Anda di halaman 1dari 17

Created By : Drs.

Endang Sulaiman

Penerapan Mind Mapping Dalam


Quantum Learning Sebagai Upaya
Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi
Biologi Siswa
Program Pasca Sarjana (S2)
Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Oleh : Drs. Endang Sulaiman


Penerapan Mind Mapping Dalam Quantum Learning
Sebagai Upaya Meningkatkan kreativitas dan Prestasi Biologi Siswa

Abstrak

Dalam pelaksanaan proses belajar sangat diperlukan sekali adanya metode


dan media yang cocok agar materi yang disampaikan dari guru ke siswa
dapat dikuasai dengan baik. Quantum learning ialah kiat, petunjuk,
strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman
dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Penggunaan metode belajar yang sesuai
sangat menentukan keberhasilan belajar siswa, sehingga siswa dapat
mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi
yang tersimpan dalam dirinya. Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan
yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam
bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya.
Metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping)
memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi akademis
(prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam diri siswa.

Key Word : Mind Mapping, Quantum Learning

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk membantu mengarahkan
fitrah manusia berkembang pada titik optimal yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan
pendidikan yang dicita-citakan.
Ahmadi, (1991) menyatakan bahwa prestasi belajar yang akan dicapai seorang
individu merupakan interaksi dari beberapa factor yang mempengaruhinya baik itu factor
yang berasal dari dalam maupun berasal dari luar dirinya.
Lebih buruk lagi ada beberapa kenyataan yang sering kita temui bahwa ada sejumlah
siswa yang memperoleh hasil belajar dibawah rata-rata yang ditetapkan, atau bahkan bila
membandingkan dengan nilai rata-rata yang diperolah oleh teman-teman dalam kelompoknya
dengan potensi yang dimilikinya serta hasil belajar secara potensial diharapkan memperoleh
hasil belajar yang tinggi, akan tetapi prestasinya kurang dari dirinya, Entang (1994).
Berdasarkan hasil observasi dan beberapa penelitian yang telah dilakukan, nilai
biologi siswa SMP masih tergolong rendah, yaitu pada tahun ajaran 2008/2009 nilai rata-rata

1|Page
Created By : Drs. Endang Sulaiman
ketuntasan belajar klasikalnya 62,5% sedangkan nilai rata-rata 60,4. Hasil belajar siswa
digolongkan baik bila siswa memperoleh nilai 6,5 keatas sedangkan untuk tingkat kelas satu
kelas dianggap baik bila 85% siswa di kelas tersebut memperoleh nilai 65 keatas,
(Depdikbud, 1999). Hal ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar siswa SMP di Bengkulu
untuk mata pelajaran biologi masih rendah, hal ini disebabkan karena pengajaran di SMP
Bengkulu pada umumnya masih menggunakan cara mengajar konvensional yaitu dengan
menggunakan metode ceramah, dimana pembelajaran berpusat pada guru atau teacher center
sehingga membuat siswa menjadi bosan dan tidak bersemangat, kecenderungan tersebut
membuat siswa tidak termotivasi untuk menguasai materi. Selain itu yang menjadi penyebab
rendahnya nilai Biologi siswa disebabkan karena siswa belum mempunyai cara belajar yang
menyenangkan dan betul-betul terkonsep.
Yenti supriati dan Sri anita W (2007) menjelaskan bahwa quantum learning
merupakan metoda yang mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai menyenangkan dan
menggairahkan serta indicator dalam pembelajaran quantum adalah siswa, sedangkan
peranan guru adalah bertindak sebagai fasilitator dan moderator yang akan mengarahkan apa
yang menjadi keinginan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu dalam pembelajaran
quantum bisa menggunakan music yang lembut supaya mengurangi sedikit beban yang akan
siswa hadapi saat belajar.
Pemetaan pikiran (mind mapping), yaitu cara yang paling mudah untuk memasukan
informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta
pikiran merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara
teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang
bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak
(Tonny dan Bary Buzan, 2004: 68).
Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan yang
timbul bila otak (brain) hidup dan sedang bekerja (Taufik Bahaudin, 1999: 53). Lebih lanjut
Bobbi de Porter dan Hernacki (199: 152) menjelaskan, peta pikiran merupakan teknik
pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam. Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan
yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau
teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya Iwan Sugiarto, 2004:75). Pemetaan
pikiran merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat
untuk memahami materi, terutama materi yang diberikan secara verbal. Peta pikiran
2|Page
Created By : Drs. Endang Sulaiman
bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat
membantu merekam, memnperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari
(Eric Jensen, 2002: 95).
Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang
mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi
kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan
otak maka kan memudahkan seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk
informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol,
bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan
karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya.
Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses
belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh pembelajaran fisika dengan metoda quantum learning terhadap
prestasi belajar fisika di SMAN 3 Seluma dengan besar pengaruh 68,89%, (Yeti 2009).
Berdasarkan hal tersebut, penulis berusaha memberikan gagasan Penerapan Mind
Mapping Dalam Quantum Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi
Belajar Biologi Siswa.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang bisa diangkat dalam artikel ini adalah:
1. Apakah penerapan mind mapping dalam metode quantum learning dapat
meningkatkan kreativitas siswa?
2. Apakah penerapan mind mapping dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ?

1.3. Pembahasan
1.3.1. Quantum Learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi
3|Page
Created By : Drs. Endang Sulaiman
DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu
para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan
realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi
Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria.
Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa
pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa
teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang,
partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi,
ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan
belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang
mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang
efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir
positif, dan emosi yang sehat.
“Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik
(NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini
meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan
jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui
bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif
– faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula
menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan
Hernacki, 1992)
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai
bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka
alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”.
“Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan,
inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning
menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan,
dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti:
teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan

4|Page
Created By : Drs. Endang Sulaiman
kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman,
belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.
Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut.
Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak
manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain
itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu
bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip
bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-
sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas
stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah
menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa
kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha
merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap
keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.”
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak
manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan
linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal,
dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung
dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan
cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian
emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan
kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional),
misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat
ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik,
serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan
holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal
(seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang
atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan
warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya
“emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila
digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang

5|Page
Created By : Drs. Endang Sulaiman
mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada
penciptaan kehormatan diri.
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah
menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan
gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda
pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada
kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak
dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu
pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata
pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya
membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk
belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik
secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar
diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan
makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan
berkreasi). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena
semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah
informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi,
dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik
memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja,
kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan
suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa
untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah.
Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi
siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan
ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan
kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin
siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang
menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter. Setiap siswa
diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan
6|Page
Created By : Drs. Endang Sulaiman
masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan
pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil
peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan
terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai
sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan
diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo
yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan
belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan
memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.
Quantum learning mempunyai prisip-prinsip atau kebenaran tetap yang diibaratkan
sebagai struktur chord dasar dalam suatu simfoni belajar, prinsip tersebut adalah : Segalanya
berbicara, Segalanya bertujuan, Pengalaman sebelum pemberian nama, Akui setiap usaha,
Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Dari struktur ini kemudian dikembangkan
menjadi suatu model pembelajaran Quantum learning yang memiliki cirri yaitu TANDUR
( Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, dan Rayakan).
Tumbuhkan, guru menumbuhkan minat siswa, membuat siswa tertarik atau merasa
penasaran tentang materi yang akan kita ajarkan. Pernyataan menciptakan jalinan dan
kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami. Penyertaan akan memanfaatkan
pengalaman mereka, mencari tanggapan “Yes” dan mendapatkan komitmen untuk
menjelajah.
Alami, guru menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat
dimengerti semua pelajar. Unsur ini member pengalaman kepada siswa, dan memanfaatkan
hasrat alami otak untuk menjelajah. Pengalaman memberikan kesempatan mengajar untuk
memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka. Informasi pengalaman ini membuat
yang abstrak menjadi konkret.
Namai, guru menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus , strategi dan sebuah
masukkan. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas,
mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan
keingintahuan siswa saat itu. Penamaan adalah saatnya mengajarkan konsep, ketrampilan
berpikir, dan strategi belajar.
Demonstrasikan, memberi siswa peluang untuk menterjemahkan dan menerapkan
pengetahuan mereka kedalam pembelajaran yang lain, dan kedalam kehidupan mereka.

7|Page
Created By : Drs. Endang Sulaiman
Ulangi, pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “ Aku tahu
bahwa aku tahu ini”. Jadi pengulangan harus dilakukan secara multimodalitas dan
multikecerdasan, lebih dalam konteks yang berbeda dengan asalnya ( permainan,
pertunjukkan, drama dan sebagainya).
Rayakan, perayaan memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan,
dan kesuksesan. Sekali lagi, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Rancangan pembelajaran dengan Quantum Learning merupakan implikasi dari
Quantum Learning terhadap pembelajaran. Implikasi terhadap pembelajaran yaitu
diterapkannya model Quantum Learning dalam pembelajaran. Model Quantum Learning
mempunyai ciri utama yaitu yang dikenal dengan istilah TANDUR ( Tanamkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan). Ciri utama QL diintepretasikan dalam suatu
tahapan pembelajaran sebagai berikut: Fase 1, Pembuatan kesepakatan dan penataan
lingkungan belajar yang terbebas dari hambatan pembelajaran. (suasana menyenangkan,
komunikasi terbuka, saling memiliki). Fase 2, Menghadirkan pengalaman umum yang dapat
dialami siswa. Fase 3, Memberi nama atau kata kunci (symbol) kepada suatu pengetahuan
dari pengalaman umum yang dihadirkan dalam bentuk catatan atau peta pikiran. Fase 4,
Melakukan presentasi hasil catatan atau peta pikiran pada fase 3. Fase 5, Mendiskusikan
presentasi catatan atau peta pikiran. Fase 6, Memberi pengakuan atau penghargaan hasil
presentasi .
Metode atau strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Quantum Learning
diantaranya adalah : Peta Pikiran, Pasak Lokasi, Catatan TS (Tulis susun), dan Akrostik
(Sugiyanto, 2009), Runsump (Aria Djalil, 2009).
Dalam buku Quantum Learning yang ditulis oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki
ada 3 (tiga) metode utama dalam pembelajaran Quantum Learning
1. Mind Mapping yang artinya peta pikiran.
2. Speed Reading yang artinya membaca cepat
3. Super Memory System yang artinya menoptimalkan daya ingat

1.3.2. Mind Mapping


Otak manusia seperti Raksasa yang sedang tidur “Your Brain is like a sleeping giant”
ungkapan di atas oleh Tony Buzan ( pencipta Mind Map ) bukanlah berlebihan, karena
Manusia baru menggunakan otaknya kurang dari 1% saja dan penyebabnya adalah

8|Page
Created By : Drs. Endang Sulaiman
ketidaktahuan manusia tentang manajemen otak, yaitu bagaimana ( how to …) menggunakan
otak secara benar dan efisien.
Salah ilmuwan jenius abad ini, Albert Einstein mengatakan bahwa di dunia ini hanya
ada dua hal yang tidak terbatas, yakni Alam semesta dan otak manusia.
Seringkali kita menemukan orangtua yang mengeluh kesulitan tentang anaknya harus
menghafal pelajaran yang begitu banyak. Dan setelah beberapa hari, pelajaran yang dihapal
tersebut hilang (lupa) dan si Anak tersebut harus menghapal kembali sehingga membutuhkan
waktu lagi untuk mengulangi pelajaran tersebut. Proses belajar seperti di atas merupakakan
proses belajar linear ( menoton dan terpola ) yang hanya mengandalkan otak kiri saja dalam
belajar sehingga menyebabkan kebosanan otak.
Akan tetapi, kita juga sering mendengar keluhan orang tua tentang anaknya yang
menghabiskan waktunya berjam-jam bermain game, menonton film kartun, atau membaca
komik. Dan si Anak sangat “Fun” terhadap aktivitas tersebut. Hal disebabkan dalam Film
Kartun/Komik/Games selalu ada unsur gambar, warna, cerita ( khayalan ) dan emosi yang
terlibat ( senang, Sedih, Seru, semangat ) di samping teks ceritanya.
Ketidakseimbangan antara beban otak kiri dengan otak kanan inilah yang
mengakibatkan pemakaian otak tidak optimal.
Faktor penyebabnya adalah penggunaan otak sebelah kiri yang berlebihan / Overload, antara
lain :
1. Hampir semua aktivitas kita menggunakan organ tubuh sebelah kanan berarti
menggunakan Otak Kiri.
2. Kegiatan anak didominasi kegiatan menulis, mencatat, membaca buku, koran,
majalah, dll juga aktivitas otak kiri.
3. Materi pelajaran Sekolah juga lebih dominan menggunakan otak kiri, seperti
Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa.
sedangkan aktivitas otak kanan seperti bermain musik, menggambar, fotografi, dll
jarang digunakan bahkan frekuensi lebih sedikit. Padahal daya ingat (memori) otak kanan
(otak kreatif) lebih kuat/lama dibandingkan otak kiri ( otak analisis ).
Sebagai Contoh : Lebih mudah mengingat wajah seseorang (Gambar = otak kanan)
ketimbang mengingat nama orang ( Kata / huruf =  Otak kiri ).
Dari dua kejadian dan aktivitas di atas, bila diselidiki lebih lanjut, “suasana hati dan
kenyamanan otak” sangat menentukan aktivitas yang disenangi seorang anak. Untuk itu

9|Page
Created By : Drs. Endang Sulaiman
agar Belajar menjadi lebih  menyenangkan, maka harus melibatkan kedua belah otak  ”Use
Both Sides of your Brain“.

 Ruang Lingkup Mind Mapping


Salah Revolusioner Cara Belajar Abad ini yang menggunakan seluruh Potensi dan kapasitas
otak serta bekerja sesuai dengan cara kerja alami otak adalah Metode Mind Map
Mind Map adalah salah satu sistem yang menggunakan prinsip manajemen otak ( Brain
Management ) untuk membuka seluruh Potensi dan kapasitas otak yang masih tersembunyi.
Mind Map merupakan salah satu sistem pembelajaran yang paling banyak dipakai dalam hal
membantu anak belajar secara lebih efektif, efisien dan menyenangkan (Learning is Fun)
serta terbukti dan mendapat pengakuan di seluruh dunia.
Mind Mapping setiap anak adalah unik, karena Pancaran Pikiran (Radiant Thingking )
setiap Individu berbeda-beda
Misalnya Anda disuruh membayangkan buah Durian maka bayangan Si A, Durian itu enak,
pulen, kuning, manis, ada durinya, dll. Sedangkan bayangan si B bisa saja Durian itu jijik,
mabuk, lembek, dll
Unsur pokok dalam suatu Mind Map atau Hukum Grafis Mind Map meliputi :
 Pusat Mind Map / Center Image yang berisi Gagasan Utama / Judul / Tema
 Cabang Utama / BOI ( Basic Ordering Ideas ) yang berisi Sub-bab / Kerangka
Karangan
 Cabang yang berisi Keterangan
Mind Map ibarat seperti suatu Pohon yang terdiri atas Pohon ( Center Image ), Dahan ( BOI
= Basic Ordering Idea ), Ranting = Keterangan, dan Daun = detil.
Unsur Pendukung dalam Mind Map, antara lain :
 Gambar
 Warna dan
 Tata Ruang
Setelah mengenal Hukum Grafis Mind Map, langkah berikut adalah Bagaimana Meringkas
Materi Pelajaran yang kemudian dituangkan dalam Mind Map. Langkah-langkahnya antara
lain :
 Membaca terlebih dahulu seluruh Isi Materi dan Memahami secara Materi secara
Utuh.

10 | P a g e
Created By : Drs. Endang Sulaiman
 Pilih Kata-Kata kunci / Istilah Penting / Kalimat Utama dan disusun secara acak dulu.
 Setelah Seluruh Kata-kata Kunci selesai ditemukan, kemudian diatur kembali kata
kunsi tersebut sehingga menjadi struktur yang paling mudah dipahami dan
dimengerti.
 CARA BELAJAR dengan METODE MIND MAPPING
Metode Mind Map telah teruji dan terbukti efektif dalam meningkatkan cara belajar siswa,
bahkan beberapa perusahaan korporasi dunia telah menerapkan sistem ini dalam
manajemennya, seperti General Motors, IBM, Boeing, dll
Mind Map merupakan Solusi Wajib dalam Belajar yang efektif dan Menyenangkan ( Fun ),
karena
1. Mind Map cara kerjanya sesuai dengan cara kerja alami otak manusia yakni Radiant
Thinking / Pancaran. Sehingga belajar lebih menyenangkan karena tidak dipaksakan
pola pikirnya.
2. Mengoptimal Otak kiri dan Otak Kanan secara seimbang, yakni Aktivitas Otak Kiri
seperti Tulisan, Urutan Penulisan, Hubungan antarkata dan Otak Kanan seperti
Warna, Gambar, Dimensi.
3. Belajar jauh lebih Efektif, karena hanya membutuhkan Kata-kata Kunci (15%) dari
keseluruhan Teks.
4. Gambar yang mengaktifkan Otak Kanan dan Warna yang menyenangkan Otak
5. Pengelompokan Informasi, Hierarki Informasi, Hubungan antar Informasi, Tata
ruang, dan Unik.
6. Mind Map dapat dipakai untuk berbagai Subjek Pelajaran bahkan Mind Map untuk
Perencaan Hidup, Aktivitas Rumah tangga ( Sumber Pemasukan dan
Pengeluaran ), Program Studi / Masa Depan, dll

Menurut Tony Buzan, untuk membuat peta pikiran (Mind Map) diperlukan tujuh langkah.
Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar.
Mengapa? Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk
menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan
alami.

11 | P a g e
Created By : Drs. Endang Sulaiman
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Mengapa? Karena sebuah gambar
bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar
sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap fokus, membantu kita berkonsentrasi
dan mengaktifkan otak kita.
3. Gunakan warna. Mengapa? Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan
gambar. Warna membuat Mind Map atau peta pikiran kita lebih hidup, menambah
energi kepada pemikiran kreativ, dan menyenangkan.
4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang
tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Mengapa? Karena otak
bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal
sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti
dan mengingat. Penghubungan cabang-cabang utama akan menciptakan dan
menetapkan struktur dasar atau arsitektur pikiran kita. Ini serupa dengan cara pohon
mengaitkan cabang-cabangnya yang menyebar dari batang utama. Jika ada celah-
celah kecil di antara batang sentral dengan cabang-cabang utamanya atau di antara
cabang-cabang utama dengan cabang dan ranting yangg lebih kecil, alam tidak akan
bekerja dengan baik! Tanpa hubungan dengan mind map anda, segala sesuatu
(terutama ingatan dan pembelajaran) akan berantakan. Jadi buat hubungan!
5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Mengapa? Karena garis
lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti
cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karena kata kunci tunggal
memberi lebih banyak daya dan fleksibelitas kepada mind map. Setiap kata tunggal
atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan
hubungannya sendiri. Bila kita menggunakan kata tunggal, setiap kata ini akan lebih
bebas dan karenanya lebih bisa memicu ide dan pikiran baru. Kalimat atau ungkapan
cenderung menghambat efek pemicu ini. Mind map yang memiliki lebih banyak kata
kunci seperti tangan yang semua sendi jarinya bekerja. Mind map yang memiliki
kalimat atau ungkapan adalah seperti tangan yang semua jarinya diikat oleh belat
kaku.
7. Gunakan gambar. Mengapa? Karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna
seribu kata. Jadi bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam mind map, mind map
kita sudah setara dengan 10.000 kata catatan!
12 | P a g e
Created By : Drs. Endang Sulaiman
1.3.3. Pengaruh Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind
Mapping) terhadap kreativitas (sikap kreatif siswa).

Kreativitas adalah segala potensi yang terdapat dalam setiap diri individu yang meliputi
ide-ide atau gagasan-gagasan yan dapat dipadukan dan dikembangkan sehingga data
menciptakan suatu produk yang baru dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Kreativitas
muncul karena adanya motivasi yang kuat dari diri individu yang bersangkutan. Produk dari
kreativitas dapat dihasilkan melalui serangkaian tahapan yang memerlukan waktu relatif
lama. Secara efektif individu kreatif memiliki ciri rasa ingin tahu yan besar, tertarik terhadap
tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk
membuat kesalahan, mempunyai rasa humor, ingin mencari pengalaman-pengalaman baru
Mind mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang sudah ada ,
sehingga mnimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh siswa. dengan
penggunaan warna dan simbol –simbol yang menari akan menciptakan suatu hasil pemetaan
pikiran yang baru dan berbeda. Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang
dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar Siswa cenderung membuat catatan dalam
bentuk linier dan panjang sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari pokok ataupun
point-point materi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam metode konvensional siswa tidak
banyak terlibat baik dari segi berfikir dan bertindak. Siswa hanya menerima informasi yang
telah diberikan oleh guru tanpa adanya keterlibatan kegiatan psikomotoriknya.
Keuntungan lain penggunaan catatan mind mapping yaitu membiasakan siswa untuk
melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang
dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang berkaitan dengan sistim limbik
yaitu peranaannya sebagai pengatur emosi seperti marah, senang, lapar, haus dan sebagainya.
Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang
tinggi dapat menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau
mengembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya terutama potensi yang
berhubungan dengan kreativitas. Pemetaan pikiran yang terdapat dalam pembelajaran
kuantum adalah salah satu produk kreatif bentuk sederhana yang dapat dikembangkan.
Dengan teknik mencatat pemetaan pikiran diduga kreatifitas(sikap kreatif) siswa akan
meningkat.
13 | P a g e
Created By : Drs. Endang Sulaiman
1.3.4. Pengaruh Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (mind
mapping) terhadap Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan
belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi
aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku). Salah satu tes
yang dapat melihat pencapaian hasil belajar sisiwa adalah dengan melakukan tes prestasi
belajar. Tes prestasi belajar yang dilaksanakan oleh siswa memiliki peranan penting, baik
bagi guru ataupun bagi siswa yang bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat
mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap
oleh siswa sebagai tujuan instruksional. Bagi siswa tes prestasi belajar bermanfaat untuk
mengetahui sebagai mana kelemahan-kelemahannya dalam mengikuti pelajaran.
Sistem limbic pada otak manusia memiliki peranan penting dalam penyimpanan dan
pengaturan informasi (memori) dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang
secara tepat. Dalam proses belajar, siswa meginginkan materi pelajaran yang diterima
menjadi memori jangka panjang sehingga ketika materi tersebut diperlukan kembali siswa
dapat mengingatnya. Belahan neocortex juga memiliki peranan penting dalam penguatan
memori. Belahan otak kiri yang berkaitan dengan kata-kata, angka, logika, urutan, dan
rincian (aktivitas kademik). Belahan otak kanan berkaitan dengan warna, gambar, imajinasi,
dan ruang atau disebut sebagai aktivitas kreatif. Jika kedua belahan neocortex ini dipadukan
secara bersamaan maka informasi (memori) yang diterima dapat bertahan menjadi memori
jangka panjang. Mind mapping merupakan teknik mencatat yang memadukan kedua belahan
otak. Sebagai contoh, catatan materi pelajaran yang dimiliki siswa dapat dituangkan melalui
gambar, simbol dan warna. Mind Mapping mewujudkan harapan siswa untuk memori jangka
panjang. Materi pelajaran yang dibuat dalam bentuk peta pikiran akan mempermudah sistem
limbic memproses informasi dan memasukkannya menjad memori jangka panjang.
Mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi.
Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.
Peta pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak monoton karena mind mapping
memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaian satu sama lain. Sehngga
akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Otak dapat menerima informasi berupa
gambar, simbol, citra, musik dan lain lain yang berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan.
14 | P a g e
Created By : Drs. Endang Sulaiman
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang memusatkan kegiatan belajar pada
guru. Siswa hanya duduk, menengarkan dan menerima informasi. Cara penerimaan informasi
akan kurang efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses
penguatan yang berupa pembuatan catatan, siswa membuat catatan dalam bentuk catatan
yang monoton dan linear.
Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai sangat menentukan keberhasilan belajar
siswa. Dengan metode pembelajaran yang yang sesuai siswa dapat mencapai prestasi belajar
yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya. Metode
quantum learning adalah metode yang sangat tepat untuk pencapian hasil belajar yang
diinginkan dan untuk pengembangan potensi siswa. proses belajar siswa sangat dipengaruhi
oleh emosi di dalam dirinya, emosi dapat mempngaruhi pencapaian hasil belajar apakah
hasilnya baik atau buruk. Metode pembelajaran kuantum berusaha menggabungkan kedua
belahan otak yakni otak kiri yang berhubungan dengan hal yang bersifat logis (seperti
belajar) dan otak kanan yang berhubungan dengan keterampilan (aktivitas kreatif).
Salah satu teknik mencatat yang dikembangkan dalam metode pembelajaran kuantum
adalah teknik pemetaan (mind mapping). Dengan digunakannya mind mapping maka akan
terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Dengan adanya teknik mind mapping atau
pemetaan pikiran diduga prestasi siswa akan meningkat.

1.4. Kesimpulan
Bagi siswa metode belajar sangat penting dalam menentukan prestasi dan
pengembangan potensi pribadi. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat
memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan
dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat
mempengaruhi proses belajar metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind
mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi akademis (prestasi
belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam diri siswa.
Mind Map adalah suatu sistem yang dapat mengoptimalkan penggunaan otak kiri dan
kanan secara seimbang melalui media Tulisan, Gambar, Warna, dan tata ruang. Dengan Mind
Map belajar menjadi lebih menyenangkan, karena cara kerja Mind Map mengikuti cara kerja
alami otak/tidak dipaksakan. Mind Map dapat digunakan pada berbagai subjek pelajaran,
baik Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Perencanaan hidup, Aktivitas Siswa, dan lain-lain.
15 | P a g e
Created By : Drs. Endang Sulaiman
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, AH Dan Widiyanti, Nur (1991); Ilmu Pendidikan; Jakarta; Rineka.


Anita Sri, W Dan Yetti Supriatai (2004); Quantum Learning; Bandung; Kaifa
Anwar, Moch. Idochi (1990); Proses Belajar Mengajar; Bandung; Angkasa
B. Uno. Hamzah (2006); Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran; Jakarta; Bumi
Aksara
Baharudin (2007); Belajar Dan Pembelajaran; Yogyakarta; Ar-Ruzz Media.
De Porter, Bobbi, Mark Reandom Dan Sarah Singger-Nouri (2005); Quantum Teaching;
Bandung; Kaifa
Dimyati Dan Mudjiono (2006); Belajar Dan Pembelajaran; Jakarta; Rineka Cipta
Nasution S (2009); Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar; Jakarta;
Bumi Aksara
Yeti, A (2009); Pengaruh Pembelajaran Fisika Dengan Metode Quantum Learning
Terhadap Hasil Belajar Fisija Kelas X A Di SMAN 3 Seluma; Skripsi; UNIB

16 | P a g e
Created By : Drs. Endang Sulaiman

Anda mungkin juga menyukai