Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN PROMKES

PADA LANSIA

DISUSUN OLEH : Kelompok 4

Nabilah Putri Sholeha Nanda Remadini A

Nia Riski A Nur Amanah Ika P

Purnama Wulan S Puja Pebriani

Rara Audia Syafira Nurhaliza

Siti Barokah Renaldi

Semester 5B

DOSEN PEMBIMBING : Zuraidah, S.K.M, M.K.M

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami tentang Penerapan Promkes Pada Lansia .Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tugumulyo, September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................................................


B. Tujuan..............................................................................................................................
C. Manfaat............................................................................................................................

BAB II Asuhan Keperawatan.............................................................................................................


A. Kasus ...............................................................................................................................
B. Pengkajian........................................................................................................................
C. Analisa Data.....................................................................................................................
D. Diagnosa...........................................................................................................................
E. Intervensi..........................................................................................................................
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Saat ini
jumlah lansia di Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia, setelah China, India, dan
Jepang. Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2010 9,77% atau sebanyak 23,9 juta dan pada tahun
2020 diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat, yaitu berjumlah 28,8 juta orang (11,34%).
Peningkatan persentase populasi lansia berdampak pada peningkatan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kaum lansia baik fisik maupun mental. Menurut Alex Comfort, dasar dari proses
menua adalah kegagalan fungsi homeostatik penyesuaian diri terhadap faktor instrinsik dan ekstrinsik.
Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang rapuh dengan
berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatkan kerentanan terhadap
berbagai penyakit seiring dengan bertambahnya usia. Proses menua bukanlah sesuatu yang terjadi
hanya pada lansia, melainkan proses normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan
kematian. Namun demikian, efek penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia 40
tahun.

Kesehatan lansia yang baik difokuskan pada bagaimana upaya untuk dapat menambah usia
dan memperpanjang kehidupan, sehingga memungkinkan mereka tidak hanya hidup lebih lama, tetapi
juga dapat memperluas keterlibatannya secara aktif dalam semua kegiatan di masyarakat. Seiring
dengan kecenderungan yang positif tersebut dalam arti meningkatnya kesehatan global, akan muncul
tantangan khusus dalam bidang kesehatan pada abad ke-21 karena bertambahnya jumlah lansia.
Berbagai dampak dari peningkatan jumlah lansia antara lain adalah masalah penyakit degeneratif
yang sering menyertai para lansia, bersifat kronis dan multipatologis, serta dalam penanganannya
memerlukan waktu lama dan membutuhkan biaya cukup besar (Kemenkes, RI, 2012)

Indonesia sebagai salah satu Negara dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka
makin tinggi pula harapan hidup penduduknya. Di proyeksikan harapan hidup orang Indonesia dapat
mencapai 70 tahun. Perlahan tapi pasti masalah lanjut usia mulai mendapat perhatian pemerintah dan
masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia dan makin panjangnya usia harapan
hidup sebagai akibat yang telah dicapai dalam pembangunan selama ini, maka mereka yang memiliki
pengalaman keahlian, dan kearifan perlu diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan.
Kesejahteraan penduduk lanjut usia yang karena kondisi fisik dan mentalnya tidak memungkinkan
lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dari
pemerintah dan masyarakat (GBHN, 1993) dalam (Maryam, 2008).
Peningkatan angka harapan hidup membawa kebaikan bagi salah satu indikator kesehatan
bangsa. Namun di sisi lain, hal tersebut mengarah pada transisi epidemiologi, ditandai dengan
pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif yang berhubungan
dengan proses penuaan. Berbagai penyakit tersebut antara lain diabetes melitus, hipertensi, demensia,
pembesaran prostat jinak, katarak, dan beragam masalah kejiwaan pada lansia seperti depresi,
ansietas, dan gangguan tidur. Kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan kesakitan dan
kematian, penurunan kualitas hidup, peningkatan biaya kesehatan, serta kemunculan beragam masalah
sosial kemasyarakatan. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi banyak tantangan
dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup lansia. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
penerima tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan (Effendy 1998) dalam (Suliha, 2002).

B. Tujuan

Mahasiswa dapat menempuh materi dan mencapai tujuan belajar dari mata kuliah dasar
keperawatan Promosi Kesehatan. Selain itu, materi ini adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang telah dipelajari dan patofisiologi dari sebuah penyakit yang dialami oleh lansia menjadi
penyebab permasalahan pada sebuah lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dalam makalah ini
menjelaskan bagaimana cara dalam melakukan asuhan keperawatan pada promosi kesehatan lansia.
Serta pemberian asuhan keperawatan yang terfokus kepada masalah yang terjadi di masyarakat yang
tinggal di daerah perkebunan atau pertanian.

C. Manfaat

Materi ini dapat menjadi bahan evaluasi kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
mengetahui batasan belajar dan pencapaian yang mereka peroleh. Selain itu, materi ini menambah
informasi dan wawasan kepada pembaca untuk mengetahui penting dilakukan penyuluhan atau
pemberian informasi kepada lansia. Dalam makalah ini dijelaskan secara luas mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada lansia dilingkungan masyarakat perkebunan atau pertanian. Serta,
penyusunan makalah ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pada para pembaca.

 
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus

Tn. Eksan berusia 70 tahun, bekerja sebagai seorang petani.  Beliau memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan hingga saat ini keluarga mengatakan klien selalu  mengkonsumsi obat –
obatan hipertensi, karena tekanan darahnya terkadang tinggi terkadang juga normal. Saat ini klien  
mengeluh bahwa kakinya terasa berat setelah berjalan atau beraktivitas. Detak jantung pasien ketika
dilakukan auskultasi cepat. Klien mengeluh tidak bisa mengontrol BAKnya karena klien sering tiba –
tiba BAK tanpa merasa ingin BAK namun klien dan keluarga tidak memeriksakan keadaan tersebut
dan hanya dibiarkan saja. Pendengaran klien sudah tidak baik karena usianya yang sudah tua. Klien
tinggal bersama anaknya yang sudah berkeluarga. Keluarga mengatakan klien sangat susah sekali
dianjurkan untuk memakai sandal saat beraktivitas karena klien mengatakan bahwa memakai sandal
terlalu ribet. Jari keingking klien pernah mengalami gatal – gatak hingga terluka. Klien dan keluarga
mengatakan tidak tahu kenapa jari kelingking kaki klien bisa mengalami gatal – gatal hingga luka dan
hal tersebut dibiarkan saja. Pada akhirnya klien memutuskan untuk membakar jari kelingking kaki
yang terluka tersebut karena geram dengan luka yang semakin parah dan tidak kunjung sembuh. (TD
= 118/70 mmHg, Nadi = 70x/menit, RR = 22x/menit, suhu = 35,6 °C)

B. Pengkajian

1. Pengkajian Predisposisi

a) Pengkajian riwayart keperawaatan

 Usia : 70 tahun
 Persepsi klien tentang keadaan masalah kesehatan

Klien memiliki persepsi bahwa dirinya harus tetap bergerak untuk menjaga kesehatannya.

 Kepercayaan klien tentang kesehatan menurut budaya dan agama yang dianut oleh klien dan
peran gender

Klien percaya bahwa kesehatan penting untuk dijaga dan walaupun sudah berusia tua dan

sering Sakit, klien tetap melaksanakan ibadah sebagai kewajiban umat beragama.
 Sistem pendukung klien

Klien tinggal dengan anaknya yang setiap kali klien sakit, ada anaknya yang merawat.

b) Pengkajian fisik

 Status Mental

Mental pasien dalam keadaan baik, tidak mengalami gangguan atau adanya penekanan

mental.

 Kekuatan Fisik

Kekuatan fisik klien masih baik dibuktikan dengan klien masih dapat melakukan aktivitasnya

sehari – hari sebagai seorang petani.

 Status Nutrisi
 Kemampuan melihat dan mendengar

Pasien masih dapat melihat dengan baik, namun pendengarannya sudah berkurang dan saat

pengkajian dibantu oleh keluarga.

 Toleransi aktivitas

Pasien mengatakan kakinya terasa berat setelah beraktivitas.

c) Pengkajian kesiapan klien untuk belajar

 Kesiapan emosi

Klien tidak merasa cemas saat hendak dilakukan pemeriksaan fisik.

 Kesiapan kognitif

Klien dalam keadaan sadar penuh ketika diakukan pengkajian.

 Kesiapan berkomunikasi

Klien percaya dengan tindakan yag akan dilakukan perawat.


d) Pengkajian motivasi

Klien memiliki semangat tinggi untuk menuju status kesehatan yang lebih baik dibuktikan

dengan antusiasme pasien ketika dilakukan pemeriksaan fisik.

 Pengkajian kemampuan membaca

Tidak terkaji

2. Pengkajian faktor pemungkin

Fasilitas kesehatan mendukung

3. Pengkajian faktor penguat

Tindakan kesehatan memperoleh dukungan dari keluarga. Keluarga mengatakan, klien sering

diinfus dirumah ketika kesehatannya menurun. Keluarga juga memberikan obat kepada klien

sesuai jadwal yang ditetapkan.

C. Analisa Data

Hari dan
Data Etiologi Masalah TTD
Tanggal
DS:
Defisiensi
Keluarga mengatakan
pengetahuan
bahwa klien pernah
Kurang
membakar jari
Minggu, 20 pengetahuan Defisiensi
kakinya karena gatal SN
November 2019 pengetahuan
hingga luka yang
 
tidak kunjung
sembuh.
Kurang informasi
DO: –
Minggu, 20 DS: Inkontinensia Inkontinensia SN
November 2019
–          Keluarga    
mengatakan klien
selalu  mengkonsumsi  
obat – obatan
hipertensi Ketidakmampuan
menahan berkemih
secara volunter

–          Klien  
mengeluh tidak bisa
mengontrol BAKnya  

DO: – Kerusakan

jaringan
Intoleransi aktivitas
DS:
 
klien  mengeluh
bahwa kakinya terasa
Ketidakseimbangan
Minggu, 20 berat setelah berjalan Intoleransi
suplai oksigen SN
November 2019 atau beraktivitas. aktivitas
dengan kebutuhan
DO:
 
Detak jantung cepat
Keletihan

D. Diagnosa

1. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ditandai dengan


Keluarga mengatakan bahwa klien pernah membakar jari kakinya karena gatal hingga
luka yang tidak kunjung sembuh.
2. Inkontinensia berhubungan dengan Ketidakmampuan menahan berkemih secara
volunter ditandai dengan Keluarga mengatakan klien selalu  mengkonsumsi obat –
obatan hipertensi dan klien mengeluh tidak bisa mengontrol BAKnya.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan ditandai dengan klien  mengeluh bahwa kakinya terasa berat setelah
berjalan atau beraktivitas dan detak jantung cepat.

E. Intervensi

Hari dan Tujuan dan Kriteria


Diagnosa Intervensi TTD
Tanggal hasil
20 November Defisiensi Setelah dilakukan 1.      Kaji tingkat SN
2019 pengetahuan pendidikan pengetahuan
pasien dan
kesehatan selama 15 keluarga
menit, diharapkan
pengetahuan pasien 2.      Gambarkan
meningkat dengan tanda dan gejala
kriteria hasil: yang biasa
muncul pada
1.      Klien dan penyakit dengan
berhubungan dengan
keluarga cara yang tepat.
kurangnya
menyatakan
pengetahuan ditandai
pemahaman tentang 3.      Identifikasi
dengan Keluarga
penyakit, kondisi, kemungkinan
mengatakan bahwa
prognosis dan penyabab dengan
klien pernah
program pengobatan cara yang tepat.
membakar jari
kakinya karena gatal
2.      Klien dan 4.      Sediakan
hingga luka yang
keluarga mampu bagi keluarga
tidak kunjung
melaksanakan informasi tentag
sembuh.
prosedur yang kemajuan pasien
dijelaskan secara dengan cara yang
 
benar. tepat.

3.      Pasien dan 5.      Eksplorasi


keluarga mampu kemungkinan
menjelaskan sumber atau
kembali apa yang dukungan,
dijelaskan perawat. dengan cara yang
tepat.
Inkontinensia
Setelah dilakukan
berhubungan dengan
pendidikan 1.      Pertahankan
Ketidakmampuan
kesehatan selama 15 catatan intake dan
menahan berkemih
menit, psien dapat output yang
secara volunter
mengkontrol akurat.
ditandai dengan
BAKnya dengan
Keluarga mengatakan
20 November kriteria hasil: 2.      Monitor
klien selalu  SN
2019 masukan
mengkonsumsi obat –
1.      BAK klien makanan dan
obatan hipertensi dan
terkontrol cairan.
klien mengeluh tidak
bisa mengontrol
2.      Klien dapat 3.      Monitor
BAKnya.
meminum obat pemberian obat.
sesuai jadwal.
 
20 November Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1.      Observasi SN
2019 berhubungan dengan pendidikan adanya
ketidakseimbangan kesehatan selama 15 pembatasan klien
suplai oksigen dengan menit, klien dapat dalam melakukan
kebutuhan ditandai mentoleransi aktivitas.
dengan klien  aktifitas dengan
mengeluh bahwa kriteria hasil: 2.      Kaji adanya
faktor yang
menyebabkan
kelelahan.
1.      Keseimbangan
kakinya terasa berat aktivitas dan
3.      Monitor
setelah berjalan atau istirahat
nutrisi dan
beraktivitas dan detak
sumber energi
jantung cepat. 2.      Berpartisipasi
yang adekuat.
dalam aktivitas fisik
  tanpa disertai
4.      Monitor
peningkatan tekanan
pola tidur dan
darah, nadi, dan RR.
lamanya tidur
atau istirahat
klien.

 
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Penting unruk menjaga kebersihan diri kita agar terhindar dari segala macam penyakit.

B. Saran

Bagi pembaca diharapkan lebih peduli terhadap kesehatannya dengan menerapkan prinsip –
prinsip personal hygiene demi terciptanya  masyarakat indonesia yang sehat dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

2015. Materi Penyuluhan Kesehatan Tentang Hipertensi. Diambil dari

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-6413-satuan%20acara.pdf. [17
september 2020]

Medicastore. 2016. Aldactone. Diambil pada tanggal 17 September 2020.


http://www.medicastore.com/med/detail_obat.php.

Potter. Perry. 2005. Fundamental Of Nursing. Jakarta: EGC

Gloria M. Bulechek, et al. 2013. Nursing Intervensions Classification (NIC). United


Kingdom : Elsevier

Bobby Setadi, et.al. 2001. Leptosirosis. Diambil dari http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/3-3-


10.pdf  [17 september 2020]

BHP UMY, 2010. Profesi Petani Beresiko Terkena Leptosirosis. Diambil dari
http://www.umy.ac.id/profesi-petani-berisiko-terkena-leptospirosis.html [17 september 2020]

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia. Diambil
dari

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-lansia.pdf.
[17 september 2020]

Anda mungkin juga menyukai