Anda di halaman 1dari 4

2.2.

Macam-Macam Sifat Fisik Tanah (Warna, Tekstur, Struktur, Konsistensi Dan Suhu)

2.2.1. Warna

Warna merupakan salah satu ciri tanah yang jelas dan paling menonjol sehingga mudah terlihat
dan lebih sering digunakan dalam memberikan gambaran tanah dari pada ciri tanah lain. Warna
merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah semakin
gelap.
Di lapisan bawah dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak
dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe yang didapat. Di daerah berdrainase buruk yaitu
daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarnaabu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam
keadaan reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam
air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (Hematit) yang
berwarna merah atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna Kuning cokelat. Bila tanah kadang2
basah & kadang2 kering maka disamping
waran abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning
yaitu ditempat-tempat dimana udara dapat masuk sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut.
Beberapa jenis mineral seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang.
Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik di daerah tropika sering tidak sejalan
dengan di daerah beriklim sedang (Amerika, Eropa). Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang
mempunyai kandungan bahan organic lebih dari 1%, sama dengan kandungan bahan organic tanah
hitam di daerah beriklim sedang.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku
Munsell Soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna disusun oleh tiga variabel yaitu hue, value dan
Chroma. Hue adalah warna spectrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value
menunjukan gelap terangnya warna (kecerahan tanah), sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan. Chroma menunjukan kemurnian atau kekuatan dari warna spectrum (hue).
Warna tanah akan berbeda bila tanah basah, lembab atau kering, sehingga dalam menentukan
warna tanah perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan basah, lembab atau kering. Warna
tanah mempunyai hubungan dengan oksida-besi yang terhidratasi relatif tidak stabildalam keadaan
lembab, maka warna merah biasanya menunjukkan drainase dan aerasi yang baik. Tanah merah sekali
biasanya terdapat di permukaan yang cembung (convex) terletak di atas batuan permeabel. Meskipun
demikian, ada pula tanah-tanah merah yang berasal dari bahan induknya.

2.2.2. Tekstur
Salah satu sifat fisik tanah adalah tekstur tanah, dimana tekstur tanahtersusun dari tiga golongan
besar partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung
(clay) dan fraksi pasir (sand) dan debu (dust) (Foth, Henry, 1994). Golongan partikel tanah diberi
nama fraksi tanah. Berbicara tentang tekstur tanah akan selalu berhubungan erat dengan plastisitas,
permeabilitas, kekerasan, kemudahan olah, kesuburan dan produktifitas pada daerah-daerah tertentu.
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan
atau kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah
liat.Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2
mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil
sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus (< 2mm) disebut fraksi tanah halus (fine earth
fraction) dan dapat dibedakan menjadi:
 Pasir : 2 mm – 50 
 Debu : 50 - 2
 Liat : kurang dari 2
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus (<2mm). Berdasarkan
atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan lait maka tanah dikelompokan ke dalam
beberapa kelas tekstur.
Kasar  Pasir
 Pasir Berlempung
Agak Kasar  Lempung berpasir
 Lempung berpasir halus
Sedang  Lempung berpasir sangat halus
 Lempung
 Lempung Berdebu
 Debu
Agak Halus  Lempung liat
 Lempung liat berpasir
 Lempung liat berdebu
Halus  Liat berpasir
 Liat berdebu
 Liat
Setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil
sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus
maka setiap satua berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan
air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari
pada tanah bertekstur kasar.
Tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijat tanah basah diantara jari-jari sambil dirasakan
halus kasarnya yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir, debu dan liat.

2.2.3. Struktur

Struktur tanah adalah penyusunan antar partikel tanah primer (bahan mineral) dan bahan
organik serta oksida, membentuk agregat sekunder. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari
butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat. Terikat satu
sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida

Di daerah curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur remah atau granuler di permukaan
dan gumpal di horison bawah. Di daerah kering sering dijumpai tanah dengan struktur tiang atau
prisma di lapisan bawah.

Ukuran struktur tanah berbeda-beda sesuai dengan bentuknya. Tingkat perkembangan struktur
ditentukan batas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan.
Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. tingkat perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur),


b. tingkat perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak hancur dan,
c. tingkat perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur).
Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban tanah.
Tanah-tanah permukaan yang banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat
perkembangan yang kuat. Tanah yang kering umumnya mempunyai kemantapan yang lebih tinggi
dari pada tanah basah. Jika dalam menentukan kemantapan struktur tidak disebutkan lelembabanya,
biasanya dianggap tanah dalam keadaan mendekati keringatau sedikit lembab, karena dalam keadaan
tersebut struktur tanah dalam keadaan yang paling baik.
Menurut bentuknya struktur dapat dibedakan menjadi : Lempeng, Prisma, tiang, Gumpal,
granular dan remah. Tanah dikatakan tidak berstruktut bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama
lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau saling melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak)
dan disebut massive atau pejal.
Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang baik, unsureunsur
hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya
membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak
terbentuk. Disamping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak (mantap) sehingga pori-pori tanah
tidak cepat tertutup bila terjadi hujan
2.2.4. Konsistensi

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah, atau daya adhesi butir-
butir tanah dengan benda lain. Konsistensi tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan air tanah (basah,
lembab, kering). Untuk mengetahui secara fisik dilapangan cukup dilakukan dengan memijit-mijit
tanah basah, lembab atau kering dengan menggunakan jarijari tangan. Tanah basah diremas remas dan
dipijitserta diamati apakah tanah itu dapat dibuat menjadi bentuk-bentuk tertentu seperti bola-bola,
atau bulat, lonjong dan lain sebagainya. Bisa juga dibuat gulungan-gulungan kecil setebal sekitar 1cm,
tanpa retak atau pecah, tanahlembab dipijit diantara ibu jari dan telunjuk lalu diamati apakah agregat-
agregat tanah cukup kuat untuk dipecahkan atau gembur. Tanah kering ditentukan dengan mencoba
memecahkan atau merumuskan gumpalan kering.

2.2.5. Suhu

Suhu tanah juga menentukan kualitas tanah tersebut. Suhu tanah merupakan salah satu sifat
fisik tanah yang mempengaruhi proses-proses yang terjadi didalam tanah seperti pelapukan,
penguraian bahan tanah, reaksi-reaksi kimia dan lain-lain dan dapat mempengaruhi langsung pada
pertumbuhan tanaman melalui percobaan kelembaban tanah, aerasi, aktivitas mikroba, ketersediaan
unsur hara tanaman, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai