untuk ke sawah,

daripada hanya diam di rumah tidak ada aktifitas yang berarti. Apa yang dilakukan

oleh masyarakat desa ini tetap memperhatikan apa yang sudah dihimbau oleh

pemerintah, mereka akan tetap memakai masker, mencuci tangan, dan juga menjaga

jarak, walaupun berkumpul dan beristirahat setelah panen dalam satu pondok.

Secara khusus, warga jemaat GKE Ka’arayen Muara Ripung juga melakukan

aktifitas yang sama dalam menghadapi masa panen ini.

Berangkat dari apa yang terjadi pada saat ini dan melihat segala aktifitas

masyarakat dan juga jemaat, penulis melihat bahwa aktifitas di sawah ini sangat

https://books.google.co.id/books?id=HE-
WWgPsBXUC&printsec=frontcover&dq=budidaya+8+jenis+tanaman+pangan+unggul&hl=id&sa
=X&ved=0ahUKEwjzxb-
ehIbpAhWCbn0KHf6WANoQ6AEIKDAA#v=onepage&q=budidaya%208%20jenis%20tanaman
%20pangan%20unggul&f=false

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

penting, walaupun sebenarnya dianggap suatu hal yang biasa disaat melakukan

kegiatan bercocok tanam di sawah. Penulis melihat bahwa kegiatan jemaat di sawah

ini merupakan kegiatan yang dapat menghilangkan kekuatiran karena virus corona,

menghilangkan kejenuhan karena diam di rumah, memberikan semangat karena

melihat hasil panen yang melimpah, dan secara khusus merupakan anugerah Tuhan

yang luarbiasa yang harus dinikmati dan disyukuri. Secara khusus juga, kegiatan di

sawah ini dan panen hasil usaha selama beberapa bulan terakhir berbuah manis dan

secara langsung memberikan penghidupan bagi warga jemaat dan masyarakat desa

ditengah pandemi Covid 19.

Pandangan tentang Yesus sebagai parei didasarkan pada nast yang tertulis

dalam Kitab Injil Yohanes 14:6 yang bunyinya:

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Melalui nast diatas, penulis menggambarkan Yesus sebagai parei, dimana

dimasa-masa sulit seperti yang dialami sekarang, Ia senantiasa hadir ditengah-

tengah kekuatiran dan ketakutan masyarakat, Ia hadir memberikan jalan keluar,

dimana Ia datang sebagai sumber kehidupan, dimana sumber hidup itu akan selalu

dicari, dirindukan, dinantikan, dan dihormati oleh segenap orang. Melihat kegiatan

yang sudah dilakukan oleh jemaat desa Muara Ripung tersebut, ada beberapa upaya

berkristologi yang akan dijelaskan oleh penulis, seperti:

2.2.2.1. Yesus digambarkan sebagai parei, dimana Ia menjadi yang utama dalam

segala aktifitas masyarakat dan jemaat desa. Menjadi yang utama

bermaksud bahwa segala aktifitas masyarakat secara penuh dan mayoritas

dilakukan di sawah dan untuk memanen parei, dimana Yesus menjadi

pemberi kekuatan, pemberi kehidupan, pemberi pekerjaan, dan juga

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

pemberi tenaga yang baik bagi jemaat. Secara tidak langsung, melalui

aktifitas panen parei, jemaat dan masyarakat desa akan terbantu dan tidak

membeli beras hasil olahan dari parei di pasar yang tentunya sangat

berbahaya karena ada kemungkinan untuk tertular Covid 19. Dalam hal ini

penulis menggambarkan Yesus sebagai parei yang memberikan

penghidupan bagi jemaat yang bekerja di sawah, dimana Ia sebagai

sandaran kehidupan bagi masyarakat dan jemaat. Walaupun tidak

memiliki uang untuk aktifitas transaksi jual beli, namun jika ada padi,

maka jemaat tidak akan kelaparan, apalagi sampai tidak makan.

2.2.2.2. Yesus sebagai parei juga secara tidak langsung digambarkan memberikan

penopangan, kekuatan iman, dan juga banteng perlindungan dalam

menjalani kehidupan mereka. Yesus sebagai parei mengindikasikan,

bahwa Ia sangat diperlukan oleh rohani manusia yang haus akan kebenaran

Firman Tuhan, Ia akan menjadi parei itu yang setelah diolah menjadi beras

dan dimasak menjadi nasi, akan memberikan penguatan iman dan

memperkuat iman dan pengharapan kepada-Nya. Kekosongan rohani akan

menjadi berubah ketika Ia hadir dalam kehidupan jemaat yang lupa bahkan

tidak lagi beribadah. Ia secara tidak langsung bekerja didalam kehidupan

jemaat yang malas beribadah.

2.2.2.3. Yesus sebagai parei memberikan teladan dan pengajaran kepada jemaat

dan masyarakat desa Muara Ripung, bahwa sama seperti yang dikatakan

orang bijak: “makin berisi,makin merunduk”, yang memberikan makna

bahwa Yesus sebagai parei sebagai sang teladan dalam kehidupan dimana

Ia yang rendah hati dan menjadi Juruselamat yang memberikan hidup.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

2.3. Aktualisasi rumusan Kristologi

Aktualisasi sangat diperlukan dalam berkristologi secara kontekstual, dimana

melalui itu akan menjawab setiap permasalahan yang ada dalam jemaat dan

masyarakat secara luas. Ada dua permasalahan yang dibahas oleh penulis yakni

permasalahan secara umum dan khusus. Kedua permasalahan itu akan dibahas

secara terpisah dalam uraian berikut ini.

2.3.1. Aktualisasi secara Umum

Secara Umum, Yesus sebagai parei diaktualisasikan melalui setiap aktifitas

yang dilakukan oleh warga jemaat itu. Cerminan dari kristologi ini bertolak dari

kehidupan jemaat Ka’arayen Desa Muara Ripung yang melakukan proses

penanaman parei di sawah dimana ada rasa saling memperhatikan, saling

melibatkan, saling menjalin harmoni diantara yang satu dengan yang lain, walaupun

berbeda kepercayaan. Yesus sebagai sumber kehidupan bukan hanya dapat

dirasakan dan dialami oleh jemaaat, melainkan dialam juga oleh semua orang yang

ada. Melalui aktifitas yang ada, ada nilai-nilai mengasihi sesame yang ditonjolkan.

Aktualisasinya dilakukan melalui cerminan diri jemaat itu sendiri, apalagi ditengah

Pandemi Covid 19 ini, kebanyakan orang akan mementingkan dirinya sendiri,

keegoisan ada dalam hatinya sehingga orang lain yang memerlukan uluran tangan

tidak dipedulikan apalagi sampai berbagi parei yang sudah diproses menjadi

beras setelah masa panen. Rasa persaudaraan antar satu dengan yang lain jangan

hilang tergerus oleh zaman, melainkan selalu tumbuh berkembang dijaga , dirawat,

dipelihara, dan juga dilakukan sepanjang masa. Hidup yang sudah diberikan oleh

Yesus tidak disia-siakan, melainkan dapat dibagikan dengan orang lain disekitar

yang lebih memerlukan. Melalui gambaran ini, sangatlah jelas, bahwa Ia sangat

10
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

dirindukan, diperlukan, dan menjadi sandaran masyarakat dan jemaat secara

khusus.

2.3.2. Aktualisasi secara Khusus

Permasalahan secara khusus mencakup kehidupan rohani jemaat Ka’arayen

desa Muara Ripung, dimana seperti yang telah dipaparkan oleh penulis, bahwa

kehidupan rohani jemaat sangat jauh dari pertemuan ibadah untuk beberapa orang

jemaat, terlepas dari alasan jemaat tidak hadir dalam ibadah, ada banyak alasan

yang sebenarnya merupakan suatu pembelaan untuk tidak hadir dalam kegiatan di

gereja. Melalui ini Yesus sebagai parei hadir ditengah –tengah jemaat, dimana

kehidupan rohani mereka yang kering dan haus, serta lapar dapat dihilangkan

dahaganya, laparnya, dan kembali menjadi tempat yang subur untuk pertumbuhan

Firman Tuhan. Aktualisasi kristologi secara kontekstual yang berbicara mengenai

permasalahan khusus ini agak sulit dijelaskan, namun terlepas dari itu, hendaknya

Ia yang hadir ketengah-tengah manusia dua ribu tahun yang lalu diharapkan, dan

dinantikan kehadirannya yang akan menjawab permasalahan internal jemaat.

Kehidupan rohani jemaat Ka’arayen desa Muara Ripung yang sangat kering

itu dapat diisi dengan kebenaran Firman Tuhan, jika ada orang yang mau

mengajarkannya. Melihat konteks desa ini, penatua dan diakon yang akan lebih

berperan besar dalam pertumbuhan iman jemaat, dimana di desa Muara Ripung,

tidak ada pendeta yang menetap didalamnya, alangkah baiknya kalau dalam

bergereja, ada pendalaman Alkitab atau kelas khusus yang akan memberi

pengajaran yang lebih diluar waktu ibadah minggu.

Ditengah wabah Covid 19 ini, agak sulit untuk dapat mengaktualisasikannya,

namun disisi lain jika tidak diaktualisasikan, maka kerohanian jemaatt yang sudah

11
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

jauh dari Tuhan itu akan semakin jauh lagi dan malah akan semakin parah jika tidak

ada bimbingan. Melihat permasalahan ini, penulis memberikan suatu solusi bahwa

aktualisasi dapat dilakukan dengan mengedarkan selebaran yang berisi tentang

pengajaran-pengajaran iman Kristen yang akan menumbuhkan kembali kesadaran

mereka untuk dekat dengan Tuhan. Pada sisi lain, ada siaran radio dan live

streaming khotbah pendeta setiap minggu, namun untuk mengakses internet, signal

disana sangat sulit, jadi ada opsi melalui siaran radio, namun aktifitaslah yang

menyebabkan jemaat tidak memperhatikan apa yang diwartakan melalui siaran

radio disaat hari minggu.

Cara lain diberikan melalui himbauan –himbauan yang berisi ajakan untuk

mendalami Alkitab diwaktu senggang, dimana penatua dan diakon yang ada akan

datang mengunjungi setiap warga jemaat. Selain memberikan himbauan-himbauan

tentang pendalaman Alkitab, juga dilakukan pelayanan pastoral atau sosial tetapi

tidak dalam perkumpulan yang banyak, untuk menghindari kemungkinan terjangkit

akibat Covid 19, dengan demikian Yesus sebagai parei semakin dirindukan dan

menjadi yang utama dalam kehidupan jemaat.

12
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pemaparan dan penjelasan materi diatas, penulis mengambil kesimpulan

bahwa Alkitab sungguh kaya akan pengetahuan-pengetahuan dan kisah-kisah

tentang tindakan inisiatif Allah atas umat manusia, kebesaran-Nya sungguh luar

biasa, yang selalu menyertai umat-Nya.

Kristologi secara kontekstual, memberikan ruang bagi jemaat untuk dapat

memahami karya agung Kristus yang dikenal dari kehidupan dan tradisi yang ada

dalam masyarakat Dayak Dusun Witu. Permasalahan secara umum mencakup

ketersediaan bahan makanan, sedangkan permasalahan secara khusus mencakup

kehidupan kerohanian jemaat yang jauh dari Tuhan. Kristus hadir didalamnya,

dimana Ia memberikan jawaban atas masalah yang ada, hadir dalam setiap tindakan

kasih jemaat.

Aktualisasi dilakukan melalui tindakan dan jalinan hubungan akrab antar

masyarakat yang berbeda kepercayaan, melaluinya, kehangatan kasih Kristus yang

memberikan hidup-Nya dapat dirasakan oleh semua orang.

13
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

DAFTAR PUSTAKA

Purwono, Heni Purnamawati. Budidaya 8 jenis tanaman pangan unggul (Depok:


Penebar Swadaya, 20072. diakses tanggal 26 April 2020.
https://books.google.co.id/books?id=HE-
WWgPsBXUC&printsec=frontcover&dq=budidaya+8+jenis+tanaman+pan
gan+unggul&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjzxb-
ehIbpAhWCbn0KHf6WANoQ6AEIKDAA#v=onepage&q=budidaya%208
%20jenis%20tanaman%20pangan%20unggul&f=false.

Telhalia, Riwayat Hidup Paulus Sosiologi Dialektika Teologi-Etis menurut Surat


Roma. Tangerang Selatan: Animage, 2017. diakses tanggal 26 April 2020.
https://books.google.co.id/books?id=6EhADwAAQBAJ&printsec=frontcov
er&dq=riwayat+hidup+paulus+:+sosiologi+dialetika+Teologi-
etis+menurut+Surat+Roma&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi0jJ6_g4bpAhV
NlEsFHe3SCD8Q6AEIKjAA#v=onepage&q=riwayat%20hidup%20paulus
%20%3A%20sosiologi%20dialetika%20Teologi-
etis%20menurut%20Surat%20Roma&f=false.

Tim Penyusun, Mengasihi Tuhan dan Sesama Ciptaan. Banjarmasin: Unit


Publikasi STT GKE Banjarmasin, 2008.

14

Anda mungkin juga menyukai