Kel. 02 Makalah Fiqh Muamalah 1
Kel. 02 Makalah Fiqh Muamalah 1
“Fiqih Muamalah 1”
Dosen Pengampu :
Adin Fadillah, M. E. Sy.
Disusun Oleh :
Kelas A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
3. Mengetahui dengan jelas pengertian milik
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
http://digilib.uinsby.ac.id/7597/2/bab%202.pdf, Diakses pada tanggal, 04 September 2020
2
http://eprints.walisongo.ac.id/3792/3/102311082_Bab2.pdf, Diakses pada tanggal, 04 September
2020
Terjemah : “Dan katakanlah : "Yang benar telah dating dan yang
batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang
pasti lenyap”.
3. Menetapkan atau menjelaskan sebagaimana terdapat dalam surat al
Anfal (8) : 8
ِ لِي ِح َّق احْل َّق ويب ِطل الْب
اط َل َولَ ْو ك ِر َه الْ ُم ْج ِر ُمو َنَ َ ُْ َ َ ُ
Menurut Ustadz Ahmad Az-Zarqa’ (ahli Fiqh Jordania asal Suriah) ُهو
3.
َ
َّ َر ُر بِ ِه
ًالش ْرعُ ُس ْلطَة ِّ اص يُق
ٌ ص
ِ Hak
َ اخت
ْ adalah suatu kekhususan yang
3
http://digilib.uinsby.ac.id/7597/2/bab%202.pdf, Diakses pada tanggal, 04 September 2020
4
اص ِ هو
4. Ibnu Nujaim (ahli Fiqh Mazhab Hanafi) mengatakan, ٌ صَ اخت
ْ َُ
ِ حHak
َاجٌز adalah suatu kekhususan yang terlindung Menurut
4
http://digilib.uinsby.ac.id/7597/2/bab%202.pdf, Diakses pada tanggal, 04 September 2020
5
melalui perdamaian maupun dengan memaafkan, dan tidak boleh
dirubah.
b. Hak Manusia, yaitu : hak yang pada hak ikatnya untuk memelihara
kemaslahatan setiap pribadi sebagai anugerah Allah SWT. Dalam
hak manusia ini, seseorang boleh memaafkan, menggugurkan, atau
mengubahnya, serta dapat mewariskan.
c. Hak Berserikat (gabungan). Dalam hal ini adakalanya Hak Allah
lebih dominan di banding hak manusia, bisa juga sebaliknya hak
manusia lebih dominan.
2. Dari Segi Obyek Hak Terbagi menjadi enam bagian, yaitu:5
a. Haqq maliyah (hak yang ada kaitannya dengan harta)
b. Haqq ghair mali (tidak ada kaitan dengan harta)
c. Haqq Syakhshi (hak pribadi)
d. Haqq ‘aini (hak materi)
e. Haqq mujarrad (hak semata – mata)
f. Haqq ghair mujarrad (bukan semata – mata)
6
1) Haqq Al-Irtifaq Pengertian Secara etimologi, Haqq berarti hak dan
irtifaq berarti pemanfaatan sesuatu. Haqq al irtifaq disebut juga
dengan milk al manfa’ah al ‘aini (pemilikan manfaat materi). Titik
pembahasan hak ini adalah persoalan hubungan seseorang dalam
memanfaatkan benda tidak bergerak, baik benda itu milik pribadi
tertentu maupun milik bersama. Secara terminology, para uluma
orang lain, sesuai dengan keadaan fiqih yang menyatakan ضَر َر
َ َال
َو الَ ِض َر َارTidak boleh member mudharat dan tidak boleh
dimudharati.
b) Jika hak al irtifaq itu terkait dengan hak bersama maka setiap
orang berhak atas benda itu. Apabila terkait dengan hak pribadi,
maka pemanfaatannya harus dengan seizing pemiliknya.
7
ibid
8
ibid
7
a) Haqq al Syurb, yaitu: hak mengambil air untuk menyiram
tanaman, termasuk hak manusia dan hewan untuk
memanfaatkan air itu. Dalam membahas hak ini para ulama
membagi : air yang ditampung dalam tempat khusus oleh
pemiliknya,
1) air sumur,
2) air sungai khusus yang melewati lahan pribadi tertentu, dan
3) air sungai besar.
b) Haqq Ath Thariq, yaitu: hak untuk lewat di lahan orang lain.
Dalam hal ini harus dengan ijin yang punya lahan.
c) Haqq al Majra, yaitu: hak pemilik lahan yang jauh dari aliran
air untuk irigasi dalam rangka mengairi lahannya, baik melalui
lahan orang lain atau tidak. Prinsip umum yang berlaku dalam
halini adalah bahwa pemilik lahan tidak boleh pemili klahan
yang jauh dari sumber air untuk mengalirkan air kelahannya,
walaupun harus lewat lahan orang yang dekat dengan sumber
air.
d) Haqq al Masil, yaitu: hak untuk menyalurkan air kotor rumah
tangga ke penampungan dengan menggunakan saluran khusus,
baik melalui jalan, lahan dan rumah orang lain. Namun dalam
menggunakan hak ini tidak boleh mengganggu kemaslahatan
orang lain.
e) Haqq al Jiwar, yaitu: hak untuk membuat rumah bersebelahan
dengan menempelkan dinding atau karena disebabkan saling
bertemunya batas milik masing – masing.
f) Haqq at Ta’ali, yaitu: hak untuk tinggal di tingkat atas pada
perumahan bertingkat dan menjadikan loteng rumah – rumah
orang dibawahnya sebagai lantai. Tapi menurut Abu Hanifah,
bukan menjadi hak milik.
8
Pendukung hak adalah manusia yang memiliki berbagai
macam hak kodrati atas pemberian Allah SWT. Oleh karenanya
manusia memiliki kecakpan (ahliyah) terbagi menjadi dua, yaitu:9
a. AhliyatulWujub
Ahliyatul Wujub, yaitu “kecakapan seseorang dalam mendapatkan
hak dan memiliki kewajiban”.
b. Ahliyatul Ada’
Ahliyayatul Ada’, yaitu “kecakapan seseorang dalam membuat
akad dan kecakapan untuk melakukan aktifitas yang melahirkan
dampak hokum syar’i”.
C. Pengertian Milik
Sebagai salah satu contohnya adalah, dalam firman Allah Surah Al – Jin
ayat 21:
ضرا و ال رشدا
ّ قل ايّن ال املك لكم
9
https://www.takafulumum.co.id/upload/literasi/pengetahuan/Pengantar%20Fiqh%20Muamalah
%201.pdf, Diakses pada tanggal, 04 September 2020
10
Sulaeman Jajuli, “Kepemilikan Umum dalam Islam”, Program Studi Ekonomi Islam Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, Vol. 48, No. 2, Desember 2014, hlm. 410,
https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/97406410605867267, (Diakses pada jum’at, 04
Agustus 2020)
9
semesta. Dari ungkapan ini mengindikasikan bahwa kata malaka berarti
kepemilikan yang pada dasarnya hanya milik Allah ta'ala.
اجتصاص بشيء مينع الغري منه و ميكن صاحبه من التصريف ابتداء اال ملانع
شرعي
علقة بني االنسان و املال اقرها الشرع جتعله خمتصا به و يتصرف فيه بكل
11
Ibid, hlm. 411
12
Ibid, Hlm. 412
10
benda yang memungkinkannya untuk bertindak hukum terhdap benda itu
(sesuai dengan keinginannya), selama tidak ada halangan syara'.
اختصاص ميكن صاحبه شرعا ان يستبد بالتصرف و االنتفاع عند عدم املانع
شرعي
13
Ibid, hlm. 413
11
D. Macam – Macam Milik
1. Kepemilikan individu
Seperti contoh orang yang memiki buah – buahan, dia boleh untuk
memakannya sendiri atau bisa juga dijual untuk memperoleh
keuntungan dari buah – buahan tersebut. Artinya buah tersebut
mungkin untuk dimiliki oleh masing – masing individu. 14
14
Ali Akbar, “Konsep Kepemilikan dalam Islam”, Jurnal Ushuludin UIN Syarif Kasim, Vol.
XVIII No. 2, Juli 2012, Hlm. 131,
https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/97406410605844444, Diakses pada tanggal, 04
September 2020
12
Untuk menetapkan kepemilikan pribadi tersebut, ada bebarapa hal
yang diatur Islam, yaitu: Pertama, mengatur tentang barang atau jasa
yang diizinkan (dibolehkan) untuk dimiliki dan yang tidak. Dalam hal
ini, Allah telah menentukan sesuatu dengan halal dan haram. Kedua,
mengatur tentang tata cara memperoleh harta yang diizinkan
(dibolehkan) dan yang tidak. Perolehan harta itu bisa melalui tata cara
bagaimana memperoleh harta dan tata cara mengembangkan harta.15
2. Kepemilikan umum
15
Ibid, Hlm. 133
13
danau. Rumput yang tidak ada pemiliknya dan api yang dimaksud
adalah kayu bakar.
14
mengizinkan kepada Bilal ibn Harits al-Muzani memiliki barang
tambang yang sudah ada dibagian Najd dan Tihamah. Hanya saja
mereka wajib membayar khumus (seperlima) dari yang
diproduksinya kepada bayt al-mal.
3. Kepemilikan negara
18
Ibid, Hlm. 136
15
Apabila materi dan manfaat harta dimiliki sempurna oleh
seseorang sehingga seluruh hak yang terkait dengannya berada
dibawah peguasaanya. Milik seperti ini bersifat muthlak tidak ada yang
dapat membatasi, baik ruang dan waktu dan tidak bisa digugurkan
orang lain. Misalnya orang yang memiliki rumah akan berkuasa penuh
terhadap rumah iu dan bisa memanfaatkannya secara bebas.
19
Yusdani, “Sumber Hak Milik dalam Prespektif Islam”, Al – Mawarid Edisi IX, 2003, Hlm.161,
https://www.neliti.com/id/publications/25985/sumber-hak-milik-dalam-prespektif-hukum-islam,
Diakses pada tanggal, 04 September 2020
16
Adapun maksud dengan sebab-sebab pemilikan harta disini adalah
sebab yang menjadikan seseorang memiliki harta tersebut, yang
sebelumnya tidak menjadi hak miliknya. Menurut syari’at Islam
setidaknya ada empat sebab kepemilikan (asbab al-tamalluk),20 yaitu :
1. Bekerja
c. Berburu
20
Akbar, “Konsep Kepemilikan dalam Islam..., Hlm. 127
17
احل لكم صيد البحر و طعامه متاعا لكم و للسيارة ۖ و حرم عليكم
d. Makelar (samsarah)
يد اهلل على الشريكني ما مل خين احدمها صا حبه فاذا خان احدمها صا
18
Jika salah seorang dari mereka berdua menghianati mitranya,
maka Allah mencabut perlindungan-Nya atas keduanya” (HR. Ad
Daruquthny).
2. Pewarisan
19
3. Pemberian Harta Negara Kepada Rakyat
23
Ibid, Hlm. 130
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
hak itu adalah syara’, yaitu: Allah SWT, karena Dialah al-Hakim
(pembuat hukum) dan dari-Nyalah datangnya syariat. Hak adalah suatu
kekhususan yang padanya ditetapkan syara’ suatu kekuasaan atau taklif.
Ada juga yang mengatkan bahwa hak merupakan suatu kekhususan yang
kita terima setelah melakukan suatu kewajiban.
Dari segi pemilik terbagi menjadi tiga macam, yaitu : Allah,
Manusi, dan Perserikatan. Dari Segi Obyek Hak Terbagi menjadi enam
bagian, yaitu : Haqq maliyah (hak yang ada kaitannya dengan harta), Haqq
ghair mali (tidak ada kaitan dengan harta), Haqq Syakhshi (hak pribadi),
Haqq ‘aini (hak materi), Haqq mujarrad (hak semata – mata), Haqq ghair
mujarrad (bukan semata – mata)
Milik (Kepmilikan) adalah suatu karunia Allah yang diberikan
kepada manusia, yang mana orang tersebut berhak berkuasa atas harta atau
materi, sedangkan orang lain tidak bisa menggunakannya tanpa ada syara’
yang mengubah sifat kepmilikannya
Macam – macam kepemilikan terbagi menjadi : kepemilikan
individu, kepemilikan umum meliputi (fasilitas umum, sumberdaya alam
yang tabiatnya tidak bisa dikuasai perorangan dan barang tambang yang
persediaannya banyak), kepemilikan negara, kepemilikan sempurna dan
kepemilikan kurang (naqis)
Sebab – sebab kepemilikan meliputi : bekerja seperti (mdhorobah,
musyarokah, berburu, dll), pewarisan, harta yang negara berikan kepada
rakyat, dan harta yang diperoleh tanpa kompensai harta atau tenaga.
DAFTAR PUSTAKA
22