Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Teknologi informasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di jaman yang sangat
modern ini. Peranan teknologi pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. Berkat

TI BU hanna.docx
teknologi berbagai kemudahan dapat di rasakan oleh manusia. Hal tersebut akan
juga berpengaruh pada keinginanan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu dengan adanya kemajuan teknologi. Dengan demimikian perawat sebagai pemberi
pelayanan kesehatan yang holistik tentunya harus dapat menyesuaikan pelayanan asuhan tersebut
dengan kemajuan teknologi yang ada. Dalam era revolusi digital, suara, data, dan gambar yang
dapat dikirim dalam berbagai bentuk menuntut kita untuk selalu meningkatkan perkembangan
teknologi dengan percepatan informasi. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yagn
berperan aktif dalam merawat pasien memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dengan menggunakan suatu
teknologi informasi diharapakan pelayanan akan lebih praktis dan mudah bagi pasien dan juga
perawat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini di Indonesia belum secara
luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama
pelayanan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat belum terbiasa dengan kemajuan teknologi
dan belum adanya dukungan dari jaringan internet yang memadai. Padahal perawat merupakan
tenaga kesehatan yang memiliki kontribusi paling besar terhadap mutu pelayanan kesehatan.
Perawat adalah tenaga kesehatan yang berinteraksi dengan pasien selama 24 jam perhari dengan
memberikan asuhan kepaerawatan yang holistik dari pengkajian sampai evaluasi.
Kekuranganperawatadalah masalahseluruh dunia.Banyak faktor, seperti kenaikan pasienlokaldan
penurunan waktuuntuk memberikan perawatanlangsungpada pasien, telah memberi kontribusi
padapeningkatanketidakpuasanbahwa perawatpengalaman denganlingkungan kerja mereka.
Apabila dibiarkan terus menerus, masalah ini akanmempresepsikandirisebagai
lingkungankerjamenjadi lebihstres danperawat lebih
banyakmeninggalkanperawatanlangsung.Sebagaikekurangan tersebutmenjadi lebih buruk,rumah
sakitharus menggunakansegala cara yangmungkin untuksuportperawat. Konsekuensi darirumah
sakit dalam merubah kondisi kerjasangat signifikan pengaruhnya bagi perawat.Meskipun
penggunaanTeknologi informatikamungkin tidak secara langsungberkorelasi
denganpeningkatanrekrutmen, hal ini menjadi bagian dari strategiyang komperhensifuntuk
memenuhi kebutuhankeperawatan.
b. Rumusan Masalah
Apa aspek etika dan hukum dalam Teknologi Informasi ?
Apa saja masalah terkait informatika kesehatan dalam keperawatan ?
c. Tujuan
Mengetahui apa dan bagaimana aspek etika serta hukum dalam teknologi informasi dan
kita juga dapat mengetahui masalah yang terjadi terkait informatika kesehatan dalam dunia
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ASPEK ETIKA DAN HUKUM TEKNOLOGI INFORMASI

Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE) tidak dapat menjangkau semua aspek hukum dalam kegiatan atau perbuatan
hukum yang dilakukan dalam internet, tetapi dapatdidukung oleh peraturan perundang-undangan
lainnya sehingga tidak akan terjadikekosongan hukum dalam setiap peristiwa hukum yang terjadi
sebagai jalan keluar dalam penegakan hukumnya. Selanjutnya di dalam penjelasan Undang -
Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) disebutkan
bahwa kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang siber (cyber space),
meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang
nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang siber tidak dapat didekati dengan ukuran dan
kualifikasi hukum konvensional saja sebab jika cara ini yang ditempuh akan terlalu banyak
kesulitan dan hal yang lolos dari pemberlakuan hukum.

Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata meskipun
alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian, subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula
sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata. Dalam kegiatan e-
commerce antara lain dikenal adanya dokumen elektronik yang kedudukannya disetarakan
dengan dokumen yang dibuat di atas kertas.

Berkaitan dengan hal itu, perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam
pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal.
Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu
pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi
gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum
bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi
menjadi tidak optimal.

Dalam menggunakan internet, kita juga harus memperhatikan hal-hal apa saja yang boleh
dan tidak boleh dilakukan, atau kata lainnya adalah etika penggunaan internet.

a. Etika Dalam Teknologi Informasi

Etika adalah ilmu yang mempelajari mengenai baik dan buruk suatu tindakan. Sebagai
pemakai internet, etika juga diperlukan, karena tidak hanya kita saja yang ikut dalam dunia maya
itu, akan tetapi banyak orang dari seluruh dunia. Jika tindakan dan perkataan kita tidak
berdasarkan etika yang ada, maka kita bisa dibenci, hingga terjerat hukum yang terkait.Hal yang
harus diperhatikan dalam sebagai pengguna internet yaitu :
1. Pengguna internet berasal dari berbagai kalangan, bangsa dan negara.
2. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang
tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
3. Segala fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang untuk bertindak
etis.
4. Pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat dan memungkinkan
masuknya penghuni baru didunia maya tersebut.

Dibawah ini adalah etika-etika dalam menggunakan internet antara lain :


1. Jangan menyindir, menghina, melecehkan, atau menyerang pribadi seseorang/pihak lain.
2. Jangan sombong, angkuh, sok tahu, sok hebat, merasa paling benar, egois, berkata kasar,
kotor, dan hal-hal buruk lainnya yang tidak bisa diterima orang.
3. Menulis sesuai dengan aturan penulisan baku. Artinya jangan menulis dengan huruf
kapital semua (karena akan dianggap sebagai ekspresi marah), atau penuh dengan
singkatan-singkatan tidak biasa dimana orang lain mungkin tidak mengerti maksudnya
(bisa menimbulkan salah pengertian).
4. Jangan mengekspose hal-hal yang bersifat pribadi, keluarga, dan sejenisnya yang bisa
membuka peluang orang tidak bertanggung jawab memanfaatkan hal itu.
5. Perlakukan pesan pribadi yang diterima dengan tanggapan yang bersifat pribadi juga,
jangan ekspose di forum.
6. Jangan turut menyebarkan suatu berita/informasi yang sekiranya tidak logis dan belum
pasti kebenarannya, karena bisa jadi berita/informasi itu adalah berita bohong (hoax).
Selain akan mempermalukan diri sendiri orang lainpun bisa tertipu dengan berita/info itu
bila ternyata hanya sebuah hoax.
7. Andai mau menyampaikan saran/kritik, lakukan dengan personal message, jangan
lakukan di depan forum karena hal tersebut bisa membuat tersinggung atau rendah diri
orang yang dikritik.
8. Jika mengutip suatu tulisan, gambar, atau apapun yang bisa/diijinkan untuk
dipublikasikan ulang, selalu tuliskan sumber aslinya.
9. Jangan pernah memberikan nomor telepon, alamat email, atau informasi yang bersifat
pribadi lainnya milik teman kepada pihak lain tanpa persetujuan teman itu sendri.
10. Selalu memperhatikan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Artinya jangan terlibat
dalam aktivitas pencurian/penyebaran data dan informasi yang memiliki hak cipta.

b. Hukum Dalam Teknologi Informasi

Internet sebagai sarana informasi memiliki asas dan tujuan dalam pemanfaatannya
sebagai mana disebutkan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) asasnya yaitu Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Transaksi Elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian,
itikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi.

Aspek Hukum dalam penggunaan internet terbagi menjadi :


1. Aspek hak milik intelektual. Yaitu yang memberikan perlindungan hukum bagi pembuat
karya. Contohnya : Hak Cipta dan Hak Paten.
2. Yurisdiksi hukum dan aspek-aspek terkait. Komponen ini menganalisa dan menentukan
keberlakuan hukum yang berlaku dan diterapkan di dalam dunia maya itu.
3. Landasan penggunaan internet sebagai sarana untuk melakukan kebebasan berpendapat
yang berhubungan dengan tanggung jawab pihak yang menyampaikan, aspek
accountability, tangung jawab dalam memberikan jasa online dan penyedia jasa internet
(internet provider), serta tanggung jawab hukum bagi penyedia jasa pendidikan melalui
jaringan internet. 
4. Aspek kerahasiaan yang dijamin oleh ketentuan hukum yang berlaku di masing-masing
yurisdiksi negara asal dari pihak yang mempergunakan atau memanfaatkan dunia maya
sebagai bagian dari sistem atau mekanisme jasa yang mereka lakukan.
5. Aspek hukum yang menjamin keamanan dari setiap pengguna dari internet.
6. Ketentuan hukum yang memformulasikan aspek kepemilikan didalam internet sebagai
bagian dari pada nilai investasi yang dapat dihitung sesuai dengan prinisip-prinsip
keuangan atau akuntansi.
7. Aspek hukum yang memberikan legalisasi atas internet sebagai bagian dari perdagangan
atau bisnis usaha.

c. Terknologi Informasi Dalam Keperawatan

Sistem informasi adalah kombinasi antara kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak
yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
Sistem informasi adalah sistem yang menghasilkan informasi yang berguna dimana sistem
tersebut menggunakan berbagai macam teknologi. Sistem informasi yang menggunakan
komputer disebut sistem informasi berbasis komputer. Secara umum definisi sistem
informasi merupakan suatu perangkat keras atau lunak buatan manusia yang dibuat untuk
menghimpun, mengelola, menyediakan data serta nantinya akan menghasilkan suatu
informasi atau menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran dari
pemakai.Teknologi informasi adalah segala bentuk perangkat lunak atau keras, peralatan
elektronika, terutama komputer yang merupakan bagian dari sistem informasi digunakan
untuk memproses, menyimpan dan mengirimkan informasi. Teknologi tersebut akan selalu
berkembang mengikuti jaman. Teknologi elektronik seperti radio, televisi, komputer
mengakibatkan informasi lebih cepat menyebar di area yang lebih luas dan lebih lama
tersimpan.
Sistem informasi manajemen keperawatan atau yang sering dikenal sebagai nursing
informatics (NI) adalah sekumpulan informasi yang terdiri atas kumpulan data yang saling
terintegrasi (terpadu) satu sama lain yang diaplikasikan untuk memudahkan perapihan,
penyimpanan, dan perubahan data dalam sebuah basis data yang kompleks. Graves &
Corcoran (1989) dalam Huber (2006) mendefinisikan NI sebagai kombinasi dari ilmu
computer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan untuk membantu mengatur dan memproses
data, informasi dan pengetahuan keperawatan guna mendukung praktik pelayanan
keperawatan
Perkembangan teknologi informasi yang sudah dikembangkan dalam bidang keperawatan
di dunia internasional adalah Mobile Nursing Information System, Nursing Home Clinical
System, Informatic Telephone Triage Nursing, SisEnf dan masih banyak lagi teknologi
informasi keperawatan yang sudah berjalan di luar negeri. Dari semua teknologi informasi
yang dikembangkan tujuanya adalah untuk memberikan kemudahan pada perawat dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Mobile Nursing Information System (MNIS)Perawat adalah seorang informasi yang
intensif.Perawatmenangani informasiperawatan pasienselama setiapdinas. Namunsebagian
besarNIS (nursing information system) yang konvensional ditempatkan didekat nurse station.
Sementara memberikanperawatankepada pasien mereka, perawat biasanyamerekam
informasipengolahansecara manualdi atas kertas. Jikaperawatperlu untuk
memasukkanataumengambil informasidari catatanperawatan dalampengambilan
keputusan,mereka harusmenghentikan prosespelayanan keperawatan dankembali kenurse
station. Oleh karena itujenisofflinelayanan komputeryang disediakan olehNISkonvensional
tidakmemenuhi kebutuhanasuhan keperawatanrawat inap.
Teknologiseluleryang tersedia saat initelah diakui sebagaialat yang tepat untukmengelola
danmengaksesinformasiklinis dititik perawatan. Mobile Nursing Information System
diproduksipaling terintegrasi dengan komuter danjaringan komunikasi. Sistem
inimenawarkanportabilitasperawat danakses mobileketika informasiyang
dibutuhkan.Komputerportabelkomputer laptop,komputer tablet, atau personal digital
assistant(PDA)Wirelesskomunikasidan jaringanmemungkinkan komputermobile
untukmengakses datadalam sistem informasirumah sakit (HIS) online
tanpakabel.populerkomunikasi nirkabelsemutjaringantermasukGSM,jaringan arealokal
nirkabel (WLAN) dan bluetooth, WLAN cocokuntuk digunakan dalamkeperawatan.WLAN
dapatsebagaijaringan independenatau bersama denganLANyang sudah
ada.Sementarapenelitian mengenai MNIS telah menunjukan hubungan yang signifikan
dengan teknologi informasi dalam praktik keperawatan.
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) sebuah alat komputer genggam portable, dan
dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang
sepanjang masa (Koeniger-Donohue, 2008) Pada aplikasi klinis yang sudah digunakan
adalah referensi tentang obat. PDA dengan Mudah dapat menariknya keluar ketika butuh
pengingat cepat tindakan obat, intervensi, diagnosis. Diagnosis keperawatan sangat
membantu menghubungankan antara teoretis dan praktis (Fisher & Koren, 2007). Bahkan
sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam
ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien
guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis,
dan lain-lain (Joan, Dionne, & Jia Joyce, 2006).
Nursing Home Clinical System sistemOneTouchteknologisebelumnya tidaktersedia untuk
perawatan di rumah danmerupakanpergeseran darimanualkertas pena ke metode
digital.Pengumpulan data baru ini memiliki efekpositifpada kualitaspribadiperawatandengan
meningkatkandeteksimasalah penduduk melaluialertotomatis.Buktiefek positif
dariotomatisasiditemukan dalampraktekkritismenggunakantandauntuk
meningkatkanevaluasipasien yang spesifik dankeputusan klinis.
OneTouchmengintegrasikanteknologi khusus yangdigunakan untukmelacaksecara
elektronikperawatan di rumah, PDA di samping tempat tiduruntuk data perawatan masuk,dan
teknologiwieless melaluiperangkat lunak untuk mendukungCDSS(clinical decission suport
system).
ModulBed sideinidirancanguntuk menyediakankelengkapan, dokumentasi yang
diverifikasidaninteraktivitasdariitem tertentudalam catatanklinis.Penggunanursing home
clinical systemsebelumnyamenunjukkanbahwa jenis sistem dokumentasi bed-side ini
memberikanmanfaatpenyediaperawatan kesehatan. Mereka bisamelihatbanyak hal
tentangperawatan pada penduduksecara bersamaan daribeberapa daerahdifasilitasdan
kemudianmelacakinformasi pelayanan penduduk yang nantinya dikembalkani kepenyedia
layanan tersebut. Informasiyang disediakan termasuk hal-hal penting seperti
tandatandaklinis,pesan antara perawat, item rencana perawatan,perintahaktif daridokter,dan
perawatan.

B. MASALAH TERKAIT INFORMATIKA KESEHATAN DALAM


KEPERAWATAN

a. Pengertian Informatika Kesehatan


Informatika kesehatan adalah ilmu yang berkaitan dengan informasi, data, dan pengetahuan
biomedis dalam hal penyimpanan,penyajian kembali, dan penggunaan secara optimaluntuk
memecahkan persoalan dan pengambilankeputusan yang dalam pelaksanaannya
menyangkutsemua bidang ilmu biomedis dan berkaitan denganteknologi informasi modern,
terutama di bidangkomputer dan komunikasi teknologi apapun yang membantu manusia dalam
membuat, mengubah , menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi. Pada awal
sejarah manusia bertukar informasi melalui bahasa.Maka bahasa adalah teknologi
memungkinkan seseorang memehami informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya
bertahan sebentar saja, yaitu pada saat pengirim menyampaikan informasi melalui ucapan itu
saja. Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar.. Perkembanagan
informatika kesehatan berawal dari:
a) Masa Prasejarah (s/d 3000 SM)
b) Masa Sejarah (3000 s/d 1400 M)
c) Masa Modern (1400 M s/d sekarang)

b. Manfaat Informatika Kesehatan

1. Pelayanan kesehatan lebih berkualitas ,akurat,cepat mengurangi kesalahan


2. Pemutahiran ilmu pengetahuan dan teknologi serta menunjang pelaksanaan praktik
berbasis bukti(evidence based practice)
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
5. Memperkembangkan pemberdayaan pasien

d. Perkembangan Informatika Kesehatan


Pada 1950 an, Ledley dan Lusted telah menulis artikel “Reasoning Foundations of
Medical Diagnosis” di Majalah Science1. Tulisan meraka telah menginspirasi bahwa komputer
dapat dimanfaatkan untuk mendukung diagnosis dan terapi, meskipun saat itu komputer masih
sangat langka dan hanya dikenal di komunitas penelitian mutakhir. Pada perkembangan
selanjutnya, informatika kesehatan mengalami banyak kemajuan seiring dengan peningkatan
kemampuan pemrosesan komputer dan teknologi informasi. Informatika medis sekarang
berkaitan erat dengan pemanfaatan komputer dan teknologi komunikasi di bidang kedokteran.
Contohnya saja dalam pengolahan data medis yang meliputi penyimpanan, penarikan dan
penggunaan data, informasi, serta pengetahuan biomedik secara optimal untuk tujuan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.Hingga sekarang telah dipublikasikan lebih dari 120 ribu
artikel hasil penelitian dalam bidang informatika medis di Pubmed. Beberapa hasil penelitian dan
pengembangan tersebut dinilai telah memberikan kontribusi penting untuk bidang kedokteran
dan kesehatan. Sejumlah akademisi pernah memberikan penilaian beberapa pencapaian penting
informatika kesehatan Dean Sittig menuliskan “Top 10 accomplishments in biomedical
informatics”, yaitu: 1. Medline database. MEDLINE (Medical Literature Analysis and Retrieval
System Online) adalah database literatur ilmu hayat dan biomedis internasional. Database
memuat lebih dari 13 juta artikel dari kurang lebih 4800 terbitan terpilih sejak dari tahun 1966
hingga saat ini. 2. The Unified Medical Language System. UMLS merupakan ikhtisar teratur
(controlled compendium) dari beragam perbendaharaan kata (vocabulary) kedokteran, serta
memetakan antar istilah yang yang ada didalamnya. 3. Sistem pendukung keputusan klinis yang
terintegrasi kedalam sistem informasi rumah sakit. 4. MGHUMS (Massachusetts General
Hospital Utility Multi-Programming System), merupakan bahasa pemrograman yang diciptakan
pada akhir tahun 1960 an untuk digunakan pada industry pelayanan kesehatan. 5. Sistem cerdas
seperti QMR, DxPLAIN, MYCIN, atau software untuk menghitung dosis obat secara personal.
6. Sistem rekam medis elektronik komperehensif. 7. The Visible Human Project, suatu project
untuk membuat sekumpulan data lengkap foto potongan lintang tubuh manusia untuk
memfasilisatasi aplikasi visualisasi anatomi 8. Health Level 7 (HL-7), suatu standar pertukaran
data kedokteran. 9. Pemahaman akan proses-proses yang mendasari diagnosis, perencanaan
terapi, sistem pengingat pada rekam medis berorientasi masalah dan waktu. 10. Human Genome
Project, suatu proyek untuk mengurutkan (sekuen) dan memetakan 3 bilyun nukleotida pada
genom serta mengidentifikasi seluruh gen pada manusia. Selain sittig, Reinhold Haux juga
menyebutkan “Achievement of six most importand sub field” dalam artikel Aims and Task of
medical informatic yang diterbitkan Internasional journal of Medical Informatic pada tahun 1997
yang mencakup bidang-bidang :
1. Dokumen medis
2. Sistem informasi kesehatan
3. Pemrosesan signal medis
4. Pemrosesan citra medis
5. Pendukung diagnosis dan terapi berbasis pengetahuan
6. Bioinformatika molekuler Dari poin-poin pencapaian diatas, tampak Sittig lebih
menekankan pada contoh-contoh nyata pencapaian, sedangkan Haux menjelaskan secara
umum dengan mengelompokkan hasil pencapaian kedalam sub bidang (informatika kesehatan).
Meski tampak adanya perbedaan, jika dicermati, bentuk-bentuk pencapaian yang dimaksud oleh
Sittig dan Haux memiliki banyak kesamaan. Berikut ini kesamaan penilaian pencapaian
informatika kesehatan oleh sittig dan haux :
1. Sistem informasi kesehatan (poin 1 Haux) direpresentasikan pada sistem informasi rumah
sakit yang sangat kompleks. Selain untuk mendukung kepentingan manajemen untuk
tujuan efisiensi dan pelaporan, sistem informasi rumah sakit juga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan terhadap pasien. Salahsatu hal yang ditekankan untuk
menjamin kontinyuitas kualitas pelayanan adalah kemampuan pertukaran data elektronik
antar sistem informasi kesehatan secara spesifik.
2. Dokumentasi medis (poin 2 Haux) mencatat seluruh data penting yang didapat selama
pasien dirawat. Informasi pada medical documentation digunakan untuk mendukung
pengambilan keputusan medis, penelitian dan aspek legal. Dengan semakin banyaknya
data yang bisa dicatat, serta perlunya informasi dapat dibaca oleh berbagai pihak yang
berkompeten secara simultan, maka dokumentasi kertas dinilai kurang memadai lagi.
3. Dengan ditemukannya perangakat pemrosesan citra medis seperti Magnetic Resonance
Imaging (MRI) dan Positron Emission Tomography (PET), kemampuan mendeteksi
adanya kelainan kecil pada jaringan secara non invasif menjadi lebih baik. Selain untuk
mendiagnosa, medical image processing juga telah diaplikasikan pada proses terapi,
semisal perencanaan dosis radioterapi dan panduan bagi minimal invasive surgery.
4. Melalui pemodelan dan representasi pengetahuan, knowledge-based support of diagnosis
and therapy (poin 5 Haux) dimanfaatkan untuk membantu klinisi dalam menegakkan
diagnosa dan memilih terapi yang tepat. Pada awal pengembangannya, sistem pendukung
berbasis pengetahuan tersebut dikembangkan untuk tujuan khusus.
5. Molecular bioinformatics mengembangkan algoritma, teknik komputasi dan statistik
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pada analisis data biomolekular.
Kemampuan komputasi yang ada saat ini dapat digunakan untuk melakukan analisis
sekuen DNA, mencari gen pada suatu genom, menandai dan melakukan perbandingan
genom, serta meprediksi struktur protein. Salahsatu pencapaian penting bioinformatics
adalah Human Genome Project

e. Masalah Informatika Kesehatan Dalam Keperawatan


Dalam pelaksanaannya sistem informasi kesehatan di Indonesia memiliki permasalahan yang
cukup kompleks, Permasalahan mendasar Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat ini
antara lain :
1. Faktor Pemerintah
 Standar SIK belum ada sampai saat ini
 Pedoman SIK sudah ada tapi belum seragam
 Belum ada rencana kerja SIK nasional
 Pengembangan SIK di kabupaten atau kota tidak seragam
2. Fragmentasi
 Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi
(kabupaten atau kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data
tidak lengkap, tidak valid dan tidak conect dengan pusat.
 Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat waktu)
 Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim lebih
dari 300 laporan dan ada 8 macam software sehingga beban administrasi dan
beban petugas terlalu tinggi. Hal ini dianggap tidak efektif dan tidak efisien.
 Format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda dan belum standar secara
nasional.
3. Sumber daya masih minim
Faktor kelemahan juga merupakan faktor internal sistem informasi kesehatan nasional.
Faktor ini jika tidak diintervensi akan berdampak negatif pada keberlangsungan sistem
informasi kesehatan. Sehingga sedapat mungkin faktor ini harus diminimalisasi
atau diintervensi. Faktor kelemahan kritis yang diidentifikasi secara garis besar adalah
sebagai berikut:

1. Aspek legal masih lemah.


Adanya landasan hukum untuk mendukung keberhasilan berjalannya sebuah sistem
informasi mutlak diperlukan. Hal ini juga merupakan bentuk komitmen dari
seluruh komponen yang terlibat dalam suatu sistem informasi. Peraturan perundang-
undangan untuk penyelenggaraan sistem informasi kesehatan baik di tingkat transaksi
layanan kesehatan maupun di tingkat pelaporan dirasa masih lemah.
Peraturan perundang-undangan yang ada juga belum secara spesifik menjawab kebutuhan
integrasi sistem informasi kesehatan. Di beberapa kabupaten/kota belum ada landasan
hukum yang cukup kuat untuk mengimplementasi sistem informasi kesehatan di daerah
yang seharusnya berlaku secara terintegrasi. Walaupun beberapa peraturan
perundangundangan yang ada seperti UU ITE, UU KIP, PP PSTE, PP SIK, dan lain-lain
dapat dijadikan acuan. Namun peraturan perundang-undangan yang spesifik mengatur
secara teknis penyelenggaraan sistem informasi kesehatan perlu disiapkan
seperti peraturan perundang-undangan terkait rekam medis/kesehatan elektronik.
2. Sistem informasi kesehatan masih terfragmentasi. 
Sebagaimana diketahui bahwa di bidang kesehatan telah berkembang berbagai sistem
informasi sejak lama tetapi satu sama lain kurang terintegrasi. Setiap sistem informasi
tersebut cenderung untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan langsung dari
fasilitas pelayanan kesehatan yang paling bawah dengan menggunakan cara dan
format pelaporan sendiri. Akibatnya setiap operasional seperti Puskesmas dan Rumah
Sakit yang harus mencatat data dan melaporkannya sehingga Puskesmas dan Rumah
Sakit menjadi sangat terbebani. Dampak negatifnya adalah berupa kurang akuratnya data
dan lambatnya pengiriman laporan.
3. Pendanaan untuk sistem informasi kesehatan di daerah masih terbatas.
Aspek pendanaan dapat dinilai sebagai faktor kekuatan, namun terdapat beberapa hal
yang dapat pula dikategorikan sebagai faktor kelemahan. Alokasi dana untuk
operasional, pemeliharaan, dan peremajaan sistem informasi baik di pusat maupun di
daerah, belum menjadi prioritas penganggaran rutin sehingga dapat mengakibatkan
operasional dan pemeliharaan sistem tidak dapat dilakukan secara baik untuk menjaga
kesinambungan sistem informasi. Kemampuan pendanaan daerah yang bervariasi dalam
memperkuat sistem informasi kesehatan di daerah berdampak pula pada
keberhasilan penguatan sistem informasi kesehatan secara keseluruhan.
4. Kemampuan daerah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan dan
pengelolaan data/informasi yang bervariasi.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten/kota dan provinsi
belum memiliki kemampuan yang memadai dalam mengembangkan sistem informasi
kesehatannya, sehingga perlu dilakukan fasilitasi. Untuk sebagian daerah yang telah
memiliki kemampuanpun tampaknya pengembangan yang dilakukan masih
kurang mendasar dan komprehensif serta belum mengatasi masalah-masalah mendasar
dalam sistem informasi kesehatan. Setiap upaya pengembangan cenderung menciptakan
sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan keberlangsungan sistem
dan konsep integrasi sistem untuk efisiensi. Kondisi geografis, khususnya pada daerah
terpencil dan perbatasan juga berdampak pada kemampuan untuk membangun sistem
informasi kesehatan daerah serta optimalisasi pemanfaatan infrastruktur teknologi
informasi dan kemampuan sumberdaya lainnya. Sementara itu, kemampuan
untuk melakukan manajemen data mulai dari pengumpulan, pengolahan, dan analisis data
serta penyajian dan diseminasi informasi baik di pusat dan daerah masih belum optimal.
Kemampuan untuk menghasilkan indikator dan informasi kesehatan yang valid dan
reliabel juga masih perlu ditingkatkan.
5. Pemanfaatan TIK dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dan
pengelolaan data yang belum optimal.
Hampir sebagian besar daerah dan pusat telah memiliki infrastruktur TIK
untuk mendukung pelaksanaan sistem informasi kesehatan, namun fasilitas TIK tersebut
belum secara optimal dimanfaatkan. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor,
seperti kemampuan sumber daya manusia yang masih terbatas, tidak berfungsinya
perangkat keras dan perangkat lunak aplikasi pengelolaan data kesehatan, tidak
tersedianya prosedur pengoperasian (SOP) atau petunjuk manual untuk mengoperasikan
perangkat keras maupun perangkat lunak aplikasi pengolahan data. Banyak pula fasilitas
komputer dan infrastruktur TIK yang akhirnya kadaluarsa atau rusak sebelum
SIK diimplementasikan. Fasilitas yang digunakan pada umumnya tidak mempunyai
standar minimum kebutuhan dan cenderung bervariasi baik dalam spesifikasi perangkat
keras maupun perangkat lunaknya. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaksesuaian ketika
akan dilakukan integrasi.
6. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia masih rendah.
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam keberhasilan implementasi
sistem informasi kesehatan. Namun kondisi saat ini baik di pusat maupun daerah masih
terdapat keterbatasan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas tenaga pengelola sistem
informasi kesehatan. Selama ini, di beberapa daerah, pengelola data dan
informasi umumnya adalah tenaga yang merangkap jabatan atau tugas lain, yang dalam
kenyataannya mereka tidak dapat sepenuhnya bekerja mengelola data dan informasi
karena insentif yang tidak sesuai sehingga mereka memilih pekerjaan paruh waktu di
tempat lain. Kelemahan ini masih ditambah lagi dengan kurangnya keterampilan dan
pengetahuan mereka di bidang informasi, khususnya teknologi informasidan
pemanfaatannya. Selama ini sudah terdapat jabatan-jabatan fungsional untuk
para pengelola data dan informasi, seperti pranata komputer, statistisi, epidemiolog,
keamanan informasi, dan seterusnya. Namun belum dimanfaatkan betul.
7. Mekanisme monitoring dan evaluasi masih lemah. 
Kelemahan-kelemahan dan berbagai permasalahan pada penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan tentunya dapat diidentifikasi dengan mekanisme monitoring dan
evaluasi serta audit sistem informasi kesehatan. Sayangnya, mekanisme monitoring
dan evaluasi belum ditata dan dilaksanakan dengan baik.
Pada tinjauan teori yang ada, pengembangan sistem informasi administrasi rumah sakit
diperlukan karena :
1. Keterbatasan sistem
Sistem informasi administrasi yang menggunakan komputer, harus secara jelas di dasari
oleh manual. Jadi manualnya harus dirapikan terlebih dahulu, kemudian barulah
sistem komputerisasi dikembangkan.
2. Keterbatasan perangkat system
Perangkat yang digunakan mempunyai keterbatasan memory dan kecepatan sehingga
beban kerja computer harus disesuaikan, maka dianjurkan pengembangan sistem yang
bertahap.
3. Keterbatasan operator
Penggunaan sistem harus terlatih, karena bila salah mengisi maka akibatnya hasil yang
jerjadi akan salah juga. Pelatihan untuk operator sangat diperlukan agar terampil dan
dapat memecahkan masalah yang akan terjadi dan menyediakan cadangan petugas
yang dapat menggantikan bilan operator yang lain berhalangan. Bila hal ini
tidak disiapkan akan terjadi kelumpuhan bila salah seorang operator berhalangan
4. Kekurangan pada sistem informasi administrasi rumah sakit berbasis komputer
5. Terdapat pekerjaan yang sama dikerjakan dua kali yaitu entry data pasien yang
akan rawat inap. Entry data tersebut menggunakan Billing System kemudian dilakukan
pula mencatat data tersebut pada buku.
6. Terkadang komputer tiba–tiba macet atau hang. Dalam kondisi tersebut pegawai
harus mematikan komputer dan menyalakannya lagi, sehingga pekerjaan yang belum
disimpan di lakukan kembali dari awal.
7. Terjadi pemadaman komputer oleh bagian TI untuk dilakukan maintanance rutin.
Pada situasi tersebut kegiatan entry data dilakukan secara manual yaitu pada kertas kerja
atau buku.
8. Lambatnya pelayanan pada saat terjadi pemadaman komputer untuk
dilakukan maintanance rutin, hal ini menyebabkan terjadinya antrian pasien yang
memerlukan tindakan medis dengan segera.
9. Terjadi Nomor Billing atau BRM ganda pasien di karenakan pasien menghilangkan kartu
berobat atau lupa sudah pernah MRS atau tidak.

Berdasarkan sistem informasi yang ada saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang belum terintegrasi.


Sehingga bila diperlukan informasi yang menyeluruh diperlukan waktu yang cukup lama.
2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di berbagai
jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa memadai.
3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola dan
mengembangkan sistem informasi
4. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/informasi.
5. Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem informasi, sehingga
seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk memasuki atau dipromosikan menjadi
pengelola sistem informasi.

f. Tantangan Sistem Informasi Kesehatan


    Faktor ancaman merupakan faktor eksternal atau lingkungan dari sistem informasi kesehatan
nasional. Faktor ini akan menghambat implementasi sistem jika tidak disikapi dengan baik.
Dengan perspektif lain sebuah ancaman dapat juga dipandang sebagai sebuah tantangan di masa
depan yang harus bisa dihadapi. Beberapa faktor eksternal yang menjadi ancaman atau tantangan
yang mungkin muncul dalam pengembangan sistem informasi kesehatan antara lain:
1. Tantangan Globalisasi
Era globalisasi menyebabkan bebasnya pertukaran berbagai hal antar negara seperti
sumber daya manusia, IPTEK, dan lain-lain. Di bidang kesehatan, hal ini akan
dapat menimbulkan dampak negatif apabila tidak dikelola dengan baik. Beberapa
dampak negatif tersebut antara lain adanya penyakit-penyakit serta gangguan kesehatan
baru, masuknya investasi dan teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan tingginya
biaya kesehatan, serta masuknya tenaga-tenaga kesehatan asing yang menjadi
kompetitor tenaga kesehatan dalam negeri. Untuk menghadapi kemungkinan dampak
negatif yang terjadi seiring era globalisasi maka dukungan sistem informasi sangatlah
diperlukan. Sistem kewaspadaan dini untuk mengintervensi permasalahan
kesehatan sangatlah bergantung pada pasokan data dan informasi yang akurat, cepat, dan
tepat. Apabila era globalisasi datang pada saat sistem informasi kesehatan nasional kita
belum kuat, maka dikhawatirkan akan membawa dampak-dampak negatif yang
merugikan.
2. Tantangan Otonomi Daerah
Otonomi daerah saat ini menyebabkan masing-masing daerah sibuk mengerjakan
urusannya sendiri, termasuk dalam menyusun prioritas untuk pengembangan
dan pengelolaan sistem informasi kesehatannya. Hal ini tentu saja akan berdampak pada
kelancaran integrasi sistem informasi kesehatan yang diharapkan salah satunya dibangun
dengan penguatan SIKDA. Kondisi tersebut akan menyulitkan Pemerintah (dhi.
Kementerian Kesehatan) dalam memfasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan
di daerah, implementasi standarisasi dan pembenahan tata kelola. Pembandingan dengan
daerah lain (benchmarking) pun akan mengalami kesulitan karena tidak adanya standar.
3. Tantangan Ekonomi Global dan Kemampuan Keuangan Pemerintah
Kondisi ekonomi global dan kemampuan keuangan pemerintah sangat berpengaruh
dalam implementasi teknologi informasi dan komunikasi, karena perangkat teknologi
informasi dan komunikasi sebagian besar berasal dari impor. Setiap perubahan
kondisi ekonomi global akan berpengaruh kepada ekonomi dalam negeri. Kondisi
ekonomi dalam negeri yang memburuk tentunya dapat mempengaruhi kemampuan
keuangan pemerintah. Oleh karena itu, perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang begitu cepat harus disikapi dengan cerdas dalam memanfaatkannya
untuk penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Salahnya adalah bagaimana memilih
teknologi tepat yang mampu
beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk beberapa tahun ke depan (tidak cepat
usang). Langkah lain yang penting adalah melakukan analisis biaya manfaat.
4. Tantangan Untuk Membangun Jejaring Lintas Unit dan Lintas Sektor
Adanya kebijakan pemerintah dalam memperkuat e-government akan sangat bergantung
pada interoperabilitas seluruh komponen sistem. Tidak tersedianya standar dan protokol
dalam penyelenggaraan sistem informasi di setiap kementerian/lembaga mengakibatkan
ketidakjelasan “aturan main”. Akses data dan informasi dari lintas unit di Kementerian
Kesehatan dan lintas sektor masih sulit dilakukan. Hal ini karena jejaring untuk
memperkuat ketersediaan data yang valid dan akurat tidak dapat dilakukan dengan
optimal. Kebutuhan untuk menghitung indikator kesehatan tidak hanya berasal dari
satusumber data saja melainkan dari beberapa sumber data. Sebagai contoh untuk
melakukan pengukuran atau penghitungan cakupan keberhasilan program kesehatan
diperlukan data diluar sektor kesehatan, seperti data penduduk sebagai denumerator yang
berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dari kondisi tersebut maka dapat terlihat bahwa
ketersediaan protokol untuk membangun jejaring serta menetapkan standarisasi
yang didukung oleh aspek legal merupakan salah satu tantangan yang harus segera
diintervensi.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sistem informasi adalah sistem yang menghasilkan informasi yang berguna
dimana sistem tersebut menggunakan berbagai macam teknologi. Sistem informasi
yang menggunakan komputer disebut sistem informasi berbasis computer, dampak
dari teknologi informasi menuntuk perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan
untuk dapat mengembangkan teknologi informasi dalam keperawatan yang tujuanya
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di Indonesia
saat ini masih tertinggal dengan negara lain serta perhatian negara terhadap standar
fasilitas kesehatan dalam pengaruhnya terhadap hasil perawatan pasien juga masih
kurang. Untuk membenahi sistem tersebut juga diperlukan inovasi-inovasi dalam
pelayanan kesehatan melalui teknologi sistem informasi.

b. Saran
Makala ini masih banyak memiliki kekurangan kami berharap sumbang saran dari
para pembaca yang budiman demi perbaikan makal ini, penyusun menyarankan agar
makala ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………………...1
Rumusan Masalah……………………………………………………………………..1
Tujuan………………………………………………………………………………....1
BAB II PEMBAHASAN
Aspek Etika Dan Hukum Teknologi Informasi……………………………………….2
Masalah Terkait Informatika Kesehatan Dalam Keperawatan………………………..6

BAB III PENUTUP


Kesimpulan…………………………………………………………………………...13
Saran………………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA
SOAL
1. Permasalahan mendasar pada sistem informasi kesehatan di Indonesia saat ini adalah…
a. Faktor pemerintah, fragmentasi, sumber daya yang minim
b. Faktor pemerintah, faktor masyarakat, faktor ekonomi
c. Kurangnya informasi yang di dapat
d. Kurangnya media informasi
e. Kurangnya fasilitas yang diberikan pemerintah

2. Apa saja etika-etika dalam menggunakan internet…


a. Jangan menyindir, jangan menulis kata kata baku, menggunakan bahasa gaul
b. Jangan menyindir, jangan menyebarkan hoax, jangan memberikan informasi
yang bersifat pribadi kepada teman atau orang lain
c. Menyampaikan kritik dan saran di kolom komentar atau didepan forum, turut
menyebarkan berita atau informasi yang sekiranya tidak logis
d. Mempublikasikan tulisan, gambar atau informasi tanpa menyertakan sumber asli
e. Terlibat dalam aktivitas pencurian atau penyebaran data dan informasi yang memiliki
hak cipta

3. Sekumpulan informasi yang terdiri atas kumpulan data yang saling terintegrasi satu sama
lain yang di aplikasikan untuk memudahkan perapihan, penyimpanan, dan perubahan
data dalam sebuah basis data kompleks berikut pengertian dari…
a. Mobile Nursing Information System
b. Nursing Home Clinical System
c. Informatic Telephone Triage Nursing
d. Nursing Informatics
e. Personal Digital Assistants

4. Perkembangan informatika kesehatan berawal dari…


a. Masa sejarah
b. Tahun 1400 M
c. Masa modern
d. Tahun 3000 SM
e. Masa prasejarah

5. Ilmu yang berkaitan dengan informasi, data, dan pengetahuan biomedis dalam hal
penyimpanan, penyajian kembali, dan penggunaan secara optimal, merupakan pengertian
dari…
a. Teknologi informasi
b. Informasi kesehatan
c. Bioinformatika
d. Informatika kesehatan
e. fragmentasi
DAFTAR PUSTAKA

https://sisteminformasikesehatan15.wordpress.com/
https://b11nk.wordpress.com/2010/11/21/aspek-etik-dan-legal-dalam-praktik-
keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai