Makalah Tiara - Puspita
Makalah Tiara - Puspita
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPUH :
Azwaldi, APP, M.Kes
Puji syukur saya panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Mikroorganisme dan Parasitologi Sebagai Dasar Upaya Pencegahan Infeksi". Tujuan
saya membuat makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah
Management Patient Safety. Dalam penyusunan makalah ini saya banyak menemukan
kesulitan maupun hambatan dalam hal materi yang akan dibahas, buku referensi yang
akan digunakan, keterbatasan buku referensi yang ada di perpustakaan, dan keterbatasan
waktu dalam penyusunan makalah ini. Walaupun ditemukan kesulitan maupun
hambatan dalam penyusunan makalah ini, saya tetap berusaha dan bekerja keras untuk
menghadapi berbagai kesulitan maupun hambatan tersebut, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan maksimal.
Selain mengikuti bimbingan dan arahan, saya juga memperoleh bantuan dan
dukungan dari orang tua penulis di dalam menyusun makalah ini, baik dukungan secara
material maupun non material. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Azwaldi,
APP, M.Kes, selaku Dosen Mata Kuliah Management Patient Safety yang telah
mendukung dan membantu, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran serta koreksi yang bersifat membangun
dari para pembaca makalah ini untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Tiara Puspita
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Mikroorganisme dan Parasitologi........................................................3
B. Jenis Mikroorganisme Parasitologi ...................................................................3
C. Cara Penularan Mikroorganisme Parasitologi...................................................7
D. Kerugian Akibat Mikroorganisme Parasitologi.................................................8
E. Siklus Hidup Mikroorganisme Parasitologi ......................................................9
F. Infestasi Mikroorganisme Parasitologi ............................................................10
G. Standard Precautions ........................................................................................11
H. Langkah-Langkah Keselamatan Pasien ...........................................................13
I. Sasaran Keselamatan Pasien.............................................................................15
J. Tujuan Keselamatan Pasien..............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis
obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit
yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis
(Medical Errors). Menurut Institute of Medicine (1999), Medical Error
didefinisikan sebagai suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan
untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (kesalahan tindakan) atau
perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (kesalahan perencanaan).
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss dan Adverse Event.
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena
keberuntungan (misalnya, pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak
timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan,
tetapi staflain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan
peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidote nya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu
kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan
karena atau kondisi pasien. Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostik
seperti kesalahan atau keterlambatan diagnosa, tidak menerapkan pemeriksaan yang
sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak
bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi ; tahap pengobatan seperti
kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat,
dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak ; tahap
preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow up
yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi,
kegagalan alat atau sistem yang lain. Dalam kenyataannya masalah Medical Error
dalam sistem pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, karena
yang terdeteksi umumnya adalah Adverse Event yang ditemukan secara kebetulan
saja. Sebagian besar yang lain cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru
luput dari perhatian kita semua.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelakan Jenis Mikroorganisme Parasitologi.
2. Menjelaskan Siklus Hidup Mikroorganisme Parasitologi.
3. Menjelaskan Cara Berkembang Biak Mikroorganisme Parasitologi.
4. Menjelaskan Cara Penularan Mikroorganisme Parasitologi.
BAB II
PEMBAHASAN
G. Standard Precautions
Standard Precautions digunakan untuk semua pasien tanpa memandang status
ekonomi, sosial atau penyakit.
1. Cuci Tangan
a. Cuci tangan setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan
barang-barang terkontaminasi, meskipun menggunakan sarung tangan.
Cuci tangan segera setelah melepas sarung tangan, diantara kontak dengan
satu pasien dan yang berikutnya, dan kapan saja bila diperlukan untuk
mencegah perpindahan mikroorganisme ke pasien lain atau ke lingkungan.
Kadang-kadang diperlukan mencuci tangan diantara dua tugas atau
prosedur yang berbeda pada pasien yang sama untuk mencegah
kontaminasi silang pada bagian tubuh yang lain.
b. Gunakan zat anti mikroba atau zat anti septik tanpa air untuk keadaan yang
khusus (infeksi hiperendemis).
2. Sarung Tangan
Pakai sarung tangan (bersih dan tidak perlu steril) jika menyentuh darah,
cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan barang-barang yang terkontaminasi. Pakai
sarung tangan tepat sebelum menyentuh lapisan mukosa dari kulit yang luka.
Ganti sarung tangan diantara dua tugas dan prosedur berbeda pada pasien yang
sama setelah menyentuh bagian yang kemungkinan mengandung banyak
mikroorganisme. Lepas sarung tangan tepat saat selesai suatu tugas, sebelum
menyentuh barang dan permukaan lingkungan yang tidak terkontaminasi dan
sebelum berpindah ke pasien lain. serta segera cuci tangan untuk mencegah
perpindahan mikroorganisme ke pasien lain atau lingkungan.
3. Masker
Gunakan masker dan pelindung mata atau wajah untuk melindungi lapisan
mukosa pada mata, hidung dan mulut saat melakukan prosedur atau aktifitas
perawatan pasien yang memungkinkan adanya cipratan darah atau cairan tubuh
lainnya.
4. Apron
Gunakan apron (bersih dan tidak perlu steril) untuk melindungi kulit dan
untuk mencegah ternodanya pakaian saat melakukan prosedur dan aktifitas
perawatan pasien yang memungkinkan adanya cipratan darah. Lepas apron
kotor segera dan cuci tangan untuk mencegah perpindahan mikroorganisme ke
pasien lain atau lingkungan.
5. Peralatan Perawatan Pasien
Peralatan perawatan pasien yang terkontaminasi darah, cairan tubuh,
sekresi dan ekskresi hendaknya diperlakukan sedemikian rupa sehingga tidak
bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian dan
tidak memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan. Pastikan
bahwa peralatan yang dapat dipakai ulang tidak dipakai lagi untuk pasien lain
sebelum dibersihkan dan diproses selayaknya.
6. Pengendalian Lingkungan
Rumah sakit harus memiliki prosedur yang memadai untuk perawatan
rutin, pembersihan dan desinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur, tiang-
tiang tempat tidur, peralatan samping tempat tidur dan permukaan lain yang
sering disentuh serta pastikan prosedur ini dilaksanakan.
7. Linen
Tangani, transportasikan dan proseslah linen yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi dengan baik sehingga tidak
bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian dan
tidak memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan.
8. Keselamatan Kerja Karyawan Dan Penularan Penyakit Melalui Darah
a. Jangan sampai terluka saat memakai jarum, skapel dan instrumen atau
peralatan lain yang tajam. Saat menangani peralatan tajam setelah selesai
suatu prosedur, saat membersihkan instrumen kotor dan saat membuang
jarum bekas. Jangan memasang kembali tutup jarum atau berbuat apapun
terhadap jarum itu dengan menggunakan kedua tangan atau menggunakan
teknik apapun yang mengarahkan mata jarum ke arah bagian tubuh
manapun tetapi gunakanlah teknik satu tangan atau peralatan khusus untuk
memegang jarum. Jangan melepas jarum bekas dari spuitnya dengan
tangan dan jangan menekuk, mematahkan atau memanipulasi jarum bekas
dengan tangan. Letakkan benda-benda tajam sekali pakai seperti jarum dan
spuit bekas, mata skapel bekas dan peralatan tajam lainnya dalam wadah
yang tahan tusukan yang diletakkan sedekat mungkin dan sepraktis
mungkin di lokasi penggunaan peralatan.
b. Peralatan yang dapat menggantikan pernafasan dari mulut ke mulut seperti
mouthpiece, kantong resusitasi dan peralatan ventilasi lainnya hendaknya
diletakkan di tempat yang sering dibutuhkan.
A. Kesimpulan
Saat ini isu penting dan global dalam Pelayanan Kesehatan adalah Keselamatan
Pasien (Patient Safety). Isu ini praktis mulai dibicarakan kembali pada tahun 2000-
an, sejak laporan dan Institute of Medicine (IOM) yang menerbitkan laporan to err
ishuman, building a safer health system. Keselamatan pasien adalah suatu disiplin
barudalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan
pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tak Diharapkan
(KTD) dalam pelayanan kesehatan.
B. Saran
Mengingat pelaksanaan penulisan makalah ini baru berjalan sepekan sehingga
hasil yang diperoleh belum maksimal. Oleh karena itu, kami memerlukan saran
yang membangun untuk pembaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA