PADA LANSIA
Semester 5B
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami tentang Penerapan Promkes Pada Lansia .Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Saat ini
jumlah lansia di Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia, setelah China, India, dan
Jepang. Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2010 9,77% atau sebanyak 23,9 juta dan pada tahun
2020 diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat, yaitu berjumlah 28,8 juta orang (11,34%).
Peningkatan persentase populasi lansia berdampak pada peningkatan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kaum lansia baik fisik maupun mental. Menurut Alex Comfort, dasar dari proses
menua adalah kegagalan fungsi homeostatik penyesuaian diri terhadap faktor instrinsik dan ekstrinsik.
Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang rapuh dengan
berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatkan kerentanan terhadap
berbagai penyakit seiring dengan bertambahnya usia. Proses menua bukanlah sesuatu yang terjadi
hanya pada lansia, melainkan proses normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan
kematian. Namun demikian, efek penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia 40
tahun.
Kesehatan lansia yang baik difokuskan pada bagaimana upaya untuk dapat menambah usia
dan memperpanjang kehidupan, sehingga memungkinkan mereka tidak hanya hidup lebih lama, tetapi
juga dapat memperluas keterlibatannya secara aktif dalam semua kegiatan di masyarakat. Seiring
dengan kecenderungan yang positif tersebut dalam arti meningkatnya kesehatan global, akan muncul
tantangan khusus dalam bidang kesehatan pada abad ke-21 karena bertambahnya jumlah lansia.
Berbagai dampak dari peningkatan jumlah lansia antara lain adalah masalah penyakit degeneratif
yang sering menyertai para lansia, bersifat kronis dan multipatologis, serta dalam penanganannya
memerlukan waktu lama dan membutuhkan biaya cukup besar (Kemenkes, RI, 2012)
Indonesia sebagai salah satu Negara dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka
makin tinggi pula harapan hidup penduduknya. Di proyeksikan harapan hidup orang Indonesia dapat
mencapai 70 tahun. Perlahan tapi pasti masalah lanjut usia mulai mendapat perhatian pemerintah dan
masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia dan makin panjangnya usia harapan
hidup sebagai akibat yang telah dicapai dalam pembangunan selama ini, maka mereka yang memiliki
pengalaman keahlian, dan kearifan perlu diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan.
Kesejahteraan penduduk lanjut usia yang karena kondisi fisik dan mentalnya tidak memungkinkan
lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dari
pemerintah dan masyarakat (GBHN, 1993) dalam (Maryam, 2008).
Peningkatan angka harapan hidup membawa kebaikan bagi salah satu indikator kesehatan
bangsa. Namun di sisi lain, hal tersebut mengarah pada transisi epidemiologi, ditandai dengan
pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif yang berhubungan
dengan proses penuaan. Berbagai penyakit tersebut antara lain diabetes melitus, hipertensi, demensia,
pembesaran prostat jinak, katarak, dan beragam masalah kejiwaan pada lansia seperti depresi,
ansietas, dan gangguan tidur. Kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan kesakitan dan
kematian, penurunan kualitas hidup, peningkatan biaya kesehatan, serta kemunculan beragam masalah
sosial kemasyarakatan. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi banyak tantangan
dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup lansia. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
penerima tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan (Effendy 1998) dalam (Suliha, 2002).
B. Tujuan
Mahasiswa dapat menempuh materi dan mencapai tujuan belajar dari mata kuliah dasar
keperawatan Promosi Kesehatan. Selain itu, materi ini adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang telah dipelajari dan patofisiologi dari sebuah penyakit yang dialami oleh lansia menjadi
penyebab permasalahan pada sebuah lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dalam makalah ini
menjelaskan bagaimana cara dalam melakukan asuhan keperawatan pada promosi kesehatan lansia.
Serta pemberian asuhan keperawatan yang terfokus kepada masalah yang terjadi di masyarakat yang
tinggal di daerah perkebunan atau pertanian.
C. Manfaat
Materi ini dapat menjadi bahan evaluasi kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
mengetahui batasan belajar dan pencapaian yang mereka peroleh. Selain itu, materi ini menambah
informasi dan wawasan kepada pembaca untuk mengetahui penting dilakukan penyuluhan atau
pemberian informasi kepada lansia. Dalam makalah ini dijelaskan secara luas mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada lansia dilingkungan masyarakat perkebunan atau pertanian. Serta,
penyusunan makalah ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pada para pembaca.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Tn. Eksan berusia 70 tahun, bekerja sebagai seorang petani. Beliau memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan hingga saat ini keluarga mengatakan klien selalu mengkonsumsi obat –
obatan hipertensi, karena tekanan darahnya terkadang tinggi terkadang juga normal. Saat ini klien
mengeluh bahwa kakinya terasa berat setelah berjalan atau beraktivitas. Detak jantung pasien ketika
dilakukan auskultasi cepat. Klien mengeluh tidak bisa mengontrol BAKnya karena klien sering tiba –
tiba BAK tanpa merasa ingin BAK namun klien dan keluarga tidak memeriksakan keadaan tersebut
dan hanya dibiarkan saja. Pendengaran klien sudah tidak baik karena usianya yang sudah tua. Klien
tinggal bersama anaknya yang sudah berkeluarga. Keluarga mengatakan klien sangat susah sekali
dianjurkan untuk memakai sandal saat beraktivitas karena klien mengatakan bahwa memakai sandal
terlalu ribet. Jari keingking klien pernah mengalami gatal – gatak hingga terluka. Klien dan keluarga
mengatakan tidak tahu kenapa jari kelingking kaki klien bisa mengalami gatal – gatal hingga luka dan
hal tersebut dibiarkan saja. Pada akhirnya klien memutuskan untuk membakar jari kelingking kaki
yang terluka tersebut karena geram dengan luka yang semakin parah dan tidak kunjung sembuh. (TD
= 118/70 mmHg, Nadi = 70x/menit, RR = 22x/menit, suhu = 35,6 °C)
B. Pengkajian
1. Pengkajian Predisposisi
Usia : 70 tahun
Persepsi klien tentang keadaan masalah kesehatan
Klien memiliki persepsi bahwa dirinya harus tetap bergerak untuk menjaga kesehatannya.
Kepercayaan klien tentang kesehatan menurut budaya dan agama yang dianut oleh klien dan
peran gender
Klien percaya bahwa kesehatan penting untuk dijaga dan walaupun sudah berusia tua dan
sering Sakit, klien tetap melaksanakan ibadah sebagai kewajiban umat beragama.
Sistem pendukung klien
Klien tinggal dengan anaknya yang setiap kali klien sakit, ada anaknya yang merawat.
b) Pengkajian fisik
Status Mental
Mental pasien dalam keadaan baik, tidak mengalami gangguan atau adanya penekanan
mental.
Kekuatan Fisik
Kekuatan fisik klien masih baik dibuktikan dengan klien masih dapat melakukan aktivitasnya
Status Nutrisi
Kemampuan melihat dan mendengar
Pasien masih dapat melihat dengan baik, namun pendengarannya sudah berkurang dan saat
Toleransi aktivitas
Kesiapan emosi
Kesiapan kognitif
Kesiapan berkomunikasi
Klien memiliki semangat tinggi untuk menuju status kesehatan yang lebih baik dibuktikan
Tidak terkaji
Tindakan kesehatan memperoleh dukungan dari keluarga. Keluarga mengatakan, klien sering
diinfus dirumah ketika kesehatannya menurun. Keluarga juga memberikan obat kepada klien
C. Analisa Data
Hari dan
Data Etiologi Masalah TTD
Tanggal
DS:
Defisiensi
Keluarga mengatakan
pengetahuan
bahwa klien pernah
Kurang
membakar jari
Minggu, 20 pengetahuan Defisiensi
kakinya karena gatal SN
November 2019 pengetahuan
hingga luka yang
tidak kunjung
sembuh.
Kurang informasi
DO: –
Minggu, 20 DS: Inkontinensia Inkontinensia SN
November 2019
– Keluarga
mengatakan klien
selalu mengkonsumsi
obat – obatan
hipertensi Ketidakmampuan
menahan berkemih
secara volunter
– Klien
mengeluh tidak bisa
mengontrol BAKnya
DO: – Kerusakan
jaringan
Intoleransi aktivitas
DS:
klien mengeluh
bahwa kakinya terasa
Ketidakseimbangan
Minggu, 20 berat setelah berjalan Intoleransi
suplai oksigen SN
November 2019 atau beraktivitas. aktivitas
dengan kebutuhan
DO:
Detak jantung cepat
Keletihan
D. Diagnosa
E. Intervensi
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Penting unruk menjaga kebersihan diri kita agar terhindar dari segala macam penyakit.
B. Saran
Bagi pembaca diharapkan lebih peduli terhadap kesehatannya dengan menerapkan prinsip –
prinsip personal hygiene demi terciptanya masyarakat indonesia yang sehat dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-6413-satuan%20acara.pdf. [17
september 2020]
BHP UMY, 2010. Profesi Petani Beresiko Terkena Leptosirosis. Diambil dari
http://www.umy.ac.id/profesi-petani-berisiko-terkena-leptospirosis.html [17 september 2020]
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia. Diambil
dari
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-lansia.pdf.
[17 september 2020]