Anda di halaman 1dari 4

Tugas 9 hal 601 – 605

Nama : Diana Monica Juliana Sihombing

NIM : 180205145

Bab 26

SPEKTROSKOPI SERAPAN

26. 1 Pengantar

Bab ini dan satu bab berikutnya membahas tentang peralatan dan teknik khusus yang berkaitan
dengan pengukuran serapan dan pancaran radiasi elektromagnetik. Bab ini hanya membicarakan
analisis serapan yang mencakup pengukuran perbedaan penembusan cahaya tampak, sinar
inframerah, dan sinar ultraungu pada larutan biologis-biologis tertentu. Garis-garis dan pita-pita
serapan merupakan cara baku dalam penentuan, komposisi kimia dan fakta suatu sampel yang
tidak diketahui.

Analisa serapan jenis kedua adalah spektroskopi resonansi magnetic. Sejak


pengembangan sumber dan detector gelombang mikro dalam tahun 1940-an, pengukuran
semacam ini telah membantu pemahaman akan struktur molekul. Dalam teknik ini, medan
magnetic dan medan listrik bersama-sama dikenakan pada sampel yang mengandung electron-
elektron atau inti-inti yang tidak berpasangan sehingga memiliki momen magnetic. Serapan
karakteristik terhadap radiasi gelombang mikro terjadi pada intensitas medan magnetic atau
frekuensi medan listrik tertentu.

Sebelum membicarakan kedua jenis pengukuran itu lebih rinci, perlu dibahas terlebih
dahulu teori kuantum yang berhubungan dengan tingkat energi molekul. Walaupun bahasan teori
ini dalam kedua pasal begitu singkat, namun dipandang telah cukup untuk memberikan kerangka
pemahaman bab ini dan bab-bab berikut. Pembaca yang telah paham akan teori kuantum dapat
langsung membaca pasal 26.4. Demikian pula, pembaca yang kurang tertarik akan teori
spektroskopi dapat melewatkan dua pasal berikut ini.

26.2 Teori Kuantum

A. Sejarah

Dua teori utama telah dikembangkan oleh para ahli fisika selama perempatan pertama
abad keduapuluh, yang keduanya secara dramatis telah mengubah konsep ilmiah dunia fisis.
Kedua teori itu adalah teori kenisbian yang berhubungan dengan kecepatan-kecepatan tinggi, dan
teori kuantum yang berlaku bagi partikel-partikel molecular dan submolekular. Keduanya telah
berperan menonjol dalam banyak kemajuan teknologi, dan oleh sebab-sebab itulah
mengakibatkan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan sosial manusia. Kedua teori itu
amat formalistic, matematis, dan telah pula diperiksa dan diuji kebenarannya dengan berbagai
percobaan, tetapi belum satu pun yang telah berperan langsung dalam ilmu-ilmu biofisika.

Pada akhirnya nanti, teori kuantum itu harus digunakan untuk menerangkan gejala seperti
struktur molekul protein asam-asam nukleat, hubungan energy pada reaksi cahaya dalam
fotosintesis, dan struktur serta fungsi membrane. Yang terpenting diantara semuanya adalah
bahwa teori kuantum merupakan dasar pemahaman kualitatif serapan dan pancaran radiasi
elektromagnetik. Akan tetapi, oleh seringnya peristilahan yang digunakan menyebabkan teori ini
terlalu rumit untuk menyajikan perhitungan kuantitatif bagi kebanyakan penerapannya dalam bab
ini dan bab berikut.

Teori kuantum merupakan rumusan umum pendekatan matematis tinggi dan formal
terdahulu bagi mekanika klasik yang dikembangkan oleh fisikawan Irlandia, Hamilton. Ia
berupaya menemukan hubungan yang mempunyai simetri dan kesederhanaan, dan mendasarkan
mekanikanya pada variable-variabel berpasangan yang dikatakan memiliki sifat sekawan kanonis
karena mereka menghasilkan hubungan matematis yang indah seperti diharapkan. Fungsi
menyatakan energy suatu sistem, apabila dinyatakan dengan pasangan-pasangan variable yang
sekawan kanonis Hamiltonion dan lazin dilambangkan dengan H.

Mekanikan Hamilton membahas keadaan setiap mekanika klasik. Keadaan ini


diungkapkan dengan harga-harga seperangka pasangan variable yang sekawan kanonis dan
sebuah harga energy totalnya. Keadan ini dapat ditentukan (atau dapat dijabarkan) jika syarat
awalnya termasuk ungkapan matematis. Hamiltoniannya diketahui teori kuantum cukup berguna
bagi gagasan-gagasan mekanika ini sehingga sering disebut mekanika kuantum, meskipun
banyak penerapannya dalam bidang yang bukan mekanika.

B. Fungsi Keadaan dan Operator

Pada hakikatnya teori kuantum itu bersifat probabilistic. Teori ini menetapkan keadaan
suatu sistem dengan operasi matematis pada suatu fungsi yang disebut fungsi keadaan dan
biasanya dilambangkan dengan ψ. Fungsi ini merupakan fungsi kompleks dalam koordinat ruang
dan waktu. Kerapatan probabilitas sistem dalam ruang waktu adalah kuadrat harga mutlak ψ a
yaitu |ψ 2|. Biasanya kerapatan probabilitas itu lebih mudah dituliskan sebagai ψ=ψ ¿ , dengan
tanda bintang menyatakan kompleks sekawannya, yaitu jika

ψ=a+ jb

Dengan a dan b berharga nyata dan j adalah √ −1 maka

ψ ¿ =a− jb

Mekanika Hamilton mengembangkan fungsi deterministic untuk menyatakan setiap


besaran teramati. Telah disebutkan di atas, bahwa teori kuantum itu probabilistic dan
menetapkan sebuah operator untuk setiap besaran teramati. Operator ini dapat dioperasikan
terhadap untuk mendapatkan harga harapan (ekspektasi) besarannya. Dalam pasal ini, operator
dituliskan dengan huruf capital atau dengan huruf variable, dan harganya dituliskan dengan huruf
kecil yang sama. Beberapa contoh disajikan dalam tabel 26-1.

Tabel 26-1a

OPERATOR-OPERATOR KUANTUM

Besaran Teramati Operator

x x=π


Komponen x momentum linier, p x p x =− jπ
∂x

∂ ∂
Komponen z momentum sudut,m z (
mz =− jπ x
∂y
−y
∂x )

f ( x , px ) (
F=f x ,− jπ
∂x )
   
∂dalam tabel ini h=h/2 π , dengan h adalah konstanta planck.

Harga-harga kuantum dihitung dengan cara yang berbeda dari cara statistika. Pada
umumnya, untuk variable teramati v harga harapannya (v) dinyatakan dengan

ψ∗Vψ dr
¿ υ≥∫ (26-1)
segalakoordinat

Dengan dr adalah elemen “volume” dalam ruang yang ditelaah. Untuk X, urutan penulisan
faktor-faktor dalam persamaan (26-1) itu boleh sekehendak, tetapi untuk Px yang melibatkan
diferensia parsial, urutannya harus dipatuhi.

Banyak operator V yang mempunyai sejumlah penyelesaian diskrit bagi persamaan

vψλ=υ λ ψ λ (26-2)

Dengan indek λmenunjukkan suatu harga khusus bagi v dan bagi penyelesaian ψyang sesuai.
Sifat seperti ini telah dikenal dalam matematika; perangkat penyelesaian ψλitu disebut fungsi
karakteristik atau fungsidiri operator V, sedangkan perangkat υ λ -nya adalah harga-harga
karakteristiknya yang sesuai atau nilaidiri.

Jika ψadalah suatu fungsidiri V, maka persamaan (26-1) menjadi sederhana,

¿ υ≥∫ ψ λ∗v ψ λ dr −υ λ ∫ ψ λ∗ψ λ dr=υ λ (26-3)

2
Dalam hal ini harga harapan v 2 adalah v λ , karena pengoperasian operator V yang berulang-ulang
hanya akan menimbulkan penjumlahan faktor-faktor υ λ . Oleh karena itu, harga υ adalah tepat,
sebesar υ λ . Dengan kata lain, jika ψ adalah fungsidiri V, maka variable sesuai yang teramati
secara percobaan dapat dihitung dengan tepat.

Schrodinger dalam rumusan aslinya memberikan tekanan khusus pada operator Hamilton,
H, yang bersesuaian dengan energy total. Adalah penting dalam spektroskopi untuk menghitung
nilai diri besaran teramati yang sesuai, yaitu energy total E x . Harga ini adalah nilaidiri
persamaan gelombang Schrodinger.

H ψ λ =E λ ψ λ (26-4)

Nilaidiri-nilaidiri ini adalah suatu perangkat diskrit dan merupakan harga-harga yang dimiliki
oleh energy total. Setiap besaran, seperti energy total ini, yang hanya dapat memiliki harga-harga
diskrit dikatakan terkuantisasi; bilangan bulat atau bilangan pecah yang digunakan untuk
menyatakannya disebut bilangan kuantum.

C. Asas Ketidakpastian

Teori probabilitas berhubungan dengan sebaran-sebaran yang mempunyai simpangan baku,


bukan harga-harga pasti seperti disebutkan dalam subpasal sebelumnya. Dalam teori kuantum
simpangan baku suatu besaran yang teramati disebut ketidakpastian dan diberi tanda Δ.Teori ini
menuntut hasil kali ketidakpastian semua variable yang sekawan kanonis, seperti xdan p x, harus
tidak lebih kecil daripada ℏ /2 jadi,


¿ Δ >¿ ∆ p x >≥ (26-5)
2

Anda mungkin juga menyukai