Anda di halaman 1dari 11

Kasus

Di RT 2 Rw 1 memiliki 159 orang penduduk 60 % perempuang 40% laki-laki. Berdasarkan


kelompok umur 60 % usia dewasa 10 % lansia, 30 % remaja dan anak anak.

Wilayah RT ini diperkotaan yang padat penduduk dan dekat dengan pabrik, mayoritas
penduduk bekerja sebagai buru pabrik. Data dari puskesmas setempat di RT tersebut terdapat
4 orang penderita TB paru, 30 orang penderita HT, 15 orang penderita DM, ada 3 orang
penderita balita gizi burukdan 2 orang balita gizi kurang. Saat ini sebagian penduduk
mangalami ISPA dengan keluhan panas, batuk pilek, lingkungan di RT tersebut terlihat
kumuh karena jarak anatar rumah saling berdekatan dan gang sangat sempit. Di RT ini
memiliki 1 pos balita jarak dengan puskesmas 1 km.

Analisa Data

Data Masalah Etiologi


1. Orang penderita TB Paru Bersihan jalan napas tidak Terpajan polutan
2. Keempatnya mengeluh efektif pada kelompok
sesak napas, batuk penderita TB Paru Rt2, RW1
berdahak, keringat di
malam hari.
3. Sebagian besar ISPA
1. 30 orang menderita risiko perfusi serebarl tidak Adanya factor risiko
hipertensi efektif pada kelompok hipertensi
penderita hipertensi RT2, RW1
1. 15 orang yang menderita Risiko ketidakstabilan kadar Adanya factor risiko
DM glukosa darah pada kelompok DM
penderita DM Rt2, RW1
1. 3 balita gizi buruk Defisit nutrisi pada kelompok Kurangnya asupan
2. 2 balita gizi kurang balita penderita gizi buruk dan makanan
gizi kurang di RT2, RW1
1. Lingkungan kumuh Pemeliharaan kesehatan tidak Ketidakcukupan
2. Jarak antar rumah sangat efektif pada warga di RT2, sumber daya
dekat RW1
3. Gang sempit
4. Dekat dengan pabrik
1. Sebagia besar kerja di Kesiapan peningkatan
pabrik, selalu manajemen kesehatan pada
menggunakan APD semua warga di RT 2 , RW1
selama bekerja
Dx.Aktual:

• (D.0001) Bersihan jalan napas tidak efektif pada kelompok penderita TB Paru Rt2,
RW1 B/D hipereskresi jalan napas, ditandai dengan: 4 orang penderita TB Paru,
Keempatnya mengeluh sesak napas, batuk berdahak, keringat di malam hari, Sebagian
besar ISPA.

• (D.0019) Defisit nutrisi pada kelompok balita penderita gizi buruk dan gizi kurang di
Rt2, RW1 B/D Kurangnya asupan makanan, ditandai dengan: 3 balita gizi buruk dan
2 balita gizi kurang

• (D.0117) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada kelompok penduduk Rt2, RW1
B/D Ketidakcukupan sumber daya

Dx. Risiko

• (D.0017) Risiko perfusi serebarl tidak efektif pada kelompok penderita hipertensi Rt2,
RW1 ditandai adanya factor risiko hipertensi

• (D.0027) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah pada kelompok penderita DM


Rt2, RW1 ditandai adanya factor risiko DM

Dx. Promkes

• (D.0112) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan ditandai dengan: Lingkungan


kumuh, Jarak antar rumah sangat dekat, Gang sempit, Dekat dengan pabrik, Sebagian
besar kerja di pabrik, selalu menggunakan APD selama bekerja

Prioritas Diagnosa
PERENCANAAN KEPERAWATAN SIKI 2018

Diagnosa Keperawatan/ No Dx INTERVENSI JENIS TINDAKAN


D.0001 I.01006 Latihan Batuk Efektifa. Observasi
Bersihan jalan napas tidak efektif  Identifikasi kemampuan batuk
pada kelompok penderita TB Paru  Monitor adanya retensi sputum
Rt2, RW1 B/D hipereskresi jalan  Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
napas, ditandai dengan: 4 orang  Monitir input dan ouput cairan
penderita TB Paru, Keempatnya b. Terapeutik
mengeluh sesak napas, batuk  Atur posisi semi fowler atau fowler
berdahak, keringat di malam hari,  Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Sebagian besar ISPA.
 Buang sekret pada tempat sputum
c. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
 Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik ditahan
selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu selama 8 detik
 Anjurkan mengulang tarik napas dalam hingga 3 kali
 Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam
yang ke 3
d. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian mukolitik atau expektoran jika perlu
I.01011 manajemen jalan a. Observasi
napas  Monitior pola napas (frekwensi,kedalaman, usaha napas)
 Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,wheezing,
ronkhi kering)
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
b. Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt dan chin lift
(jaw-thrust jikacuriga trauma servikal)
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik
 Berikan oksigen jika perlu
c. Edukasi
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak kontra indikasi
d. Kolaborasi
Pemberian bronkhodilator expektoran mukolitik jika perlu
I.01014 Pemantauan a. Observasi
Respirasi  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
 Monitor pola nafas (seperti bradypnea,takipnea,hiperventilasi,
kussmaul, ataksik)
 Monitor kemampuan baruk efektif
 Monitor adanya produksi sputum
 Monitor adanya subatan jalan nafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Auskultasi bunyi nafas
 Monitor saturaasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray toraks
 Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
 Dokumentasi hasil pemantauan
b. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantuan
 Informasikan hasil pemantuan, jika perlu
(D.0019) Defisit nutrisi pada Manajemen nutrisi a. Obsevasi
kelompok balita penderita gizi buruk (I.03119)  Identifikasi status nutrisi
dan gizi kurang di Rt2, RW1 B/D  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Kurangnya asupan makanan,  Identifikasi makanan yang disukai
ditandai dengan: 3 balita gizi buruk  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
dan 2 balita gizi kurang  Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
b. Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jiak perlu
 Fasillitasi menentukan pedoman diet
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan supplement maknan, jika perlu
c. Edukasi
 Anjurkan diet yang diprogramkan
d. Kolaborasi
 Kolaborasikan pemeberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetic), jika perlu
Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk enentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
Promosi Berat Badan a. Observasi
(I.03136)  Identifikasi kemungkinan penyebab BB berkurang
 Monitori adanya mual dan muntah
 Monitori jumlah kalori yang di konsumsi sehari-hari
 Monitori berat badan
 Monitori albumin, limfosit dan elektrolit serum
b. Terapeutik
 Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan jika perlu
 Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (misalnya.
Makanan dengan tekstur halus, makanan di blender, makanan cair
yang diberikan melalui NGT)
 Hidangkan makan secara menarik
 Berikan suplemen, jika perlu
 Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang
dicapai
c. Edukasi
 Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
 Jelaskan peningkataan asupa kalori yang dibutuhkan

(D.0117) Pemeliharaan kesehatan Edukasi Kesehatan a. Observasi


tidak efektif pada kelompok (I.12383)  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
penduduk Rt2, RW1 B/D  Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan
Ketidakcukupan sumber daya menurunakan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
b. Terapeutik
 Sediakan materi dan media penddidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikam kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
c. Edukasi
 Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku idup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Kontrak Perilaku Positif a. Tindakan
(I.09282)  Identifikasi kemampuan mental dan kognitif untuk membuat
kontrak
 Identifikasi cara dan sumber daya terbaik untuk mencapai tujuan
 Identifikasi hambatan dalam menerapkan perilaku positif
 Monitor pelaksanaan perilaku ketidaksesuaian dan kekurangan
komitmen untuk memenuhi kontrak
b. Teraupetik
 Ciptakan llingkungan yang terbuka untuk membuat kontrak
perilaku
 Fasilitasi pembuatan kontrak tertulis
 Diskusikan perilaku kesehatan yang inggin diubah
 Diskusikan tujuan positif jangka penddek, dan jangka Panjang
secara realitis dan dapat dicapai
 Diskusikan pengembangan rencana perilaku positif
 Libatkan keluarga dan komunitas dalam proses kontrak
c. Edukasi
 Anjurkan menulis tujuan sendiri,keluarga dan komunitas jika perlu
(D.0017) Risiko perfusi serebarl I.06194 a. Observasi
tidak efektif pada kelompok manajemen peningkatan  Identifikasi peningkatan TIK
penderita hipertensi Rt2, RW1 tekanan intrakranial  Monitor tanda dan gejala TIK
ditandai adanya factor risiko  Monitor MAP
hipertensi  Monitor CVV jika perlu
 Monitor PAWP jika perlu
 Monitor PAP jika perlu
 Monitor CPP
 Monitor gelombang ICP
 Monitor status pernapasan
 Monitor intake dan utput cairan
 Monitor cairan serebrospinal (warna, dan konsistensi)
b. Terapeutik
 Minimalkan stimulus dengan penyediakan lingkungan yang
tenang
 Berkan posisi semi fowler
 Hindari manuver falsafa
 Cegah terjadinya kejang
 Hindari penberian cairan IV hipotonik
 Atur ventiltr agar PACO2 optimal
 Pertahankan suhu tubuh normal
c. Kolaborasi
 Pemberian sedasi dan anti konvulsan
 Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
 Kolaborasi pemberian pelunak tinja.
I.06198 a. Observasi
Pemantauan tekanan  Identifikasi penyebeb peningkatan TIK (mis. Hipertensi)
intrakranial  Monitor peningkatan TD
 Monitor pelebaran tekanan nadi
 Monitor penurunan frekwensi jatung
 Monitor ireguleritas irama napas
 Monitor tingkat kesadaran
 Monitor terlambatan atau ke simetrisan respon pupil
 Monitor kadar CO2 dan pertahankan dalam rentan yang
diindikasikan
 Monitor tekanan perfusi serebral
b. Terapeutik
 Ambil sampel drainase cairan serebro spinal
 Kalibrasi transduser
 Pertahankan posisi kepaladan leher netral
 Pertahankan sterilitas sistem pemantauan
 Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
 Dokumentasi hasil pemantauan
c. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan
(D.0027) Risiko ketidakstabilan I.03115 manajemen a. Observasi
kadar glukosa darah pada kelompok hiperglikemia  Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
penderita DM Rt2, RW1 ditandai  Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin
adanya factor risiko DM meningkat
 Identifikasi kebutuhan insulin
 Monitor kadar gula darah
 Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
 Monitor intake dan uotput cairan
b. Terapeutik
 Berikan asupan cairan oral
 Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia
tetap ada atau memburuk
 Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
c. Edukasi
 Anjurkan menghindari orlahraga saat kadar glukosa darah lebih
dari 250mg/dl
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
 Ajarkan pengelolahan DM (Misalnya, penggunaan insulin, obat
oral)
d. Kolaborasi
 Pemberian insulis jika perlu
 Pemberian cairan IV jika perlu
 Pemberian kalium jika perlu
I. 03155 manajemen a. Observasi
hipoglikemi  Idenrifikasi tanda dan gejala hipoglikemi
 Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
b. Terapeutik
 Berikan karbohidrat sederhana
 Berikan glucagon jika perlu
 Berikan kabohidrat kompleks dan protein sesuai diet
 Pertahankan kepatenan jalan napas, jika perlu
 Pertahankan akses IV, jika perlu
 Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
e. Edukasi
 Anjurkan membawa karbohidrrat sederhana setiap hari
 Anjurkan diskusi dengan tim perawatan diabetes
 Ajarkan pengelohaan hipoglikemia (Misalnya mengurangi
insulin/agen oral)
 Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral dan olahraga
 Ajarkan pereawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemi
(Misalnya mengurangi insulin/tingkatkan asupan makanan
untuk berolahraga)
c. Kolaborasi
 Pemberian dextrose, jika perlu
Pemberian glukagon, jika perlu
(D.0112) Kesiapan peningkatan I. 12359 a. Observasi
manajemen kesehatan ditandai bimbingan antisipatif  Identifikasi metode penyelesaian masalah yang digunakan
dengan: Lingkungan kumuh, Jarak  Identifikasi perkembangan atau krisis situasioal yang akan
antar rumah sangat dekat, Gang terjadi
sempit, Dekat dengan pabrik, b. Terapeutik
Sebagian besar kerja di pabrik, selalu  Fasilitasi memutuskan masalah yang akan diseleesaikan
menggunakan APD selama bekerja  Fasilitasi mengidentifikasi sumber daya yang tersedia
 Fasilitasi menyesuaikan diri dengan perubahan pasien
 Jadwalkan tindak lanjut untuk memantau atau meberi dukungan
 Gunakan contoh kasus untuk meningkatkan ketrampilan
menyelesaikan masalah
 Libatkan keluarga dan pihak terkait
c. Edukasi
 Jelaskan perkembangan dan perilaku normal
 Informasikan harapan yang realistis terkait perilaku pasien
 Latih teknik koping yang dibutuhkan
d. Kolaborasi
Rujuk ke lembangan pelayanan masyarakat
Edukasi Kesehatan a. Obsevasi
(I. 12383)  Identifikasi kesiapan dan kemampan menerima informasi
 Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
b. Teraupetik
 Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan
 Jadwalkan penddidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 berikan kesempatan untuk bertanya
c. Edukasi
 Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunkan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Manajemen Perilaku a. Observasi
(I.12463)  Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
b. Terapeutik
 Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
 Jadwalkan kegiatan terstruktur
 Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan
konsisten setiap
 Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
c. Edukasi
 Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif.

Anda mungkin juga menyukai