Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), merupakan satu kesatuan dari suatu unit
pengolahan kompleks, yang difungsikan untuk mengolah limbah cair hasil dari proses
produksi suatu industri. Pada tahun 2016 Laboratorium Pengelolaan Limbah Industri (PLI)
Jurusan Teknik Kimia diberikan satu unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
didanai oleh Bank Dunia (ADB) untuk pengembangan politeknik yang diberi nama
Polytechnic Educstion Development Project (PEDP) Batch 3. IPAL tersebut dirancang
dengan karakter umpan berupa air limbah industri pangan, namun sampai saat ini belum
dilakukan uji kinerja baik untuk setiap unit maupun secara keseluruhan serta belum ada SOP
(Standard Operating Procedure)-nya.
Pada IPAL tersebut terdapat unit pengolahan dengan metode kimia yaitu proses
koagulasi dan flokulasi. Metode pengolahan kimia merupakan interaksi antara zat kimia
dengan kontaminan dalam air limbah. Pada metode ini, kontaminan akan dihilangkan atau
diubah menjadi senyawa lain. Metode kimia juga membantu memecah kontaminan berbahaya
yang terkandung di dalam air limbah (Cheremisinoff, 2002). Pada proses koagulasi-flokulasi
akan terjadi destabilisasi partikel koloid sehingga ukuran partikel bertambah, dimana
bertambahnya ukuran partikel tersebut sebagai hasil tumbukan antar partikel koloid (Metcalf
& Eddy,2004). Pada pengolahan dengan proses koagulasi-flokulasi perlu diketahui dosis
optimum koagulan yang diperlukan. Penentuan dosis optimum koagulan merupakan
kombinasi dari dosis koagulan terendah, efisiensi pengurangan kekeruhan tertinggi dan
perhitungan segi ekonomi (Ignasius D.A. Sutapa 2014). Dosis optimum koagulan sangat
dipengaruhi oleh jenis limbah dan jumlah partikel koloid yang ada pada limbah tersebut
Salah satu faktor penting yang harus diketahui sebelum mengoperasikan IPAL adalah
karakteristik dari limbah itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kadar
polutan yang akan diolah, selanjutnya menentukan jenis dan dosis koagulan yang akan
digunakan. Dosis koagulan ditentukan berdasarkan analisis hasil Jartest di laboratorium
dengan cara memvariasikan dosis koagulan. Pada penelitian ini limbah cair yang digunakan
merupakan limbah cair sintetis dengan karakteristik mendekati limbah cair industri makanan
(tahu), dengan nilai COD: 1603 mg/l; TSS: 292 mg/l; pH: 6 dan kekeruhan 68.68 NTU,
koagulan yang digunakan adalah tawas (Al2(SO4)3.18H2O), dengan flokulan Polyacrylamide

1
2

(C3H5NO)n. Laju alir di variasikan untuk mendapatkan kondisi optimum dan sistem
dioperasikan secara kontinyu.
Uji kinerja unit koagulasi flokulasi dilakukan dengan menghitung efisiensi penurunan
parameter COD , TSS, dan kekruhan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja unit
koagulasi dan flokulasi dalam IPAL yang ada di Lab. PLI dengan judul penelitian Uji
Kinerja Unit Koagulasi dan Flokulasi pada IPAL Skala Pilot di Laboratorium Pengolahan
Limbah Industri Politeknik Negeri Bandung.

1.2 Rumusan Masalah


IPAL yang terdapat di Laboratorium PLI Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung belum dilakukan uji kinerjanya, khususnya untuk unit koagulasi dan flokulasi.
Belum adanya uji kinerja pada unit koagulasi dan flokulasi, maka efisiensi pengolahan dan
SOP (Standard Operating Procedure) pada unit tersebut belum diketahui. Untuk mendukung
pembuatan SOP, perlu adanya ilustrasi unit koagulasi dan flokulasi pada IPAL tersebut dalam
bentuk Process Flow Diagram (PFD). Uji kinerja dilakukan dengan menentukan efisiensi
pengolahan terhadap parameter COD,TSS dan kekeruhan. Pengujian dilakukan menggunakan
air limbah sintetis yang memiliki karakteristik mendekati air limbah tahu. Untuk pengolahan
pada unit koagulasi dan flokulasi, tentunya perlu dilakukan penentuan dosis koagulan
optimum yang akan diterapkan pada saat pengujian. Penentuan dosis optimum dilakukan
dengan metode jartes.

1.3 Tujuan Penelitian


1) Rancang lang Process Flow Diagram (PFD) pada pada unit pengolahan koagulasi-
flokulasi dalam IPAL laboratorium PLI.
2) Menentukan efisiensi pengolahan parameter COD dan TSS pada unit pengolahan
koagulasi-flokulasi dalam IPAL laboratorium PLI dengan variasi laju alir umpan.
3) Membuat SOP (Standard Operating Procedure) unit koagulasi flokulasi.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


1) Penelitian dilakukan terhadap IPAL di lakukan di Laboratorium Pengelolaan Limbah
Industri Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
2) Unit-unit pengolahan yang akan dilakukan peengujian yaitu pada unit pengolahan
secara kimia (Koagulasi-Flokulasi).

Laporan Tugas Akhir Uji Kinerja Unit Koagulasi Dan Flokulasi Pada IPAL Skala Pilot Di
Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
3

3) Jenis koagulan dan flokulan yang digunakan Alumunium Sulfat (Al2(SO4)3.18H2O,)


dan Polyacrylamide (C3H5NO)n.
4) Variasi dosis koagulan yang digunakan yaitu 100, 150, 200, 250, 300 dan 350 ppm.
5) Sistem operasi yang dilakukan yaitu sistem operasi kontinyu.
6) Variasi laju alir yang digunakan 1, 1.5, 2 dan 2,5 l/m.
7) Kecepatan putaran pengadukan pada proses koagulasi sebesar 45 rpm, pada proses
flokulasi 30 rpm (Burton, dkk. 2003)
8) Air limbah merupakan limbah cair sintetis yang mendekati karakteristik industri tahu
dengan nilai COD: 1534 mg/l; TSS: 309 mg/l; pH: 5. (Wenas, dkk. 2002).
9) Limbah cair sintetis dibuat dari glukosa 1000 mg/l, susu 291 mg/l dan bentonit 309
mg/l.
10) Efisiensi pengolahan dilakukan terhadap parameter COD (Chemical Oxygen
Demand), TSS (Total Suspended Solid) dan kekeruhan.
11) Penentuan nilai TSS dilakukan dengan merujuk pada Badan Standarisasi Nasional:
Uji Padatan Tersuspensi Total (TSS) Secara Gravimetri (SNI 06-6989-3-2004).
12) Penentuan nilai COD dilakukan dengan merujuk pada Badan Standarisasi Nasional:
Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD) dengan refluks tertutup secara titrimetri (SNI
06-6989-73-2009).
13) Penentuan nilai kekeruhan dilakukan menggunakan turbidimeter.

Laporan Tugas Akhir Uji Kinerja Unit Koagulasi Dan Flokulasi Pada IPAL Skala Pilot Di
Laboratorium Pengolahan Limbah Industri

Anda mungkin juga menyukai