DASAR TEORI
Volume tanah
Dalam perencanaan rekayasa, pekerjaan tanah dalam artian penentuan volume tanah
adalah suatu hal yang sangat lazim, seperti halnya pada perencanaan pondasi, galian dan
timbunan pada rencana irigasi, jalan raya, jalan kereta api, penanggulan sepanjang aliran
sungai, penghitungan volume tubuh bendung dan lain-lain, dimana tanah tersebut harus digali
dan dibuang ke tempat lain atau sebaliknya harus diambil dari tempat lain untuk menimbun di
lokasi proyek. Semua itu membutuhkan biaya yang cukup besar untuk menggali, mengangkut
dan menimbun serta memadatkannya. Biaya tersebut dapat dirancang apabila perencana dapat
menghitung lebih dulu berapa volume tubuh tanah yang dibutuhkan atau yang harus
dipindahkan secara tepat.
Pada dasarnya penentuan volume tubuh tanah dapat dilakukan dengan salah satu dari 3
cara atau metode di bawah ini :
1. dengan tampang melintang (cross-section)
2. dengan garis kontur
3. dengan sipat datar dan penggalian (spot level)
Volume tubuh tanah antara dua buah tampang yang berurutan dapat dihitung apabila
dapat dihitung luas dari tampang-tampang tersebut. Adapun perhitungan-perhitungan luas,
antara lain dengan cara numeris, grafis dan grafis mekanis dengan alat planimeter.
Dalam konstruksi yang bersifat memanjang dengan bentuk tampang yang seragam dan
lebar formasi serta kemiringan sisi galian atau timbunan (talud) yang konstan, penentuan
luasnya dapat digunakan rumus-rumus yang telah disederhanakan sehingga perhitungannya
dapat lebih mudah dan cepat.
Rumus-rumus perhitungan luas tersebut di bawah ini telah disesuaikan dengan
kemungkinan-kemungkinan bentuk tampang yang terjadi, antara lain :
a. tampang dengan permukaan tanah asli mendatar (one level section)
b. tampang dengan permukaan tanah asli miring (two level section)
c. tampang dengan permukaan tanah asli mempunyai dua kemiringan (three level
section)
d. tampang dengan permukaan tanah asli dalam galian dan timbunan (side hill two level
section)
Notasi-notasi yang digunakan dalam rumus-rumus tersebut adalah :
b : lebar formasi
h : tinggi timbunan/dalamnya penggalian
h1, h2 : jarak vertikal dari permukaan formasi sampai perpotongan sisi talud dengan
permukaan tanah asli
w : jarak mendatar dari sumbu tampang sampai perpotongan sisi talud dengan
permukaan tanah asli
1 : m : kemiringan sisi talud (1 = unit tinggi, m = unit jarak mendatar)
1 : k : kemiringan permukaan tanah asli
1 : l : kemiringan permukaan tanah asli kedua
A : luas tampang
Tampang dengan tanah asli dalam galian dan timbunan (side hill two level section)
Biasanya kemiringan talud dari penimbunan tidak sama dengan penggalian sehingga
di sini dimisalkan kemiringan talud penimbunan 1:m dan kemiringan talud penggalian 1:n.
demikian pula perpotongan antara bidang formasi dan tanah asli tidak harus berada pada garis
sumbu proyek. Permukaan tanah asli dapat diperoleh dari pengukuran profil melintang dari
peta topografi (kontur). Untuk lebar formasi tergantung dari macam proyek dan kelaskelasnya
(jalan raya, saluran irigasi, tanggul dll), sedangkan kemiringan talud ditentukan oleh faktor
kekompakan dari material tanahnya.
Untuk perhitungan volume tubuh tanahnya dapat digunakan beberapa rumus, antara
lain :
Rumus dua tampang (end areas)
Apabila A1 dan A2 adalah luas tampang yang berjarak D, maka volume antara dua
tampang tersebut adalah :
Rumus ini benar sepanjang tampang tengah antara A1 dan A2 merupakan rata-rata
dari keduanya. Seandainya tidak, maka penggunaan rumus tersebut harus diberikan koreksi
(koreksi prismoida).
Apabila tampang-tampang di sini banyak dan jarak-jarak antar tampang bervariasi
misal D1, D2, D3, dst, maka :
Rumus Simpson’s :
Apabila tampang-tampang tersebut banyak, misal A1, A2, A3, A4, . . . . An, maka dapat
dihitung volume untuk setiap bangun yang dibatasi tiga tampang (sisi) :
Metode Grid
Menghitung volume dengan metode Grid :
DAFTAR REFERENSI
Irvine,., 1995, Penyigian untuk Konstruksi, Edisi kedua, Penerbit ITB Bandung.
Munggaran, Gerie. Metode Cut And Fill Dan Shrinkage Full Stoping Pada Pembangunan
Tambang Bawah Tanah ( Underground Access Level). Teknik Arsitektur. Fakultas
Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indraprasta PGRI
Tumewu, L,1977, Route Survey, Departemen Geodesi FTSP-ITB, Bandung.