Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEMATIKA MIKROBA
MORFOLOGI KOLONI DAN SEL

OLEH :
NAMA : INDAH RAHMASARI
NIM : 08041181722045
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : NUR ARIFAH

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA

Universitas Sriwijaya
2019
LAPORAN AKHIR
ACARA I

Nama/NIM : Indah Rahmasari/0804118172045 Kelompok : 4 (EMPAT)


Asisten : Nur Arifah Tanggal : 21-02-2019

I. Judul : Morfologi Koloni dan Sel


II. Tujuan : Praktikum ini bertujuan untuk mengkarakterisasi morfologi
koloni dan sel bakteri dan jamur.
III. Prinsip Dasar
Bentuk bakeri mengacu kepada bentuk dari suatu koloni bakteri, yaitu
melingkar (circular), tidak menentu (irregular), benang (filamentous), dan
berakar (rhizoid). Bentuk tersebut adalah bentuk-bentuk dari koloni bakteri yang
mungkin akan sering kita jumpai. Diameter dari koloni secara representatif dapat
diukur. Koloni yang berukuran mungil disebut punctiform. Permukaan biasanya,
permukaan suatu koloni bakteri mengkilap (shiny) dan halus (smooth). Deskripsi
permukaan lainnya adalah berurat (veined), kasar (rough), tumpul (dull), berkerut
(wrinkled or shriveled), dan berkilau atau glistening (Raharja, 2015).
Istilah yang mungkin sesuai untuk menunjukkan tekstur atau konsistensi
pertumbuhan bakteri adalah kering (dry), lembab (moist), berlendir (mucoid),
rapuh (brittle), kental (viscous), butyrous (butter). Sangat penting untuk
mendeskripsikan warna atau pigmen dari suatu koloni. Juga termasuk istilah
deskriptif untuk setiap karakteristik optik lainnya yang relevan seperti tak tembus
cahaya atau buram (opaque), keruh (cloudy), tembus cahaya (translucent), dan
warna - warni atau iridescent (Elfidasari, 2011).
Sel jamur terdiri dari zat kitin. Tubuh atau soma jamur dinamakan hifa yang
berasal dari spora. Sel jamur tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat
berfotosintesis seperti tumbuhan tingkat tinggi. Jamur memperoleh makanan
secara heterotrof dengan mengambil makanan dari bahan organik. Bahan-bahan
organik yang ada di sekitar tempat tumbuhnya diubah menjadi molekul-molekul

Universitas Sriwijaya
sederhana dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh hifa, untuk selanjutnya
molekul sederhana tersebut dapat diserap langsung oleh hifa (Sari et al., 2016).
IV. Metode Praktikum
4.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percoban berupa gelas objek dan gelas penutup,
petridish steril, jarum ose, jarum inokulasi, lampu spiritus, cawan petri, mikroskop .
Bahan yang digunakan pada percobaan berupa biakan biakan bakteri, jamur, yeast,
medium EMB tegak, miring dan lempeng, medium NB, medium SIM, medium PDA,
medium MEA, Medium CDA, Medium SDA, Medium SDB, Gram A (Kristal violet),
cat Gram B, cat Gram C, cat Gram D (safranin), malachyte green, methylen blue,
asam laktat-trypan blue, akuades dan alkohol.

4.2. Cara Kerja


4.2.1. Pengamatan Makroskopis
4.2.1.1. Morfologi Koloni Bakteri
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ambil 1 ose bakteri
kemudian digoreskan pada medium EMB lempeng dengan teknik quadran streak.
Lalu ambil 1 ose bakteri lagi kemudian digoreskan pada medium EMB miring
dengan teknik slant culture. Ambil 1 ose bakteri lalu ditusukkan pada medium
EMB tegak dengan teknik stab culture. Ambil 1 ose bakteri lalu pindahkan ke
medium NB dan SIM dengan teknik shake culture. Setelah selesai, semua
medium tadi di inkubasi selama 48 jam, lalu diamati koloni bakteri yang tumbuh.
4.2.1.2. Morfologi Koloni Fungi
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ambil 1 ose fungi lalu
letakkan di bagian tengah dari medium PDA selanjutnya dibuat lingkaran.
Seterusnya lakukan hal yang sama untuk media MEA dan CDA. Setelah selesai
medium tadi di inkubasi selama 7 hari, lalu amati koloni fungi yang tumbuh.
4.2.1.3. Morfologi Koloni Yeast
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ambil 1 ose yeast
kemudian goreskan pada medium SDA dengan teknik quadran streak. Lalu ambil
1 ose yeast pindahkan ke medium SDB dengan teknik shake culture. Setelah

Universitas Sriwijaya
selesai selanjutnya medium diinkubasi selama 7 hari, lalu amati koloni bakteri
yang tumbuh.

4.2.2. Pengamatan Mikroskopis


4.2.2.1. Pewarnaan Gram
Alat dan bahan disiapkan serta area kerja disterilkan menggunakan
alkohol dan lampu spiritus dinyalakan. Glass object dibersihkan dengan
menggunakan alkohol dan difiksasi di atas nyala api lampu spiritus. Bagian bawah
diberi tanda lingkaran dengan spidol untuk diletakkan isolat bakteri. Bakteri A
diambil menggunakan ose, kemudian diletakkan di atas glass object pada
lingkaran yang telah dibuat secara aseptis, lalu difiksasi. Diteteskan 1 tetes cat
Gram A (Kristal violet) pada lingkaran tersebut, kemudian didiamkan selama 1
menit. Lalu dicuci dengan akuades mengalir dan dikeringanginkan.
Diteteskan cat Gram B pada bagian yang sama, didiamkan selama ± 1
menit. Lalu dicuci dengan akuades mengalir dan dikeringanginkan. Diberi cat
Gram C pada bagian yang sama, didiamkan selama 30 detik. Lalu dicuci dengan
akuades mengali dan dikeringanginkan. Diteteskan cat Gram D (safranin),
didiamkan selama ± 45 detik. Lalu dibilas dengan akuades mengalir dan
dikeringanginkan. Diamati di bawah mikroskop bentuk sel, dan warna sel bakteri
(sifat bakteri gram + atau gram-).
4.2.2.2. Pewarnaan Endospora
Alat dan bahan disiapkan serta area kerja disterilkan menggunakan
alkohol dan lampu spiritus dinyalakan. Glass object dibersihkan dengan alkohol
dan dikeringkan. Bakteri A diambil dengan menggunakan ose secara aseptis.
Isolat yang diperoleh diletakkan pada glass object juga secara aseptis. Ditetesi 1
tetes malachyte green ke glass object yang telah terdapat isolat tersebut.
Diletakkan di atas penangas air yang mendidih dan didiamkan selama 5
menit. Jika bagian pinggir mulai mengering, ditambahkan lagi malachyte green.
Setelah 5 menit diangkat, setelah dingin glass object dengan akuades mengalir.
Ditetesi dengan safranin sebagai coutersain, didiamkan selama ± 45 detik.
Kemudian dicuci dengan akuades mengalir dan dikeringanginkan. Diamati di
bawah mikroskop adalah terbentuk spora atau tidak.

Universitas Sriwijaya
4.2.2.2. Pengamatan Mikroskopis jamur
Alat dan bahan disiapkan serta area kerja disterilkan menggunakan
alkohol dan lampu spiritus dinyalakan. Glass object dibersihkan menggunakan
alkohol. Isolat A diambil menggunakan jarum dan diletakkan di glass object yang
telah ditetesi dengan methylen blue, lalu ditutup dengan cover glass. Selanjutnya
diamati morfologi jamur dengan menggunakan mikroskop.
4.2.2.3. Pengamatan Mikroskopis Yeast
Alat dan bahan disiapkan serta area kerja disterilkan menggunakan
alkohol dan lampu spiritus dinyalakan. Glass object dibersihkan menggunakan
alkohol, Lalu ambil 1 ose dari isolat yeast. Selanjutnya teteskan dengan methylen
blue, lalu ditutup dengan cover glass. Selanjutnya amati morfologi yeast dengan
menggunakan mikroskop.

Universitas Sriwijaya
V. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan praktikum Morfologi Kolon dan Sel yang telah dilaksanakan,
didapatkan hasil :
5.1. Tabel Pengamatan Makroskopis Dan Mikroskopis Bakteri
Pengamatan Makroskopis Gambar dan Keterangan
Bentuk Koloni Circular
Cawan
Tepian Petri Entire
Elevasi Flat
Bakteri
Warna Koloni Bagian Atas Hijau Metalik
Medium
Warna Koloni Bagian Bawah Coklat

Lingkaran kosentris Tidak ada


Garis radial Tidak ada
Tetes eksudat Ada
Ukuran koloni Small
Kekompakan koloni Padat
Media EMB tegak Beaded
Media EMB miring -
Media SIM Sediment
Pengamatan Mikroskopis Gambar dan Keterangan
Pewarnaan Gram
Bentuk sel Batang
Susunan sel Tunggal
Warna sel Merah
Sifat sel Gram negatif
Bentuk basil
bakteri
Pewarnaan Endospora Tidak ada

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, bakteri Escerichia coli termasuk


bakteri gram negatif karena setelah pewarnaan gram berwarna merah dan
bakterinya berbentuk batang. Menurut Elfidasari (2011), mengatakan bahwa
E. coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil, ada yang individu

Universitas Sriwijaya
(monobasil), saling berpasangan (diplobasil) atau berkoloni membentuk rantai
pendek (streptobasil), tidak membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ±
1,1–1,5 x 2,0–6,0 µm, dapat bertahan hidup di medium sederhana dan
memfermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas, kandungan G+C DNA ialah
50 ‒ 51 mol %. Pergerakan bakteri ini motil, tidak motil, dan peritrikus. Ada yang
bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif. E. coli merupakan penghuni normal
usus, dan seringkali menyebabkan infeksi.
Hasil yang tidak didapatkan saat pewarnaan gram karena terjadi
penyimpangan pengecatan apakah itu saat pencucian kurang bersih ataupun cat
kristal violetnya terlalu tebal dan tidak merata, sehingga isolat bakteri tertutupi
cat. Menurut Yulvizar (2013), Kaca objek dibersihkan dengan alkohol dan
dilewatkan beberapa kali pada nyala api bunsen, kemudian diambil isolat bakteri
dengan jarum ose secara aseptik dan dioleskan pada kaca objek. Isolat bakteri
kemudian ditetesi ungu violet dan dibiarkan selama 1 menit, selanjutnya dicuci
dengan air mengalir dan dianginkan hingga kering. Isolat bakteri kemudian
ditetesi lagi dengan larutan iodine dan dibiarkan selama 1 menit, kemudian dicuci
dengan air mengalir dan dianginkan hingga kering. Selanjutnya isolat bakteri
ditetesi alkohol 95% selama 30 detik, kemudian dialiri air dan dianginkan hingga
kering. Isolat bakteri kemudian ditetesi safranin selama 30 detik dan dicuci
dengan air mengalir, dikeringkan dengan kertas penghisap dan dikering anginkan,
kemudian dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop.
Endospora adalah bagian dari bakteri yang berfungsi untuk melindungi
bakteri dari lingkungan yang ekstrim atau tidak menguntungkan.
Menurut Puspitasari et al. (2012), endospora merupakan karakter kunci utama
genus Bacillus. Endospora merupakan struktur bakteri yang dapat bertahan pada
keadaan yang tidak menguntungkan seperti kekeringan, kekurangan nutrien,
pembekuan, serta bahan-bahan kimia.
5.2. Tabel Pengamatan Makroskopis Dan Mikroskopis Fungi
Pengamatan Makroskopis Fungi
Medium Tumbuh Ket dan Gambar
Karakteristik PDA CDA MEA
Warna medium PDA

Universitas Sriwijaya
Putih Kuning Kuning
sekitar koloni 1
kekuningan
2
Warna permukaan
koloni Putih Putih Putih

3
Warna Sebalik
koloni Putih Kuning Kuning
kekuningan CDA
Diameter Koloni 7,8 cm 6,2 cm 6,6 cm
Garis Radial 1 - - Ada

MEA

Ket :
1. Cawan
2. Jamur
3. Medium

Pengamatan Makroskopis Fungi Ket dan Gambar


Bentuk spora Bulat
Tipe spora aseksual Konidiospora
Karakter tambahan -
Hifa
Tipe hifa Bersekat (Bersepta)
Pigmentasi hifa Hitam
Tangkai buah Hitam

Universitas Sriwijaya
Jamur yang di tumbuhkan pada media agar PDA, CDA, dan MEA yaitu
Aspergillus dimana jamur ini termasuk dalam jamur kornidia karena sporanya
tidak memiliki kantung spora. Menurut Rakhmawati (2013), mengatakan bahwa
Aspergillus sp bentuknya seperti botol dengan leher (panjang atau pendek) seperti
silinder agak melebar pada salah satu ujung misalnya pada Cladosporium, lencir
seperti pada Verticillium dan Paecilomyces. Bentuk konidia beraneka ragam
tergantung spesiesnya. Permukaan konidia dapat halus, kasar, atau mempunyai
tonjolan-tonjolan.
Aspergillus termasuk dalam kelas Ascomycetes. Hasanah (2017), mengatakan
bahwa Aspergillus dapat dikatakan suatu jamur yang termasuk dalam kelas
Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai
saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah,
debu organik, makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di
rumah sakit dan Laboratorium. Aspergillus adalah jamur yang membentuk
filamenfilamen panjang bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia
dan konidiospora.
Aspergillus dapat dikatakan jamuar yang penyebab banyak penyakit tetapi
selan itu dapat menguntungkan pada beberapa bidang industri.
Menurut Wahdania et al. (2016), mengatakan bahwa Aspergillus adalah salah satu
dari sekian banyak jamur (fungi) yang banyak dimanfaatkan untuk penelitian di
bidang bioteknologi, industri, dan pendidikan. Penyakit Aspergillosis disebut juga
Brooder Pneumonia, mycotic pneumonia, atau pneumomycosis. Aspergillosis
juga merupakan penyakit sistem pernapasan yang disebabkan oleh infeksi jamur
dari genus Aspergillus. Aspergillus membutuhkan suhu yang hangat, kelembaban,
dan material organik untuk berkembang biak.

5.3. Tabel Pengamatan Makroskopis Dan Mikroskopis Yeast


Pengamatan Makroskopis Gambar dan keterangan
SDA SDB SDA :
Bentuk Koloni Circular -
Tepian Entire -
Elevasi Hilly -

Universitas Sriwijaya
Warna permukaan
koloni Cawan

-Bagian atas PutihYeast


susu
-Bagian bawah Cream
Lingkaran kosentris Tidak ada
Garis radial Medium
Tidak ada
Tetes eksudat Tidak ada
SDB :
Ukuran koloni Small
Kekompakan koloni Padat
Kebutuhan O2 - Anaerob
Tabung

Medium dan
Yeast

Pengamatan Mikroskopis Gambar dan keterangan


Bentuk spora Bulat
Tipe spora aseksual Blastospora
Karakter tambahan Klamidiospora
Tipe hifa Blastospora
Pseudohifa
Klamidiospora
Pigmentasi hifa - Pseudohifa
Tangkai buah -

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, isolat yeast yang digunakan


yakni Candida albicans. Pada media SDA menghasilkan bentuk koloni circular,
tepian koloni entire dengan warna permukaan atas koloni putih susu sedangkan
bagian bawah koloni berwarna cream. Menurut Mutiawati (2016),
Candida albicans yaitu organisma yang memiliki dua wujud dan bentuk secara
simultan atau dimorphic organism. Pertama adalah yeast-like state atau non-
invasif dan sugar fermenting organism. Kedua adalah fungal form memproduksi
root-like structure atau struktur seperti akar yang sangat panjang atau rhizoids dan

Universitas Sriwijaya
dapat memasuki mukosa (invasif). 4-5 Dinding sel Kandida dan juga C. albicans
bersifat dinamis dengan struktur berlapis, terdiri dari beberapa jenis karbohidrat
berbeda.
Salah satu penyakit yang di sebabkan oleh yeast jenis ini adalah keputihan.
Menurut Sidik et al. (2016), mengatakan bahwa Candida albicans penyebab
Kandidiasis terdapat di seluruh dunia dengan sedikit perbedaan variasi penyakit
pada setiap area. Kandidiasis interdigitalis lebih sering terdapat di daerah tropis
sedangkan kandidiasis kuku pada iklim dingin. Penyakit ini dapat mengenai
semua umur terutama bayi dan orang tua. 5-7 Infeksi yang disebabkan Kandida
dapat berupa akut, subakut atau kronis pada seluruh tubuh manusia.
Candida albicans adalah monomorphic yeast dan yeast like organism yang
tumbuh baik pada suhu 25- 30oC dan 35-37oC.
Candida albicans akan bersifat patogen jika penderita dalam keadaaan
immunokompromis. Menurut Kalista et al. (2017), menatakan bahwa
Candida albicans adalah mikroorganisme normal dalam rongga mulut yang
bersifat oportunistik patogen, yaitu tidak patogen pada individu sehat tetapi akan
menjadi patogen pada individu dengan kondisi immunokompromis.
Candida albicans akan berpoliferasi menyebabkan virulensinya meningkat dan
berubah menjadi patogen, sehingga dapat menimbulkan infeksi.

Universitas Sriwijaya
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum morfologi koloni dan sel maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.
2. Aspergillus sp bentuknya seperti botol dengan leher (panjang atau pendek)
seperti silinder agak melebar pada salah satu ujung.
3. Candida albicans yaitu organisma yang memiliki dua wujud dan bentuk
secara simultan atau dimorphic organism.
4. Aspergillus dapat dikatakan suatu jamur yang termasuk dalam kelas
Ascomycetes.

6.2. Saran
Sebaiknya untuk praktikan harus lebih kondusif saat praktikum dan
disarankan untuk praktikan lebih berhati-hati saat menggunakan alat-alat gelas.
Gunakan alat dengan steril agar tidak terjadi kontanminasi.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Elfidasari, Dewi et al. 2011. Perbandingan Kualitas Es di Lingkungan Universitas


Al Azhar Indonesia dengan Restoran Fast Food di Daerah Senayan dengan
Indikator Jumlah Escherichia coli Terlarut. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri
Sains Dan Teknologi. 1(1): 18-20.

Hasanah, Uswatun. 2017. Mengenal Aspergillosis, Infeksi Jamur Genus


Aspergillus. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera. 15 (30): 76-86.

Kalista, Kemal F., Chen, Lie K., Wahyuningsih, R., dan Rumende, Cleopas M.
2017. Karakteristik Klinis dan Prevalensi Pasien Kandidiasis Invasif di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.
4(2): 1-10.

Mutiawati, Vivi Keumala. 2016. Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida


Albicans. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 16(1): 53-54.
Puspitasari, F. D., M. Showitri., N. D. Kuswytasari. 2012. Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri Aerob Proteolitik dari Tangki Septik. Jurnal Sains
dan Seni ITS. 1(10): 2.

Raharja, S. T. 2015. Identifikasi Escherichia coli Pada Air Minum Isi Ulang dari
Depot Kelurahan Pisangan dan Cirengeu. Skripsi. Kedokteran, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Rakhmawati, Anna. 2013. Reproduksi Jamur. Makalah. Jurusan Pendidikan


Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Yogyakarta.

Siddik, Muhammad B., Yulia, Lia dan Edyson. 2016. Perbandingan Efektivitas
Antifungi Antara Ekstrak Metanol Kulit Batang Kasturi Dengan
Ketokonazol 2% Terhadap Candida albicans. IN VITRO Berkala
Kedokteran. 12(2): 271-278.
Wahdania, I., Asrul dan Rosmini. 2016. Uji Daya Hambat Aspergillus niger Pada
Berbagai Bahan Pembawa Terhadap Phytopththora palmivora Penyebab
Busuk Buah Kakao (Theobroma cacao L.). e-J. Agrotekbis. 4(5): 521-529.
Yulvizar, Cut. 2013. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger
sp. Biospecies. 6(2) : 1-7.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai