Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

SECTIO CAESAREA

Oleh:
NOOR HIKMAH, S. Kep
NIM. 2030913320030

PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Noor Hikmah, S.Kep

NIM : 2030913320030

JUDUL : Laporan pendahuluan Sectio Caesarea

Banjarbaru, 05 September 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Nana Astriana H, S.Kep, Ns., M.Kes


NIP. 19790317 201902 2 09001
A. Konsep
1. Definisi
Operasi sectio caesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan
abdomen dan dinding uterus (Nugroho, 2011).
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin melahirkan melalui insisi
pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2010)
2. Indikasi
Indikasi dilakukannya Sectio Caesarea yaitu:
a. Indikasi yang berasal dari ibu,yaitu pada primigravida dengan kelainan letak,
primipara disertai kelainan letak, disporsio janin/panggul, sejarah kehamilan ada
persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa, solusio
plasenta, komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia-eklampsia, atas permintaan
kehamilan yang disertai penyakit (jantung DM) gangguan perjalanan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya)
b. Indikasi yang berasal dari janin yaitu gawat janin,mal presenyasi dan mal posisi
kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengn pembukaan, kegagalan persalinan
vakum atau forseps ekstraksi(persalinan buatan di mana janin di lahirkan dengan
suatu tarikan cunam yang di pasang di kepalanya (Nurarif & Kusuma, 2015).
3. Patofisiologi
Ada beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak lahir normal atau spontan, misalnya disebabkan oleh panggul sempit dan
plasenta previa. Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anastesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi, efek anastesi menyebabkan konstipasi.
Dalam proses pembedahan akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen
sehingga menyebabkan terputusnya jaringan merangsang area sensorik yang
menyebabkan gangguan rasa nyaman yaitu nyeri.
Setelah proses pembedahan berakhir daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan
luka post sectio caesarea, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menyebabkan
resiko infeksi. Pada saat post partum mengalami penurunan hormon progesteron dan
estrogen akan terjadi kontraksi uterus dan involusi tidak adekuat sehingga terjadi
pendarahan dan bisa menyebabkan risiko syok, Hb menurun dan kekurangan O2
mengakibatkan kelemahan dan
menyebabkan defisit perawatan diri (Nurarif & Kusuma, 2015)
4. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang paling banyak dari operasi adalah akibat tindakan
anastesi,jumlah darah yang dikeluarkan oleh ibu selama operasi berlangsung,
komplikasi penyulit,endometriosis, tromboplebitis, embolisme dan perubahan
bentuk serta letak rahim menjaditidak sempurna(Prawirohardjo, 2014).
Komplikasi lainnya berupa pendarahan karena atonia uteri, pelebaran insisi
uterus,kesulitan mengeluarkan plasenta dan hematoma ligamentum latum. Selain
itu infeksi padatraktus genitalia, traktus urinaria, paru-paru, dan traktus
respiratorius. Komlikasi lain yangbersifat ringan adalah kenaikan suhu tubuh
selama beberapa hari selama masa nifas. Pada ibuyaitu terjadi infeksi puerperal,
pendarahan dan komplikasi lain seperti luka kandung kemih,embolisme paru,
dan sebagainya jarang terjadi. Pada anak yang dilahirkan dengan sectiocaesarea
tergantung dengan alasan dilakukannya sectio caesarea. Menurut statistik di negara-
negara dengan pengawasan antenatal dan intranatal yang baik, kematian perinatal
pasca sectiocaesarea berkisar antara 4-7%(Oxorn and Forte, 2010).
Pendarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan darah pada
pembuluhdarah balik kaki dan rongga panggul. Oleh karena itu sebelum operasi
seseorang wanita harusmelakukan pemeriksaan darah lengkap salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuandarah. Kehilangan darah yang cukup banyak dapat
menyebabkan syok secara mendadak, kalau pendarahan tidak dapat diatasi kadang
diperlukan tindakanhisterektomi terutama pada kasusatonia uteri yang
berlanjut(Andriani, 2012).
Jika tidak dilakukan dengan hati-hati kemungkinan pembedahan dapat
mengakibatkanterlukanya organ lain seperti rektum atau vesica urinaria, karena
penyembuhan luka sectiocaesarea yang tidak sempurna menyebabkan infeksi
pada organ rahim dan vesica urinaria. Selain itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulkan perlekatan pada organ-organ didalam rongga perut.
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskanpenyebabnya namun
kondisi ini bisa terjadi karena infeksi akibat pembedahan.Efek pembiusanbisa
mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan pembiusan total akibatnya
kolostrum tidakbisa dikeluarkan dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu
dilahirkan namun apabiladilakukan dengan pembiusan regional tidak banyak
mempengaruhi ASI(Andriani, 2012)
A. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kehamilan
1. Pengkajian
a. Anamnesa Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
meliputi :
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan,
suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala
di daerah frontal, terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas,
tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu: Biasanya akan ditemukan riwayat:
kemungkinan ibu menderita penyakit.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga Kemungkinan mempunyai riwayat penyakit
dalam keluarga.
b. Pemeriksaan fisik Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
1) TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah darah
sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
2) Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut nadi
yang meningkat
3) Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn nafas
pendek.
4) Suhu : Ibu hamil yang mengalami dalam kehamilan biasanya tidak ada
gangguan pada suhunya.
5) BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu.
6) Kepala : Biasanya ibu hamil dengan akan mengalami sakit kepala.
7) Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia
wajah tampak edema.
8) Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
9) Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
10) Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi, menyebabkan
kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa mengalami
pembengkakan dan perdarahan
11) Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
Thorax :
1) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan napas
pendek
2) jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi jantung, pada ibu yang
mengalami hipertensi dalam kehamilan.
3) Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan lebih
keras, puting menonjol dan areola menghitam dan membesar dari 3 cm menjadi 5
cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
4) Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar,
danmembentuk suatu area berwarna gelap di dimding abdomen, serta
akanditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu hamil dengan
hipertensibiasanya akan ditemukan nyeri pada daerah epigastrum, dan akanterjadi
anoreksia, mual dan muntah.
6) Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa
ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
7) Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan hiper
refleksia, klonus pada kaki

2. Perawatan Perioperatif Di Kamar Bedah


Perawatan intra operasi di kamar bedah menurut Prawirro (2001), diantaranya:
a. Perawatan Pre Operasi:
1) Persiapan Pre Operasi:
a) Pasien sebaiknya tiba di ruang operasi dengan daerah yang akan di
operasi sudah dibersihkan (di cukur dan personal hygiene)
b) Kateterisasi
c) Persiapan saluran pencernaan dengan puasa mulai tengah malam
sebelum operasi esok paginya (pada spinal anestesi dianjurkan untuk
makan terlebih dahulu)
d) Informed Consent
e) Pendidikan Kesehatan (Penkes) mengenai tindakan yang dilakukan di
meja operasi, seperti anestesi yang digunakan, tindakan yang
dilakukan dan lamanya operasi (terlampir)
2) Perawatan Pre Operasi:
Menerima Pasien: Memeriksa kembali persiapan pasien:
a) Identitas pasien
b) Surat persetujuan operasi
c) Pemeriksaan laboratorium darah, rontgen, EKG.
d) Mengganti baju pasien
e) Menilai KU dan TTV
f) Memberikan Pre Medikasi: Mengecek nama pasien sebelum
memberikan obat dan memberikan obat pre medikasi
g) Mendorong pasien kekamar tindakan sesuai jenis kasus pembedahan
h) Memindahkan pasien ke meja operasi
b. Perawatan Intra Operasi
1) Melaksanakan orientasi:
a) Memberi dukungan mental
b) Menjelaskan tentang fasilitas di sekitar meja operasi
c) Mengenalkan pasien kepada ahli anestesi, dokter ahli, dokter asisten,
perawat instrument.
d) Memasang alat-alat pemantau hemodinamik(infus, kateter, alat
monitoring,EKG)
e) Membantu pelaksanaan pembiusa
f) Mengatur posisi pasien
g) Menyiapkan bahan atau alat untuk desinfeksi daerah pembedahan
h) Memasang selang section
i) Memasang drapping
j) Membantu pelaksanaan tindakan
k) Memeriksa kelengkapan instrumentMengumpulkan dan menyiapkan
bahan pemeriksaan: Menyiapkan label,menyiapkan tempat,
menyiapkan formulir pemeriksaan.
l) Menutup luka dengan kasa steril dengan memberi NaCl 0,9%
kemudian diplester
c. Perawatan Post Operasi:
1) Setelah luka operasi ditutup kemudian memindahkan pasien ke ruang
pemulihan.
2) Pengaturan posisi pasien di ruang pemulihan.
3) Memeriksa pipa-pipa yang terpasang untuk memastikan apakah masih
berfungsi dengan baik atau tidak.
4) Memeriksa TTV secara berkala sampai pasien sadar sepenuhnya setiap 15
menit atau paling tidak dalam 1 atau 2 jam.
5) Memeriksa dan mencatat masukan dan keluaran cairan.
6) Menganjurkan pasien untuk nafas dalam jika pasien tidak berkemih dalam
12 jam setelah operasi.
7) Memeriksa balutan opeasi
8) Mencatat setiap keadaan pasien dan seluruh obat yang diberikan pada
status pasien.

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin atau hematokrit (Hb/Ht) untuk mengkaji perubahan dari
kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. Urinalisis / kultur urine
e. Pemeriksaan elektrolit
No Diagnosis Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1 Nyeri Persalinan (00256) Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri (1400)
Definisi : selama 1x24 jam diharapkan klien tidak 1. lakukan pengkajian nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional mengalami nyeri akut dengan kriteria komprehenshif yang meliputi
yang bervariasi dari menyenangkan hasil : lokassi, karakteristik, onset/durasi,
sampai tidak menyenangkan, yang frekuensi, kualitas, intensitas atau
dikaitkan dengan persalinan dan Kontrol Nyeri (1605) beratnya nyeri dan faktor pencetus
melahirkan 1. Mengenali kapan nyeri terjadi 2. observasi adanya petunjuk
(4) noverbal mengenai
Batasan Karakteristik : 2. Menggambarkan faktor ketidaknyamanan terutama pada
- perubahan tekanan darah penyebab (4) mereka yang tidak dapat
- perubahan frekuensi 3. Menggunakan tindakan berkomunikasi secara efektif
pernapasan pencagahan (4) 3. pastikan peralatan analgesik bagi
- perubahan pola tidur 4. Mengenali apa yang terkait pasien dilakukan dengan
- ekspresi wajah nyeri dengan gejala nyeri (4) pemantauan yang ketat
- mual 5. Melaporkan nyeri yang 4. gunakan strategi komunikasi
- nyeri terkontrol (4) terapeutik untuk mengetahu
pengaalaman nyeri dan sampaikan
Ket : penerimaan pasien terhadap nyeri
1 : tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan
3 : kadang-kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
5 : secara konsisten menunjukan

Tingkat nyeri (2102)


1. Nyeri yang dilaporkan (4)
2. Mengerang dan menangis (4)
3. Berkeringat berlebihan (4)
4. Ekspresi nyeri wajah (4)
5. Frekuesi nafas, nadi dan tekanan
darah (4)
Ket :
1 : berat
2 : cukup berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
2 Ansietas (00146) Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pengurangan kecemasan (5820)
Definisi : perasaan tidak nyaman atau selama 1x24 jam diharapkan klien tidak 1. Gunakan pendekatan yang tenang
kekhawatiran yang samar disertai mengalami ansietas dengan kriteria hasil dan meyakinkan
respons otonom (sumber sering kali : 2. Pahami situasi krisis yang terjadi
tidak spesifik atau tidak diketahui dari perspektif klien
oleh individu) perasaan takut yang Tingkat kecemasan (1211) 3. Dorong keluarga klien untuk
disebabkan oleh antisipasi terhadap - Tidak dapat beristirahat mendampingi klien dengan cara
bahay. Hal ini merupakan isyarat - Berjalan mondar-mandir (4) yang tepat
kewaspadaan yang memperingatkan - Perasaan gelisah 4. Berikan aktivitas pengganti yang
individu akan adanya bahaya dan - Tidak bisa mengambil keputusan bertujuan untuk mengurangi
memampukan individu untuk (4) tekanan
bertindak menghadapi ancaman - Kesulitan berkonsentrasi (4) 5. Pertimbangkan klien dalam
- Peningkatan tekanan darah (4) mengambil keputusan
Batasan Karakteristik : - Wajah tegang (4) Peningkatan Koping ( 5230)
1. Gelisah Ket : 1. Bantu pasien dalam
2. Gugup 1 : Berat mengidentifikasi tujuan jangka
3. Gangguan pola napas 2 : Cukup berat pendek dan jangka panjang yang
4. Khwatir tentang perubahan 3 : Sedang tepat
dalam peristiwa hidup 4 : Ringan 2. Bantu pasien untuk memeriksa
5. Penurunan kemampuan untuk 5 : Tidak ada sumber-sumber yang tersedia
memecahkan masalah untuk memenuhi tujuan
3. Berikan penilaian mengenai
dampak dari situasi kehidupan
pasien terhadap peran dan
hubungan

Terapi relaksasi (6040)


1. Gambarkan rasionalisasi dan
mafaat relaksasi serta jenis
relaksasi yang tersedia.
2. Tentukan apakah ada intervensi
relaksasi dimasa lalu yang sudah
memberi manfaat
3. Tunjukan dan praktikkan teknik
relaksasi pada klien
4. Dorong klien untuk mengulang
praktik teknik relaksasi jika
memungkinka
5. Evaluasi dan dokumentasikan
respon terhadapat terapi relaksasi
3 Resiko Perdarahan (00206) Keparahan Kehilangan Darah (0413) Pencegahan Perdarahan (4010)
Definisi : - Kehilangan darah yang terlihat - Monitor dengan ketat resiko
Rentan mengalami penurunan volume - Perdarahan paska pembedahan terjadinya perdarahan pada pasien
darah yang dapat menggangu - Penurunan tekanan darah - Catat nilai hemoglobin dan
kesehatan - Kulit dan membran mukosa hematokrit sebelum dan setelah
pucat pasien kehilangan darah sesuai
Kondisi terkait : - Penurunan hemoglobin indikasi
- Aneurisme - Penurunan hematokrit - Monitor tanda pendarahan menetap
- Sirkumsisi - Monitor tanda-tanda vital
- Komplikasi kehamilan Ket : - Pertahankan tirah baring jika
- Trauma 1 : Berat terjadi perdarahan aktif
- Komplikasi pascapartum 2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada

Status Sirkulasi (0401)


- Tekanan darah
- Tekanan nadi
- Kekuakatan nadi
- Saturasi oksigen
- Capillary refill

Ket :
1 : Deviasi berat dari kisaran normal
2 : Deviasi yang cukup besar dari
kisaran normal
3 : Deviasi sedang dari kisaran normal
4 : Deviasi ringan dari kisaran normal
5 : Tidak ada deviasi dari kisaran normal

4 Resiko Syok (00205) Keparahan Syok : Hipovolemik (0419) Pencegahan Syok (4260)
Definisi : - Penurunan tekanan darah - Monitor terhadap adanya respon
Rentan mengalami keidakcukupan - Peningkatan laju jantung kompensasi awal syok
aliran darah kejaringan tubuh, yang - Aritmia - Monitor kemungkinan penyebab
dapat mengakibatkan disfungsi - Rhinitis kehilangan cairan
seluler yang mengancam jiwa yang - Sesak napas - Monitor status sirkulasi
dapat mengganggu kesehatan - Muntah - Monitor hasil laboraturium
- Penurunan kesadaran - Berikan cairan melalui IV atau oral
Kondisi terkait :
- Hipotensi Ket :
- Hipovplemia 1 : Berat
- Hipoksemia 2 : Cukup berat
- Hipoksia 3 : Sedang
- Infeksi 4 : Ringan
- Sepsis 5 : Tidak ada

Perfusi jaringan : Seluler (0416)


- Tekanan darah
- Saturasi oksigen
- Keseimbangan cairan
- Denyut jantung
- Waktu pengisian kapiler
Ket :
1 : Deviasi berat dari kisaran normal
2 : Deviasi yang cukup besar dari
kisaran normal
3 : Deviasi sedang dari kisaran normal
4 : Deviasi ringan dari kisaran normal
5 : Tidak ada deviasi dari kisaran normal

5. Resiko Cedera Pada Janin Tingkat Cedera ( L.14136) Pemantauan Denyut Jantung Janin
(D.0138) 1. Ketegangan otot (4) (I.02055)
Definisi : 2. Kejadian cedera (4) 1. Identifikasi status obstetric
Berisiko mengalami bahaya atau 3. Perdarahan (4) 2. Identifikasi riwayat obstetric
kerusakan fisik pada janin selama 4. Eksprsi wajah kesakitan (4) 3. Identifikasi adanya penggunaan
proses kehamilan dan persalinan 5. Agitas (4) obat, diet , merokok
4. Identifikasi pemeriksaan
Ket : kehamilan sebelumnya
1 : meningkat 5. Periksa denyut jantung janin
2 : cukup meningkat selama 1 menit
3 : sedang 6. Atur posisi pasien
4 : cukup menurun
5 : menurun
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, D. 2012.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Seksio Sesarea
di RumahSakit Umum Daerah Kabupaten Dompu Tahun 2010.
Jakarta: Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Indonesia
Doctherman, J.M & Bulechek, Gloria. M, et al. 2016. Nursing Imterventions
Clasification (NIC). Edisi keenam. United States of America : Elsevier
Moorhead, Sue. et al. 2016. Nursing Outcume Clasification (NOC). Edisi kelima.
United States of America : Elsevier
NANDA Internasional. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : ECG
Oxorn, H. & Forte, W. 2010.Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta:Yayasan Essentia Medica
Prawirohardjo, S. 2014.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
SarwonoPrawirohardjo.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai