Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANJUT USIA

DI RUANG PUNTADEWO UNIT REHABILITASI


PELAYANAN LANJUT USIA WENING WARDOYO
UNGARAN

DISUSUN OLEH

Dionisia Arista P Hari, S.Kep (Ns201531013)


Sari Novi Anggraini, S.Kep (Ns201531045)
Tiara Simarmata, S.Kep (Ns201531051)
Vira Kurniasari, S.Kep (Ns201531053)
Yolanda Dias S, S.Kep (Ns201531054)

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES St. ELISABETH
SEMARANG
2015/2016
Asuhan keperawatan kelompok usia lanjut

a. Pengkajian

Data umum
Nama panti : Unit Pelayanan Sosial Lansia Wening Wardoyo
Ungaran
Alamat panti : Jln. Kutilang no.24 Ungaran, Kab. Semarang
Nama pimpinan :
Nama wisma : Wisma Puntodewo
Pengasuh wisma :
Luar : Deny
Dalam : Fajar
Jumlah lansia di wisma : 5 orang
Tanggal pengkajian : 9 Januari 2016

b. Dimensi biofisik

1. Berdasarkan jenis kelamin

40% lansia berjenis kelamin perempuan, 60% lansia berjenis kelamin laki-
laki.
2. Berdasarkan umur (pembagian usia menurut WHO)

 lanjut usia (elderly) 60-74 tahun : 60% lansia

 lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, : 40% lansia

 dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

3. Berdasarkan suku/etnis

 100% lansia berasal dari suku Jawa

4. Berdasarkan agama

 20% lansia beragama katholik

 80% lansia beragama islam

5. Berdasarkan status gizi

 Membrane mukosa lansia 60% lembab, 40% kering

 Konjungtiva ananemis

 Turgot kulit elastis


6. Berdasarkan masalah kesehatan

a. Gangguan gerak

Ketebatasan gangguan gerak yang terjadi karena usia yang bertambah dan
mengalami proses penuaan pada 20% lansia. 60% lansia masih mampu
melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri. 20% lansia membutuhkan
bantuan orang lain dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari karena
memiliki riwayat stroke.
MK. Gangguan rentang gerak
b. Cepat lelah

40% lansia yang masih mampu melakukan ADL secara mandiri memiliki
tugas berbeda untuk merawat wisma dan daerah sekitar wisma. 20%
lansia diantaranya mampu melakukan ADL namun memiliki riwayat
gangguan jiwa halusinasi sehingga lansia tampak cepat lelah.
c. Nafsu makan berkurang

100% lansia memiliki nafsu makan yang baik, makan 3x sehari, makan
habis 1 porsi.
d. Gangguan pendengaran

20% lansia mengalami gangguan pendengaran, dan 80% lansia memiliki


pendengaran yang masih bagus.
e. Gangguan penglihatan

80% lansia memiliki penglihatan yang baik, tidak ada lansia yang
meggunakan alat bantu melihat seperti kacamata. 20% lansia mengalami
katarak yang sedang di program untuk dilakukan operasi katarak.
f. Susah tidur

20% lansia mengalami gangguan dalam tidur, karena memiliki tanggung


jawab untuk mengisi air dan melakukan pekerjaan rumah.
g. Batuk

20% lansia mengalami gangguan kesehatan batuk karena merokok.


h. Lain-lain

c. Dimensi psikologi

1. Status mental (berdasarkan dengan pemeriksaan SPMSQ)

Berdasarkan penilaian short portable mental status questionnaire (SPMSQ)


didapatkan data 60% lansia memiliki tingkat intelektual utuh, dan 40%
kerusakan intelektual sedang.
2. Status depresi (berdasarkan “the geriatric depression scale”)

Berdasarkan penilaian geriatric depression scale (GDS) didapatkan hasil


60% pasien mengalami depresi, dan 40% tidak depresi.
3. Keadaan emosi

80% lansia memiliki tingkat emosi yang stabil, dan 20% lansia tidak
memiliki emosi yang stabil.
d. Dimensi fisik

1. Luas wisma

156m2
2. Keadaan lingkungan dalam wisma

a. Kondisi penerangan

Jumlah lampu yang ada diwisma ada 8 yang mati 3


b. Kebersihan dan kerapian

Kebersihan dan kerapian di wisma puntadewa sudah cukup baik, ruangan


tampak bersih dan rapi tidak berdebu karena setiap harinya selalu disapu
dan di pel, kaca jendela-jendela di lap, rumput didepan wisma juga di
cabut. Tetapi untuk kebersihan tempat tidur sebagian penerima manfaat
kurang bersih dan kurang rapi.
c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita

Di wisma puntadewa, ruangan kamar antara pria dan wanita dipisahkan


untuk menjaga privasi masing-masing penerima manfaat.
d. Sirkulasi udara

Keseluruhan ruangan wisma terdapat banyak ventilasi sehingga sirkulasi


udaranya baik dan sejuk, tetapi untuk kamar penerima manfaat ventilasi
sudah ada tetapi jarang dibuka.
e. Keamanan

Keadaan di wisma puntadewa sudah aman dimana belum pernah


ditemukan kejadian kehilangan barang.
f. Sumber air minum

Sumber air minum di wisma puntadewa disediakan oleh pihak panti,


berupa air minum isi ulang.
g. Ruang berkumpul bersama

Diruangan puntadewa disediakan ruang berkumpul bersama yaitu berupa


ruang tamu dan terdapat tv.

3. Keadaan lingkungan di luar wisma

a. Pemanfaatan halaman

Halaman wisma puntadewa terdapat tanaman bunga dam pohon yang


membuat sejuk dan halaman wisma tampak rapid an bersih
b. Saluran pembuangan air

Saluran pembuangan air di wisma puntadewa mengalir ke kolam lele


dibelakang wisma.

c. Tempat pembuangan sampah

Tempat pembuangan sampah di ruang puntadewa sudah disediakan


didepan wisma, selanjutnya dubuang pada tempat pembuangan
sampah pusat wisma dibelakang dapur umum.

d. Sumber pencemaran

Sumber pencemaran di ruang puntadewa yaitu terdapatnya kolam lele


yang terkadang muncul bau yang tidak enak, dan air yang kotor pada
kolam menyebabkan nyamuk berkembang biak.

e. Dimensi sosial

1. Kalayan berdasarkan pendidikan

2. Hubungan antar lansia di dalam wisma

Hubungan antar lansia di dalam wisma baik-baik saja, tetapi mereka jarang
untuk berkumpul, komunikasi hanya seperlunya saja.
3. Hubungan antar lansia di luar wisma

Hubungan antar lansia di luar wisma hanya sebagian saja yang sering
berinteraksi dengan lansia yang lainnya.
4. Hubungan lansia dengan anggota keluarga

Hubungan lansia dengan anggota keluarganya kurang baik karena mereka


jarang bertemu dengan anggota keluarganya.
5. Hubungan lansia dengan pengasuh lansia

Hubungan lansia dengan pengasuh sangatlah baik, mereka sering berinteraksi


dengan pengasuh wisma puntadewa, contohnya mereka sering sharing
dengan pengasuh.

6. Kegiatan organisasi sosial/agama


Kegiatan organisasi sosial/agama di wisma puntadewa sudah cukup baik
tetapi ada beberapa lansia yang harus dimotivasi untuk mengikuti kegiatan
sosial atau agama.
MK. Gangguan Dimensi Sosial

f. Dimensi tingkah laku


1. Pola makan

Pola makan lansia di wisma puntadewa teratur, makan 3 kali dalam sehari
(nasi, lauk, sayuran dan buah)
2. Pola tidur

Pola tidur lansia diruang puntadewa cukup baik dimalam hari mereka biasa
tidur pada jam
3. Pola eliminasi

Pola eliminasi para lansia diwisma arimbi tidak ada permasalahan, mayoritas
mereka BAK 4-5x dalam sehari, BAB 1x dalam sehari.
4. Kebersihan diri

Keberishan diri para lansia sudah baik mereka mandi 2x dalam sehari dan tau
prosedur mandi yang benar.
5. Kebiasaan buruk dalam kelompok

Kebiasaan buruk yang dimiliki para lansia adalah merokok, 40% dari lansia
di wisma puntadewa perokok aktif.
6. Status fungsional (aks)

80% lansia memiliki indeks katz A, dan 20% lansia memiliki indeks katz B
7. Kebiasaan

60% lansia di wisma puntadewa memiliki kebiasaan tidur jika tidak ada
aktifitas yang dilakukan, 40% dari lansia yang lain senang mencari kegiatan
lain, misalnya membersihkan lingkungan sekitar wisma.
8. Rekreasi

Rekreasi untuk pada lansia diberikan 1 tahun sekali biasanya pada bulan
September.
9. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan para lansia tergantung pada diri sendiri.


g. Dimensi kesehatan

1. Perilaku mencari pelayanan kesehatan

Lansia di wisma puntadewa cukup bagus dalam mencari pelayanan


kesehatan, misal salah satu dari mereka sedang tidak enak badan biasanya
mereka lapor dengan pengasuh dalam agar dimintakan obat dari poliklinik.
2. System pelayanan kesehatan

System pelayanan kesehatan di unit rehabilitasi wening wardoyo ungaran


cukup baik, yaitu terdapatnya poliklinik.
3. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di poliklinik

Terdapat 1 orang tenaga kesehatan.


4. Tindakan pencegaan terhadap penyakit
Tindakan pencegahan terhadap penyakit sudah bagus, yaitu dengan perilaku
menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar terhindar dari bakteri dan
kuman.
5. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia

Pelayanan kesehatan yang ada di unit rehabilitasi lansia wening wardoyo


ungaran yaitu poliklinik.
6. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan

Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan yang ada di unit rehabilitasi lansia


wening wardoyo dilakukan 1 bulan 2 kali yaitu pada hari kamis minggu ke 2
dan kamis minggu ke 4 setiap bulannya.

h. Masalah keperawatan kelompok usia lanjut

Dimensi Sosial (hubungan atau komunikasi sesame lansia di dalam wisma)


i. Intervensi

1. Pantau aktifitas sosialisasi lansia

2. Membuat jadwal kegiatan harian untuk berkumpul bersama antar lansia,

seperti makan bersama, menonton TV, dan melakukan sharing

3. Membuat program terapi aktifitas kelompok

4. Melakukan kerja bakti bersama

EVIDANCE BASED PRACTICE


PEMBERIAN SENAM REMATIK UNTUK
PENINGKATAN GAYA HIDUP PADA LANSIA DI
RUANG PUNTADEWO UNIT REHABILITASI
PELAYANAN LANJUT USIA WENING WARDOYO
UNGARAN

DISUSUN OLEH

Dionisia Arista P Hari, S.Kep (Ns201531013)


Sari Novi Anggraini, S.Kep (Ns201531045)
Tiara Simarmata, S.Kep (Ns201531051)
Vira Kurniasari, S.Kep (Ns201531053)
Yolanda Dias S, S.Kep (Ns201531054)

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES St. ELISABETH
SEMARANG
2015/2016
A. Analisa situasi

Proses menua adalah proses pasti yang akan dialami oleh semua orang.
Proses menua berarti suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dimana pada proses ini
setiap individu mengalami perubahan baik fisik maupun mental.

Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua, dari


ujung rambut sampai ujung kaki. Perubahan secara fisik pada seorang lansia
dapat dilihat dari perubahan pada kemampuan melihat dan mendengar,
kemampuan rentang gerak, dan terjadi perubahan pada sistem integumen.
Selain faktor keturunan, infeksi tulang pada sendi, jenis kelamin, kegemukan
atau obesitas, cedera sendi, faktor umur atau proses penuan juga merupakan
faktor yang mendukung terjadinya rematik. Untuk itu perlu penangan khusus
dalam mencegah maupun mengurangi terjadinya rematik

Selain pengobatan secara medikasi, pengobatan non medikasi dapat


dilakukan. Penurunan kekuatan rentang gerak terjadi karena kurangnya
aktivitas yang dilakukan oleh individu lansia tersebut. Peningkatan gaya hidup
aktivitas pada lansia dapat diberikan melalui kegiatan aktivitas jasmani dan
olahraga seperti senam rematk. Senam rematik adalah suatu gerakan yang
dilakukan secara teratur dan terorganisasi baik untuk mencegah terjadinya
rematik maupun penderita rematik itu sendiri.

Berdasarkan analisa situasi yang dilakukan di ruang Pontodewo, dari 5


orang lansia 3 diantaranya lebih memilih untuk tidak melakukan aktivitasatau
berdiam diri dan anya melakukan aktivitas yang bersifat individu seperti
mandi, toileting dan makan. Kurangnya aktivitas itu menyebabkan
komunikasi diantara lansia itu sendiri menjadi renggang sehinnga sosialisasi
diantara mereka berkurang.

Pemberian senam rematik selain sebagai mencegah terjadinya rematik


maupun mencegah memperparah kondisi rematik pasien, dapat dijadikan
sebagai media untuk berkomunikasi dimana pasien dikumpulkan pada satu
tempat sehingga dapat menstimulus para lansia untuk saling berkomunikasi.

B. Judul Penelitian yang diaplikasikan

“Meningkatkan Gaya Hidup Aktif Para Lansia Melalui Aktivitas


Jasmani dan Olahrga”

C. SOP Aplikasi Penelitian


I. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
 Lansia di ruang Puntodewo
 Tidak memuiliki batasan rentang gerak

2. Kriteria Eksklusi
 Lansia yang menolak untuk dijadikan responden

II. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 sampai


26 Januari 2016 di Wisma Puntodewo unit rehabilitasi pelayanan
lanjut usia Wening Wardoyo Ungaran

III. Alat dan Bahan

1. Laptoop
2. Speaker
3. Alat tulis
4. Lembar observasi

Anda mungkin juga menyukai