OLEH :
F1F1 12 118
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Rahiswari Pramudita L.
NIP. 19810319 200810 2 006
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
dengan judul “Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Hair Tonic Dari
Filtrat Daun Lidah Buaya (Aloe vera L.)” dapat terselesaikan dengan baik.
kesulitan dan hambatan, namun atas tekad, kemauan serta karunia-Nya terutama
adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima
kasih yang sangat tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Nur
kritik, saran dan juga semangat selama penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.
yang tidak terhingga kepada Ayahanda Drs. Rizal Lakasa dan Ibunda Ramayana
Rere atas segala doa, restu, semangat, bimbingan, arahan, nasehat yang
Lakasa yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan, semangat, doa, kasih
sayang, motivasi, dan senyum penyemangat untuk penulis selama menjalani masa
perkuliahan sampai dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih pula
iii
kepada seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan doa, semangat dan
dukungan kepada penulis demi terselesaikannya tugas akhir ini. Semoga Tuhan
haturkan kepada :
Oleo.
10. Kepala Laboratorium Pendidikan Farmasi Universitas Halu Oleo dan seluruh
laboran.
12. Ibu Dra. Sri Ambardini, M.Si., bapak Muh. Hajrul Malaka, S.Si.,M.Si., ibu
selaku dewan penguji yang telah banyak memberikan ide dan saran bagi
iv
13. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan staf Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Halu Oleo. Terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang
Suci Fitriani, S. Farm., Apt. terima kasih atas segala ilmu dan motivasi yang
diberikan dan semoga diberi kemudahan oleh Tuhan untuk semua urusan kita
sekalian.
15. Agung Wibawa Mahatva Yodha, S.Si., Sarlan, S.Si., Saripuddin, S.Si., Wa
terima kasih banyak atas segala ilmu, masukkan, cerita dan pengalaman yang
16. Teman yang terkasih, Serlyana, Mariani, Ayu Fitria, Selvi Ratmi, Tessa,
Fadhil, Muh. Saiful A., Satria B., Nugrahyono M., S.Farm., Asman Sadino,
S.Farm., Marina, Charisma, Vivi, Cony Tarore, Adel Ermita, Nanda, Risma,
Meidya, Siska, Marlya, Ismaya, Ibonk, Gerland, Ani dan Dany terima kasih
17. Seluruh keluarga besar farmasi 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
18. Kakak senior Rizka Wilda Yanti, S.Farm, Morita Sirait, S.Farm, Hendra
angkatan 2010, 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya, yang
v
sudah banyak membantu, mendukung, dan menyemangati penulis selama
penelitian.
19. Seluruh pihak yang telah membantu melancarkan penelitian dan penulisan ini
yang tidak tersebutkan namanya ucapan terima kasih tidak terhingga dari
penulis.
Akhirnya penulis memohon maaf atas hal-hal yang kurang berkenan dari
diri penulis, semoga tugas akhir ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
PERNYATAAN.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN.............................................xiv
ABSTRAK.............................................................................................................xv
ABSTRACT............................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................4
vii
5. Manfaat......................................................................................................10
D. Rambut..........................................................................................................11
1. Definisi.......................................................................................................11
2. Struktur.......................................................................................................11
3. Komposisi..................................................................................................12
4. Fase Pertumbuhan Rambut........................................................................12
5. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut...................................14
E. Hair Tonic......................................................................................................16
F. Uraian Bahan Tambahan...............................................................................18
G. Ekstraksi........................................................................................................22
H. Uji Stabilitas Fisik.........................................................................................25
I. Kerangka Konsep............................................................................................27
viii
E. Formulasi Hair Tonic....................................................................................42
F. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Hair Tonic.........................................................44
1. Pengamatan Organoleptis..........................................................................45
2. Homogenitas..............................................................................................46
3. Pengujian pH..............................................................................................47
4. Viskositas...................................................................................................48
BAB V PENUTUP.................................................................................................50
A. Kesimpulan...................................................................................................50
B. Saran..............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................52
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomo
Teks Halaman
r
1. Hasil determinasi tanaman 56
2. Skema kerja 61
3. Perhitungan 67
4. Dokumentasi penelitian 77
xii
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
% Persen
C Derajat Celcius
cm Centimeter
cm2 Centimeter persegi
cPs centipoises
FeCl3 Besi (III) klorida
g Gram
H2O Air suling
HCl Asam klorida
H2SO4 Asam sulfat
KLT Kromatografi lapis tipis
mL Mililiter
nm Nanometer
KI Kalium Iodida
HgCl2 Raksa (II) klorida
xiii
Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Hair Tonic Dari Kombinasi
Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.) Dengan Filtrat Daun
Lidah Buaya (Aloe vera L.)
ABSTRAK
xiv
Hair Tonic Formulation And Physical Stability Test of Combination of
Ethanol Extract Rhizome galangal (Alpinia galanga L.) With Aloe Vera
Leaves (Aloe vera L.) Filtrate
ABSTRACT
xv
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merugikan, antara lain suhu dingin atau panas, dan sinar ultraviolet. Selain itu,
keringat, juga sebagai indera peraba yang sensitif (Azis dan Muktiningsih, 1999).
Rambut merupakan mahkota bagi semua orang karena keindahanya serta dapat
Masalah yang sering timbul pada kulit kepala dan rambut adalah ketombe
dan kerontokan. Ketombe adalah kelainan pada kulit kepala dimana terjadi
2011). Ketombe dikenal sebagai dandruff atau pityriasis simplex yang berarti
keputih-putihan, dan disertai rasa gatal. Ketombe umumnya terjadi karena infeksi
fungi pada kulit, ketombe sering diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara
beriklim tropis seperti Indonesia (Sutrisno dkk., 2012). Penyebab ketombe adalah
Pityrosporum ovale yang merupakan flora normal pada kulit kepala manusia yang
(Puspitasari, 2008).
1
Masyarakat Indonesia secara empiris telah banyak menggunakan tanaman
tradisional dalam berbagai hal. Lengkuas (Alpinia galanga L.) memiliki efek
fungisida dengan kandungan minyak atsiri dan flavonoid. Tanaman tradisional ini
Pada penelitian Harahap tahun 2014 menyatakan ekstrak etanol rimpang lengkuas
3%.
berlebihan (Kurnianto, 2008), diketahui bahwa ketombe pada tingkat yang parah
dapat menyebabkan kerontokan pada rambut (Bariqina dan Ideawati, 2001). Daun
lidah buaya banyak mengandung saponin, senyawa kuinon dan lignin yang
pertumbuhan rambut dan sel baru pada kulit kepala (Kurnianto, 2008). Menurut
penelitian Dwiagusti tahun 2012 menyatakan konsentrasi 12,5% gel daun lidah
pada rambut kulit kepala oleh karena itu dapat digunakan produk perawatan
Hair tonic (tonik rambut) adalah sediaan kosmetik berbentuk cair yang
merupakan campuran bahan aktif dan atau bahan lainnya yang digunakan untuk
dan kulit kepala. Hair tonic dapat berfungsi meningkatkan sirkulasi darah di kulit
2
kepala, memelihara kesehatan kulit kepala, mencegah rambut rontok, mencegah
yang menyegarkan pada kulit kepala (Diana dkk., 2014). Sediaan hair tonic
dipilih karena penggunaannya yang lebih mudah, tidak lengket, serta proses
penyerapan oleh kulit kepala yang baik dan tidak menimbulkan bekas.
rimpang lengkuas dan filtrat daun lidah buaya sebagai bahan aktif dalam formula
dimana formula ini dapat menjadi penting sebagai salah satu terobosan untuk
B. Perumusan Masalah
lidah buaya ?
3. Bagaimanakah stabilitas fisik dari sediaan hair tonic dari ekstrak etanol
C. Tujuan Penelitian
lidah buaya.
3
2. Menghasilkan formula sediaan hair tonic dari ekstrak etanol rimpang
3. Menghasilkan sediaan hair tonic ekstrak etanol rimpang lengkuas dan filtrat
D. Manfaat Penelitian
membuat produk dari bahan alam khususnya yang berasal dari tanaman
2. Bagi institusi, sebagai sarana aplikasi dan penerapan ilmu di bidang formulasi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Exobasidiomycetes
Ordo : Malasseziales
Famili : Cryptococcaceae
Genus : Pityrosporum
Jamur ini merupakan flora normal kulit kepala dan tidak akan
antara lain keadaan sistem imun yang lemah, peningkatan derajat asam dan kadar
lemak dari kulit, susunan lemak, serta adanya stress (Puspitasari, 2008).
5
B. Tanaman Lengkuas (Alpinia galanga L.)
1. Klasifikasi Tanaman
Kesehatan, 2001):
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Order : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
kelawas, halawas (Batak); lakuwe (Nias); lengkuas (Melayu); laos (Jawa); laja
3. Deskripsi
Rimpang agak tegak, berdiameter 2–4 cm, keras, berserat, berkilau, merah cerah
dan kuning pucat, harum. Batang semu tegak, daun berseling, pelepah daun
berbulu halus dan rapat dibagian ujung, panjang tangkai daun 1–1,5 cm, berbulu,
helaian daun pundar lonjong, panjang 20–60 cm dan lebar 4–15 cm. Pangkal
6
berbentuk pasak dan ujung sedikit meruncing hijau mengkilat dan berbintik-bintik
putih. Pembungaan diujung, tegak, terdiri atas beberapa bunga yang tersusun
dalam tandan, panjang 10–30 cm dan lebar 5–7 cm, berbulu. Bunga harum,
panjang 3–4 cm berwarna putih. Tabung bunga berdaun mahkota berbentuk galah,
sudip putih dan ungu. Buah berupa kapsul bulat sampai lonjong berdiameter 1–1,5
putih memiliki tinggi batang semu 3 meter, diameter batang 2,5 cm dan diameter
rimpang 3–4 cm, sedangkan yang berimpang merah muda dan merah tinggi
3. Kandungan Kimia
terpenoid dan tanin (Parwata, 2008), rimpang lengkuas juga mengandung resin
yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang di sebut kaemferida dan
senyawa flavonoid yang dapat bertindak sebagai anti jamur (Sutrisno, 2012).
4. Manfaat
7
beberapa spesies bakteri dan jamur. Pada penelitian sebelumnya telah menyatakan
1. Klasifikasi Tanaman
Kesehatan, 2000):
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Asparagales
Famili : Asphodelaceae
Genus : Aloe
tergantung dari negara atau wilayah tempat tumbuh. Nama daerah: ilat baya
(Jawa), letah buaya (Sunda), lidah buaya (Kendari). Nama asing: Lu hui (Cina)
(Rohmawati, 2009).
8
3. Deskripsi
Habitus semak tahunan, tinggi 30-50 cm. Batang bulat, tidak berkayu,
putih. Daun tunggal, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, panjang 30-50
cm, lebar 3-5 cm, berdaging tebal, bergetah kuning, hijau. Bunga majemuk,
bentuk malai, di ujung batang, daun pelindung panjang 8-15 mm, benang sari
enam, putik menyembul keluar atau melekat pada pangkal kepala sari, tangkai
putik bentuk benang, kepala putik kecil, hiasan bunga panjang 2,5-3,5 cm, tabung
pendek, ujung tajuk melebar, jingga atau merah. Buah kotak, panjang 14-22 cm,
3. Kandungan Kimia
barbalon, isobarbaloin, antranol, antracene, asam aloetik, ester dari asam cinamik,
cholione, mangan, magnesium, zink, vitamin termasuk B1, B2, B6, niasin,
choline, asam folik, C, nutrisi esensial dan dibutuhkan dalam jumlah secukupnya,
katalase, lipase, anase, lisin, treonin, valin, leusin, isoleusin, fenilalanin, berfungsi
9
4. Manfaat
meresap kedalam kulit, sehingga dapat merangsang pertumbuhan sel baru pada
kulit serta merangsang pertumbuhan rambut (Diana dan Meda, 2014). Gel lidah
buaya memiliki pH yang seimbang dengan kulit dan mampu melembabkan kulit
Rajakmangunsudarso, 1985).
D. Rambut
1. Definisi
Rambut terbentuk dari keratin oleh matriks sel folikel rambut. Ada dua
tipe rambut yaitu: rambut vellus dan rambut terminal, dimana rambut vellus
terdapat pada seluruh tubuh selain telapak tangan dan telapak kaki. Rambut
terminal merupakan rambut yang lebih tebal, berpigmen dan terdapat pada
kulit kepala, alis, jenggot, bulu mata dan daerah tubuh lainnya (Ditjen POM,
2. Struktur Rambut
a. Struktur permukaan
Rambut ditutupi oleh lapisan tipis yang disebut epikutikel dengan tebal
2,5 nm. Epikutikel merupakan lapisan terluar dari rambut dan berasal dari
10
b. Kutikel
masing-masing lapisan 0,2-0,5 µm, dimana sel kutikel ini saling menumpuk
c. Korteks
longitudinal yang pararel dengan aksis dari rambut dan saling terikat secara
d. Medula
Medula adalah bagian terdalam pada rambut yang tersusun oleh sel-sel
dengan tipe diferensiasi yang unik, medulla banyak ditemukan pada rambut
terminal secara kontinu, diskontinu atau bahkan tidak sama sekali. Struktur
Kutikula Epidermis
Korteks
Dermis
Medula Kelenjar sebaseous
Bagian luar akar rambut
Arektor pili
Bagian dalam akar rambut
Papila dermal
11
3. Komposisi Rambut
Rambut manusia terdiri dari serat yang sangat kompleks dan terdiri dari
dari berbagai komponen morfologis dan senyawa kimia yang sangat beragam.
yaitu sekitar 65 - 95% dari berat total rambut, polimer yang terkandung berupa
protein terkeratinisasi dan polimer asam amino, protein ini biasanya ditemukan
pada sel korteks. Selain itu rambut juga mengandung air, lemak serta elemen-
elemen lainnya.
mengikuti suatu siklus yang terdiri dari fase pertumbuhan (anagen) dan fase
istirahat atau telogen. Fase katagen merupakan fase peralihan antara fase anagen
dan telogen. Jangka waktu tiap fase berbeda-beda pada masing-masing daerah
tubuh. Fase anagenik merupakan awal pertumbuhan aktif, rambut yang terdapat
dalam fase ini pada kulit kepala normal dengan rambut sehat dapat mencapai usia
antara 2-6 tahun. Lebih kurang 85% keseluruhan rambut pada kulit kepala pada
suatu saat akan terdapat dalam fase ini. Kecepatan tumbuh dan lamanya fase ini
Pada fase anagen ini ditandai oleh enam fase atau tahapan yaitu: tahap I
peningkatan sintesis RNA. Tahap II yaitu bagian bawah kantung rambut tumbuh
ke bawah menutupi papilla dermal. Tahap III ditandai oleh proliferasi sel matriks,
12
tahap IV melanosit pada papilla mulai menjadi melanosit dan rambut telah
terbentuk tetapi masih berada pada bagian dalam akar rambut. Pada tahap V ujung
rambut telah keluar dari permukaan kulit dan terus memanjang hingga saat
dimulainya fase katagen. Rambut pada fase anagen dapat dilihat pada gambar 5.
Pada fase katagen ditandai dengan penurunan aktivitas mitosis matriks rambut
menyebabkan bagian bawah dari kantong rambut menjadi lebih pendek dan
selubung dari jaringan pengikat menjadi menebal dan mengerut sehingga bagian
dalam dari akar rambut terdisintegrasi dan menghilang (Dawber dan Rook, 1991).
pada fase ini bakal rambut baru akan tetap berada dalam folikel hingga saat
memasuki siklus atau fase berikutnya. Pada akhir fase telogen kantung secara
spontan memasuki fase anagen. Rambut pada fase telogen dapat dilihat pada
Gambar 5.
Anagen V-VI
Anagen IV
(1)
13
Batang rambut
Batang rambut
Folikel rambut
(3)
a. Hormon
1997).
14
b. Nutrisi
1. Protein
1998).
2. Vitamin
dan menjaga agar kulit kepala tetap sehat. Kekurangan atau kelebihan
kekuatan dan kelenturan rambut, serta menjaga agar rambut tidak rusak dan
3. Mineral
Yodium, Zat besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), selenium dan silica
15
menjaga agar rambut tidak rusak dan kusam. Kemampuan darah untuk
dan kulit kepala tergantung dari adanya zat besi dan tembaga. Seng penting
D. Hair Tonic
Hair tonic merupakan sediaan kosmetik yang berbentuk larutan terdiri dari
campuran bahan aktif dan atau bahan lainnya yang digunakan untuk membantu
kepala. Bahan utama yang terdapat dalam sediaan hair tonic ada dua, yaitu zat
pelarut dan zat khasiat. Zat pelarut yang umum digunakan untuk sediaan bentuk
1. Kounteriritan
tersebut lancar sehingga metabolisme menjadi lebih aktif dan pembelahan sel
2. Vasodilator
darah sehingga aliran darah meningkat dan faal tubuh menjadi lebih aktif,
16
metabolisme meningkat dan pembelahan sel dipercepat. Hal ini diharapkan
akan terjadi jika vasodilator digunakan topikal pada kulit kepala, sehingga
Bahan alam maupun sintetik dengan aneka jenis dan efek farmakologi
kelenjar sebum. Kelompok zat ini meliputi asam salisilat, belerang, etanol,
1985).
5. Antiseptikum
Kesehatan, 1985).
17
E. Uraian Bahan Tambahan
1. Etanol
menguap, jernih, dan berbau khas. Etanol mudah bercampur dengan air dan
2. Propilen glikol
pemerian berupa cairan jernih, tidak berwarna, manis, kental, praktis tidak
berbau, dan bersifat higroskopis. Senyawa ini dapat bercampur dengan air.
Kegunaan propilen glikol dalam formula adalah sebagai kosolven pada ekstrak
dan humektan.
18
OH
OH
CH3
2009).
3. Natrium metabisulfit
molekul 190.1 merupakan kristal tidak berwarna, serbuk kristal berwarna putih
S O- Na+
Na+ -O S
O
O
dalam gliserin dan air. Konsentrasi yang digunakan sebagai antioksidan adalah
dan obat lainnya seperti orto- atau para-hidroksi derivatif benzil alkohol (Rowe
4. Metil Paraben
19
Nipagin atau metil paraben dengan rumus molekul C8H8O3 dan berat
molekul 152.15 merupakan serbuk kristal putih atau tidak berwarna dan tidak
berbau. Larut dalam etanol dan propilen glikol, sedikit larut dalam air.
antimikroba yang luas meskipun lebih efektif terhadap jamur dan kapang.
OH
Gambar 9. Rumus struktur Metil paraben
5. Propil Paraben
180.20 merupakan serbuk kristal, putih, tidak berbau, dan tidak berasa. Propil
20
dengan ester paraben lainnya, atau dengan agen antimikroba lainnya. Propil
paraben merupakan salah satu pengawet yang paling sering yang digunakan
dalam kosmetik.
O
CH3
O
HO
silikat, magnesium trisilikat, oksida besi kuning, dan ultramarine biru juga
6. Mentol
pemeriannya berbentuk serbuk kristal tidak berwarna dengan bau dan rasa
khas. Mentol tidak tercampurkan dengan tomil, resorsin, kloral hidrat, dan
pirogalol. Kegunaan mentol ialah sebagai pemberi sensasi dingin pada sediaan
CH3
OH
CH
CH3
CH3
21
Gambar 11. Rumus struktur Mentol
7. Air Suling
Air suling dengan rumus molekul H2O dan berat molekul 18.02, Air
formulasi dan pembuatan produk farmasi, bahan farmasi aktif (API) dan
Air dapat bereaksi dengan logam alkali dan cepat dengan logam
alkali dan oksida mereka, seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air
juga bereaksi dengan garam anhidrat yang membentuk hidrat dari berbagai
komposisi, dengan bahan organik tertentu dan kalsium karbida (Rowe dan
Sheskey, 2009).
F. Ekstraksi
terdapat dalam suatu sampel dengan menggunakan pelarut yang sesuai dengan
kimia yang terdapat dalam bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan
22
massa komponen zat padat ke dalam cairan penyari dan perpindahan mulai terjadi
ekstraksi, jenis pelarut yang digunakan dan senyawa yang diinginkan. Jenis-jenis
ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah ekstraksi secara dingin seperti
maserasi, perkolasi dan ekstraksi secara panas seperti refluks, sokletasi dan
1. Metode Maserasi
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif yang akan larut, dan adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif yang di dalam dengan yang di luar sel, maka larutan
tercapai keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang
2. Metode Infundasi
dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit. Infudasi adalah proses penyarian
23
yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut
dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan
sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh
karena itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari
24 jam.
3. Metode Perkolasi
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.
hingga mendidih. Uap penyari akan naik ke atas melalui serbuk simplisia.
turun melalui serbuk simplisia sambil melarutkan zat aktifnya dan kembali ke
untuk menjamin identitas, kekuatan, dan kualitas suatu produk (Nurhakim dan
Adrian, 2010).
24
Ketidakstabilan fisik dari sediaan ditandai dengan adanya pemucatan
warna atau munculnya warna, timbul bau, perubahan, atau pemisahan fase,
2004). Uji stabilitas fisik yang umum digunakan yaitu dengan metode cycling test.
dengan cara menyimpan sampel pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat
terjadinya perubahan yang biasa terjadi pada kondisi normal (Djajadisastra, 2004),
dilakukan pada suhu dan atau kelembaban pada interval waktu tertentu sehingga
produk dalam kemasan akan mengalami tekanan yang bervariasi daripada tekanan
statis. Sebelum dan setelah dilakukan cycling test dilanjutkan dengan pengujian
sediaan meliputi:
1. Organoleptis
pada sediaan, seperti bau dan warna, karena salah satu indikator perubahan
Baharuddin, 2011).
2. Homogenitas
belum larut, juga untuk mengetahui ada tidaknya endapan yang dapat
25
mempengaruhi kestabilan sediaan karena homogenitas mempengaruhi
sediaan cair karena sifat ini dapat menentukan sifat dari sediaan dalam hal
campuran dan sifat alirnya, baik pada saat diproduksi hingga sampai pada
4. Pemeriksaan pH
7,0 karena jika pH yang terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi
26
H. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Bebas/Independen
: Variabel Terikat/Dependen
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan April 2016 sampai bulan
B. Jenis Penelitian
dilakukan di laboratorium.
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan yaitu rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.), filtrat
daun lidah buaya (Aloe vera L.), propilen glikol, metil paraben, natrium
D. Alat Penelitian
(Pyrex®), corong (Pyrex®), tabung reaksi (Pyrex®), gelas kimia (Pyrex®), labu
takar (Pyrex®), cawan petri (Anumbra®), piknometer (Pyrex®), botol vial, pipet
28
tetes, pipet ukur, batang pengaduk, pH meter (Jenway®), viskometer Ostwald (Ace
E. Variabel
Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah formula hair tonic dengan variasi
konsentrasi ekstrak etanol rimpang lengkuas dan filtrat daun lidah buaya.
2. Variabel terikat yaitu stabilitas fisik sediaan hair tonic yang dinilai melalui uji
F. Definisi Operasional
2. Filtrat daun lidah buaya merupakan hasil dari penyaringan ekstrak kasar gel
blender. Konsentrasi filtrat daun lidah buaya yang digunakan yaitu 12,5%,
3. Formula hair tonic yaitu formula sediaan kosmetik yang digunakan untuk
4. Uji stabilitas fisik didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau
29
periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan,
5. Cycling test adalah uji penyimpanan dipercepat. Uji dilakukan pada suhu 4oC
40oC selama 24 jam (satu siklus), dilakukan selama 6 siklus sehingga produk
7. Uji viskositas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan
8. Uji pH adalah uji yang dilakukan untuk mengukur derajat keasaman sediaan
hair tonic. Sediaan sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit, yaitu
3,0 -7,0.
G. Prosedur Kerja
Kendari.
30
2. Preparasi Sampel
pada suhu 500C selama 1-2 hari, simplisia kering diserbukkan menggunakan
selama 3x24 jam, dimana tiap 1x24 jam dilakukan pergantian pelarut. Ekstrak
diuapkan dalam water bath hingga diperoleh ekstrak kental yang konsisten.
Daun lidah buaya setelah dicuci dengan air dan dikupas, gel dari daun
3. Karakterisasi Ekstrak
dangkal beralas datar yang telah ditara lalu diuapkan hingga kering, dan
sisa penguapan dipanaskan pada suhu 105 °C hingga bobot tetap. Kadar
31
Sari larut air =
yang telah ditara, sisa penguapan dipanaskan pada suhu 105°C hingga
bobot tetap. Kadar sari larut etanol (95%) dihitung terhadap bahan yang
x100%
32
Ditimbang dengan seksama 0,5 gram ekstrak dalam cawan krus
Kadar air
didinginkan dan ditimbang hingga diperoleh bobot yang tetap dan stabil
beratakhir−beratcawan
kadar abu = x 100 %
beratekstrak
Formulasi hair tonic ekstrak etanol rimpang lengkuas dan filtrat daun
33
Berdasarkan hal tersebut dilakukan beberapa modifikasi yang diharapkan
tonic ekstrak etanol rimpang lengkuas dan filtrat daun lidah buaya dapat dilihat
berikut:
d. Filtrat daun lidah buaya dilarutkan dalam air suling ditambahkan natrium
dihomogenkan.
34
5. Uji Stabilitas Fisik
mengamati perubahan karakter fisik sediaan sebelum dan setelah cycling test.
Sampel hair tonic disimpan pada lemari pendingin dengan suhu 4oC selama 24
a. Uji Organoleptik
b. Homogenitas
larut.
c. Uji pH
pH-meter, kemudian dilihat sampai angka konstan. Angka yang tertera pada
d. Uji Viskositas
hingga cairan melewati bagian b dan melewati batas “a”. Cairan kemudian
dibiarkan mengalir dari batas “a” sampai batas “b”. Waktu yang diperlukan
35
sediaan untuk mengalir dihitung menggunakan stopwatch. Waktu yang
menggunakan rumus:
η1 ρ 1 t 1
=
η2 ρ 2 t 2
36
BAB IV
A. Determinasi Tanaman
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO Kendari, menunjukan bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang lengkuas dengan spesies Alpinia
galanga L dan daun lidah buaya dengan spesies Aloe vera L. (hasil dapat dilihat
B. Penyiapan Sampel
tanaman dilakukan pada waktu pagi hari sebelum matahari terbit. Sampel rimpang
dikeringkan dalam oven dengan pada suhu 50oC selama 1-2 hari hingga diperoleh
1.567 gram.
Sampel daun lidah buaya (Aloe vera L.) diperoleh di Kelurahan Kadia, Kota
hari, sampel daun yang digunakan adalah susunan daun ke-3 sampai ke-8 tanaman
dan yang telah cukup umur yakni 9 bulan. Sampel daun lidah buaya yang
37
diperoleh disortasi basah terlebih dahulu dan dicuci. Daun lidah buaya yang telah
dicuci dikupas dan dihaluskan menggunakan blender. Sampel daun lidah buaya
C. Ekstraksi
lengkuas yaitu maserasi. Metode ini dipilih karena lebih mudah dan peralatan
terkandung di dalam sampel yang tidak tahan panas (Depkes RI, 2000). Dalam
proses maserasi, cairan penyari akan menembus dinding sel yang kemudian
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif dan akan larut. Perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif yang di dalam dengan yang di luar sel maka
larutan akan terdesak keluar, hal tersebut terjadi berulang sehingga tercapai
keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam sel dan di luar sel (BPOM,
1986).
yang bersifat universal yang mampu menarik semua jenis zat aktif selain itu
dengan cara dimasukkan serbuk kering rimpang lengkuas kedalam wadah kaca,
38
ditambahkan pelarut etanol 96%. Maserasi dilakukan selama 3x24 jam yang
Proses maserasi 3x24 jam serta pergantian pelarut setiap 1x24 jam
Berdasarkan prinsip maserasi yaitu adanya difusi cairan penyari ke dalam sel
perbedaan tekanan osmosis di dalam dan di luar sel sehingga senyawa aktif
kemudian terdesak keluar akibat adanya tekanan osmosis tersebut. Larutan dalam
sel yang memiliki konsentrasi lebih tinggi kemudian akan bergerak keluar karena
adanya difusi dari pelarut yang memiliki konsentrasi lebih rendah. Proses ini
terjadi terus menerus sampai terjadi kesetimbangan antara larutan di dalam dan
sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang lengkuas yang diperoleh dari 1.561
gram simplisia dengan 6 liter pelarut adalah sebesar 107,3 gram, sehingga
rendemen yang diperoleh sebesar 6,87%. Ekstrak kental rimpang lengkuas yang
disimpan dalam botol. Hasil ekstrak kental rimpang lengkuas dapat dilihat pada
Gambar 13.
39
Gambar 13. Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas
(Sumber : Dokumen pribadi)
D. Skrining Fitokimia
yang terkandung dalam ekstrak. Golongan senyawa yang diuji dalam penelitian
dan filtrat daun lidah buaya mengandung senyawa golongan flavonoid, terpenoid,
40
tanin, dan saponin (gambar dapat dilihat pada Lampiran 4). Identifikasi flavonoid
dilakukan menggunakan HCl pekat dan serbuk magnesium sebanyak 1 gram pada
tabung reaksi yang telah terdapat ekstrak. Hasil skrining yaitu terbentuknya
yang tampak pada perubahan warna (Robinson, 1995). Identifikasi senyawa tanin
menggunakan pereaksi penampakan FeCl3 1%. Hasil uji tabung senyawa tanin
dikatakan positif terlihat dari adanya perubahan warna hijau kehitaman setelah
saponin menggunakan HCl encer. Hasil positif mengandung saponin bila dapat
E. Karakterisasi Ekstrak
dengan memenuhi suatu standar mutu ekstrak. Selain itu, karakterisasi ekstrak
perlu dilakukan agar dapat diperoleh bahan baku yang seragam sehingga dapat
rimpang lengkuas dan filtrat daun lidah buaya meliputi kadar sari larut etanol,
41
Indonesia
1 Kadar sari larut etanol 12% >2,0%
2 Kadar sari larut air 12% >4,5%
3 Kadar air 3% <10%
4 Kadar abu 2% <4,9%
Tabel 5. Karakterisasi Filtrat Daun Lidah Buaya
Parameter Filtrat Daun Standar
No Karakteristik Lidah Farmakope
Ekstrak Buaya Herbal Indonesia
1 Kadar sari larut etanol 10% >2,3%
2 Kadar sari larut air 1,6% >1,4%
3 Kadar abu 1% <1,5%
kandungan senyawa dalam ekstrak yang dapat tersari dalam pelarut etanol, dalam
hal ini menunjukan ekstrak etanol rimpang lengkuas mengandung 12% senyawa
yang dapat tersari dalam pelarut etanol dan untuk filtrat daun lidah buaya
sebanyak 10%, hal ini telah memenuhi standar dimana kadar sari larut etanol
ekstrak etanol rimpang lengkuas tidak kurang dari 2,0%, dan lidah buaya tidak
kurang dari 2,3%. Penetapan kadar sari larut air menunjukkan banyaknya
kandungan senyawa dalam ekstrak yang dapat tersari dalam pelarut air. Ekstrak
etanol rimpang lengkuas mengandung 12% senyawa yang dapat tersari dalam
terdestruksi dan menguap hingga tersisa unsur mineral dan anorganik saja. Kadar
abu ekstrak etanol rimpang lengkuas dihasilkan sebesar 2% dan untuk filtrat daun
lidah buaya 1%, Hal ini menunjukkan bahwa sisa unsur mineral dan anorganik
dalam ekstrak etanol rimpang lengkuas sebesar 2% dan daun lidah buaya sebesar
1%. Hasil yang didapatkan telah memenuhi standar ekstrak dengan nilai dibawah
42
dari 3,9% dan lidah buaya tidak lebih dari 1,5%. Kadar air memperlihatkan
banyaknya hidrat yang terkandung dalam ekstrak. Kadar air ditetapkan untuk
menjaga kualitas ekstrak, kadar air dalam ekstrak etanol rimpang lengkuas tidak
Hair tonic atau hair tonic merupakan sediaan kosmetik yang berbentuk
larutan terdiri dari campuran bahan aktif dan bahan lainnya yang digunakan untuk
dan kulit kepala. Sediaan hair tonic dipilih karena penggunaannya yang lebih
mudah, tidak lengket, serta proses penyerapan oleh kulit kepala yang baik dan
Konsentrasi ekstrak etanol rimpang lengkuas dan filtrat daun lidah buaya
pada setiap formulasi dibuat bervariasi yaitu terdiri dari 4%+12,5%, 5%+25% dan
etanol rimpang lengkuas dan hasil penelitian sebelumnya oleh Dwiagusti tahun
2012 tentang aktivitas lidah buaya terhadap pertumbuhan rambut. Hasil yang
rambut. Peningkatan jumlah konsentrasi dilakukan agar dapat dilihat ada tidaknya
pengaruh konsentrasi ekstrak etanol rimpang lengkuas dan filtrat daun lidah buaya
terhadap sediaan hair tonic yang dihasilkan, stabilitas sediaan serta karakter fisik
43
Pembuatan sediaan hair tonic dilakukan dengan pencampuran ekstrak
etanol rimpang lengkuas dan filtrat daun lidah buaya menggunakan bahan-bahan
paraben, mentol, etanol 96% dan air suling. Bahan tambahan propilen glikol
Mentol digunakan sebagai pengaroma dan memberikan sensasi dingin pada kulit
kepala guna menutupi sifat pemerian dari ekstrak yang panas sehingga pemakaian
hair tonic menjadi lebih nyaman, juga dapat meningkatkan penetrasi ke kulit
kepala sehingga zat aktif dapat terserap dengan baik pada kulit kepala (Rowe dan
Sheskey, 2009).
air untuk mencegah proses oksidasi dari lidah buaya yang mungkin terjadi dalam
sediaan, karena sifat dari lidah buaya yang mudah teroksidasi oleh udara sehingga
dapat menyebabkan berukurangnya nilai nutrisi dari lidah buaya. Metil paraben
dilakukan karena kandungan air dalam hair tonic yang cukup besar sehingga
pengawet tersebut dapat memperluas aktivitas spektrum dari kedua pengawet ini
(Rowe dan Sheskey, 2009). Etanol 96% dan air suling digunakan sebagai pelarut.
Dari ketiga formula hair tonic yang dihasilkan, terdapat perbedaan warna
dari setiap formula. Perbedaan warna sediaan disebabkan karena variasi ekstrak,
44
semakin pekat. Kriteria hair tonic yang baik berdasarkan syarat mutu SNI adalah
Basis A B C
Gambar 14. Formula hair tonic A: ekstrak etanol rimpang lengkuas 4% ; lidah buaya
12,5%, B: ekstrak etanol rimpang lengkuas 5% ; lidah buaya 25%, C: ekstrak
etanol rimpang lengkuas 6% ; lidah buaya 37,5%
Uji stabilitas fisik sediaan hair tonic diperlukan untuk melihat adanya
kemungkinan perubahan bentuk fisik dari sediaan atau untuk melihat kestabilan
selama penyimpanan beberapa periode (waktu) pada suhu yang lebih tinggi dari
normal. Sediaan hair tonic disimpan pada suhu 4oC selama 24 jam lalu
dipindahkan pada suhu 40o C selama 24 jam, perlakuan ini disebut satu siklus dan
penyimpanan sediaan hair tonic pada kondisi suhu ruang selama 2 tahun (Hasyim
1. Pengamatan organoleptik
45
Pengujian organoleptik meliputi pemeriksaan warna dan aroma, dengan
konsistensi warna dan aroma yang mungkin terjadi pada sediaan hair tonic
ditandai dengan terjadinya perubahan fisik sediaan pada saat pengamatan secara
visual (Hasyim dan Baharuddin, 2011). Pada Tabel 6 terlihat tidak ada perbedaan
warna dan bau terhadap lama penyimpanan selama dua minggu, hal ini
menandakan bahwa formulasi hair tonic ekstrak ekstrak etanol rimpang lengkuas
dan filtrat daun lidah buaya stabil secara fisik selama dua minggu dalam waktu
Formulasi hair tonic dengan variasi ekstrak etanol rimpang lengkuas dan
filtrat daun lidah buaya menghasilkan perbedaan warna pada formula hair tonic
maka akan terbentuk formula hair tonic dengan warna coklat yang semakin gelap.
46
Hal ini dapat dilihat pada Table 6, formula hair tonic ekstrak etanol rimpang
lengkuas dengan kombinasi filtrat daun lidah buaya 4%+12,5% , memiliki warna
2. Homogenitas
hair tonic dengan variasi konsentrasi tidak mengalami perubahan stabilitas fisik
3. Pengujian pH
47
pada kulit. Apabila sediaan bersifat basa akan mengakibatkan kulit terasa licin,
cepat kering, serta dapat mempengaruhi elastistas kulit, namun apabila sediaan
iritasi (Iswari, 2007). Hal ini disebabkan adanya kerusakan mantel asam pada
berakhir. Hasil pengukuran pH sebelum dan setelah siklus pada seluruh formula,
sediaan setelah cycling test. Hal ini dapat disebabkan pada saat proses
penyimpanan terjadi interaksi antara zat aktif pada ekstrak dengan bahan bahan
tambahan dalam sediaan hair tonic. Adanya gugus OH- pada pelarut dan bahan-
dari sediaan hair tonic¸ menurut Martin tahun 1993 OH- dalam sediaan dapat
dan sesudah cycling test masih dalam batas aman untuk sediaan hair tonic
48
4. Viskositas
untuk mengalir. Hal ini menjadi penting dalam formulasi sediaan cair karena
menentukan sifat dari sediaan dalam hal campuran dan sifat alirnya, baik pada
aliran Newton. Hal ini terlihat dari bentuk yang cair, oleh karena itu nilai
digunakan pada penelitian ini adalah viskometer ostwald. Dari hasil data
pengujian diperoleh perbedaan nilai viskositas dari tiap-tiap formula, makin tinggi
Keterangan: Formula hair tonic A: ekstrak etanol rimpang lengkuas 4% ; lidah buaya
12,5%, B: ekstrak etanol rimpang lengkuas 5% ; lidah buaya 25%, C: ekstrak
etanol rimpang lengkuas 6% ; lidah buaya 37,5%.
49
konsentrasi sediaan. Tabel 9 menunjukkan, peningkatan nilai viskositas namun
meningkat setelah cycling test, hal ini dapat disebabkan bahan tambahan dari hair
terjadi selama masa pengujian dan penyimpanan pada suhu rendah sehingga
ningkatkan nilai viskositas (Fennema, 1998). Namun nilai viskositas sediaan hair
tonic ini masih dalam nilai viskositas yang baik untuk digunakan pada kulit kepala
karena masih masuk dalam rentang nilai viskositas yaitu dibawah 5 cPs yang
sesuai dengan ketentuan Badan Standarisasi Nasional (1998) no. SNI 16-4955-
1998.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Karakteristik ekstrak etanol rimpang lengkuas yaitu kadar sari larut etanol
12%, kadar sari larut air 12%, kadar abu 2% dan kadar air 3%. Karakteristik
filtrat daun lidah buaya yaitu kadar sari larut etanol 10%, kadar sari larut air
2. Ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) dan filtrat daun lidah
buaya (Aloe vera L) dapat diformulasi menjadi sediaan hair tonic dengan
variasi konsentrasi ekstrak etanol rimpang lengkuas dan filtrat daun lidah
ekstrak ekstrak etanol rimpang lengkuas dan filtrat daun lidah buaya 4%
+12,5%, 5%+25% dan 6%+37,5%, stabil secara fisik ditinjau dari parameter
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk isolasi ekstrak rimpang lengkuas
dan uji aktivitas sebagai antiketombe serta isolasi filtrat daun lidah buaya dan
51
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pembuatan sediaan yang lain dari
52
DAFTAR PUSTAKA
Anjum, F., Bukhari, S.A., Shahid, M., Bokhari, T.H., Talpur, M.M.A., 2013,
Exploration Of Nutraceutical Potential Of Herbal Oil Formulated From
Parasitic Plant, Afr. J. Tradit Complement Altern Med, 11(1).
Azis, S., Muktiningsih, S.R., 1999, Artikel Studi Kegunaan Sediaan Rambut.
Jakarta: Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes.
Bariqina, E., Ideawati, Z., 2001, Perawatan & Penataan Rambut, Adi Cita Karya
Nusa, Yogyakarta
Dalimartha, S., dan Soedibyo, M., 1998, Perawatan Rambut Dengan Tumbuhan
Obat dan Diet Suplemen, PT. Penebar Swadaya, Bogor.
53
Dewi dan Aryani, 2011, Stabilitas Fisika dan Kimia Sediaan Gel dan Tonik
Penyubur Rambut Dari Ekstrak Etanol Biji Anggur (Vitis vinifera L.) var.
Merah, Vol.1.
Diana, Wahyu., Dr. Meda Wahini, 2014, Penggunaan Ekstrak Buah Alpukat dan
Madu Sebagai Bahan Hair Tonic untuk Rambut Rontok, e- Journal. 3(1).
Dwaber, R., dan Rook. A., 1991, Diseas of The Hair and Scalp, Edisi 2.,
Blackwell Scientific Pub, London.
Dwiagusti., 2002, Uji Pendahuluan efek Lendir Lidah Buaya (Aloe sp.) Terhadap
Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan Serta Deteksi Secara KLT, Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogjakarta.
Elya, B., Dewi, R., dan Budiman, M. H., 2013, Antioxidant Cream of Solanum
lycopersicum L., International Journal of PharmTech Research, Coden
(USA),Vol. 5(1).
Fennema, O. R., 1998, Principle of Food Science, Marcel Dekker Inc, New York.
Furnawanthi, I,, 1990, S.P., N.D. Khasiat & Manfaat Lidah Buaya, Agromedia.
Hasyim, N., Baharuddin, G.A., 2011, Formulasi Gel Sari Buah Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L.), Majalah Farmasi dan Farmakologi, 15(1).
Idris, M., 2013, Efektifitas Ekstrak Aloe Vera Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Streptococcus sanguis, Skripsi, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin. Makassar.
54
Jones, W.P. dan Kinghorn, A.D., 2006., Extraction of plant secondary
metabolites, In: Sarker, S.D., Latif, Z. dan Gray, A.I., eds. Natural
Products Isolation. 2nd Ed. New Jersey: Humana Press.
Krause. K. dan Foitzik.K. 2006. Biology Of The Hair Follicle. The Basics,
Seminar in Cutaneous Medicine and Surgery, J.Derm.Sci, 25, 2-10.
Kurnianto, A., 2008, Perbbandingan Efektivitas Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera)
100%. Zinc Pyrithione 1% dan Ketokonazol 1% Secara In Vitro Terhadap
Pertumbuhan Pityrosporum ovale, Karya Tulis Ilmiah, Fakultas
Kedokteran, Universitas Diponegoro. Semarang.
Marinda, Wenny S., 2012, Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Gel Liposom yang
Mengandung Fraksinasi Ekstrak Metanol Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L.) Sebagai Antioksidan, Skripsi, Universitas Indonesia,
Jakarta.
Martin, A., Swarbrick, J., Cammarata, A., 1993, Farmasi Fisik II. Edisi 3.
Terjemahan: Yoshita, UI Press. Jakarta.
Parwata, O.A, I.M., Sastra Dewi, P.F., 2008, Isolasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri
Minyak Atsiri Dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.). J. Chem. 2.
Pramita, F.Y., 2013, , Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Ekstrak Metanol Daun
Kesum (Polygonum minus Huds), Skripsi, Universitas Tanjungpura,
Pontianak.
Prathita, Tara., 2008, Efek Antibakteri Infusum Daging Aloe vera Terhadap
Porphyromonas Gingivalis In Vitro (Perbandingan Metode Ekstraksi
Maserasi dan Infundasi), Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Indonesia, Jakarta.
55
Purnamasari, D., dan Suhartiningsih, 2013, Pengaruh Jumlah Air Bonggol Pisang
Klutuk Terhadap Sifat Fisik dan Masa Simpan Hair Tonic Rambut Rontok,
E-Journal, Vol.2(3).
Puspitasari, Y., 2008, Uji Banding Efektivitas Merang (Rice straw) 50% dengan
Ketokonazole 1% Secara In Vitro Terhdap Pertumbuhan Pityrosporum
ovale Pada Ketombe, Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran.
Universitas Diponegoro. Semarang
Rohmawati, N., 2009. Efek Penyembuhan Luka Bakar Dalam Sediaan Gel
Ekstrak Etanol 70% Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L.) Pada Kulit
Punggung Kelinci New Zealand, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhamadiyah Surakarta. Surakarta.
Sinclair, R. D., Banfield, C. C., dan Dawber, R. P., 1997, Handbook of Disease of
The Hair and Scalp, 3rd Edition., UK: Blackwell Science, Ltd.
Susanty, E. S., 2014, Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal (Laportea
decumana (Roxb.) Wedd), Pharmacy, Vol.11, No. 01, ISSN 1693-3591.
Sutrisno, F., Subakir, S., Wahyudi, F., 2012. Uji Banding Ekstrak Rimpang
Lengkuas (Alpinia galangal) 100% dengan Zinc Pyrithione 1% Terhadap
Peertumbuhan Pityrosporum ovale Pada Penderita Berketombe. Jurnal
Media Medika Muda, 1(3).
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Alih Bahaasa Drs.
Soendani Noerono Soewandhi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
56
LAMPIRAN PROSEDUR PENELITIAN
57
Lampiran 1. Determinasi Tanaman
58
59
60
61
62
Lampiran 2. Diagram Alir Metode Penelitian
A. Pengolahan Sampel
Rimpang Lengkuas
(Alpinia galanga L.)
- dicuci dengan air bersih
- dikupas
- dirajang kecil-kecil
- dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC 1-2 hari
- dicacah dengan pencacah elektrik
63
B. Pembuatan Ekstrak
Residu Filtrat
- Ditampung
- Diuapkan dengan
alat rotary vacuum
evaporator pada
temperature 50
C. Pembuatan Reaksi
1. Pereaksi Dragendorf
Larutan A Larutan B
Larutan A
- Dicampur dengan larutan B
- Ditambahkan 7 mL HCl P
- Ditambahkan 15 mL H2O
Pereaksi Dragendorf
64
2. Pereaksi Liebermann-Bunchard
5 mL Asam Asetat
- Ditambahkan 5 mL H2SO4
- Ditambahkan 50 mL etanol
absolut dalam keadaan dingin
Pereaksi Liebermann-Bunchard
3. Pereaksi Mayer
HgCl2 KI
Larutan A Larutan B
Larutan A
Larutan A
4.Pereaksi FeCl3
FeCl3
-Ditimbang 1 g
-Dimasukkan dalam labu takar 100 mL
-Ditambahkan akuades sampai tanda tera
Pereaksi FeCl3 1 %
65
5. Pereaksi H2SO4
H2SO4
- Dipipet 0,5 mL
- Dilarutkan dalam labu takar 100 mL
Larutan A
- Ditimbang masing-masing
- Dilarutkan dalam etanol 96%
Larutan B
Larutan C
66
Larutan A Larutan B Larutan C
- Dicampur
- Ditambahkan air suling sampai 100 ml
- Disimpan dalam wadah tertutup dan
dilabeli
Formula Hair tonic
67
Nilai viskositas sediaan
3. Uji pH sediaan
Nilai pH sediaan
68
Lampiran 3. Perhitungan
berat ekstrak
Rendamen ekstrak = x 100 %
berat simplisia
107,3 g
= x 100 %
1561 g
= 6,87 %
2. Kadar abu
31,24−31,23 0,0 1
= x 100 % = x 100 %
0,5 0,5
= 2%
69
berat ekstrak setela dipanaskan−berat cawan
Kadar abu = x 100%
berat ekstrak
27,025−27,020 0,00 5
= x 100 % = x 100 %
0,5 0,5
= 1%
55,9−55,3 0,6
= x 100 % = x 100 %
5 5
= 12%
31,28−31,20 0,08
= x 100 % = x 100 %
5 5
= 1,6%
70
a. Ekstrak rimpang lengkuas
31,2−31,8 o , 6
= = x 100 %
5 5
= 12%
b. Daun lidah buaya
86,7−86,2 o , 5
= = x 100 %
5 5
= 10%
5. Kadar air
Kadar air
berat cawan setelah dipanaskan−berat cawankosong
¿ x 100 %
berat ekstrak
71
30,03−30,0 0,03
= x 100 % = x 100%
1 1
= 3%
B. Perhitungan Bahan
1. Formula A
Propilen glikol 5%
0,01
Natrium Metabisulfat 0,01% = ×100=0,01g
100
0,02
Metil Paraben 0,02% = ×100=¿ 0,02 g
100
0,01
Propil Paraben 0,01% = ×100=0,01g
100
0,1
Mentol 0,1% = ×100 = 0,1 g
100
72
3
Etanol 96% x 78,3 = 47 ml
2+ 3
2. Formula B
Propilen glikol 5%
0,01
Natrium Metabisulfat 0,01% = ×100=0,01g
100
0,02
Metil Paraben 0,02% = ×100=¿ 0,02 g
100
0,01
Propil Paraben 0,01% = ×100=0,01g
100
0,1
Mentol 0,1% = ×100 = 0,1 g
100
3
Etanol 96% x 64,8 = 38,8 ml
2+ 3
3. Formula C
Propilen glikol 5%
0,01
Natrium Metabisulfat 0,01% = ×100=0,01g
100
73
0,02
Metil Paraben 0,02% = ×100=¿ 0,02 g
100
0,01
Propil Paraben 0,01% = ×100=0,01g
100
0,1
Mentol 0,1% = ×100 = 0,1 g
100
3
Etanol 96% x 51,3 = 30,7 ml
2+ 3
C. Perhitungan Viskositas
massa
massa jenis=
volume
( 46,3−19,6 ) gram
massa jenis=
25 ml
26,7 gram
massa jenis=
25 ml
massa jenis=1,068 gr /ml
Tabel. 10 Mengukur massa jenis sebelum cycling test
74
1. Perhitungan massa jenis Sebelum Cycling test
Basis
massa
massa jenis=
volume
( 44,1−19,6 ) gram
massa jenis=
25 ml
24,5 gram
massa jenis=
25 ml
massa jenis=0,98 gr /ml
Perhitungan Viskositas
η1 ρ 1 t 1
=
η2 ρ 2 t 2
η 1 = Viskositas cairan yang tidak diketahui
η 2 = Viskositas cairan standar (0,89 cPs)
75
η1 ρ 1 t 1
=
η2 ρ 2 t 2
η2 ρ 1 t 1
η Formula A =
ρ2 t 2
gr
0,89 cps X 1,008 X 115 s
ml
η Formula A =
gr
1,068 X 82 s
ml
103,168 cPs
η Formula A =
87,576
η Formula A = 1,178 cPs
76
gr
0,89 cps X 1,052 X 201 s
ml
η FormulaC =
gr
1,068 X 82 s
ml
188,192cPs
η FormulaC =
87,576
η FormulaC = 2,148 cPs
Perhitungan Viskositas
η1 ρ 1 t 1
=
η2 ρ 2 t 2
η 1 = Viskositas cairan yang tidak diketahui
η 2 = Viskositas cairan standar (0,89 cPs)
77
η1 ρ 1 t 1
=
η2 ρ 2 t 2
η2 ρ 1 t 1
η Basis=
ρ2 t 2
gr
0,89 cps X 1,008 X 120 s
ml
η Basis=
gr
1,068 X 82 s
ml
107,654 cPs
η Basis=
87,576
η Basis= 1,229 cPs
78
η Formula B= 1,883 cPs
79
80
Lampiran 4. Dokumentasi penelitian
1. Preparasi sampel
2. Ekstraksi
Pengambilan sampel
Pengeringan sampel Penyerbukan Maserasi
81
3. Skrining fitokimia
Pereaksi
Lengkuas
4. Karakterisasi ekstrak
Lidah buaya
82
5. Formulasi Hair Tonic
Kadar abu
83