M
KHUSUSNYA NY. S DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN PADA GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI WILAYAH
RT.013 RW.002 KELURAHAN : UTAN PANJANG
KECAMATAN : KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
TANGGAL 01–13 MEI 2017
Disusun Oleh :
TRI AMALIA
2014750046
1
i
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat allah SWT atas rahmat
dan hidayahnya saya dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Pemenuhan Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman Pada
Keluarga Tn. M khususnya Ny. S pada gangguan sistem Kardiovaskular :
Hipertensi khususnya di wilayah 013 Rw 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran, Jakarta Pusat. pada tanggal 01-13 Mei 2017.
Tujuan penulis karya tulis ilmiah ini adalah untuk melengkapi salah satu
persyaratan dalam menempuh tugas akhir pada program DIII Keperawatan FIK
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Walaupun karya tulis ilmiah ini telah penulis
selesaikan dengan tepat waktunya, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
iii
8. Untuk kakak kandung saya Wiji Suryandari dan Yusi Kurnia yang ikut
memberikan saya semngat dan support dalam pemenuhan karya tulis ilmiah
ini.
9. Seluruh keluarga besar saya yang selalu mendoakan saya sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan lancer
10. Teman-teman seperjuangan keluarga samawa anak bimbingan bu nurhayati
dan pak dedi yaitu Aisyah Rahmawati, Ayu Nila Sari,Maiyanti
Wahidatunnisa , Ranny Dwi Hardiyanti, Susan Eka Putri, Dyah
Rasminingsih, Selly Meylinda Putri, Euis Octaviani Putri, Nur Fakhaturohma
,Gina Irfany Mufida, Andini Ulfiya Rahma, Siti Chalimah, Nadya Intan Tiara
Dewi, dan Maryatul Qibtiyah
11. Teman-teman seperjuangan angkatan 32 yang dalam suka dukanya selalu
support satu sama lain, semoga kelak nanti tetap salut dalam pertemanan kita.
12. Untuk Alfi Ramadhan yang selalu memberikan support buat saya serta
doanya yang menjadikan saya lebih kuat untuk melalui ini semua.
13. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Semoga bantuan dan
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari
ALLAH SWT. Amin...
Akhir kata penulis menyadari karya tulis ilmiah ini banyak kekurangannya,
oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan baik itu berupa saran
maupun kritik yang membangun dari semua pihak dan semoga karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama kesehatan.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
v
a. Definisi Keamanan ................................................................... 17
b. Klasifikasi Kebutuhan Keamanan ............................................ 17
c. Lingkup Kebutuhan Keamanan ............................................... 18
d. Cara Meningkatkan Keamanan ............................................... 19
2. Kebutuhan aman dan nyaman : Nyeri ............................................ 20
a. Fisiologi Nyeri ......................................................................... 20
b. Jenis nyeri ............................................................................... 21
c. Bentuk Nyeri ............................................................................ 22
d. Faktor –faktor yang mempengaruhi nyeri ............................... 23
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Konsep Keluarga ............................................................................. 25
a. Pengertian keluarga..................................................................... 25
b. Jenis / type keluarga .................................................................... 25
c. Struktur keluarga......................................................................... 28
d. Peran keluarga............................................................................. 28
e. Fungsi keluarga ........................................................................... 29
f. Tugas perkembangan keluarga ................................................... 30
2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga ............................................ 33
a. Pengkajian keperawatan ............................................................. 33
b. Diagnosa keperawatan ............................................................... 36
c. Perencanaan keperawatan ........................................................... 39
d. Pelaksanaan keperawatan ........................................................... 41
e. Evaluasi keperawatan ................................................................. 43
vi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pada disaat pemeriksaan fisik pada klien yang hipertensi tidak dijumpai
kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan
perubahan pada retina seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh
darah dan pada kasus hipertensi berat akan terlihat edema pupil (edema pada
diskus optikus). Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
Mengeluhkan sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah,
mual, muntah, kesadaran menurun (Nurafif Amin Huda,2015).
Berdasarkan data tahun 2010 salah satu penyebab kematian pada kasus
kardiovaskuler adalah hipertensi dan angka kejadian 2.385 jiwa dari seluruh
penyakit kardiovaskuler. Hipertensi menempati urutan kedua dari sepertiga
penyebab kematian (Riskesdas 2010).
2
Berdasarkan Data Statistik Kesehatan Dunia WHO (World Health
Organization) tahun 2011, hipertensi dikenal sebagai penyakit kardiovaskular.
Diperkirakan telah menyebabkan 30% dari kematian di seluruh dunia dan
prevalensinya sebesar 37,4%. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011
menyebutkan bahwa hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan
kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi
kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita serta 4,8% pasien meninggal dunia
(Kemenkes RI, 2012).
3
Kebutuhan dasar yang terganggu pada seseorang penderita hipertensi
salah satunya salah satunya kebutuhan rasa nyaman : nyeri, Nyeri yang
dirasakan dikarenakan adanya peningkatan darah yang tinggi yang
menimbulkan rasa nyeri pada leher bagian belakang dan nyeri pada kepala.
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti
oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional. Pada penderita hipertensi dapat
mengakibatkan nyeri akut atau sementara yang bersifat melindungi, memiliki
sedikit kerusakan jaringan serta respon emosional. Itu disebakan karena nyeri
akut dapat diprediksi waktu penyembuhannya dan penyebabnya dapat
diindentifikasi (Potter&Perry,2010).
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
4
Memperoleh pengalaman secara nyata dalam pemenuhan kebutuhan
dasar pada keluarga dengan masalah kesehatan gangguan sistem
kardiovaskuler khususnya hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan gangguan sistem
kardiovaskular : hipertensi
b. Mampu menentukan masalah dan merumuskan diagnosa
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan gangguan
sistem Kardiovaskular : Hipertensi
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan gangguan
sistem Kardiovaskular : Hipertensi
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan gangguan
sistem Kardiovaskular : Hipertensi
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori
dan kasus
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat,
serta dapat mencari solusi
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam
bentuk narasi
C. METODE PENULISAN
Metode yang penulis gunakan dalam menyusun makalah ilmiah adalah
metode deksriptif yaitu suatu metode yang mempelajari, menganalisa, dan
menarik kesimpulan dari pengalaman secara nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga dan membandingkan dengan hasil studi
keperpustakaan.
Adapun data diperoleh dengan menggunakan teknik :
5
1. Studi keperpustakaan
Suatu kegiatan untuk memperoleh dengan cara mempelajari buku-buku
dan literature yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga
dan keperawatan sistem kardiovaskular : hipertensi
2. Studi kasus
a. Observasi
Observasi kasus melalui partisipasi aktif terhadap klien yang
bersangkutan mengenai penyakit, pengobatan, dan keperawatan
serta hasil tindakan yang dilakukan.
b. Wawancara
Yaitu dengan melakukan wawancara dengnan keluarga
memperoleh data khususnya yang terkait dengan Hipertensi dan
tugas-tugas kesehatan serta kesehatan dalam keluarga sesuai
dengan masalah yang dihadapi
c. Pemeriksaan fisik
Yaitu dilakukan pada sekuruh anggota keluarga, akan tetapi
difokuskan kepada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
D. RUANG LINGKUP
Dalam penyusunan makalah ini, penulis membatasi hanya pada
pembahasan tentang pemenuhan kebutuhan dasar asuhan keperawatan
keluarga Tn. M khususnya Ny. S dengan sistem kardiovaskuler :
Hipertensi di wilayah RT.013 RW.002 Kelurahan : Utan Panjang
Kecamatan : Kemayoran, Jakarta Pusat yang dilaksanakan pada tanggal 01
- 13 Mei 2017.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisa karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulis, ruang lingkup, metode
penulisan dan sistematika penulisan
6
BAB II : LANDASAN TEORI
Yang membahas tentang konsep dasar masalah kesehatan yang terdiri dari
pengertian, patofisiologi, dan penatalsanaan. Pemenuhan kebutuhan dasar
pada keluarga Tn. M khususnya Ny. S dengan gangguan sistem
kardiovaskuler : hipertensi. Dan konsep asuhan keperawatan keluarga
secara teori, yang meliputi : pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, serta evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Yang membahas kesenjangan antara teori dan kasus, analisa dari faktor-
faktor pendukung dan penghambat serta alternatif pemecahan masalah
dalam memberikan asuhan keperawatan ditiap-tiap tahapan yang meliputi :
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
Bab II
TINJAUAN TEORITIS
2. Klasifikasi
a. Klasifikasi berdasarkan etiologi :
1) Hipertensi Primer
Hipertensi Primer merupakan lebih dari 90 % hingga 95 % yang
menderita penyakit hipertensi yang dapat menyebabkan kematian,
dimana sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Beberap faktor yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi primer
yaitu faktor genetic, stress dan psikologis.
2) Hipertensi Sekunder
Pada hipertensi sekunder ini penderita dapat diketahui penyebab serta
patofosiologi secara pasti sehingga lebih mudah untuk dikendalikan
dengan obat-obatan. Penyebab hipertensi sekunder ini antara lain nya
8
tumor, diabetes, resistensi insulin, gangguan neurologi,pemakaian
obat-obatan.
9
3) Menurut Setiati Siti,(2015) dalam memberikan batasan dengan
membedakan usia dan jenis kelamin sebagai berikut :
a) Pria, usia <45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah
pada waktu berbaring >=130/90mmHg
b) Pria,usia >45 tahun, dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya
>145/95mmHg
c) Wanita dikatakan hipertensi jika mempunyai tekanan darah
160/95mmHg
3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:
a. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas
saraf simpatis sistemrenin.Peningkatan Natrium yang tinggi dan
rendahnya kalium, kalsium serta magnesium. Faktor yang meningkat
resiko:makanan yang asin, obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder
Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen,kroaktasi aorta, penyakit ginjal,
gangguan endokrin, gangguan neurologis,pemakaian obat dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan. (Nurafif Amin Huda,2015).
10
4. Patofisiologi
Aliran darah
makin cepat
Faktor predisposisi : usia,jenis keseluruh tubuh
kelamin,merokok,stress,kurang Beban kerja jantung sedangkan
olahraga,genetic,alcohol,garam,obesitas nutrisi dalam sel
sudah
Kerusakan mencukupi
vascular Hipertensi Tekanan sistemik darah kebutuhan
pembuluh darah
Krisis situsional Metode
Perubahan situasi
Perubahan koping
struktur individu tidak
Informasi yang Defisiensi efektif
minim pengetahuan ansietas Ketidakefekti
Penyumbatan
fan koping
pembuluh darah
Resistensi pembuluh Nyeri kepala
darah otak
vasokontriksi
Resiko
Otak Suplai O2 ke otak ketidakefektif
Gangguan sirkulasi
an perfusi
jaringan otak
Vasokontriksi
pembuluh darah Spasme arteriol Sistemik Koroner
ginjal
Vasokontriksi Iskemik
Blood flow darah Resiko cidera
miokard
Afterload
Respon RAA Penurunan
curah jantung
Fatigue Nyeri
Merangsang
aldesteron Kelebihan
volume cairan intoleransi aktivitas
Retensi
Edema
Natrium
11
b. Gejala yang lazim
Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis, seperti : Nyeri
kepala, Mual dan Muntah, Tekanan darah yang tinggi, Nyeri
dibagian leher
6. Komplikasi
Menurut Priscilla Lemone 2015 :
a. Gagal Jantung
Hipertensi menetap mempengaruhi system kardiovaskuler,saraf, dan
ginjal. Laju aterosklerosis meningkat, meningkatkan resiko penyakit
jantung coroner dan stroke.Beban kerja ventrikelkiri meningkat,
menyebabkan hipertropi ventrikel, yang kemudian meningkatkan
resiko penyakit jantung coroner, disritmia, dan gagal jantung.
Tekanan darah sistolik adalah faktor resiko kardiovaskular signifikan
sampai usia 50 tahun, tekanan sistolik kemudian menjadi faktor yang
penting yang menyebabkan resiko kardiovaskuler. Sebagian besar
kematian akibat hipertensi disebabkan oleh penyakit jantung coroner
dan infark miokardium akut atau gagal jantung.
b. Stroke
Percepatan aterosklerosis yang terkait dengan hipertensi
meningkatkan resiko infark cerebral (stroke).Peningkatan tekananan
pada pembuluh serebral dapat menyebabkan perkembangan
mikroneurisme dan peningkatan resiko hemoragi cerebral.
12
7. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan penderita hipertensi adalah menurunkan
morbiditas dan mortalitas penyakit cardiovascular dan
ginjal.Beberapa percobaan klinis menunjukan penurunan insiden
payah jantung kongestif, infark miokard dan stroke sebesar > 50%
20% dan 35%, dengan control tekanan darah yang
adekuat.karenanya JNC7, dan guidelines yang lain
merekomendasikan untuk seluruh penderita hipertensi diharuskan
tekanan darah sistolik< 140 mmHg, dan diastolic <90
mmHg.(Chandra Irwanadi Mohani, 2015).
Menururt Pricilla Lemone 2015
a. Modifikasi Gaya hidup
Pertahankan berat badan normal
1) Lakukan modifikasi diet :
a) Makan diet kaya buah, sayuran, dan produk susu rendah
lemak
b) Mengurangi asupan natrium
c) Mengurangi asupan kolestrol, lemak total dan jenuh.
2) Batasi asupan alcohol tidak lebih dari 1 ons etanol ( ½ ons
untuk wanita dan orang berbobot lebih ringan) per hari
3) Ikuti senam aerobic selam 30menit setiap hari
4) Berhenti merokok
5) Gunakan teknik pengelolaan stress seperti terapi relaksasi.
11
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks.
Teknik relaksasi otot progresif merupakan suatu terapi relaksasi
yang diberikan kepada klien dengan menegangkan otot otot
tertentu dan kemudian relaksasi.( Setyoadi, 2011).
1) Tujuan Terapi Relaksasi otot Progresif (herodes, 2010 )
a) Menurunkan Ketegangan Otot,Kecemasan, Nyeri Leher
dan Punggung, Tekanan Darah Tinggi, Frekuensi Jantung,
dan Laju Metabolik.
b) Mengurangi Disritmia Jantung, Kebutuhan Oksigenasi
c) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika
klien sadar dan tidak memfokuskan perhatian serta relaks
d) Meningkatkan rasa kebugaran, Konsentrasi
e) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
f) Mengatasi insomnia, depresi kelelahan,,iritabilitas, spasme
otot, fobia ringan,gagap ringan,
g) Membangun emosi positif dari emosi negative.
12
b) Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot
otot relaks.
c) Perhatikan posisi tubuh, Lebih nyaman dengan posisi mata
tertutup, hindari posisi berdiri
d) Menegangkan kelompok otot 2 kali tegangan
e) Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian
bagian kiri dua kali.
f) Memeriksa apakah klien benar benar relaks.
g) Terus menerus memberikan intruksi
h) Memberika intruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu
lambat.
13
(2)Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi
(3)Pada saat kepalan dilepaskan, Klien dipandu untuk
merasakan relaks se;ama 10 detik.
(4)Gerakan pada tnagan kiri ini dilakukan dua kali
sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami
(5)Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan
14
(2)Tutup keras keras mata sehingga dapat dirasakan
ketegangan di sekitar mata dan otot otot yang
mengendalikan gerakan mata.
15
(3)Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,
kemudian relaks
(4)Saat relaks, letakan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lemas.
16
6) Kriteria Evaluasi
a) Klien tidak mengalami gangguan tidur ( insomnia ) dan
tidak stress.
b) Kebutuhan dasar klien terpenuhi.
c) Tanda tanda vital dalam batas normal.
17
Lingkungan yang aman adalah salah satu kebutuhan dasar
yang terpenuhi, bahaya fisik akan berkurang, bahaya fisik yang ada
didalam komunitas dan tempat pelayanan kesehatan menyebabkan
klien beresiko mengalami cedera. Banyak bahaya fisik, khususnya
yang mengakibatkan jatuh, dapat diminimalkan melalui
pencahayaan yang tidak adekuat, pengurangan penghalang
fisik.Pengontrolan bahaya yang mungkin ada dikamar mandi, dan
tindakan pengamanan.
2). Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia
harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk
anggota keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan.
Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur,
pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan.
Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis
pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Kozeir,2011).
Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi
kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan
dari profsional pemberi perawatan kesehatan.Bagaimanapun,orang
yang sakit atau acat lebih renta untukterncam kesejahteraan fisik dan
emosinya,sehingga intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk
membantu melindungi mereka dari bahaya. (Kozier,2011).
18
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan
yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak
mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida.
3). Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika
kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi
dengan lambat.
4). Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda
yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan
meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
19
dan lurus.Jika menggunakan keset, maka keset harus dilindungi
dengan alas yang tidak licin atau bahan perekat yang tahan licin.
2) Transduksi.
Pada fase transduksi, stimulus atau rangsangan yang
membahayakan (mis., bahan kimia, suhu, listrik atau mekanis)
memicu pelepasan mediator biokimia (mis., prostaglandin,
bradikinin, histamin, substansi P) yang mensensitisasi nosiseptor.
20
3) Transmisi.
Fase transmisi nyeri terdiri atas tiga bagian. Pada bagian
pertama, nyeri merambat dari serabut saraf prifer ke medulla
spinalis.
4) Persepsi.
Pada fase ini, inidividu mulai menyadari adanya nyeri.
Tampaknya persepsi nyeri tersebu terjadi di struktur korteks
sehingga memungkinkan munculnya berbagai setrategi perilaku-
kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri
(McCaffery & Pasero, 1999).
5) Modulasi.
Fase ini disebut juga “sistem desenden.” Pada fase ini,
neuron di batang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke
medula spinalis. Serabut desenden tersebut melepaskan substansi
seperi opioid, serotonin, dan norepinefrin yang akan menghambat
impuls asenden yang membahayakan di bagian dorsal medula
spinalis.
b. Jenis nyeri
Ada tiga klasifikasi nyeri:
21
1) Nyeri perifer. Nyeri ini ada tiga macam: (1) nyeri superfisial,
yakni rasa nyeri muncul akibat rangsangan pada kulit dan
mukosa; (2) nyeri viseral, yakni rasa nyeri yang muncul akibat
stimulasi pada reseptor nyeri di rongga abdomen, kranium, dan
toraks; (3) nyeri ahli, yakni nyeri yang dirasakan pada daerah
lain yang jauh dari jaringan penyebab nyeri.
2) Nyeri sentral. Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada
medula spinalis, batang otak, dan talamus.
3) Nyeri psikogenik. Nyeri yang tidak diketahui penyebab
fisiknya. Dengan kata lain, nyeri ini timbul akibat pikiran si
penderita sendiri. Seringkali, nyeri ini muncul karena faktor
psikologis, bukan fisiologis.
c. Bentuk nyeri
Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis.
1) Nyeri akut. Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari
enam bulan. Awitan gejalanya mendadak, dan biasanya
penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri akut ditandai
dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang
keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
2) Nyeri kronis. Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan.
Sumber nyeribisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang
timbul dan biasanya tidak dapat disembuhkan. Selain itu,
penginderaan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita
sukar untuk menunjukan lokasinya. Dampak dari nyeri ini antara
lain penderita menjadi mudah tersinggung dan sering mengalami
insomnia. Akibatnya, mereka menjadi kurang perhatian, sering
merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri
kronis biasanya hilang timbul dalam periode waktu tertentu. Ada
kalanya penderita terbebas dari rasa nyeri (mis. sakit kepala
migran).
22
d. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
1) Etnik dan nilai budaya
Latar belakang etnik dan budaya merupakan faktor yang
memengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri.
Sebagai contoh, individu dari budaya tertentu cenderung
ekspresif dalam mengungkapkan nyeri, sedangkan individu
dari budaya lain justru lebih memilih menahan perasaan
mereka dan tidak ingin merepotkan orang lain.
2) Tahap perkembangan
Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variable
penting yang akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap
nyeri. Dalam hal ini, anak-anak cenderung kurang mampu
mengungkapkan nyeri yang mereka rasakan dibandingkan
orang dewasa, dan kondisi ini dapat menghambat penanganan
nyeri untuk mereka. Di sisi lain, prevalensi nyeri pada
individu lansia lebih tinggi karena penyakit akut atau kronis
yang mereka derita. Walaupun ambang batas nyeri tidak
berubah karena penuaan, tetapi efek analgesik yang diberikan
menurun karena perubahan fisiologis yang terjadi.
23
4) Pengalaman nyeri sebelumnya
Pengalaman masa lalu juga berpengaruh terhadap persepsi
nyeri individu dan kepekaannya terhadap nyeri. Individu
yang pernah mengalami nyeri atau menyaksikan penderitaan
orang terdekatnya saat mengalami nyeri cenderung merasa
terancam dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi
dibandingkan individu lain yang belum pernah
mengalaminya. Selain itu, keberhasilan atau kegagalan
metode penanganan nyeri sebelumnya juga berpengaruh
terhadap harapan individu terhadap penanganan nyeri saat
ini.
24
Skala Keterangan
0 Tidak Nyeri
1-3 Nyeri Ringan
4-6 Nyeri Sedang
7-9 Sangat Nyeri, tetapi masih bisa di control dengan
aktivitas yang biasa di lakukan
10 Sangat Nyeri dan tidak bisa di control
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam intelerasi
sosial, peran dan tugas (Allender dan Spradley, 2001).
b. Tipe keluarga
Keluarga memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social, maka tipe
keluarga juga akan berkembang mengikutinya. Agar dapat
mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (
friedman, Bowden & Jones,1998)
1) Type Tradisional
25
a) The nuclear family (keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau
adopsi atau keduanya.
b) The extended family ( Keluarga Besar ) yaitu keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai paman, tante, orangtua (kakek-nenek),
keponakan.
c) The dyad family yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri
(tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
d) The single parent family yaitu keluarga yang terdiri dari satu
orangtua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian atau karena di tinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan).
e) The single adult living alone/single adult familyyaitu keluarga
yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti : perceraian atau di
tinggal mati.
f) Keluarga usila yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.
g) Commuter family yaitu kedua orangtua berkerja di kota yang
berbeda, tetap salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan
orangtua yang berkerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat “weekends” atau pada waktu-waktu tertentu.
h) Multigenerational family yaitu keluarga dengan beberapa generasi
atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i) Kin-network family yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Contoh : Dapur, kamar
mandi, televisi, telephone dll.
j) Blanden family yaitu duda atau janda (karena perceraian) yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari hasil perkawinan
atau dari perkawinan sebelumnya.
26
k) The childless family yaitu keluarga tanpa anak karerna terlambat
nikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan yang terjadi
pada wanita.
27
j) Homeless family yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang di hubungkan dengan keadaan ekonomi dan problem keehatan
mental.
k) Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang
orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
c. Struktur keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana
suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun
macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :
1) Patrilineal adalah Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberappa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4) Patriolokal adalah sepasang saudara suami istri yang tinggal
bersama saudara sedarah suami.
.
d. Peran Keluarga
Peran Keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga, jadi peranan keluarga adalah
mengambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap anggota keluarga
mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah :
28
1) Ayah
Ayah sebagai pmimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi
setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat sosial
tertentu.
2) Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, dan pendidik anak-
anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota keluarga dan juga
sebagai anggota masyarakat sosial tertentu.
3) Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarhga. Terdapat
bebrapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998) yaitu:
1) Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utam untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain
29
4) Fungsi ekonomi yaitu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
seperti sandang, pangan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan
sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
30
c) Memabagi peran dan tanggung jawab
d) Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
e) Konseling KB postpartum 6 minggu
f) Menata ruang untuk anak
g) Biaya/daya child bearing
h) Memfasislitasi role learing anggota keluarga
i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
31
d) Menyediakan fasilitas untuk anak
e) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan
anak
32
c) Keakraban dengan pasangan.
d) Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga.
e) Persiapan masa tua/ pensiun.
33
Cara pengumpulan pengkajian data tentang keluarga yang dapat
dilakukan antara lain dengan:
1) Wawancara
Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi keluarga dan merupakan suatu
komunikasi yang direncanakan. Tujuan wawancara adalah:
a) Mendapatkan informasi yang diperlukan
b) Meningkatkan hubungan perawat-keluarga dalam komunikasi
c) Membantu keluarga untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan
2) Pengamatan
Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak
perlu ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan).
3) Studi Dokumentasi
Yang biasa dijadikan acuan antara lain adalah KMS, kartu keluarga
dan catatan kesehatan lainnya misalnya informasi-informasi tertulis
maupun lisan dari tujukan dari berbagai lembaga yang menangani
keluarga dan dari anggota tim lainnya.
4) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan.
Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik
dengan keluarga dengan cara:
1) Diawali perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
2) Menjelaskan tujuan kunjungan
34
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk
membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
dikeluarga
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan
5) Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang
menjadi jaringan perawat.
1) Penjajakan I
Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:
a) Data umum
b) Riwayat dan tahap perkembangan
c) Lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stress dan koping keluarga
g) Harapan keluarga
h) Data tambahan
i) Pemeriksaan fisik
2) Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya
pengumpulan data-data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan sehingga dapat ditegakan diagnosa keperawatan
keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga dalam
menghadapi masalah diantaranya:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
35
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas keshatan
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang
masalah kesehatan actual atau pontensial,sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai
dengan kewenangan perawat. Tahap dalam diagnose keperawatan keluarga
meliputi :
1) Analisa Data
Setelah data terkumpul ( dalam format pengkajian ) maka nselanjutnya
dilakukan analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan
dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga. Cara menganalisa data yaitu :
a) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam
format pengkajian
b) Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan
spiritual
c) Membandingkan dengan standar
d) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditentukan
2) Perumusan Masalah
Langkah berikutnya setelah analisa adalah perumusan
masalah.Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan
kepada sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis
keperawatan keluarga meliputi :
a) Masalah ( Problem )
Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan singkat.
36
Berdasarkan hal tersebut di atas maka NANDA 1995 dalam Setiadi
(2008) sebagai berikut:
(1)Aktual (terjadi deficit/gangguan kesehatan)
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang
jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi :
(a) Ketidakefektifan pola nafas
(b) Nyeri akut
(c) Ketidakefektifan koping
(d) Intolenrasi aktivitas
(3) Pontensial/sejahtera
status kesehatan berada pada kondi sehat dan ingin meningkat
lebih optimal.
(a) Pontesial peningkatan pemeliharaan kesehatan
(b) Pontensial meningkat proses keluarga
(c) Potensial peningkatan koping keluarga
(d) Resiko terhadap tindakan kekerasan
(4) Sindrom
Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnose aktual dan resiko
tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu
kejadian/situasi tertentu. Menurut NANDA ada 2 golongan
keperawatan sindrom :
37
(a) Sindrom trauma pemerkosaan (rape trauma syndrome)
Misalnya cemas, takut, sedih, dan lain-lain.
(b) Resiko sindrom penyalahgunaan (risk for disuse syndrome)
Misalnya resiko gangguan proses piker, resiko gambaran diri,
dan lain-lain.
b) Penyebab ( Etiologi )
Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas
keluarga yaitu :
a) mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
b) mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c) memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda
d) mempertahankan suasana rumahyang menguntungkan kesehatan
e) mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas yang ada)
c) Tanda ( sign )
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan
penyebab.
3. Prioritas Masalah
Menentukan prioritas masalah pada asuhan keperawatan keluarga
adalah dengan menggunakan skala menyusun prioritas atau skoring
berdasarkan bailon dan maglaya (1976)
38
NO KRITERIA NILAI BOBOT
1. Sifat masalah
Skala: 1
Aktual 3
Risiko 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala: 2
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Skala: 1
Tinggi 3
Cukup 2
Redah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala: 1
Masalah berat,harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring:
1. Tentukan skore untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalinkalh dengan bobot
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan keluarga yang meliputi :
1) Penetapan tujuan
Ada beberapa tingkat tujuan. Tujuan dapat disusun dalam jangka
pendek (khusus) dan jangka panjang (umum).Tingkatan ini digunakan
39
untuk membedakan masalah yang dapat diselesaikan sendiri oleh
keluarga dan masalah yang harus diserahkan pada tim keperawatan atau
kolektif. Tujuan khusus/jangka pendek sifatnya spesifik, dapat diukur,
dapat dimotivasi/memberi kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan
sedang dalam proses dan membimbing keluarga ke arah tujuan jangka
panjang/umum. Tujuan jangka panjang/umum merupakan tujuan akhir
yang menyatakan pencapaian pada waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
40
3 Psikomotor a. Keluarga menyediakan jenis makanan
yang dapat mengurangi darah tinggi
b. Keluarga dapat mengolah makanan yang
dapat mengurangi darah tinggi
c. Keluarga mampu melakukan pengukuran
tekanan darah sendiri
d. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ada 3 tahap
dalam tindakan keperawatan keluarga, yaitu :
1) Tahap I : Persiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan – kegiatan :
a) Kontrak dengan keluarga
b) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
c) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
d) Mengidentifikasi aspek –aspek hokum dan etik
Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai
kesiapan fisik dan psikis pada saat implementasi.
2) Tahap II : Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung
jawab perawat secara professional adalah :
a) Independent
Adalah suatu kegiatan yang d laksankan oleh perawat sesuai
dengan kompetensi keperawatan tanpa petunjuk dan perintah dari
tenaga kesehatan lainnya.Lingkup tindakan independent ini adalah :
(1)Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat
keperawatan dan pemeriksaan fisik.
(2)Merumuskan diagnose keperawatan
(3)Mengidentifikasi tindakan keperawatan
41
(4)Melaksanakan rencana pengukuran
(5)Merujuk kepada tenaga kesehatan lain
(6)Mengevaluasi respon klien
(7)Partisipasi dengan consumer atau tenaga kesehatan lainnya
b) Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan
tenaga kesehatan lainnya.
42
c) Dependent
Yaitu pelaksanaan suatu tindakan medis, misalnya dokter
menuliskan “perawatan colostomy”, kemudian perawat melakukan
tindakan tersebut sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Evaluasi Keperawatan
Adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatab keluarga
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan. Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara
operasional dengan tahap sumatif dan formatif
1) Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan
perkembangan deengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipaka adalah format SOAP
43
Faktor yang perlu dievaluasi ada beberapa komponen, meliputi :
1) Kognitif (pengetahuan)
Lingkup evaluasi pada kognitif adalah :
a) Pengetahuan keluarga mengenai penyakkit
b) Mengontrol gejala-gejalnya
c) Pengobatan
d) Diit
e) Risiko komplikasi
f) Gejala yang harus dilaporkan
g) Pencengahan
3) Psikomotor
Yaitu dengan cara melihat apa yang dilakuakn keluarag sesuai
dengan yang diharapkan.
Penentuan keputusan ada 3 kemungkinan yaitu :
a) Keluarga telah mencapai hasil ditentukan tuuan sehingga
rencana telah dihentikan
b) Keluarga masih dalam proses mecapai hasil yang telah
ditentukan, sehinnga perlu penambahan waktu, resource, dan
intervensi sebelum tujuan berhasil
c) Keluarga tidak dapat mecapai hasil yan g telah ditentukan,
sehingga perlu mengkai ulang masalah, membuat outcome yang
baru, dan intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal
ketepatan untuk memcapai tuuan sebelumnya.
44
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengumpulan data merupakan lagkah awal pengkajian dalam
pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara observasi
dan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga dalam
melaksanakan asuha keperawatan dari hasil pengumpulan data pada
keluarga diperoleh data sebagai berikut :
1. Data dasar keluarga identitas keluarga :
Nama Kepala Keluarga : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 73 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Jl. Utan panjan II No. Rt 013
Rw.002 Kel. Utan Panjang Kec.
Kemayoran, Jakarta Pusat
45
2. Susunan Keluarga
Hub.
N Pekerj K
Nama Umur Gender Agama Dengan Pendidikan
o. aan et
KK
a. Genogram
Ny. S H
A B C Tn. M
D E F G (61 th)
(73 th)
HT
Stroke
I J K L M N
Keterangan :
: Laki-laki Meninggal dunia
b. Tipe Keluarga.
Tn. M adalah keluarga Usila (Usia Lanjut) yang terdiri dari
suami dan istri yang sudah usia lanjut,sedangkan anak-anak
mereka sudah menikah dan memisahkan diri.
46
c. Suku bangsa
Keluarga Tn. M berasal dari betawi dengan menggunakan
bahasa sehari-hari adalah bahasa indonesia, pola makan yang
berhubungan dengan suku bangsa antara lain keluarga Tn. M
khususnya Ny. S suka mengkonsumsi makanan yang asin-asin.
d. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. M adalah agama islam,
anggota keluarga tidak pernah meninggalkan shalat wajib.
Pemahaman keluarga Tn. M tentang agama cukup baik, Ny. S
dahulunya pernah mengikuti pengajian
3. Lingkungan
Tempat tinggal Tn. M berada di lingkungan yang cukup padat
dengan rumah, jenis rumah permanen dengan ukuran 5x15m2 yang
terdiri dari dua kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi, satu
ruang tamu berserta ruang keluarga, lantainya terbuat dari keramik,
dengan dinding tembok. Kondisi rumah cukup bersih, penempatan
perabotan tertata degan rapih, ventilasi cukup yang terletak di ruang
tamu, sedangkan di kamar terdapat vetilasi yang kurang dan listrik
di keluarga Tn.M penerangannya cukup baik.
47
a. Denah Rumah
WC
Kamar I Kamar II
Pintu
Pintu
Dapur dan Ruang Tamu
ruang makan
b. Pengelolaan Sampah
Sampah yang ada dirumah Tn.M diletakan di kantong plastik di
dapur lalu nanti di buang di luar yang akan di ambil oleh
petugas kebersihan.
c. Sumber Air
Keluarga mempunyai sumber air pam. Untuk keperluan air
minum keluarga Tn.M membeli air minum yang sudah matang
diwarung. Keadaan air tidak berwarna, tidak berasa, tidak ada
endapan, dan tidak berbau.
d. Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan
pembuangan tinja dengan sumber air yaitu kurang 10 meter.
48
f. Fasilitas sosial dan Fasilitas kesehatan
Keluarga Ny. M khususnya Ny. S tidak emngikuti kegiatan
diluar rumah ,tetapi hanya mengikuti kegiatan posyandu lansia
yang di adakan 1 bulan sekali didekat rumahnya.
4. Struktur Keluarga
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah dengan usia lanjut
Tugas perkembangan keluarga dengan usia lanjut adalah :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan : Tn.
M dan Ny. S selalu menyenangkan suasana rumah dengan
cara Ny. S memberikan makanan ringan seperti kue kerning
kepada Tn. S maupun anak dan cucunya bermain dirumah
Tn. M.
49
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan social
masyarakat.
Tn. M dan Ny.S selalu berkomunikasi baik dengan anaknya
walaupun anaknya sudah memisahkan diri, Ny.S dan Tn. M
juga mengikuti kegiatan seperti poswindu sehingga disaat itu
mereka sering berkomunikasi dengan tetangganya.
50
2) Struktur kekuatan keluarga
Pemegang keputusan keluarga adalah Tn. M sebelum
mengambil keputusan Tn. M mendiskusikan terlebih dahulu
kepada Ny. S, namun semenjak Tn. M mengalami penyakit
stroke yang mengambil keputusan dialihkan kepada Ny. S
3) Struktur peran
Tn. M adalah sebagai pencari nafkah yang bekerja sebagai
karyawan swasta, dibantu dengan Ny. S sebagai istri
sekaligus ibu rumah tangga. Keluarga Tn. M peran sebagai
mencari nafkah digantikan oleh Ny. S dikarenakan Tn. M
mengalami penyakit stroke sehingga tidak dapat mencari
nafkah seperti dahulunya.
51
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. M selalu menekankan kepada seluruh anggota
keluarga agar bersikap baik terhadap tetangga, berperilaku
sopan dan santun seta ramah sesama manusia. Tn. M juga
menekankan agar anggota keluarga dapat menghormati dan
mematuhi nilai-nilai dan norma yag berlaku di masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Pada keluarga Tn. M khususnya Ny. S mengatakan bahwa untuk
saat ini tidak ada niat untuk mempunyai anak lagi, maka Ny. S
tidak memakai KB saat ini karena usianya yang sudah tua dan
kondisinya yang sudah lemah. Keluarga Tn. M mempunyai 6
orang anak.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. M tergolong keluarga yang cukup kurang dalam
penghasilannya, karena kebutuhan keluarga Tn.M hanya
dibiayai dari usahanya dan tidak dibantu oleh anak-anaknya.
Penghasilan yang didapatkan keluarga Tn. M dari usahanya ±
1.500.000/bln, penghasilan yang didapatkan untuk kebutuhan
sehari-hari dan untuk modal usahanya.
52
7. Pemeriksaan Fisik
53
kulit baik, tangan kiri turgor kulit baik,
mengalami kelemahan dan tidak ada
dengan kekuatan otot keluhan lain
= 5555 3333
5555 4444
8. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. M mengharapkan mahasiswa untuk dapat membantu
mengatasi masalah penyakit hipertensi Ny. S yang dirasakan
keluarga menjadi beban untuk menyembuhkanya karena keluarga
Tn. M kurang mengerti tentang cara merawat keluarga yang sakit
hipertensi khususnya Ny. S.
9. Pedoman Penjajakan II
Masalah kesehatan keluarga : Hipertensi
a. Mengenal Masalah
Menurut Ny. S hipertensi adalah darah tinggi dimana tanda dan
gejalanya badan lemas, leher terasa kaku dan sering mengeluh
pusing dan menurut Ny. S penyakit yang dialami sekarang itu
hal biasa.
54
b. Mengambil Keputusan
Menurut Ny. S jika darahnya lagi tinggi hanya beristirahat saja
dan minum obat amodhipine 5 mg. menurut Ny. S itu jika tidak
ditangani penyakitnya akan berakibat stroke
b. Mengambil Keputusan
Menurut Ny. S rematik itu penyakit yang biasa saja dan dengan
minum obat warung akan mengalami pereda nyeri
55
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat
Keluarga Tn. M mengatakan lingkungan rumahnya padat
sehinnga untuk kegiatan aktifas keluarga tn. M lebih memilih
didalam rumah
56
menurut Ny. S itu jika tidak
ditangani penyakitnya akan
berakibat stroke
3. Menurut Ny. S bila darah
tinggi langsung minum obat
saja, bila Ny. S obatnya
habis tidak minum obat dan
digantikan dengan
beristirahat atau Ny.S
meminum obat herbal
4. Keluarga Tn. M mengatakan
lingkungan rumahnya padat
sehingga untuk kegiatan
aktifitas lebih baik didalam
rumah.Menurut Ny. S bila
sakitnya tidak sembuh atau
obatnya habis, Ny. S
langsung berobat
kepuskemas.
Data Objektif :
1. Klien tampak terlihat
lemas
2. TD klien : 170/90 mmHg
3. Pusing yang di alami
klien ialah : intensitas :
sering, frekuensi :
sedang, durasi : ±
10menit setelah minum
obat, karakteristik :
seperti muter dan sakit
4. Ny. S mengkonsumsi
57
obat “amodipine”
5. Ny. S terlihat tidak ada
masalah dalam hal
spiritual, keadaa psikis
maupu biologis terlihat
baik.
58
mengatakan lingkungan
rumahnya padat sehinnga
untuk kegiatan aktifas
keluarga Tn. M lebih
memilih didalam rumah
5. Menurut Ny. S jika
penyakitnya tidak
sembuh, keluarga Tn. M
khususnya Ny. S
meminta untuk dirujuk
kerumah sakit
Data Objektif :
1. Ny. R tampak kesulitan
saat berjalan
2. Nyeri yang di rasakan
oleh Ny. R ialah dengan
intensitas nyeri yang
sering, dengan frekuensi
berat, dengan durasi yang
lama hingga berhari-hari
dan dengan karakteristik
seperti ototnya ketarik
dan sangat sakit
3. Skala nyeri yang
dirasakan Ny. R adalah 7
59
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. SKORING MASALAH
Skoring adalah tahapan yang dilalui dalam masing-masing masalah
keperawatan atau diagnosa.
a. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn.
M khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
b. Resiko Nyeri berulang pada keluarga Tn. M khususnya Ny. S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit rematik
Table skoring diagnosa keperawatan :
Diagnosa keperawatan : Resiko injury (pecahnya pembuluh
darah) pada keluarga Tn. E khususnya Ny.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
hipertensi
60
1. Mudah : 2 mengenal
2. Sebagian : 1 hipertensiya
3. Tidak dapat : 0 baik, keluarga
memotivasi
untuk menjaga
pola makan,
pola kesehatan
dengan runtin
minum obat dan
memeriksakan
kesehatannya
dipuskesmas
terdekat
3. Potensial Masalah 1 3/3 x 1 = 1 Masalah
Untuk Dicegah : Hipertensi pada
1. Tinggi : 3 Ny. S sulit
2. Cukup : 2 dicegah karena
3. Rendah : 1 pola makan yag
suka
mengkosumsi
asin dan
jarangnya
melakukan
aktivitas fisik
seperti olahraga
4. Menonjolnya Masalah 1 2/2 x 1 = 1 Ny. S
: mengatakan jika
1. Segera masalah yang
ditangani : 2 dideritanya itu
2. Masalah ada hanya minum
tapi tidak perlu obat amodiphine
:1 saja dan bila
61
3. Masalah tidak tekanan
dirasakan : 0 darahnya masih
tinggi Ny.S dan
merasaka
keluhan pusing
langsung segera
berobat
puskesmas
terdekat
TOTAL 4 2/3
62
menjaga pola makan
yag harus dihindari,
pola kesehatan
dengan runtin
minum obat dan
memeriksakan
kesehatannya
dipuskesmas
terdekat
3. Potensial 1 3/3 x 1= 1 Masalah rematik
Masalah Untuk pada Ny. S sulit
Dicegah : dicegah karena
1. Tinggi : 3 selalu mengkosumsi
2. Cukup : 2 makanan yang
3. Rendah : seharusnya dihindari
1 dan jarangnya
melakukan aktivitas
fisik seperti olahraga
4. Menojolnya 1 2/2 x1 = 1 Ny.S merasakan jika
Masalah : kram, kaki tidak bisa
1. Segera digerakan dan
ditangani merasakan
:2 kesemutan hanya
2. Masalah minum obat yang
dirasakan tersedia diwarung
tapi tidak dekat rumahnya.
perlu : 1 Bila terasa nyeri
Masalah tidak Ny.S segera
dirasakan : 0 memeriksakan ke
pelayanan kesehata
terdekat seperti
puskesmas..
63
TOTAL 4
64
C. RENCANAA KEPERAWATAN
65
dan alkohol -bimbing keluarga
-obesitas untuk mengulanginya
-faktor kembali
keturunan -beri pujian atas
-faktor prilaku yang benar
lingkungan
66
mengambil
keputusan
agar
hipertensi
dapat
dirawat
Setelah Verbal Menyebutkan 4 -diskusikan dengan
dilakukan dari 6 cara keluarga tentang
tindakan pencegahan pencegahan
keperawatan hipertensi hipertensi
selama 1x15 -pemeriksaan -motivasi keluarga
menit tekanan darah tentang pencegahan
diharapkan : secara teratur hipertensi
Keluarga -kurangi -beri pujian atas
mampu konsumsi jawaban keluarga
merawat garam yang benar
anggota -tidak merokok
keluarga -melakukan
dengan teknik relaksasi
hipertensi -olahraga
- secara teratur
menyebutka -hindari stress
n cara
perawatan
hipertensi
67
Melakukan Psikomotor Keluarga dapat Demontrasikan
teknik mendemontrasi kepada keluarga cara
relaksasi kan cara teknik melakukan
relaksasi -beri kesempatan
(terlampir) kepada keluarga
untuk mencoba
melakukan teknik
relaksasi
-berikan pujian atas
usaha keluarga
-pastikan keluarga
untuk melakukan
tindakan yang
diajarkan jika
diperlukan
68
modifikasi
lingkungan
69
Dalam Verbal -keluarga -memotivasi keluarga
Memanfaatk membawa untuk berobat
an anggota -temani keluarga
pelayanan keluarga untuk berobat
merawat dengan kepelayanan
hipertensi hipertensi kesehatan bila
apabila kondisi diperlukan
bertambah -berikan hasil pujian
parah atas hasil
yang dicapai
Setelah
dilakukan
2. Resiko nyeri 1. Setelah Respon Pengertian 1. Jelasskan kepada
4x
pada keluarga tindakan 1x30 Verbal Rematoid keluarga
keperawa
Tn. M menit Arthritis adalah pengertian
tan
khususnya Ny. kepada kunjunga Kondisi tubuh rematik dengan
keluarga
S berhubungan n rumah, yang sangat menggunakan
Tn.M
dengan Remathoid diharapka keluarga menyakitkan lembar balik.
n:
ketidakmampu Arthitis mampu pada anggota 2. Tanyakan kembali
keluarga
an keluarga Ny. S mengena gerak seperti pada keluarga
mampu
dalam merawat l masalah pada sendi, tentang pengertian
melakuka
anggota n rematik otot, tulang dan reumatik.
perawata
keluarga yang pada jaringan sendi
n rematik
mempunyai untuk anggota yang di 3. Beri pujian atas
mengatasi
penyakit keluarga, akibatkan usaha yang
nyeri
70
rematik. secara dengan karena dilakukan
mandiri.
cara: peradangan. keluarga
a. Menyeb
utkan
pengertia
n
rematoid
arthritis
71
ketat reinforcement
6. Sering positif atas usaha
mengkonsu yang dilakukan
msi keluarga.
alkohol
7. Trauma
(terjatuh,
terbentur)
8. Posisi yang
tidak tepat
saat
aktifitas
9. Stress
10. Peningkata
n kadar
asam urat
72
reumatik. 1. Nyeri Sendi 2. Motivasi keluarga
2. Kekakuan untuk
Sendi menyebutkan
3. Kemerahan kembali tanda-
dan tanda reumatik.
Bengkak 3. Beri reinforcement
pada sendi positif atas usaha
4. Kelemahan yang dilakukan
pada Otot keluarga.
5. Gangguan
dalam
bergerak
73
a Luas 2. Motivasi keluarga
mampu 2. Kesemutan untuk
menga dan Mati menyebutkan
mbil rasa pada kembali akibat
keputus sendi dan lanjut dari
an tulang reumatik yang
untuk 3. Kerusakan tidak diobati.
merawa sendi 3. Beri
t 4. Dapat reinforcement
anggota menimbulka positif atas
keluarg n perubahan jawaban keluarga.
a yang pada
menderi jaringan lain
ta seperti
reumati adanya
k proses
dengan granulasi
cara: dibawah
a. Menyeb kulit
utkan terutama
akibat pada siku,
74
lanjut ruas jari,
tidak lutut dan
diobatin persendian
ya kaki.
reumatik 5. Terjadi
. splenomegal
i.
75
3. Setelah Respon Menyebutkan 3 1. Diskusikan
1x30 Verbal dari 6 dengan keluarga
menit perawatan cara perawatan
kunjunga reumatik: reumatik dengan
n rumah, 1. Kompres menggunakan
keluarga dengan air lembar balik.
mampu hangat bila 2. Motivasi keluarga
merawat nyeri tanpa untuk
anggota disertai menyebutkan
keluarga bengkak kembali
dengan perawatan
reumatik. 2. Kompres reumatik.
a. Menyeb dengan air 3. Beri
utkan dingin bila reinforcement
cara ada bengkak positif atas usaha
perawata 3. Hindari yang dilakukan
n penekanan keluarga.
reumatik 4. Istirahat
. yang cukup
5. Hindari
76
kerja berat
6. Jaga
keamanan
lingkungan
rumah.
77
dan
kebelaka
ng.
2. Bungkuk
an badan,
kedua
lengan
meraih
ujung
kaki
lantai.
3. Angkat
kedua
siku
sejajar
dada,
tarik
kedepan
dada.
4. Angkat
paha dan
78
lutut
secara
bergantia
n, kedua
lengan
menahan
tubuh.
5. Putar
tubuh
bagian
atas
kesampin
g kanan
dan kiri,
kedua
lengan
diatas
pinggang
.
b. Gerakan
Berbaring
79
1. Bentangk
an kedua
lengan
dan
tangan,
ambil
nafas
dalam-
dalam
dan
hembusk
an.
2. Kedua
tangan
disampin
g, tekuk
siku dan
tangan
mengepal
.
3. Tangan
80
luruskan
ke atas,
lalu
tepuk
tangan.
4. Tekuk
sendi
panggul
dan tekuk
lutut
dengan
kedua
tangan
tarik
sampai
diatas
dada.
5. Pegang
erat
kedua
tangan
81
diatas
perut,
tarik
kebelaka
ng kepala
dan
kebawah.
6. Angkat
tungkai
bawah
bergantia
n
dengan
bantuan
kedua
tangan.
82
c. Men Respon Menyebutkan 2 1. Diskusikan
yebu Verbal dari masing bersama keluarga
t masing jenis tentang jenis
kan makanan makanan/diit
jenis makanan yang untuk reumatik.
mak di perbolehkan 2. Motivasi keluarga
anan 1. Karbohid untuk
untu rat: Nasi, menyebutkan
k Roti, kembali diit
reum Jagung, reumatik.
atik. Kentang, 3. Beri
singkong/ reinforcement
ubi positif atas
2. Protein: jawaban keluarga.
Ikan Laut
3. Sayur-
sayuran
hijau dan
kuning
kecuali
83
bayam,
kacang-
kacangan,
kembang
kol,
kangkung
, kacang
panjang.
4. Buah –
Buahan
segar:
Jeruk,
mangga,
pepaya,
nangka,
pisang.
Makanan yang
harus dihindari
:
1. Sayur :
bayam,
84
kembang
kol,
kangkung,
kacang
panjang,
daun
singkong,
buncis,
melinjo dan
kacang
kacangan.
2. Buah-
buahan:
Alpukat,
Durian,
Nanas, air
kelapa.
3. Jeroan: hati,
limpa,
babat,usus,
paru, otak.
85
4. Makanan
Laut:
Udang,
Kerang,
Cumi,
Kepiting.
5. Makanan
Kaleng:
Kornet,
sarden, dan
kaldu.
86
memelih lampu baik diberikan.
ara/mem 3. Barang- 3. Beri
odifikasi barang rapi reinforcement
lingkung dan bersih. positif atas upaya
an yang dilakukan
rumah keluarga.
yang
sehat:
a. Cara
meme
lihara/
memo
difi-
kasi
lingku
ngan
yang
sehat
87
5.Setelah Respon Manfaat 1. Menginformasikan
1x 30 Verbal kunjungan ke mengenai
menit fasilitas pengobatan dan
kunjunga kesehatan : pendidikan
n rumah, 1. Mendapatka kesehatan yang
keluarga n pelayanan dapat diperoleh
mampu kesehatan keluarga di
memanfa pengobatan pelayanan
atkan reumatik kesehatan.
pelayana 2. Mendapatka 2. Motivasi keluarga
n n untuk
kesehata pendidikan menyebutkan
n dengan kesehatan kembali hasil
cara: tentang diskusi
a. Menyeb reumatik 3. Beri
utkan reinforcement
kembali positif atas hasil
manfaat yang dicapai
kunjunga keluarga.
n ke
88
fasilitas
kesehata
n.
89
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Setelah menyusun perencanaan, langkah berikutnya adalah
melaksanakan rencana tindakan bersama keluarga, adapun
tindakan yang telah dilakukan dalam bentuk tabel antara lain :
Rencana Tindakan Hipertensi :
Hari/Tanggal No. Tindakan Keperawata Paraf
Jam Dx
Selasa, 02 1 -Mengkaji ulang tingkat Tri
Mei 2017. pengetahuan keluarga tentang
Jam : 10.00 hipertensi.
WIB Respon:
DS:
Ny. S mengatakan bahwa
hipertensi adalah darah tinggi,
peyebabnya makan asin dan
stres, tandanya
pusing,lemas,susah tidur,dan
nyeri di bagian leher belakang
DO:
Keluarga tampak kooperatif
dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan perawat.
-Mendiskusikan bersama
keluarga tentang pengertian, Tri
penyebab, dan tanda gejala
penyakit darah tinggi dengan
menggunakan lembar balik:
Respon:
DS:
Ny. S mengatakan pengertian
90
dari hipertensi itu adalah
Rabu , 03 tekanan darah yang meningkat
Mei 2017. tinggi, dan penyebabnya itu
Jam : 10.00 bisa karena kegemukan, stres,
WIB merokok, makan yang asin-
asin, faktor usia, sedangkan
tandanya sering pusing, mata
berkunang-kunang, cara
mengatasinya itu dengan
mengurangi makanan yang
asin-asin, kurangi minum
kopi, dan perbanyak istirahat.
DO:
Keluarga tampak kooperatif
saat dilakukan diskusi dan
keluarga memperhatikan
perawat saat melakukan
penyuluhan dengan sungguh-
sungguh, penyuluhan di hadiri
oleh Ny. S
91
Ny. S tampak memperhatikan
apa yang dijelaskan oleh
perawat dan kooperatif saat
diskusi
-Mendiskusikan dan
memotivasi keluarga
92
mengenai pengobatan
penyakit darah tinggi dan Tri
memotivasi keluarga agar
menggunakan fasilitas
kesehatan yang terdekat
Respon:
DS:
Ny. S mengatakan bahwa akan
pergi kepuskesmas untuk
mengontrol sakitnya yang ada
didirinya
DO:
Keluarga tampak kooperatif
dan mengikuti anjuran
perawat
-Mengkaji tingkat
Rabu , 10 pengetahuan keluarga tentang Tri
Mei 2017 rematik
Jam : 10.00 Respon:
WIB DS:
Ny.S mengatakan bahwa tidak
mengetahui apa arti dari
penyakit rematik,
penyebabnya kelelahan dan
suka makanyang berlemak,
tandanya nyeri daerah lutut
dan menjalar kebetis
93
DO:
Keluarga tampak kooperatif
dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan perawat.
-Mendiskusikan bersama
keluarga tentang pengrtian, Tri
penyebab, dan tanda gejala
rematik dengan menggunkan
lembar balik
Respon:
DS:
Ny. S menmgatakan
pengertian rematik itu adalah
peradangan pada sendi,
penyebabnya itu bisa dari pola
makan yang tidak sehat yaitu
suka makan jeroan, kelelahan,
terlalu banyak aktivitas,
obesitas, dan faktor usi.
Sedangkan tandanya nyeri
pada daerah sendi yaitu lutut
dan betis, cara mengatasinya
itu dengan mengurangi makan
jeroan,yang berminyak, dan
kacang-kacangan
DO:
Keluarga tampak kooperatif
saat dilakukan diskusi dan
keluarga memperhatikan
perawat saat dilakukan
94
penyuluhan dengan sungguh-
sungguh, penyuluhan dihadiri
oleh Ny. S
-Mendiskusikan dan
mendemonstrasikan bersama
keluarga tentang pencegahan Tri
penyakit rematik, dan cara
pembuatan obat tradisional
untuk mengurangi nyeri pada
penyakit rematik
Respon;
95
DS:
Ny. S mengatakan mengerti
bagaimana caranya
menciptakan lingkungan
untuk mencegah terjadinya
penyakit rematik seperti selalu
jalan sehat dilingkungan
rumah
DO:
Keluarga tampak kooperatif
dan memperhatikan apa yang
disampaikan oleh perawat,
keluarga sangan antusias
dalam memodifikasi
lingkungan dan perawat ikut
membantu bersama keluarga
dalam memodifikasi
lingkungan
Tri
-Mendiskusikan dan
memotivasi keluarga
mengenai pengobatan
penyakit rematik dan
memotivasi keluarga agar
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
Respon:
DS:
Ny, S mengatakan bahwa akan
pergi kepuskesmas untuk
memeriksakan dirinya
96
DO:
Keluarga tampak kooperatif
dan mengikuti anjuran
perawat
-Mendemonstrasikan senam
rematik Tri
Respon:
DS:
Ny. S mengatakan saya akan
mencoba melakukan senam
rematik ini dirumah di waktu
senggang dan tidak boleh
dilakukan saat nyeri timbul.
DO:
Keluarga tampak kooperatif
dan memperhatikan saat
perawat mendemonstrasikan
-Melakukan TTV
Respon:
DS: - Tri
DO:
TD: 140/90mmHg
RR: 19xmenit
N: 90x/menit
97
dan akan memperaktekkannya
dirumah setiap hari bila
pekerjaan rumahnya sudah
selesai
DO:
Keluarga tampak kooperatif,
mengerti, dan antusias dengan
apa yang diajarkan oleh
perawat. Dan Ny. S tampak
mampu melakukan kembali
dengan tahapan yang
berurutan.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara
hasil implementasi dengan kriteria hasil dan standar yang
telah di tetapkan untuk melihat keberhasilan.
98
memeriksakan kesehatannya
di puskesmas terdekat
O:
-Keluarga Tn. M tampak
kooperatif dan
memperhatikan
-Ny. S mampu
memperagakan cara
pembuatan obat tradisional
untuk mengurangi penyakit
hipertensi
-Keluarga Tn. M tampak
serius dan memeperhatikan
apa yang disampaikan oleh
perawat.
-Keluarga tampak antusias
dalam memodifikasi
lingkungan dan perawat ikut
membantu bersama keluarga
dalam memodifikasi
lingkungan dengan jalan
sehat dihalam rumah
-Keluarga Tn. M tampak
kooperatif dan menikuti
anjuran perawat.
TTV Ny. S :
TD: 140/80mmHg
RR: 19x/menit
N: 88x/menit
A:
Masalah Tidak Terjadi
P: Memotivasi kepada
99
keluarga Tn.M khususnya
Ny. S agar selalu menjaga
pola kesehatan dan
mempertahankan
pengetahuan tentang
hipertensi
100
Jumat, 12 mei -Mengkaji ulang tingkat
2017 pengetahuan keluarga Tri
tentang rematik
S:
- Ny. S menmgatakan
pengertian rematik itu adalah
peradangan pada sendi,
penyebabnya itu bisa dari
pola makan yang tidak sehat
yaitu suka makan jeroan,
kelelahan, terlalu banyak
aktivitas, obesitas, dan faktor
usi. Sedangkan tandanya
nyeri pada daerah sendi yaitu
lutut dan betis, cara
mengatasinya itu dengan
mengurangi makan
jeroan,yang berminyak, dan
kacang-kacangan
- Ny. S mengatakan
mengerti bagaimana caranya
menciptakan lingkungan
untuk mencegah terjadinya
penyakit rematik seperti
selalu jalan sehat
dilingkungan rumah
O:
- TTV Ny. S :
TD: 140/80mmHg
RR: 18x/menit
N: 88x/menit
- Ny. S ampak kooperatif
101
- keluarga tn. M sangat
antusias saat diberikan
penjelasan tentang penyakit
hipertensi
A:
Masalah Tidak Terjadi
P: memotivasi kepada
keluarga Tn. M khususnya
Ny. S agar tetap
mempertahankan
pengetahuan yang ada
102
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis
dengan laporan kasus penelitian.. Dalam pembahasan ini penulis mencoba
membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan
kebutuhan dasar pada keluarga Tn. M khususnya Ny. S dengan Hipertensi di RT
013/RW 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran, dengan mengikuti
tahap-tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahapan awal dari proses keperawatan dimana seorang
perawat mulai mengumpulkan informasi tetntang keluarga yang dibinanya
Pada tahap ini penulis mengacu pada konsep pemenuhan kebutuhan. Dalam
pengkajian penulis tidak mendapatkan kendala yang berarti karena sikap klien
dan keluarga yang kooperatif serta dukungan oleh format pengkajian
sehingga memudahkan penulis untuk mengumpulkan data. Tetapi terdapat
beberapa kendala dalam mencari sumber di perpustakaan karena kurang
lengkapnya buku-buku edisi terbaru tentang pemenuhan kebutuhan dengan
Hipertensi. Tehnik pengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara,
melihat status, dengan pemeriksaan fisik, dan observasi klien.
Pada tinjaun konsep, penyebab dari hipertensi yaitu Genetik, usia, stress fisik
dan psikis obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dengan
tanda gejala sakit kepala, biasanya di tengkuk dan leher, dapat muncul saat
terbangun, dan berkurang saat siang hari. Sedangkan penyebab yang
ditemukan pada Ny.S adalah pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik.
Ny. S di diagnosa hipertensi sejak 4 bulan yang lalu dengan tanda gejala sakit
kepala, biasanya di tengkuk dan leher, data sering pusing, leher terasa kaku,
dan merasa lelah setelah melakukan aktivitas yang berat.
103
Pada keluarga Tn. M termasuk tahap perkembagan keluarga lansia yaitu
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, Adaptasi dengan
perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawa, Mempertahankan
hubungan dengan anak dan social masyarakat, Melakukan life review masa
lalu. Pada tahap ini keluarga Tn. M dalam tugas perkembang yang belum
terpenuhi yaitu : Melakukan life review masa lalu karena keluarga Tn.M
tidak dapat mengingatkan kejadian dimasa lalu nya.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan NANDA 1995 dalam Setiadi (2008) , diagnose yang muncul
terbagi menjadi 3 yaitu : Aktual (terjadi deficit/gangguan kesehatan) adalah
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas
mendukung bahwa benar-benar terjadi seperti Ketidakefektifan pola nafas,
Nyeri akut, Ketidakefektifan koping, Intolenrasi aktivitas. Resiko (ancaman
kesehatan) adalah Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan
mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani
seperti : Resiko injury (pecahnya pembuluh darah), Resiko nyeri berulang,
Resiko penurunan curah jantung, Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit. Pontensial/sejahtera adalah
status kesehatan berada pada kondi sehat dan ingin meningkat lebih optimal
seperti : Pontesial peningkatan pemeliharaan kesehatan, Pontensial meningkat
104
proses keluarga, Potensial peningkatan koping keluarga, Resiko terhadap
tindakan kekerasan.
Sedangkan pada kasus penulis hanya memunculkan diagnose resiko yaitu :
Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn. M khususnya
Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi dan Resiko Nyeri berulang pada keluarga Tn.
M khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit rematik karena sudah mengacam kesehatan,
sehingga penulis tidak menuliskan diagnose aktual karena tidak mengalami
masalah yang nyata dan diagnose potensial karena saat ini keluarga belum
dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dan belum mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan untuk ditingkatkan.
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada
tinjauan teoritis yaitu diawali dengan menyusun urutan prioritas, menentukan
tujuan, kriteria hasil serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
pada semua diagnose yang muncul.
Pada kasus ini untuk menetapka tujuan dapat disusun sesuai dengan tujuan
yaitu tujuan jangka pendek yang sifatnya spesifik, dapat diukur, memberikan
motivasi kepada keluarga, sedagkan jangka panjang sifatnya tujuan akhir yang
dapatmenyatakan pencapaian waktu yang telah ditentukan. Pada penetapan
kriteria dan stadar berdasarakan pengetahuan seperti keluarga mampu
mengenal pengertian, keluarga mampu menyebutkan jenis makanan, keluarga
dapat mengetahui akibat lanjut, keluarga mampu melakukan pemeriksaan
kesehatan sendiri, lalu sikap yang harus dimiliki seperti keluarga mampu
memutuskan untuk membuat pemeriksaan kesehatan terdekat, keluarga
mampu mengatasi masalah penyakitnya, kemudia dari segi psikimotorik
seperti keluarga mampu menyediakan jenis makanan untuk
kesehatannya,mengolah makan dan melakukan pengukuran pemeriksaan
kesehatannya
105
Penulis melakukan rencana tindakan kepasien sesuai dengan TUK 1-5 mulai
dari mengenal masalah seperti pengertian, tanda dan gejala, mengambil
keputusan seperti akibat lanjut dan cara perawatan, kemudian melakukan
kegiatan psikomotorik seperti senam,memodifikasi lingkungan yang sehat
seperti lantai tidak licin, keadaan rumah yang bersih dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas atau dokter.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap pelaksanaan ini, penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah ditetapkan atau ditentukan. pelaksanaan dilakukan
dengan memperhatikan keadaan atau kondisi pasien dan sarana yang tersedia
diruangan. Pelaksanaan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan oleh
penulis. Alat yang mendukung dalam melaksanakan tindakan keperawatan
disediakan oleh penulis untuk memberikan asuhan keperawatan untuk
pelaksanan teknik relaksasi otot progresif, dan penkes sendiri juga dilakukan
oleh penulis sebagai mahasiswa perawat. Perawat bersama keluarga
memberikan motivasi dan dukugan untuk kesembuhan Ny.S dengan
memberikan semangat dan saling mengingatkan untuk menjaga pola
kesehatan ataupun pola makan, keluarga Tn. M khususnya Ny. S mengatakan
akan menjaga kesehatan dan memeriksakan kesehatan dipuskemas terdekat.
Dalam kasus ini penulis melaksanakan tidakan sesuai dengan TUK 1-5
tentang HIPERTENSI mulai dari pengertian,tanda dan gejala, akibat dan cara
perawatan HIPERTENSI. Kemudian melakukan kegiatan psikomotorik berupa
teknik relaksasi otot progresif, memodifikasi lingkungan dengan jalan sehat
dan menjaga pola kebersihan dirumah, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada seperti puskesmas atau dokter. Pada diagnosa kedua yaitu Resiko
Nyeri berulang pada keluarga Tn. M khususnya Ny. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit rematik.
Diagnosa ini muncul karena klien mengeluh nyeri. Penulis bersama keluarga
merencanakan untuk melakukan TUK 1-5 tentang REMATIK mulai dari
106
pengertian, tanda dan gejala, akibat lanjut. Kemudian memodifikasi
lingkungan dengan baik yaitu lingkungan bersih, ventilasi terbuka, rumah
terkena sinar matahari dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti
puskesmas dan dokter
E. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap kelima dimana dilakukan pengukuran
keberhasilan dari suatu tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
oleh penulis dari tanggal 01 – 13 mei 2017. Adapun dalam evaluasi menulis
menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Planning).
Evaluasi yang penulis lakukan selama 3 hari berturut – turut, adapun hasil dari
evaluasi tersebut adalah dua diagnose yang teratasi. Seperti : Resiko injury
(pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn.M khususnya Ny.S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit hipertensi. Diagnosa ini dapat teratasi selama 3 hari, karena klien
mengatakan sudah tidak pusing, nyeri pada bagian belakang leher, dan TD
130/80mmHg dan Resiko Nyeri berulang pada keluarga Tn. M khususnya
Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit rematik. Diagnose ini dapat teratasi selama 3 hari, karena
klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi pada otot kakinya, klien mampu
berjalan tanpa merasa sakit, dan skala nyeri 3.
107
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
108
Data umum, Riwayat dan tahap perkembangan, Lingkungan, Struktur
keluarga, Fungsi keluarga, Stress dan koping keluarga, Harapan
keluarga, Data tambahan, Pemeriksaan fisik. Kemudian didapatkan
hasil pengkajian II seperti mengenal masalah, mengambil keputusan,
merawat anggota keluarga yag sakit, memodifikasi lingkungan yang
baik dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada seperti
puskesmas atau dokter.
109
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan keluarga
yang tertara diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk
memperbaiki serta meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatanpada keluarga dengan hipertensi :
1. Kepada pendidikan : mampu melakukan kujungan kesehatan
diwilayah lain agar masalah yang terjadi pada masyarakat yang
dilakukan mahasiswa bisa teratasi dengan baik.
110
Daftar pustaka
Iqbal & Chayati. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori & Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A. dan Perry, Anne G. (2010). Fundamental Of Metal Edisi Tiga
Jilid Tujuh. Jakarta:EGC.
Setiati Siti. (2015).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam JILID II.
Jakarta:Interna Publising.
111
SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA GANGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULAR : HIPERTENSI
112
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
F. Kegiatan Penyuluhan
113
e. Menjelaskan
tentang diet
hipertensi
f. Menjelaskan
pencegahan
hipertensi
g. Tanya Jawab
h. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya
3. Penutup 5 menit a. Melakukan - Sasaran dapat
evaluasi, Keluarga menjawab
Tn. M khususnya tentang
Ny. S mampu : pertanyaan yang
1. Menjelaskan diajukan
tentang - Mendengar
pengertian - Memperhatikan
hipertensi - Menjawab
2. Menjelaskan salam
tentang
penyebab
hipertensi
3. Menjelaskan
tanda dan
gejala
hipertensi
4. Menjelaskan
tentang diet
hipertensi
114
5. Menjelaskan
tentang
pencegahan
hipertensi
b. Menyampaikan
kesimpulan
materi
c. Mengakhiri
pertemuan dan
menjawab salam
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik 140mmHg atau
tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal,
dan pembuluh darah, bila peningkatan pembuluh darah yang semakin besar akan
berisko tinggi (Sylvia A.price, 2015).
B. Penyebab Hipertensi
1. Asupan garam yang tinggi
2. Strees psikologis
3. Faktor genetik (keturunan)
4. Kurang olahraga
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
6. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7. Peningkatan usia
8. Kegemukan
115
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain
1. Kepala pusing
2. Gemetar
3. Sering marah - marah
4. Jantung berdebar-debar
5. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
6. Keringat berlebihan
7. Gangguan penglihatan
8. Rasa berat ditekuk
9. Sukar tidur
116
117
118
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Tri Amalia
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Oktober 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Status : Belum Menikah
7. Alamat : Jalan Cempaka Putih Barat XI No.40 RT.
004/RW. 011 Jakarta Pusat
8. No. Telepon : 083806415134
9. Email : triamelia4@gmail.com
DATA PENDIDIKAN
1. SDN 15 Pagi : Tahun 2002 - 2008
2. SMP PGRI 25 Jakarta : Tahun 2008 - 2011
3. MAN 3 Jakarta : Tahun 2011 - 2014
4. D III Keperawatan UMJ : Tahun 2014 – 2017
119