Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR JAWABAN

UJIAN TENGAH SEMESTER II


Mata Ujian : AQIDAH

NAMA : Maulana Yusup


NIM : 14.19.4860
KELAS : E/KM/II

“Bismillahirrahmanirrahim”
1. Syirik adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain Allah dan
disandarkan pada Allah dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah. Di daerah saya ada tetangga malah
temen saya sendiri yang bisa dibilang dalam tanda kutip. Dimana temen saya ini dia mempunyai
sebuah keris yang kecil kira-kira seperti ini bentuk nya :
Keris ini selalu di bungkus kain merah dan selalu di bawa kemanupun beliau pergi, dan keris ini
sesekali suka semacam dimandikan. Entah apa maksudnya, tapi pernah saya tanya hanya sekedar
menyakan untuk apa keris tersebut dimandikan dan selalu di bawa-bawa. Jawabannya : “ keris
tersebut pemberian bapaknya yang sudah meninggal, keris tersebut dijadikan beliau sebagai jaga-
jaga keselamatan beliau dan sebagai pelindung dari hal-hal mengancam, malah bisa buat
kekebalan”. Mendengar jawaban dari beliau saya cukup melongo juga, kok bisa ya.
Rencana saya : Pada saat itu saya jg mengingatkan bahwasanya perbuatan
tersebut tidaklah dibenarkan dan menyimpang dari ajaran allah SWT. Namun malah mendapat
respons anak kecil tau apa. Ya saya mau gimana lagi, Saya hanya bisa mengingatkan, dan
berdo’a semoga temen saya cepet sadar akan hal-hal yang dilakukannya sudah masuk ke dalam
perbuatan syirik. Semoga allah memberinya hidayah aamiin.

2.

‫ أية‬،‫ قال رسول ا هلل صلى هللا عليه وسلّم‬،‫من ابى هريرة رضي هللا عه قال‬
‫ خان‬O‫ وعد أخلف واذاأٔوتمن‬O‫ ح ّدث كذب واذا‬O‫ اذا‬،‫المنافق ثالث‬
Dari Abu Hurairah r.a ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Ciri-ciri orang munafik itu ada
tiga, yaitu bila berbicara ia dusta, bila berjanji ia menyalahi, dan bila dipercaya ia
berjkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ada pemuda di RT saya, kerjaannya mabuk, dan suka mengambil barang orang. Pada waktu saya
bertemu orang tersebut pernah bilang “ kalo denger suara adzan itu shalat”. Tapi ada satu
kejadian dimana pas adzan magrib berkumandang, di tempat biasa tongkrongannya di sebuah
pos ronda, dimana pas adzan berkumandang sampai dengan selesai orang tersebut dengan asik
nya bersama teman-temannya main kartu atau yang lebih populer main Gapleh. Hal tersebut
sering dilakukannya bahkan sampai ketemu waktu shalat berikutnya, malah parahnya lagi kan
suka ronda sampai larut malam, eh pas mau waktu shubuh dia bukanya shalat malah tidur.
Melihat kejadian tersebut saya miris sekali, apa yang beliau pernah ucapkan tapi
tidak sesuai dengan apa kenyataan dari perbuatannya. Pernah beberapa kali di ajak untuk
melaksanakan shalat jawabannya “ duluan aja” padahal tidak sama sekali dia shalat. Hanya allah
yang bisa meluluhkan hati orang tersebut dan semoga beliau tidak termasuk golongan orang-
orang yang merugi kelak. Aamiin

3.

Yang disebut ilmu bintang, horoskop, zodiak dan rasi bintang termasuk di antara amalan
jahiliyah. Ketahuilah bahwa Islam datang untuk menghapus ajaran tersebut dan menjelaskan
akan kesyirikannya. Karena di dalam ajaran tersebut terdapat ketergantungan pada selain Allah,
ada keyakinan bahwa bahaya dan manfaat itu datang dari selain Allah, juga terdapat pembenaran
terhadap pernyataan tukang ramal yang mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib dengan penuh
kedustaan, inilah mengapa disebut syirik. Tukang ramal benar-benar telah menempuh cara untuk
merampas harta orang lain dengan jalan yang batil dan mereka pun ingin merusak akidah kaum
muslimin. Dalil yang menunjukkan perihal tadi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud
dalam kitab sunannya dengan sanad yang shahih dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫س ُش ْعبَةً ِم َن ال ِّسحْ ِر َزا َد َما َزا َد‬ ِ ‫س ِع ْل ًما ِم َن النُّج‬


َ َ‫ُوم ا ْقتَب‬ َ َ‫َم ِن ا ْقتَب‬
“Barangsiapa mengambil ilmu perbintangan, maka ia berarti telah mengambil salah satu
cabang  sihir, akan bertambah dan terus bertambah.”

Begitu pula hadits yang diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan sanad yang jayyid dari
‘Imron bin Hushoin, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

َ ‫ْس ِمنَّا َم ْن تَطَي ََّر أَ ْو تُطُي َِّر لَهُ أَ ْو تَ َكه ََّن أَ ْو تُ ُكه َِّن لَهُ أَ ْو َسح ََّر أَ ْو س‬
ُ‫ُحِّر لَه‬ َ ‫لَي‬
“Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau membenarkan orang
yang beranggapan sial, atau siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan
ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya .”

Pendapat pribadi diri saya bilama mana melihat kejadia hal semacam tersebut, maka saya akan
beristighfar kepada allah SWT dan berdoa saya tidak termasuk golongan tersebut atau terjerumus
kedalamnya. Di zaman yang mana serba digital dan modern mungkin masih ada sebagin segelitir
orang yang masih melakukan dan mempercayai hal tersebut, sangat miris sih. Jujur kalo boleh
bertanya ke mana iman dan akal sehatnya orang tersebut.
Iman seorang Muslim dapat bertambah dan berkurang. Faktor penyebab bertambahnya
iman di antaranya adalah ketaatan, begitu juga faktor menurunnya iman tak lain dan tak bukan
adalah kemaksiatan. Maka dari itu kita diperintahkan untuk terus melakukan amalan-amalan
yang dapat menumbuhkan keimanan dan juga sebaliknya.
Jadi rencana saya untuk menyelamatkan saya,keluarga dan masyarakat
adalah dengan Memperkuat dan memperkokoh ke imanan dan ketaqwaan kepada allah SWT.
Caranya :

 Mendengarkan ayat al-Qur’an dan hadits yang di dalamnya disebutkan perihal janji Allah
subhanahu wata’ala, ancaman-Nya, perkara-perkara akhirat, kisah-kisah nabi, mukjizat,
serta hukuman bagi mereka yang menentang para nabi. Begitu juga mendengarkan
kezuhudan salafussalihin di kehidupan dunia, begitu juga kecintaan mereka kepada
akhirat dan pula mendengarkan ayat-ayat sam’iyyat.
 melihat kebesaran langit dan bumi dan segala sesuatu yang menakjubkan dan keindahan
yang diciptakan di langit dan bumi.
 melaksanakan amal saleh secara teratur, juga menjaga dirinya supaya tidak tergelincir
kepada kemaksiatan dan keburukan. Beliau juga menjelaskan bahwa iman itu dengan
perkataan dan amal, bertambah sebab melakukan ketaatan dan menurun sebab melakukan
kemaksiatan.

Kalo pelaksanaan ke diri pribadi yaitu dengan mengamalkannya, kalo ke keluarga di dakwahi
perlahan-lahan dalam artian bukan menggurui tapi ya. Tapi mengajak dan mengingatkan.
Kalo pengaplikasian ke masyarakat misanya dalam kajian di masjid setelah shalat bisa
dilakukan. Intinya harus istiqomah, selalu beristighfar, menguatkan iman, ketaqwaan,
serta memperkuat dan memperkokoh aqidahnya supaya lurus. Bisa di bilang harus di charger
setiap waktunya agar tidak lemah.

4.

Alquran menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan dalam seluruh aspek


kehidupan. Kekasih allah adalah satu-satunya manusia allah yang sempurna, rasanya
merinding menceritakan Rasul allah ini, tidak akan ada bumi dan seisinya jikalau tida ada
Nur Muhammad. Muhammad Saw, adalah seorang Nabi, Rasull, Raja dari segala rajanya
pemimpin, seorang suami yang terbaik, dan seorang ayah terbaik. Intinya SEMPURNA tidak
ada kecacatan baik dari segi apapun itu.
Maka apa saja kewajiban seorang muslim terhadap kekasih allah ini, jawabannya
apa saja yang keluar dari perkataan, perbuatan, Maka itu adalah Benar dan harus di percayai
serta di ikuti dalam kehidupan seorang muslim.
Beriktiqad adalah berkeyakinan atau berakidah. Akidah itu sendiri salah
satu artinya adalah keyakinan. Jadi, istilah i‘tiqâd berkaitan erat dengan masalah keyakinan
atau keimanan yang mencakup keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab suci
yang diturunkan-Nya, rasul-rasul yang diutus-Nya, Hari Kebangkitan, dan kepada takdir.
Jadi beriktiqad yang benar sebagai seorang muslim kepada
rasullah saw adalah mempercayainya bahwa nabi Muhammad saw adalah orang yang dengan
sebenar-benarnya membawa aqidah ajaran allah Swt untuk menyelamatkan umat ini kelak.
Ahlus Sunnah selamat dari bid’ah-bid’ah perkataan yang
menyalahi apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat
dalam masalah i’tiqad, sebagaimana mereka selamat dari bid’ah-bid’ah amaliyah, mereka
tidak beribadah dan tidak mengadakan syari’at melainkan dengan apa yang disyari’atkan
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mereka yang
berpegang teguh kepada Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih menurut pemahaman
Salafush Shalih, mereka melaksanakan Tauhid kepada Allah dan mendakwahkan kepada
manusia untuk bertauhid dan mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah, mereka
menjauhkan segala bentuk kemusyrikan dan penghambaan kepada selain Allah.
Ahlus Sunnah
melaksanakan Sunnah-Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menghidupkannya dan
mengajak kaum Muslimin untuk berpegang kepada Sunnah serta mereka menjauhkan segala
macam bentuk bid’ah baik dalam masalah i’tiqad maupun amaliah. Karena setiap bid’ah
adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka.
5.

ِ ‫ َولَيَ ْن ِزلَ َّن أَ ْق َوا ٌم إِلَى َج ْن‬، َ‫ازف‬ ُ


‫ب َعلَ ٍم‬ ِ ‫لَيَ ُكون ََّن ِم ْن أ َّمتِى أَ ْق َوا ٌم يَ ْستَ ِح ُّلونَ ْال ِح َر َو ْال َح ِري َر َو ْالخَ ْم َر َو ْال َم َع‬
ُ ‫ فَيُبَيِّتُهُ ُم هَّللا‬. ‫اج ٍة فَيَقُولُوا ارْ ِج ْع إِلَ ْينَا َغدًا‬َ ‫ير – لِ َح‬ َ ِ‫ يَأْتِي ِه ْم – يَ ْعنِى ْالفَق‬، ‫ار َح ٍة لَهُ ْم‬ ِ ‫يَرُو ُح َعلَ ْي ِه ْم بِ َس‬
‫ير إِلَى يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬ ِ ‫ َويَ ْم َس ُخ‬، ‫ض ُع ْال َعلَ َم‬
ِ ‫آخَرينَ قِ َر َدةً َو َخن‬
َ ‫َاز‬ َ َ‫َوي‬

“Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan
zina, sutera, khamr, dan alat musik. Dan beberapa kelompok orang akan singgah di lereng
gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu
keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah
mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah
mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi hingga hari kiamat.” (HR. Bukhari no.
5590).
Yang dimaksud oleh Al-Ma’azif dalam hadits di atas adalah sesuatu yang melalaikan (Al-
Malahiy). Sedangkan Imam Al-Qurthubi, dari Al-Jauhari menyatakan bahwa Al-Ma’azif
adalah Al-Ghina’ (alat musik). Demikian penjelasan dalam Fathul Bari (10: 54) karya Ibnu
Hajar.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz menyatakan bahwa ma’azif –seperti yang disebut dalam
hadits di atas- adalah alat musik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan
bahwa di akhir zaman ada yang menghalalkan khamar, zina dan sutera. Itulah tanda nubuwah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memang benar nyata terjadi. Hadits di atas
menunjukkan akan haramnya alat musik. Hadits itu juga menunjukkan celaan bagi yang
menghalalkannya sebagaimana tercela pula bagi yang menghalalkan khamar dan zina.

Menilik sejarahnya, seni musik Islam sangat dipengaruhi musik Arab yang telah ada sebelum
era Rasulullah SAW. Dalam bahasa Arab, musik berasal dari kata “ma'azif” dari akar kata
“azafa” yang artinya berpaling.
Ma'azif merupakan kata plural dari mi'zaf, yakni sejenis alat musik pukul yang terbuat
dari kayu dan dimainkan oleh masyarakat Yaman dan sekitarnya.
Dalam perkembangannya, mi'zaf bermakna alat musik, tanpa perincian jenis
tertentu. Karena itu, masyarakat Arab biasa memaknai ma'azif dengan alat-alat musik atau
sesuatu yang melalaikan.
Dari makna itulah kemudian dipahami mengapa musik sangat terbatas di masa
awal Islam. Sebab, segala hal yang melalaikan tak disukai Rasulullah dan para sahabat.
Meski demikian, bukan berarti musik sama sekali tak didendangkan pada era tersebut.

Dalam beberapa hadis, Rasulullah hanya memperbolehkan musik didendangkan pada dua
momen saja, yakni pernikahan dan hari raya. Saat Aisyah binti Abu Bakar menikahkah
seorang wanita dengan laki-laki Ansar, Rasulullah bersabda, “Wahai Aisyah, tidak adakah
kalian mempunyai hiburan (nyanyian). Sesungguhnya orang-orang Anshar menyukai hiburan
(nyanyian).” (HR Bukhari dan Muslim).
Membaca shalawat tidak boleh sambil diiringi rebana (alat musik), karena hal ini
termasuk bid’ah. Perbuatan ini mirip dengan kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang-
orang Shufi. Mereka membaca qasidah-qasidah atau sya’ir-sya’ir yang dinyanyikan dan
diiringi dengna pukulan stik, rebana, atau semacamnya. Mereka menyebutnya dengan
istilah sama’ atau taghbiir.
Imam asy-Syafi’i berkata, “Di Iraq, aku meninggalkan sesuatu yang
dinamakan taghbiir (sejenis syair berisi anjuran untuk zuhud di dunia yang dinyanyikan oleh
orang-orang Shufi dan sebagian hadirin memukul-mukulkan kayu pada bantal atau kulit
sesuai dengan irama lagunya). (Yaitu) perkara baru yang diada-adakan
oleh Zanadiqah (orang-orang zindiq; menyimpang), mereka menghalangi manusia dari Al-
Quran.” ( Riwayat Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis; Al-Khalal dalam Amar
Ma’ruf,  hal. 36; dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 9/146. Dinukil dari kitab Tahrim Alat
ath-Tharb, hal. 163). Imam Ahmad ditanya tentang taghbiir, beliau
menjawab, “Bid’ah.” (Riwayat Al-Khallal. Dinukil dari kitab Tahrim Alat ath-Tharb, hal.
163).

Menurut saya, Shalawat yang benar adalah Shalawat yang dilantunkan tidak menggunakan
alat musik sebaiknya, namun melihat dari penjelasan di atas mungkin akan di dapatkan
pendapat atau pandangan berbeda-beda, ada yang membolehkan selama tidak melalaikan
kewajiban, atau sebaliknya.
Shalawat intinya adalah memuji-memuji kepada Rasullah Saw serta
mengagungkannya, kalo dengan alat music seperti rebana atau lain sebaginya bisa mengajak
kita mau bershalawat mengapa tidak, yang tidak boleh itu kita tidak sama sekali bershalawat
kepada kekasih allah SWT.

Alhamdulillah, Syukron 

Anda mungkin juga menyukai