Anda di halaman 1dari 6

BAB I

1.1 Pendahuluan
Kunjungan museum merupakan bentuk pencairan informasi dan sebagai sarana menambah
pengetahuan serta pengalaman. Museum geologi bandung merupakan tempat yang menyimpan
benda-benda bersejarah seperti fosil-fosil, batuan, mineral, dan sebagianya yang berkaitan
dengan perkembangan bumi. Museum ini merekam sebuah cerita proses terciptanya bumi dari
awal mula bumi tercipta sampai sekarang. Museum geologi Bandung bisa menjadi pusat
penelitian, sumber belajar dan pembelajaran, yang tujuan akhirnya akan meningkatkan kualitas
dan wawasan pendidik serta menjadi destinasi wisata di jawa barat dan indonesia.geologi sendiri
memiliki pengertian ilmu yang mempelajari susunan, bentuk, sejarah perkembangan bumi, serta
proses-proses telah, sedang, dan akan terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang disebut dengan bumi?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya bumi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengamatan sejarah bumi
2. Untuk mengetahui obyek pengamatan di gunung berapi indonesia
3. Untuk mengetahui pengamatatan batu – batuan dan mineral
4. Untuk mengetahui obyek pengamatan barang tembang minyak
5. Untuk mengetahui obyek pengamatan gunung kapur raja mandala

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui sejarah terbentuknya bumi
2. Mahasiswa mengetahui batu – batu dan mineral yang ada di indonesia
3. Kunjungan ke museum menjadi sarana pencairan ilmu
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BUMI

Bumi merupakan salah satu planet dalam system tatasurya yang diyakini terbentuk
bersamaan dengan terbentuknya tatasurya itu sendiri,yaitu sekitar 5.000 juta tahun yang lalu.
Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet
termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut nebula yang
berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada
akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-
bulatan bola besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi. Bumi pada awalnya
merupakan planet yang sangat panas, suhu permukaannya mencapai 4.000° C. Dalam jangka
waktu jutaan tahun, suhu bumi kemudian turun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian
permukaan bumi disebut kerakatau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet Bumi
sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar. Bumit erbentuk ketika tata suraya ini
juga terbentuk.

2.2 SEJARAH TERBENTUKNYA BUMI

Menurut beberapa teori Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta
isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-
bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan,
danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam system
tatasurya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan
bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari
(revolusi) sebagai pusat system tatasurya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam
dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tatasurya kita. Bagaimana Bumi ini terbentuk secara pasti masih merupakan
perdebatan dimana banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dengan alasan yang
berbeda-beda pula.
Berikut ini beberapa teori mengenai pembentukan bumi yang umum dikenal. 1. Teori
Kant – Laplace Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan
analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses
terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul
menjadi kabut (nebula). Gaya tarik- menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang
sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi
kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang
terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. 2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya
T.C Chamberlain,
seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan
matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah
bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang
melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari
ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian
dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang
berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu,
massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang
lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk
akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet,
termasuk bumi. 3. Teori Bintang Kembar Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi
R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu
bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka
sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang
yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-
planet yang mengelilinginya. 4. Teori Pasang Surut Gas (Tidal) Teori ini dikemukakan oleh
James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati
matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh
matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut
yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan
jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang
bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-
gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.
Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam
lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar
itu. Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang
menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat
raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi.
Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,
sedangkan pada planet- planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit
berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari
dalam jarak yang pendek.
Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh
planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet,
sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet- planet. Peranan
yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan
peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas. 5. Teori
Big Bang Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian
besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa.
Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang
kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar
tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama
Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang
mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet,
termasuk planet bumi. Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara
bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi,
yaitu: 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan
atau perbedaan unsur. 2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan. 3.
Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar,
dan kerak bumi 6. Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de
Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang
terpental ini menjadi planet. 7. Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker,
seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari
yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan
tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan
menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain
yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk
bumi. 8. Teroti Kuiper dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya
ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan
massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau
juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang
merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur
ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet. 9. Teori Whipple oleh
seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri
dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang
berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat,
sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan
kemudian membentuk planet – planet. Secara umum yang paling populer sampai sekarang
adalah Teori Big Bang dan banyak diikuti oleh para ilmuwan walaupun terkadang masih terdapat
beberapa perbedaan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Bumi
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_pembentukan_Bumi
https://www.slideshare.net/nandareda/kelompoksejarah-bumi-dan-terbentuknya-pegunungan

Anda mungkin juga menyukai