Anda di halaman 1dari 13

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL

RECIPROCAL TEACHING UNTUK MELATIH KECAKAPAN


AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP
Muslimin1), Indaryanti2), Ely Susanti2)
1)
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
2)
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sriwijaya
Email: muslim_ump@yahoo.com

Abstract: The research is aims to describe the level of a student's academic proficiency in
mathematics learning cooperative model of reciprocal teaching. Subjects in this study were
students VIII.5 SMP Negeri 1 Indralaya totaling 36 people. Data collected through
observation and tests. Based on the analysis of observational data show the average score
of their academic ability of students is 85.26 and classified in the high category. The
average score of student learning outcomes is 83.01 and classified in the high category. In
connection with these conclusions, the math teachers should be able to apply reciprocal
teaching models in order to train the student's academic skills.

Key Words: Model reciprocal teaching, students' academic ability.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecakapan akademik
siswa dalam pembelajaran matematika model kooperatif tipe reciprocal teaching. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Indralaya yang berjumlah 36
orang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes. Berdasarkan analisis data
observasi menunjukan skor rata-rata kemampuan kecakapan akademik siswa adalah 85,26
dan tergolong dalam kategori tinggi. Adapun skor rata-rata hasil belajar siswa adalah
83,01 dan tergolong dalam kategori tinggi. Sehubungan dengan kesimpulan tersebut,
hendaknya para guru matematika dapat menerapkan model reciprocal teaching dalam
rangka melatih kecakapan akademik siswa.

Kata Kunci: Model reciprocal teaching, kemampuan akademik siswa.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat modern, mempunyai peran penting dalam
penting bagi perkembangan dan perwujudan berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya
individu. Tujuan pendidikan pada umumnya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
ialah menyediakan lingkungan yang teknologi informasi dan komunikasi ini
memungkinkan peserta didik untuk dilandasi oleh perkembangan matematika di
mengembangkan potensinya secara optimal. bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
Potensi yang dapat dikembangkan melalui peluang dan matematika diskrit. Untuk
pendidikan salah satunya adalah kemampuan menguasai dan mencipta teknologi di masa
akademik siswa dalam pembelajaran. depan diperlukan penguasaan matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang kuat sejak dini.
yang mendasari perkembangan teknologi

1
2 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 2017

Mata pelajaran matematika perlu yang tidak bekerja dan mereka yang sedang
diberikan kepada semua peserta didik mulai menempuh pendidikan. Oleh karena itu,
dari sekolah dasar untuk membekali peserta kecakapan akademik perlu dikembangkan
didik dengan kemampuan berpikir logis, sejak dini, terutama saat menempuh jenjang
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta pendidikan dasar dan menengah.
kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006). Siswa sebagai individu pebelajar perlu
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta memiliki kecakapan akademik. Hal ini
didik dapat memiliki kemampuan disebabkan bahwa setiap siswa memiliki
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan potensi untuk memenuhi kebutuhan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan belajarnya. Para ahli meramalkan di masa
yang selalu berubah, tidak pasti, dan depan akan semakin banyak orang yang
kompetitif. bekerja dengan profesi yang terkait dengan
Bertolak dari hal tersebut, diperlukan mind worker dan bagi mereka itu belajar
suatu sistem pendidikan yang membekali melalui penelitian (learning through research)
peserta didik dengan kecakapan hidup, yaitu menjadi kebutuhan sehari-hari, (Depdiknas
kemampuan dan keberanian menghadapi 2003: 31).
problema kehidupan, kemudian secara aktif Salah satu aspek dalam keterampilan
dan kreatif menemukan solusi serta mampu sosial yang terdapat dalam kecakapan hidup
mengatasinya. Pendidikan ini dikenal dengan adalah kecakapan akademik, dengan
istilah Pendidikan Kecakapan Hidup (Life kecakapan akademik diharapkan siswa dapat
Skill). Dengan demikian pembelajaran lebih mudah mempelajari matematika. Oleh
matematika di sekolah diarahkan untuk karena itu, guru perlu mengenalkan dan dapat
memperhatikan kecakapan hidup. melaksanakan dengan baik model-model
Dalam pembelajaran matematika, pembelajaran yang melibatkan kecakapan
kecakapan hidup yang dapat dikembangkan akademik siswa.
adalah kecakapan hidup generik dan Pembelajaran merupakan kerja mental
kecakapan hidup spesifik. Satu di antara aspek aktif, bukan menerima pengajaran dari guru
kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan secara pasif. Dalam kerja mental siswa, guru
akademik. Kecakapan akademik sangat memegang peranan penting dengan cara
penting bagi siswa yang mengandalkan memberikan dukungan, tantangan berfikir,
kecakapan berfikir, karena kecakapan berpikir melayani sebagai pelatih atau model, namun
itulah yang nantinya digunakan dalam bekerja. siswa tetap merupakan kunci pembelajaran
Menurut Depdiknas (2003) kecakapan (Von Glaserfelt dalam Indriati, 2011).
akademik sebagai salah satu aspek dari Menurut teori ini, satu prinsip paling penting
kecakapan hidup spesifik yang diperlukan oleh dalam psikologi pendidikan adalah bahwa
siapapun, baik mereka yang bekerja, mereka guru tidak dapat hanya sekedar memberikan
Pembelajaran Matematika… Muslimin, Indaryanti, Ely Susanti 3

pengetahuan kepada siswa agar secara sadar prediksi-prediksi mengenai materi yang
menggunakan strategi mereka sendiri untuk sedang dipelajari. Kemudian pada tahap
belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa menjelaskan, siswa menjelaskan prediksi yang
atau peserta didik anak tangga yang membawa telah siswa buat. Pada tahap merangkum,
siswa akan pemahaman yang lebih tinggi, siswa diminta untuk menyimpulkan materi
dengan catatan siswa sendiri harus memanjat pelajaran. Setelah membuat kesimpulan,
anak tangga tersebut (Suparno dalam Indriati, “guru” meminta perwakilan dari beberapa
2011) kelompok untuk mempresentasikan hasil
Selama ini matematika masih menjadi kesimpulannya di depan kelas. Pada akhirnya
pelajaran yang kurang menarik bagi siswa di guru, “guru” dan siswa bersama-sama
sekolah. Beberapa penyebabnya adalah bahan menyimpulkan hasil yang telah
kajian matematika yang bersifat abstrak dan dipresentasikan dan didiskusikan bersama.
sistem pembelajaran yang monoton. Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan
Berdasarkan wawancara penulis dengan salah kecakapan akademik siswa dapat
satu guru mata pelajaran matematika di SMP dikembangkan.
Negeri 1 Indralaya, pembelajaran yang Reciprocal Teaching adalah prosedur
dilakukan masih ada yang konvensional. Guru pembelajaran yang dirancang tidak hanya
menerangkan dan siswa mendengarkan untuk meningkatkan pemahaman siswa
kemudian diberi latihan soal. Hal ini terhadap teks (materi ajar), tetapi juga dapat
mengakibatkan kurangnya kecakapan meningkatkan keterampilan berfikir kritis
akademik siswa karena kurang aktifnya peran siswa. Prosedur-prosedur ini dirancang oleh
siswa sebagai pebelajar. Anne marie Palincsar dari Michigan State
Menurut Nurhasanah (2009), salah satu University dan Anne Brown dari The
model pembelajaran yang dapat University of Illinois pada tahun 1994, dengan
menumbuhkan kecakapan akademik siswa karakteristik sebagai berikut; (1) terjadi dialog
dalam pembelajaran matematika adalah model antara siswa dengan guru, yang saling
reciprocal teaching. Karakteristik dari Model mengambil alih dalam peran menjadi
pembelajaran reciprocal teaching yaitu siswa pemimpin dialog; (2) “reciprocal”, terjadi
menjadi guru (“guru”) dengan menerapkan 4 interaksi satu orang berperan untuk merespon
strategi, diantaranya: bertanya (question yang lainnya; (3) dialog disusun menggunakan
generating), memprediksi (predicting), 4 strategi: mengajukan pertanyaan,
menjelaskan (clarifiying), dan merangkum merangkum, menjelaskan, dan meramalkan.
(summarizing). Pada tahap bertanya, siswa (Yulianti: 2010)
mengajukan pertanyaan kepada “guru” Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
mengenai uraian materi yang termuat dalam bermaksud melakukan penelitian dengan
LKS. Tahap selanjutnya adalah tahap menerapkan model pembelajaran reciprocal
memprediksi, pada tahap ini siswa membuat teaching di salah satu kelas VIII yang ada di
4 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 2017

SMP Negeri 1 Indralaya, untuk melihat 3. Menjelaskan (clarifiying): siswa


kecakapan akademik siswa. Berdasarkan menjelaskan prediksi yang dibuatnya.
uraian tersebut di atas , rumusan masalah 4. Merangkum (summarizing): siswa
dalam penelitian ini yaitu Bagaimana tingkat mengindentifikasi dan menuliskan hal-hal
kecakapan akademik dan hasil belajar siswa penting dari materi yang mereka baca.
siswa dalam pembelajaran matematika melalui Secara lebih rinci, Weisel menjelaskan
model kooperatif tipe reciprocal teaching di langkah-langkah reciprocal teaching dalam
kelas VIII SMP Negeri 1 Indralaya? pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Pada awal pembelajaran guru membagi
METODE siswa kedalam beberapa kelompok. Guru
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 menjelaskan tentang pembelajaran dengan
Indralaya. Subjek penelitian adalah seluruh model reciprocal teaching yang terdiri atas
siswa di kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Indralaya empat strategi yaitu bertanya (question
yang berjumlah 36 siswa. generating), memprediksi (predicting),
Penelitian ini termasuk ke dalam menjelaskan (clarifiying), dan merangkum
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk (summarizing). Guru menjelaskan
melihat serta menggambarkan kecakapan bagaimana membuat atau menjawab
akademik siswa dalam pembelajaran pertanyaan, memprediksi, menjelaskan dan
matematika dengan model kooperatif tipe menjawab.
reciprocal teaching. 2. Setelah siswa mengerti, siswa menerapkan
Menurut Palinscar (1986), reciprocal keempat strategi tersebut secara mandiri
teaching adalah suatu prosedur pembelajaran selama pembelajaran berlangsung.
untuk mengajarkan kepada siswa, empat 3. Salah satu siswa dalam setiap kelompok
strategi pembelajaran yaitu bertanya (question ditunjuk untuk menjadi „guru‟ yang
generating), memprediksi (predicting), bertanggung jawab memimpin diskusi
menjelaskan (clarifiying), dan merangkum dalam kelompoknya dan yang akan
(summarizing). menjelaskan hasil diskusi kelompok di
1. Membuat pertanyaan (question depan kelas.
generating): siswa membuat atau 4. Selama diskusi berlangsung, siswa-siswa
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lain biasa memberikan komentar yang
mengenai meteri, kemudian menyampaikan bisa memperkaya dan memperdalam
pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada pemahaman mereka.
siswa lain pada saat diskusi berlangsung. 5. Guru berkeliling dari satu kelompok ke
2. Memprediksi (predicting): siswa membuat kelompok lain untuk memantau diskusi dari
prediksi-prediksi mengenai materi yang tiap kelompok. Guru juga memberikan
sedang dipelajari.
Pembelajaran Matematika… Muslimin, Indaryanti, Ely Susanti 5

pertanyaan kepada siswa untuk siswa berperan sebagai ”guru” untuk


memperkaya diskusi. menjelaskan materi volume kubus dan balok,
6. Sebagai penutup, guru menyampaikan dan pada pertemuan ini siswa yang berperan
kesimpulan dari materi yang telah sebagai ”guru” yaitu Muhammad Taufik.
dipelajari.
Menurut Palinscar dan Brown (1999).
“untuk menerapkan model reciprocal
teaching siswa sebaiknya dikelompokan
kedalam kelompok kecil yang heterogen”.
Siswa diberi kesempatan yang sama untuk
berlatih menggunakan keempat strategi dan
menerima umpan balik dari anggota kelompok
lain. Guru sebagai fasilitator berperan aktif
dalam membimbing dan membantu siswa agar Gambar 1. ”Guru” menjelaskan materi

lebih pandai menggunakan strategi tersebut.


Setelah menjelaskan materi pelajaran,
”guru” menyuruh siswa untuk duduk secara
berkelompok yang telah ditentukan

HASIL DAN PEMBAHASAN sebelumnya dan membagikan LKS yang

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 menerapkan tahapan reciprocal teaching

Indralaya dengan subjek penelitian siswa kelas kepada tiap siswa, kemudian siswa

VIII.5 yang berjumlah 36 orang. Sebelum mengerjakan LKS bersama kelompoknya.

penelitian dilaksanakan, siswa telah dibagi


menjadi 8 kelompok heterogen yang masing-
masing berjumlah 4-5 orang dan diberi nama
kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3,
kelompok 4, kelompok 5, kelompok 6,
kelompok 7, dan kelompok 8.
Pembelajaran yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 4 kali
pertemuan dengan rincian kegiatan sebagai
Gambar 2. Siswa mengerjakan LKS
berikut.
Pada pertemuan pertama, materi yang
Pada saat siswa mengerjakan LKS, guru
diberikan adalah volume kubus dan balok.
berkeliling dari satu kelompok ke kelompok
Sebelum pelajaran dimulai peneliti
lain untuk memantau pekerjaan siswa, dan
memberikan apersepsi tentang volume kubus
dan balok. Kemudian peneliti mempersilahkan
6 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 2017

guru juga memberikan pertanyaan kepada sebelumnya dan membagikan LKS yang
siswa untuk memperkaya diskusi. menerapkan tahapan reciprocal teaching
kepada tiap siswa.

Gambar 3. Guru memberikan pertanyaan Gambar 5. Siswa mengerjakan LKS


kepada tiap kelompok
Pada saat siswa mengerjakan LKS, guru
Pertemuan kedua, materi yang diberikan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok
adalah volume prisma. Apersepsi yang lain untuk memantau pekerjaan siswa, dan
diberikan adalah mengenai bentuk bangun guru juga memberikan pertanyaan kepada
prisma dalam kehidupan sehari-hari. siswa untuk memperkaya diskusi.
Kemudian peneliti mempersilahkan siswa
berperan sebagai ”guru” untuk menjelaskan
materi volume prisma, dan pada pertemuan ini
siswa yang berperan sebagai ”guru” yaitu
Melly Desiarni.

Gambar 6. Guru memberikan pertanyaan


kepada tiap kelompok

Pertemuan ketiga, materi yang diberikan


adalah volume limas. Seperti biasanya peneliti
Gambar 4. ”Guru” memperagakan bangun menyampaikan apersepsi tentang bentuk-
prisma bentuk bangun limas dalam kehidupan sehari-
hari. Kemudian peneliti mempersilahkan siswa
Setelah menjelaskan materi pelajaran, berperan sebagai ”guru” untuk menjelaskan
”guru” menyuruh siswa untuk duduk secara materi volume limas, dan pada pertemuan ini
berkelompok yang telah ditentukan
Pembelajaran Matematika… Muslimin, Indaryanti, Ely Susanti 7

siswa yang berperan sebagai ”guru” yaitu pengerjaan LKS selesai, “guru” meminta
Monika. perwakilan dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas.

Gambar 7. Guru menjelaskan materi limas

Setelah menjelaskan materi pelajaran, Gambar 9. Siswa mempresentasikan hasil


”guru” menyuruh siswa untuk duduk secara diskusi kelompok
berkelompok yang telah ditentukan
sebelumnya dan membagikan LKS yang Pada pertemuan keempat dilakukan tes
menerapkan tahapan reciprocal teaching terhadap siswa, untuk mengetahui hasil belajar
kepada tiap siswa, dan kemudian siswa mereka setelah mengalami pembelajaran
mengerjakan LKS bersama kelompoknya. dengan model reciprocal teaching.
Hasil dokumentasi diperoleh dari
masing-masing siswa selama 3 kali pertemuan.
Lembar hasil dokumentasi terdiri dari 4
indikator, masing-masing indikator terdiri dari
2 deskriptor, hasil dokumentasi menunjukkan
kecakapan akademik persiswa. Adapun hasil
dokumentasi kecakapan akademik siswa yang
dilakukan selama 3 kali pertemuan.
Data dari hasil dokumentasi terhadap
Gambar 8. Siswa mengerjakan LKS
hasil kerja siswa, selanjutnya dianalisis, dan
kemudian dikonversikan ke dalam data
Pada saat siswa mengerjakan LKS, guru
kualitatif untuk melihat kecakapan akademik
berkeliling dari satu kelompok ke kelompok
setiap siswa dan tingkat kemunculan tiap
lain untuk memantau pekerjaan siswa, dan
indikator. Berikut tabel yang menunjukan
guru juga memberikan pertanyaan kepada
distribusi kategori kemampuan kecakapan
siswa untuk memperkaya diskusi. Setelah
akademik yang diperoleh siswa.

Tabel 1.
8 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 2017

Kemampuan Kecakapan Akademik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model


Pembelajaran Reciprocal Teaching
Nilai Akhir Frekuensi Persentase Kategori
86 – 100 18 50 Sangat Tinggi
71 – 85 18 50 Tinggi
56 – 70 - - Cukup
41 – 55 - - Kurang
0 – 40 - - Sangat Kurang
Jumlah 36 100%

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa berada dalam kategori cukup, kurang ataupun
dari 36 siswa terdapat 18 (50%) siswa yang kategori yang sangat kurang.
mencapai kategori kecakapan akademik sangat Adapun tingkat kemunculan tiap
tinggi, 18 siswa (50 %) berada dalam kategori indikator dalam pembelajaran matematika
tinggi, dan tidak ada satu siswa pun yang dengan model reciprocal teaching dapat
dilihat dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2.
Tingkat Kemunculan Tiap Indikator dan dalam Pembelajaran Matematika
Melalui Model Reciprocal Teaching
Skor Indikator Pertemuan
Rata-Rata
Ke-
No Indikator Nilai Akhir
1 2 3
1 Mengidentifikasikan variabel 72,22 74,07 72,22 72,84
2 Menghubungkan variabel 98,14 95,37 96,29 96,60
3 Merumuskan hipotesis 100 100 100 100
4 Melaksanakan penelitian/penyelidikan 75,15 70,37 69,44 70,99
Rata-Rata Nilai Akhir 85,26

Untuk tingkat kemunculan tiap indikator terlalu jauh berbeda. Dalam hal ini indikator
kecakapan akademik siswa selama yang paling rendah adalah indikator kecakapan
pembelajaran dengan model reciprocal melaksanakan penelitian/penyelidikan.
teaching dapat dilihat pada tabel 2 di atas. Dengan demikian, berdasarkan hasil
Nilai akhir didapatkan dengan menghitung observasi yang telah diuraikan di atas, secara
skor rata-rata seluruh siswa perindikator dan keseluruhan rata-rata skor kecakapan
tiap pertemuan, kemudian dibagi dengan skor akademik siswa adalah 85,26 dengan kategori
maksimum dan hasilnya dikali dengan 100. kemampuan kecakapan akademik siswa dalam
Merujuk pada hasil observasi siswa pembelajaran matematika melalui model
perindikator yang dapat dilihat dari tabel 2, reciprocal teaching adalah tinggi.
bahwa nilai akhir dari tiap indikator tidak
Pembelajaran Matematika… Muslimin, Indaryanti, Ely Susanti 9

Selama proses pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk mengetahui


berlangsung, siswa mengerjakan latihan soal perkembangan siswa dalam menguasai materi
dan tes. Latihan soal diberikan pada pertemuan pelajaran secara individu. Dari hasil tes
pertama, kedua dan ketiga. Sedangkan tes diperoleh kategori siswa sebagai berikut.
dilakukan pada pertemuan ke empat. Tes

Tabel 3.
Data Kategori Hasil Belajar Siswa
Nilai Akhir Frekuensi Persentase Kategori
86 – 100 13 36,11 Sangat Tinggi
71 – 85 23 63,89 Tinggi
56 – 70 - - Cukup
41 – 55 - - Kurang
0 – 40 - - Sangat Kurang
Jumlah 36 100%

Dari tabel 3 di atas terdapat 13 siswa menyebabkan kecakapan akademik siswa


(36,11 %) dengan kategori sangat tinggi, 23 tinggi yaitu karena LKS yang menerapkan
siswa (63,89 %) dengan kategori tinggi dan tahapan reciprocal teaching sangat
tidak ada siswa dengan kategori cukup, kurang mendukung untuk munculnya seluruh dari
ataupun sangat kurang. deskriptor kecakapan akademik siswa.
Dari hasil analisis data hasil belajar Kecakapan akademik dalam pembelajaran
(terlampir) diperoleh rata-rata nilai akhir yaitu matematika model kooperatif tipe reciprocal
83,01. Berdasarkan kategori hasil belajar, nilai teaching dapat terlihat pada tahapan model
tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Hal reciprocal teaching. Pemberian masalah yang
ini berarti menunjukan bahwa hasil belajar realistik dan relevan dalam LKS
siswa dalam pembelajaran matematika melalui memungkinkan siswa untuk dapat lebih mudah
model reciprocal teaching adalah tinggi. dalam merumuskan hipotesis atau solusi dalam
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa menyelesaikan suatu permasalahan yang
kecakapan akademik siswa kelas VIII SMP diberikan. Melalui diskusi dengan masing-
Negeri 1 Indralaya pada pembelajaran masing anggota kelompoknya siswa dibiarkan
matematika dengan menggunakan model untuk mengemukakan ide-ide/gagasan-
reciprocal teaching adalah tinggi. Hal ini gagasan mereka tanpa harus merasa takut
dapat dilihat dari skor rata-rata kecakapan salah.
akademik siswa yang diperoleh dari hasil Menurut Palinscar (1986) dalam www.
observasi yaitu 85,26. Secara umum yang mbs - sd. org / buletin _ fasilitator / Ed _ 3_
10 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 2017

Reciprocal Teaching. pdf, salah satu Pada indikator mengidentifikasi


karakteristik dari model reciprocal teaching variabel, ada beberapa siswa yang dalam
diantaranya siswa menjadi guru dan mengerjakan soal tidak menuliskan unsur-
pembelajaran dengan menggunakan empat unsur variabel baik yang diketahui maupun
tahapan yaitu bertanya (question generating), yang ditanya oleh soal. Contoh jawaban siswa
memprediksi (predicting), menjelaskan yang menuliskan dan tidak menuliskan unsur-
(clarifiying), dan merangkum (summarizing). unsur variabel dalam menjawab soal
Dalam hal ini, telah diterapkan dalam matematika.
pembelajaran matematika untuk melihat
kecakapan akademik siswa di kelas VIII SMP
Negeri 1 Indralaya, dan sedikit mengalami
kendala pada pembekalan materi untuk “guru”
sebelum pembelajaran dimulai. Untuk
mencapai penyampaian materi yang maksimal
dari “guru” pada saat pembelajaran dimulai,
diharuskan ada pembekalan secara khusus
untuk “guru”, demi tercapainya pembelajaran
yang baik. Pembekalan secara khusus untuk
Gambar 10. Jawaban siswa yang menuliskan
“guru” inilah yang menjadi kendala dalam
unsur-unsur variabel
penerapan model reciprocal teaching dalam
pembelajaran matematika.
Merujuk pada hasil observasi siswa
perindikator yang dapat dilihat dari tabel 3,
bahwa nilai akhir dari tiap indikator tidak
terlalu jauh berbeda. Dalam hal ini, indikator
yang paling rendah adalah indikator kecakapan
melaksanakan penelitian / penyelidikan.
Indikator ini memiliki rata-rata 70,99 yang Gambar 11. Jawaban siswa yang tidak
lebih rendah dibandingkan dengan indikator menuliskan unsur-unsur variabel
lainnya. Skor rendah tersebut disebabkan
dalam setiap kelompok hanya satu siswa yang Pada indikator menghubungkan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya variabel, siswa terlihat mampu
sehingga deskriptor menyimpulkan hasil menghubungkan antarvariabel dengan dapat
diskusi yang didapat belum maksimal pada menulis dan menggunakan rumus yang
kegiatan pembelajaran ini. digunakan dengan benar. Dalam hal ini terlihat
pada jawaban siswa seperti gambar 13.
Pembelajaran Matematika… Muslimin, Indaryanti, Ely Susanti 11

Gambar 14. Siswa menjelaskan hasil


Gambar 12. Menulis dan menggunakan rumus prediksinya
dengan benar
Dari uraian hasil pekerjaan siswa di
Pada indikator merumuskan hipotesis, atas, terlihat bahwa tahapan model reciprocal
rata-rata perindikator mencapai nilai 100 yang teaching mampu melatih kecakapan akademik
merupakan lebih besar dibandingkan dengan siswa. Hal ini dikarenakan Penerapan tahapan
indikator lainnya. Hal ini disebabkan seluruh reciprocal teaching dalam LKS
siswa mampu memprediksi dan menjelaskan memungkinkan siswa untuk dapat lebih mudah
hasil prediksinya di dalam LKS, sehingga dalam mengidentifikasikan variabel,
indikator merumuskan hipotesis mencapai menghubungkan variabel merumuskan
nilai maksimal pada pembelajaran matematika hipotesis atau solusi dalam menyelesaikan
dengan model reciprocal teaching. Pada suatu permasalahan yang diberikan.
indikator ini siswa mampu memprediksi dan Berdaskan hasil penelitian yang telah
menjelaskan hasil prediksi, dalam hal ini dilakukan, secara keseluruhan kecakapan
terlihat dari LKS pada tahap memprediksi dan akademik siswa dalam pembelajaran
menjelaskan hasil prediksi. matematika dengan model reciprocal teaching
tergolong tinggi tetapi belum maksimal. Hal
ini dikarenakan:
1. Siswa sering lalai dalam menuliskan unsur-
unsur variabel, baik yang diketahui maupun
yang ditanya dalam persoalan matematika.
2. Siswa masih takut untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
3. Pembekalan materi untuk “guru” sebelum
Gambar 13. Siswa memprediksi rumus prisma pembelajaran dimulai.
4. Peneliti sebagai guru mempunyai
kemampuan yang terbatas dan masih
banyak kekurangan dalam menyusun
12 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 2017

perangkat pembelajaran, misalnya dalam mampu menciptakan hasil belajar siswa yang
pembuatan LKS. baik.
Kemudian berdasarkan analisis
terhadap hasil belajar, tingkat kemampuan DAFTAR PUSTAKA
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
matematika melalui model reciprocal teaching
Pustaka.
adalah tinggi, hal ini terlihat dari skor rata-rata . 2003. konsep pendidikan
kecakapan hidup. Jakarta: Depdiknas.
nilai akhir hasil belajar siswa yaitu 83,01.
. 2005. Indikator Keberhasilan
Pencapaian nilai hasil belajar siswa yang Program Pengembangan Pendidikan
Kecakapan Hidup Di Sekolah
tinggi disebabkan karena siswa belajar dengan
Menengah Pertama. Jakarta :
sungguh-sungguh ketika pembelajaran dengan Depdiknas.
. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
model reciprocal teaching berlangsung,
Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
sehingga mereka mampu menggunakan rumus Hasanahworld. Wordpress.com /…. /
reciprocal - teaching - dalam -
yang didapat dalam suatu persoalan
pembelajaran matematika. Diakses 27
matematika. juli 2009.
Indriati, (2011). Penerapan Model
Dari hasil tersebut, mengidentifikasikan
Pembelajaran Cooperative Tipe STAD
bahwa tujuan penelitian telah menghasilkan dengan Soal-Soal Pemecahan Masalah
pada Mata Pelajaran Matematika di
model pembelajaran yang efektif dalam
SMA Negeri 6 Palembang.. Jurnal
menunjang hasil belajar siswa. Dengan Pendidikan Matematika. Volume 5
No. 2: 157-170.
demikian, dapat disimpulkan bahwa model
Nurhasana, Farida. 2009. “Reciprocal
pembelajaran reciprocal teaching dapat Teaching dalam Pembelajaran
Matematika”.
diterapkan dalam pembelajaran matematika.
http:// agungprudent. wordpress. Com
/ 2009 / 06 / 05 / model –
pembelajaran - reciprocal teaching/.
KESIMPULAN
Di akses 10 agustus 2009.
Berdasarkan hasil penelitian maka Khomsatun, Siti. 2008. “Kecakapan Akademik
Siswa Pada Pembelajaran Matematika
dapat disimpulkan bahwa secara umum
Menggunakan Pendekatan
kecakapan akademik siswa dalam Kontruktivisme Di Kelas XI 1A. 1
SMA Negeri 1 Tanjung Raja”. Skripsi.
pembelajaran matematika dengan model
Palembang: FKIP Universitas
reciprocal teaching adalah tinggi dengan nilai Sriwijaya.
Maimunah. 2004. “Pembelajaran Matematika
rata-rata 85,26. Adapun hasil belajar siswa
Subpokok Bahasan Volume dan Luas
dalam pembelajaran matematika melalui Sisi Limas Tegak Menggunakan
Pendekatan Kontekstual (Contextual
model kooperatif tipe reciprocal teaching
Teaching and Learning/CTL) Pada
adalah tinggi dengan nilai rata-rata 83,01. Hal Kelas III SMP N 6 Palembang”.
Skripsi. Palembang: FKIP Universitas
ini berarti bahwa pembelajaran matematika
Sriwijaya.
dengan model reciprocal teaching dapat Meryansumayeka. 2008. “Pengembangan
Materi Pelajaran Dengan
melatih kecakapan akademik siswa dan
Menggunakan Media Vidio Pada
Pembelajaran Matematika… Muslimin, Indaryanti, Ely Susanti 13

Pokok bahasan Luas Dan Volume Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi


Bola Di Kelas IX SMP Negeri 1 Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo
Indralaya”. Skripsi. Palembang: FKIP Persada.
Universitas Sriwijaya. Tamba, Henny. 2007. “Kecakapan
Ningsih, Sulistyo. 2006. “Kecakapan Bekerjasama Siswa Dalam
Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan
Pembelajaran Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe Team Assisted
Model Pembelajarana Kooperatif Tipe Individualization (TAI) di Kelas VII
Jigsaw Di Kelas X SMA Srijaya SMP Xaverius 1 Palembang”. Skripsi.
Negara Palembang”. Skripsi. Palembang: FKIP Universitas
Inderalaya: FKIP Unsri. Sriwijaya.
Palincsar. 1986. “Reciprocal Teaching”. Triyana, Erva. 2005. “Penilaian Hasil Belajar
www. mbs - sd. org / buletin _ Siswa Berdasarkan Kurikulum
fasilitator / Ed _ 3_ Reciprocal Berbasis Kompetensi (KBK) ada Mata
Teaching. pdf. Diakses 27 juli 2009. Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1
Reninta, Rima. 2006. “Uji Coba Pendekatan Subah Kabupaten Batang”. Skripsi.
Kontruktivisme Pada Topik Volume Semarang: Universitas Negeri
dan Luas Sisi Prisma Tegak di SMP Semarang.
Negeri 14 Palembang”. Skripsi. Universitas Sriwijaya. 2006. Buku Pedoman
Palembang: FKIP Universitas Fakultas Keguruan dan Ilmu
Sriwijaya. Pendidikan Universitas Sriwijaya
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. 2006/2007. Inderalaya: Percetakan dan
Bandung: PT Tarsito Bandung. penerbitan Universitas Sriwijaya.
Suryani, Ema. 2009. “Pembelajaran Yulianti, (2010). Pengembangan Perangkat
Matematika dengan model Reciprocal Pembelajaran Peluang Berbasis
Teaching untuk Melatih Kemampuan Reciprocal Teaching Untuk Melatih
Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII Kemampuan BerfikirnKritis Siswa
SMPN 17 Palembang”. Skripsi. Kelas XI SMK Negeri 3 Lubuk
Palembang: FKIP Universitas Linggau. Jurnal Pendidikan
Sriwijaya. Matematika. Volume 4 No. 2: 97-114.

Anda mungkin juga menyukai