Anda di halaman 1dari 9

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

A. Tujuan

1. .Mahasiswa mampu membuat sediaan tablet naproksen dengan metode granulasi basah sesuai
dengan prosedur
2. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan yang tepat pada bahan-bahan yang digunakan
dengan tepat
3. Mahasiswa mampu melakukan uji evaluasi terhadap tablet
4. Mahasiswa mampu membuat penandaan dan kemasan sekunder

B. Spesifikasi Produk
1. Nama Produk : ASELOLE®
2. Kandungan Zat Aktif : Asetosal
3. Kekuatan Sediaan : 500 mg / 800 mg
4. Kemasan Primer : strip

C. Formula Acuan

Formula acuan (1)

Asetosal 500.00 mg
MCC 200.00 mg
Dry Binder 60.00 mg
Kollidon CL 25.00 mg
Mg Stearat 3.00 mg

Formula Modifikasi
Asetosal 500 mg
Amprotab® ( 10 % ) 75 mg
Avicel PH 102 115 mg
Mg Stearat 7,5 mg
Talc 15 mg
Amprotab® 37,5 mg
E. Fungsi dan Alasan Pemilihan Bahan
1. Asetosal
 Fungsi : Zat Aktif
 Alasan : dibuat dalam bentuk granulasi kering karena Asetosal tidak tahan
kelembapan dan pemanasan, serta kandungan zat aktif yang lebih dari
50 % dari bobot total tablet.

2. Avicel PH 102
 Fungsi : bahan pengisi dan pengikat
 Alasan : banyak digunakan pada metode granulasi basah dan tablet yang
menggunakan Avicel menunjukkan kekerasan, friabilitas serta sifat alir
menurut Livingstone dan Fox, baik (2)

3. Amilum Manihot (Amprotab®)


 Fungsi : bahan penghancur
 Alasan : mampu meningkatkan kapilaritas, mengabsorbsi kelembapan,
mengembang dan meninggikan daya pembasahan tablet atau
hidrofilisaasi (3)

4. Mg Stearat
 Fungsi : lubrikan
 Alasan : merupakan Boundary-type lubricant. memiliki daya adheren lebih
baik dan lebih kuat terhadap permukaan metal oksida dibandingkan
fluid-type lubricant. (2)

5. Talc
 Fungsi : glidant dan anti adheran
 Alasan : bisa sebagai antiadheran dan glidant. Memiliki sifat lubrikan yang
kurang baik. Secara umum glidant yang baik adalah memiliki sifat
lubrikan yang kurang. (2)
F. Sifat Senyawa & Eksipien
1. Asetosal

 Rumus Molekul : C9O8H4


 Sinonim : Aspirin, Asam Asetilsalisilat
 Pemerian bahan : putih, hampir putih, bubuk kristal, atau kristal tidak berwarna
 Kelarutan : sedikit larut dalam air, mudah larut dalam ethanol (96%)
 Ukuran partikel : size: l = 0.25 m, Ø = 4.6 mm;
 Bobot jenis : 180,2
 Titik leleh/ lebur : 156O C-161O C
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat(4).

1. Avicel PH 102

 Rumus Molekul : (C6H10O5)n


 Sinonim : Microcrystalline Cellulose.
 Pemerian bahan : Serbuk kristal yang mengandung porous particles, berwarna
putih, tidak berwarna, tidak berasa.
 Kelarutan : mudah larut dalam 5% w/v larutan sodium hidroksida, praktis
tidak larut dalam air, larutan asam, dan pelarut organik.
 Ukuran partikel : 20 – 200 μm.
 pH : 5 – 7.5.
 Titik leleh/ lebur : 260-270oC.
 Inkompabitilitas : Zat pengoksidasi yang kuat.
 Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, tempat kering(5).
2. Amilum Manihot

 Rumus Molekul : (C6H10O5)n


 Sinonim : Potato Starch
 Pemerian bahan : amilum tidak berbau dan tidak berasa, halus,putih, putih
kecoklatan. Amilum terdiri dari bola yang sangat kecil atau
butiran – butiran , yang ukuran dan bentuk tergantung
karakteristik tanamannya
 Kelarutan : Praktis tidak larut pada etanol 96 % dingin dan pada air
dingin. Pati langsung mengembang dalam air panas pada
temperatur diatas suhu gelatinisasi. Pati serbagian larut dalam
dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.
 Ukuran partikel : 2 – 32 μm
 pH : 4.0 – 8.0
 Suhu pengembangan: 64oC
 Inkompabitilitas : senyawa pengoksidasi kuat
 Penyimpanan : wadah kedap udara di tempat kering yang sejuk(5).

3. Talcum
a. Rumus Molekul : Mg3Si4O10(OH)2
b. Sinonim : altalc
c. Pemerian bahan : serbuk kristal sangat halus, berwarna putih hingga putih
keabu-abuan, tidak berbau dan tidak berasa
d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam encer
e. Ukuran partikel : 74 μm atau 44 μm
f. pH : 7-10 untuk untuk 20 % w/v dispersi aqueos
g. Inkompabitilitas : Senyawa yang mengandung amonium kuarterner(5).
4. Magnesium stearat
a. Rumus Molekul : C36H70MgO4
b. Sinonim : Dibasic magnesium stearat
c. Pemerian bahan : serbuk sangat halur, berwarna putih terang, sedikit berminyak jika
disentuh, lengket di kulit

d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, eter dan air, sedikit larut dalam
benzen hangat dan etanol (95%) hangat
e. Titik leleh/ lebur : 117-150ºC
f. Inkompabitilitas : asam kuat, alkalis gdan garam Fe
g. Penyimpanan : wadah tertutup baik, tempat kering(5).

G. Perhitungan & Penimbangan


Massa Slug : Fase Dalam ( 92 % ) + fasa luar ( 1,5 %) sebagai lubrikan dan glidant

Total massa slug untuk 1000 tablet = 701,25 g


Asetosal = 500 g
Amilum kering (10%750 g) = 37 g
Avicel PH 102 = 115 g
Mg Stearat (0,5%750 g) = 3,75 g
Talk (1%x750 g) = 7,5 g +
701,25 g

Misal yang diperoleh hanya 695 g dengan kandungan zat aktif adalah (695/701,25) x 500 g = 495,54 g
Jumlah tablet yang dapat dibuat adalah : (495,54/500) x 1000 = 991,09 tablet

Sisa fase luar yang harus ditambahkan


,
Mg Stearat : 695 g = 3,72 g
,

Talk : 695 g = 7,43 g


,

Amprotab : 695 g = 37,2 g


,

Jumlah total massa cetak : (695 + 3,72 + 7,43 + 37,2) g = 743,35 g


,
Bobot per tablet : g = 0,75 g = 750
,
H. Cara Kerja

Semua bahan yang menggumpalkan dihaluskan dan ditimbang

Semua bahan dicampurkan hingga homogen

Campuran dibuat slug menggunakan punch dengan diameter besar dan tekanan yang tinggi

slug yang terbentuk digiling kasar dan diayak (mesh 16)

Dilakukan evaluasi granul, hingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat

Granul ditimbang dan dilakukan penghitungan jumlah fase luar yang ditambahkan

Sisa fase luar dicampur dengan granul yang memenuhi syarat

Dicetak dengan punch diameter 13 nm sesuai bobot yang diinginkan

Dilakukan evaluasi tablet

I. Evaluasi
1. Organoleptik :Wujud,bau,rasa

Tablet diamati secara visual

Dicatat hasil pengamatan


2. Keseragaman ukuran

Diambil 20 tablet secara acak

Diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong

Dibandingkan dengan standar diameter tablet yang seharusnya

3. Keseragaman bobot

Diambil 20 tablet secara acak

Ditimbang masing-masing tablet

Dihitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata

4. Kekerasan

Diambil 20 tablet secara acak

Diukur menggunakan hardness tester

Ditentukan kekerasan rata-rata dan standar deviasinya

Dicatat hasilnya

5. Friabilitas

Diambil 20 tablet atau 40 tablet secara acak

Dibersihkan tablet satu persatu dengan sikat halus

Ditimbang

Dimasukkan semua tablet ke dalam friabilitas

Diputar sebanyak 100 putaran

Dibersihkan kembali masing-masing tablet

Ditimbang kembali
Ditentukan friabilitasnya

6. Keseragaman kandungan

Diambil 20 tablet secara acak

Ditentukan kadar dari 10 tablet,satu persatu dengan metode yang sesuai

Ditentukan 20 tablet sisanya

Dibandingkan dengan syarat atau ketentuan keseragaman tablet

7. Waktu hancur

Diisi bejana HCL0.1 M

Diatur volume pada kedudukan tertinggi

6 tabung dimasukkan satu-satu kemasing-masing tabung lalu keranjang

Dinaik turunkan secatra teratur 30x tiap menit

Catat waktu hancur sejak pertama kali tablet mulai hancur hingga tidak

Ada bagian yang tertinggal

8. Uji disolusi

Pembuatan medium disolusi

Pembuatan larutan zat aktif

Ditentukan lambda menggunakan spektrofotometri

Pembuatan kurva baku

Diuji dengan metode paddle


J. Daftar Pustaka

1. Ali, Shaukat, Langley, Nigel, Dry Granulation Simplifies Tablet Proccess : Fast & Cost
Effective Compared To Wet Granulation, ( disadur dari majalah PFQ ( Pharmaceutical
Formulation & Quality) volume 12 no. 2 edisi April/Mei 2010.
2. Lieberman, H.A., Lachman, L.,1981, Pharmaceutical Dosage Forms, Marcel Dekker,
Inc., USA
3. Voigt, Rudolf, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press , Yogyakarta
4. Anonim, 2009, British Pharmacopeia , London , UK
5. Rowe, Rayman C., et al , 2009 , Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition ,
Pharmaceutical & American Pharmacist Association, London , UK

Yogyakarta 26 Maret 2012


Asisten Praktikan

Luky Daniar Riko Riva’i

Anda mungkin juga menyukai