0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan4 halaman
Nabi Nuh ditugaskan Allah untuk menyelamatkan manusia dari bencana banjir dengan membangun bahtera. Ia mengajak manusia untuk beriman kepada Allah dan meninggalkan berhala, namun tidak direspons. Akhirnya banjir datang dan semua manusia kafir tenggelam, sedang Nabi Nuh dan pengikutnya diselamatkan di atas bahtera.
Nabi Nuh ditugaskan Allah untuk menyelamatkan manusia dari bencana banjir dengan membangun bahtera. Ia mengajak manusia untuk beriman kepada Allah dan meninggalkan berhala, namun tidak direspons. Akhirnya banjir datang dan semua manusia kafir tenggelam, sedang Nabi Nuh dan pengikutnya diselamatkan di atas bahtera.
Nabi Nuh ditugaskan Allah untuk menyelamatkan manusia dari bencana banjir dengan membangun bahtera. Ia mengajak manusia untuk beriman kepada Allah dan meninggalkan berhala, namun tidak direspons. Akhirnya banjir datang dan semua manusia kafir tenggelam, sedang Nabi Nuh dan pengikutnya diselamatkan di atas bahtera.
Nabi Nuh (Arab: نُوح Nūḥ) adalah seorang nabi dan rasul yang
diutus oleh Allah kepada umat manusia sebelum terjadinya sebuah malapetaka dahsyat yang hampir memusnahkan kehidupan di muka bumi, nabi Nuh dikenal sebagai pendiri serta penghuni bahtera sewaktu kejadian banjir bah melanda seisi bumi nabi Nuh termasuk dalam golongan Rasul Ulul Azmi. Nabi Nuh a.s. adalah nabi ketiga sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Berlalulah beberapa tahun dari kematian Nabi Adam. Banyak hal berubah di muka bumi. Dan bertepatan dengan fitrah manusia itu sendiri, terjadilah kealpaan terhadap wasiat Nabi Adam. Kesalahan yang dahulu kembali berulang. Seperti mana tika Nabi Adam dan Hawa melupakan ketetapan tuhan untuk menjauhi pohon didalam syurga, seperti itulah manusia melupakan ajaran ilahi yang dilangsungkan dimuka bumi selepas turun dari syurga. Sebelum lahirnya kaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang saleh dari datuk-datuk kaum Nabi Nuh. Mereka hidup selama beberapa zaman kemudian mereka mati. Nama-nama mereka adalah Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. “Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”. ~ Surah Nuh ayat 23″ Setelah kematian mereka, orang-orang membuat patung- patung dari mereka, dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap mereka. Kemudian berlalulah waktu, lalu orang- orang yang memahat patung itu mati. Lalu datanglah anak-anak mereka, kemudian anak-anak itu mati, dan datanglah cucu- cucu mereka. Kemudian timbullah berbagai dongeng dan khurafat yang membelenggu akal manusia di mana disebutkan bahawa patung- patung itu memiliki kekuatan khusus. Dalam situasi seperti ini, Allah SWT mengutus Nuh a.s untuk membawa ajaran ilahi kepada kaumnya. Nabi Nuh adalah seorang hamba yang akalnya tidak terpengaruh oleh keadaan sekeliling, yang menyembah selain Allah SWT. Allah SWT memilih hamba-Nya Nuh dan mengutusnya di tengah-tengah kaumnya. Hingga suatu ketika Nabi Nuh pun bersedih karena kaumnya tidak mau memenuhi ajakannya, bahkan sampai meminta agar disegerakan azab untuk mereka. Meskipun begitu, Nabi Nuh ‘alaihissalam tidak berputus asa, dia tetap berharap kiranya ada di antara mereka yang mau beriman. Hari demi hari berganti, bulan demi bulan berganti dan tahun pun berganti dengan tahun berikutnya, tetapi ajakan Beliau tidak membawa hasil, Beliau berdakwah kepada kaumnya dalam waktu yang cukup lama, yaitu 950 tahun sebagaimana yang difirmankan Allah. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat kapal, dan mengajarkan kepadanya bagaimana membuatnya dengan baik. Mulailah Nabi Nuh ‘alaihissalam membuat kapal dengan dibantu orang-orang yang beriman kepadanya. Setiap kali, orang-orang kafir melewati Nuh dan pengikutnya, mereka menghina dan mengejeknya karena melihat Beliau membuat kapal besar di gurun sahara yang tidak ada sungai dan laut. Penghinaan mereka bertambah, ketika mereka tahu bahwa maksud Nabi Nuh ‘alaihissalam membuatnya adalah untuk menyelamatkan dirinya dan pengikutnya dari azab yang akan Allah timpakan kepada mereka. Akhirnya, pembuatan kapal pun selesai, Nabi Nuh mengetahui bahwa banjir besar akan tiba, maka ia meminta kepada setiap mukmin dan mukminah untuk menaiki kapal tersebut, ia juga mengangkut setiap hewan, burung, dan hewan lainnya sepasang.
Hingga ketika Nabi Nuh ‘alaihissalam bersama pengikutnya
telah berada di atas kapal, datanglah banjir besar. Langit mengucurkan hujannya dengan deras, mata air di bumi pun mulai memancarkan airnya dengan kuat, Nuh pun berkata, “Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Huud: 41) Kapal pun mulai berlabuh dan mengapung di atas air. Ketika itu, Nabi Nuh melihat anaknya yang kafir, ia memanggilnya dan berkata, “Wahai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Huud : 42) Tetapi anaknya menolak ajakannya dan berkata, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari banjir besar!” Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi pada hari ini dari azab Allah selain Allah Yang Maha Penyayang.” Gelombang pun menjadi penghalang antara keduanya; maka anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Huud : 43) Kaum Nabi Nuh yang kafir saat melihat air membanjiri rumah mereka dan mengalir dengan derasnya, maka mereka merasa akan binasa, mereka pun segera mencari tempat-tempat tinggi untuk menyelamatkan diri, tetapi sayang sekali, ternyata banjir itu telah mencapai puncak gunung. Allah Subhanahu wa Ta’alamembinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan Nabi Nuh dan para pengikutnya. Nuh dan pengikutnya pun bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang diberikan-Nya. Setelah kaum yang kafir itu tenggelam, maka diwahyukan kepada langit dan bumi, Ketika diketahui oleh Nuh ‘alaihissalam anaknya termasuk orang-orang yang ditenggelamkan, Nuh ‘alaihissalam berkata:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan
sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Huud : 45)
Setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya turun dan melepaskan
hewan-hewan yang diangkutnya, maka mulailah Beliau dan para pengikutnya menjalani hidup yang baru, Beliau berdakwah kepada kaum mukmin dan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama, Beliau banyak melakukan dzikrullah, shalat dan berpuasa hingga Beliau wafat dan menghadap Allah ‘Azza wa Jalla.