PENYULUHAN
PADA AGREGRAT ‘’STIMULASI TUMBUH
KEMBANG ANAK’’
DISUSUN
O
L
E
H
VINA FAZIANI
LHOKSUKON
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam kita hadiahkan pahalanya kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil menegakkan Tauhid Lailahaillallah di muka
bumi ini.
Berkat partisipasi dan kerjasama rekan-rekan semua, kami dapat menyelesaikan
Tugas ini, dan yang berjudul “STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK”. Kami
menyadari masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam penulisan, Tata Bahasa, juga
dalam pembahasan materi dalam tugas ini. Sebab kami masih dalam proses tahapan
pembelajaran. Sebelumnya kami Mohon maaf bila terdapat kesalahan nantinya. Harapan
kami, tugas ini dapat membantu dalam proses perkuliahan dan tentunya bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari bagi kita semua.
VINA FAZIANI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan morfologi,
biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas atau dewasa. Tingkat
tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan
lingkungan bio-fisiko-psikososial (biologis, fisik dan psikosial). Proses yang unik dan hasil
akhir yang berbeda-beda memberikan ciri tersendiri pada setiap bayi (Soetjiningsih, 2014:2).
Menurut Lee (1989:3) tidak semua bayi tumbuh dengan kecepatan yang sama
walaupun mereka mengikuti pola umum yang sama. Ada bayi yang mencapai setiap tahap
perkembangan lebih awal ketimbang bayi yang lain. Misalnya seorang bayi merangkak pada
usia tujuh bulan sementara yang lain tidak mencapai tahap merangkak sampai usia Sembilan
bulan.
Upaya pengoptimalan tumbuh kembang pada awal-awal kehidupan bayi adalah sangat
penting. Pencapaian tersebut pada setiap bayi berbeda-beda, tetapi ada patokan umur untuk
mencapai kemampuan tersebut yang sering disebut dengan istiah milestone (Moersintowarti,
2002).
Salah satu parameter perkembangan bayi adalah perkembangan motorik kasar seperti
yang diungkapkan Russel (2002) melalui Gross Motor Function Measure (GMFM).
Perkembangan motorik kasar dapat diukur melalui kemampuan bayi dalam berbaring,
berguling, duduk, merangkak, berlutut,
berdiri, berjalan dan melompat.Perkembangan motorik kasar merupakan aspek
perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur (Adnyana, 2002).
Perkembangan motorik kasar bayi usia 12 minggu, dimulai dengan bisa mengangkat
kepalanya dan menoleh ke kiri dan ke kanan saat sedang tengkurap. Bayi sudah mulai bisa
menegakkan kepala sejajar dengan tubuhnya dan menggunakan tangannya sebagai
penompang. Pada usia 16 minggu, bayi sudah dapat tengkurap dan bisa menumpu berat
badannya pada satu sisi. Pada usia 20 minggu, bayi sudah belajar duduk yang didukung
dengan pertumbuhan otot tangan dan lehernya yang semakin kuat. Menginjak usia 24
minggu, kemampuan duduk bayi mulai terasah. Bayi mulai belajar merangkak, berguling
untuk tengkurap, serta mengangkat tubuhnya untuk bertumpu pada kedua kaki
(Aditya, 2014).
Sesuai dengan Teori Sistem Dinamik yang dikembangkan oleh Thelen dan
Whiteneyerr dalam (Daniati, 2012) bahwa untuk mengungkapkan kemampuan motorik, bayi
harus mempersepsikan sesuatu di lingkungan mereka dan menggunakan persepsi mereka
tersebut untuk bergerak. Sehingga diperlukan pemberian stimulasi dalam mencapai potensi
genetik pertumbuhan dan perkembangan motorik bayi. Utami (2005:43) menjelaskan,
stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar bayi, yang berupa latihan atau
bermain.
Salah satu stimulasi yang diberikan dapat berupa tummy time exercise. tummy time
exercise adalah latihan dimana bayi akan menahan berat badannya dengan bantuan otot dada
dan perut. Manfaat dari tummy time sangat besar untuk melatih bayi mengangkat kepalanya
dan mengontrol anggota tubuh lainnya. Hal ini nantinya akan membantunya untuk belajar
berguling,
merangkak dan berdiri (Mazhi,2013).
Bayi yang diberikan stimulasi berupa tummy time exercise akan meningkatkan
kontrol kepalanya. Para orang tua cenderung meletakkan bayinya dalam posisi terlentang.
Akibatnya para bayi itu nantinya tidak mau dibaringkan dengan posisi tengkurap. mereka
akan menghabiskan banyak waktu untuk menatap langit-langit, dan otot leher tidak akan
cukup kuat untuk merangkak dengan lancar. Dengan kontrol kepala yang lebih baik, bayi
akan mampu mengarahkan pandangannya secara horizontal hingga 180 derajat (Boyer,
2009).
Stein (2006) menjelaskan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Kanada
membandingkan kemampuan motorik bayi sehat pada dua kelompok dengan posisi tidur dan
usia berbeda. Pada usia 16 minggu terdapat 71 responden yang diposisikan terlentang dan 12
responden tengkurap, sedangkan usia 24 minggu terdapat 50 responden terlentang dan 22
tengkurap. Bayi akan
dinilai dan di evaluasi fungsi motorik pada usia 15 bulan. Pada usia 12 minggu, bayi dalam
kelompok terlentang memiliki skor motorik yang lebih rendah dibandingkan kelompok
tengkurap khususnya pada saat melakukan ekstensi lengan. Pada usia 24 minggu, perbedaan
perkembangan motorik antara bayi
kelompok posisi terlentang dan tengkurap meningkat secara signifikan, 22% dari bayi tidur
dalam posisi terlentang mengalami keterlambatan motorik kasar dibandingkan posisi
tengkurap untuk kemampuan duduk dan berguling. Kesimpulan dari penelitian tersebut
adalah memposisikan bayi dengan tengkurap saat terjaga berkorelasi positif dengan kinerja
motorik yang lebih baik.
Pada tahun 2008, sebanyak 400 fisioterapis dari lembaga Pathways Awareness
melakukan penelitian. Ditemukan bahwa dua pertiga dari mereka yang disurvei merasa telah
melihat peningkatan keterlambatan motorik selama enam tahun terakhir. Penelitian telah
menemukan bahwa dengan penurunan dalam melakukan tummy time exercise, di sini telah
terjadi peningkatan besar dalam plagiocephaly (kepala datar), tortikolis, dan keterlambatan
dalam kemampuan motorik sebagai akibat dari bayi menghabiskan terlalu banyak waktu
dalam posisi terlentang (Chanda, 2014).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas. Penulis akan
mengambil penelitian dengan judul pengaruh tummy time exercise terhadap kemampuan
motorik kasar bayi usia 12 – 24 minggu.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh tummy time exercise terhadap kemampuan motorik kasar
bayi usia 12 - 24 minggu.
C. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang “Tumbuh Kembang”,
diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya Perkembangan
Tumbuh Kembang anak.
B. Ujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang:
1. Pengertian Tumbuh Kembang Bayi & Balita
2. Prinsip Tumbuh Kembang Bayi & Balita
3. Pola Tumbuh Kembang Bayi & Balita
4. Ciri Ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi & Balita
5. Pemantauan Tumbuh / Pertumbuhan
6. Pemantauan Kembang / Perkembangan
7. Stimulasi Tumbuh Kembang anak
8. Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi & Balita
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Memberikan dasar informasi ilmiah tentang pengaruh tummy time exercise
terhadap kemampuan motorik kasar bayi usia 12 - 24 minggu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dari Penelitian ini dapat menambah aplikasi dalam penerapan
kesehatan,
terutama pada lingkup pediatri.
b. Bagi Peneliti
Sebagai pendalaman ilmu kesehatan sebelum terjun langsung di dalam
masyarakat.
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)
B. Ujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang:
1. Pengertian Tumbuh Kembang Bayi & Balita
2. Prinsip Tumbuh Kembang Bayi & Balita
3. Pola Tumbuh Kembang Bayi & Balita
4. Ciri Ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi & Balita
5. Pemantauan Tumbuh / Pertumbuhan
6. Pemantauan Kembang / Perkembangan
7. Stimulasi Tumbuh Kembang anak
8. Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi & Balita
II Metode
Ceramah dan Tanya jawab
III Media
Lcd , laptop , leafleat
Tahap Kegiatan Respon Waktu
Pembukaa 1. Salam Pembuka - Menjawab salam 5 menit
n 2. Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
3. Menjelaskan jalannya
penyuluhan
Isi 1. Menjelaskan - Mendengarkan 25 menit
Pengertian Tumbuh penjelasan
Kembang Bayi & Balita - Menanyakan
2. Prinsip Tumbuh Kembang yang belum
Bayi & Balita dimengerti
3. Pola Tumbuh Kembang
Bayi & Balita
4. Ciri Ciri Pertumbuhan Dan
Perkembangan Bayi &
Balita
5. Pengertian Tumbuh /
Pertumbuhan
6. Pengertian Kembang /
Perkembangan
7. Stimulasi Tumbuh
Kembang anak
8. Pemantauan Tumbuh
Kembang Bayi & Balita
Penutup 1. Menanyakan kembali - Menjawab 7 menit.
pada peserta pertanyaan
2. Memberikan reinforcement - Menyimak
positif. - Menjawab salam
3. Salam penutup.
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Tumbuh adalah bertambahnya ukuran tumbuh anak, yaitu anak bertambah besar,
berat, dan tinggi, serta organ organ tubuh bertambah besar dan berat. Kembang adalah
bertambahnya kemampuan anak melalui proses pematangan organ tubuh. (Wong, 2009)
Proses tumbuh kembang berlangsung secara bersamaan dan bersinambungan,
mencakup aspek motorik, bahasa, dan kognitif, sosialisasi, dan kemandirian. Tumbuh
kembang optimal adalah tercapainya proses tumbuh kembang yang sesuai dengan potensi
yang dimiliki oleh anak. (Suriadi, 2011)
Stimulasi tumbuh kembang adalah perangsangan dan pelatihan terhadap anaka
yangdatangnya dari lingkungan luar, misalnya latihan kemampuan motorik, kemampuan
bahasa dan kognitif, kemampuan bersosialisasi, dan kemandirian sehingga anak mencapai
kemampuan yang optimal. (Wong, 2009)
Jadi Pemantauan tumbuh kembang bayi & balita adalah pemantauan dari setiap
fase tahapan tahapan perkembangan seorang bayi dari tidak bisa melakukan apa apa
hingga bisa berbicara, berjalan, menggenggam benda bermain dan memantau setiap
perubahan fisik yang terjadi pada bayi dan balita bertambahnya tinggi bertambahnya berat
dan bertambah pintarnya bayi dan balita.
Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan (belajar), terdapat saat
yang siap untuk menerima sesuatu dari luar guna mencapai proses kematangan, yang
akan sempurna bila mendapatkan rangsangan pada saat yang tepat. (Wong, 2009)
D. Ciri ciri
Pertumbuhan
1. Terjadinya perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik
2. Terjadi perubahan proporsi fisik, mulai dari masa konsepsi sampai dewasa.
3. Hilangnya ciri ciri lama selama masa pertumbuhan
4. Terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan
Perkembangan
1. Selalu melibatkan proses perkembangan yang diikuti dari perubahan
fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan
pada fungsi alat kelamin.
2. Pola konstan dengan hukum tetap, dari kepala menuju kaudal atau dari
proksimal ke distal.
3. Memiliki tahapan dari yang sederhana menuju hal yang sempurna.
4. Kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap individu.
5. Dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, dimana tahapan
perkembangan harus dilewati tahap demi tahap. (Suriadi, 2011).
E. Tumbuh / Pertumbuhan
a. Berat Badan
Kenaikan berat badan pada tahun pertama
- Triwulan I : 700 sampai 1000 gram/ bulan
- Triwulan II : 500 sampai 600 gram / bulan
- Triwulan III : 250 sampai 350 gram / bulan
- Pada masa pra sekolah kenaikan 1,5 sampai 2 kg/tahun
- Pada masa adolescent growth sport, rata rata kenaikan 3 sampai 3,5 kg/tahun
- Tumbuh kembang perempuan lebih cepat pada umur 8 tahun
- Tumbuh kembang laki laki pada umur 10 tahun
- Pertumbuhan perempuan berhenti di umur 18 tahun dan laki laki di umur 20
tahun Pada minggu pertama akan mengalami penurunan sekitar 10 persen
dari BB lahir.
c. Lingkar Kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial, juga untuk menafsirkan
pertumbuhan otak.
- Lingkar kepala BBL : 34cm
- Lingkar kepala umur 6 bulan : 44cm
- Lingkar kepala umur 1 tahun : 47cm
- Lingkar kepala umur 2 tahun: 49cm
- Lingkar kepala dewasa : 54cm.
Pada saat lahir berat otak bayi ¼ berat otak dewasa, tapi jumlah selnya 2/3 jumlah
sel otak dewasa..
Masa pesat pertumbuhan otak merupakan masa yang rawan, setiap gangguan pada
masa itu mengakibatkan gangguan pertumbuhna jumlah otak & meilinisasi yang
tidak dapat dikejar pada masa pertumbuhan berikut. Masa emas (Gold period) yaitu 0
sampai 3 tahun.
Perkiraan lila:
- Lila lahir : 10 sampai 12 cm
- Lila 1 tahun : 16 cm
- Lila 1 sampai 3 tahun : 16 sampai 18 tahun
e. Gigi gerigi
Pertumbuhan gigi pada bagian rahang atas :
- Gigi insisi sentral, pada usia 8 sampai 12 bulan
- Gigi insisi lateral, pada usia 9 sampai 13 bulan
- Gigi taring (kaninus) pada usia 16 sampai 22 bulan
- Molar ke 1 anak laki, pada usia 13 sampai 19 bulan
- Molar ke 1 anak perempuan, pada usia 14 sampai 18 bulan
- Molar ke 2, pada usia 25 sampai 33 tahun
F. Kembang / Perkembangan
Perkembangan
3-6 bulan bermain "ciluk ba', melihat dirinya di kaca, berusaha meraih mainan.
mulai bermain atau 'bersosialisasi' dengan orang lain, mulai melambaikan
6-9 bulan tangan jika ditinggal pergi, mulai membalas lambaian tangan orang lain.
9-12 Minum sendiri dari sebuah cangkir, makan bersama-sama, menarik mainan
bulan yang letaknya agak jauh.
Kebutuhan fisik anak balita menurut rentang usia dapat dilihat dari matriks berikut
ini:
SIKLUS/
USIA KEBUTUHAN
NO ANAK ESSENSIAL JENIS LAYANAN
1 Bayi 0- Asupan gizi seimbang Inisiasi menyusui dini
. 28 hari Pemberian ASI ekslusif
Pemberian makanan bergizi seimbang
bagi ibu
Suplementasi gizi mikro bagi ibu
SIKLUS/
USIA KEBUTUHAN
NO ANAK ESSENSIAL JENIS LAYANAN
Pencatatan berat dan panjang lahir
Manajemen terpadu bayi muda
(MTBM) yang mencakup antara lain
pemeriksaan kesehatan, penanganan
penyakit, injeksi vitamin K1, pemberian
salep mata, perawatan tali pusar,
Asuhan bayi baru lahir menjaga bayi tetap hangat
Pencegahan penyakit Pemberian Imunisasi
Tumbuh kembang
normal Stimulasi tumbuh kembang
Pencatatan kelahiran & penerbitan akte
Akte kelahiran kelahiran
Pemberian ASI ekslusif untuk bayi usia
1-6 bulan
Pemberian makanan bergizi dan
suplementasi gizi makro kepada ibu
Pemberian ASI untuk usia 6-24 bulan
Pemberian makanan pendamping ASI
(MP-ASI) mulai usia 6 bulan
Pemberian makanan keluarga bergizi
seimbang untuk anak usia 1 tahun
keatas
Bayi 1 – Pemberian zat gizi mikro mulai usia 6
2 24 bulan Asupan gizi seimbang bulan
Penimbangan setiap bulan
Stimulasi dini
Penyuluhan stimulasi tumbuh kembang
bagi ibu, keluarga, dan pengasuh
lainnya
Tumbuh kembang Deteksi dan intervensi dini tumbuh
normal kembang (DIDTK)
Imunisasi lengkap sebelum usia 1 tahun
Pencegahan dan Manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
3 pengobatan penyakit
SIKLUS/
USIA KEBUTUHAN
NO ANAK ESSENSIAL JENIS LAYANAN
Jika ada yang belum dapat dilakukan, hal yang perlu dilakukan ibu:
a. Stimulasi lebih sering
b. Jika dalam 1 bulan tidak ada perubahan, segera ke petugas kesehatan
Jika ada yang belum dapat dilakukan, hal yang perlu dilakukan ibu:
a. Stimulasi lebih sering
b. Jika dalam 1 bulan tidak ada perubahan, segera kepetugas kesehatan
2. Stimulasi dini di rumah
a. Angkat bayi dan bantu ia berdiri dia atas permukaan yang datar dan kokoh
b. Latih bayi memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadah
c. Perlihatkan gambar benda dan bantu bayi menunjukan nama benda yang
anda sebutkan
d. Ajak bayi bermain dengna permainan yang perlu dilakukan bersama
Jika ada yang belum dapat dilakukan, hal yang perlu dilakukan ibu:
a. Stimulasi lebih sering
b. Jika dalam 1 bulan belum ada perubahan segera datang ke petugas kesehatan
Jika ada yang belum dapat dilakukan, hal yang perlu dilakukan ibu:
a. Stimulasi lebih sering
b. Jika dalam 1 bulan belum ada perubahan segera datang ke petugas kesehatan
Jika ada yang belum dapat dilakukan, hal yang perlu dilakukan ibu:
a. Stimulasi lebih sering
b. Jika dalam 1 bulan belum ada perubahan segera datang ke petugas kesehatan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan
morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas
atau dewasa. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil
interaksi antara faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (biologis,
fisik dan psikosial). Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda
memberikan ciri tersendiri pada setiap bayi (Soetjiningsih, 2014:2).
Menurut Lee (1989:3) tidak semua bayi tumbuh dengan kecepatan yang
sama walaupun mereka mengikuti pola umum yang sama. Ada bayi yang
mencapai setiap tahap perkembangan lebih awal ketimbang bayi yang lain.
Misalnya seorang bayi merangkak pada usia tujuh bulan sementara yang lain
tidak mencapai tahap merangkak sampai usia Sembilan bulan.
Upaya pengoptimalan tumbuh kembang pada awal-awal kehidupan bayi
adalah sangat penting. Pencapaian tersebut pada setiap bayi berbeda-beda, tetapi
ada patokan umur untuk mencapai kemampuan tersebut yang sering disebut
dengan istiah milestone (Moersintowarti, 2002).
B. SARAN
Tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga
kesehatan,dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai
kesehatan yangoptimal.Diharapkan kepada orangtua dan keluarga agar memberi
makanan seimbangkepada bayi dan balita untuk mencegah terjadinya kekurangan
gizi yangmenyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani,anik.(2016).AsuhanNeonatus,Bayi,Balita&AnakPra Sekolah.Bogor.INME
DIA
http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-konsep-
tumbuh-kembang.htm