Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Titrasi Asam Basa

XI IPA 2
ANGGOTA KELOMPOK:

1. Huliana Lim (06)


2. Ni Made Myra Arcana (18)
3. Putu Ayulia Setiawati (23)
4. Putu Novia Purnamayanti (25)

SMA NEGERI 1 Kuta


TAHUN AJARAN 2018/2019
Jalan Dewi Saraswati, Seminyak, Kuta
I. Tujuan
1. Menentukan kadar asam asetat pada cuka dapur dengan titrasi asam basa.
2. Menentukan kadar cuka dapur dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M

II. Alat dan Bahan


No. ALAT DAN BAHAN JUMLAH GAMBAR

1 Labu Erlenmeyer 100 ml 3 buah

2 Pipet tetes 1 buah

3 Pipet volumetrik 10 ml 1 buah

4 Larutan CH3COOH 10 mL

5 Phenolptalein ± 3 tetes
6 Larutan NaOH 0,1 M ± 300 mL

7 Statif dan klem 1 buah

8 Corong kecil 1 buah

9 Buret 1 buah

III. Langkah kerja


1. Ambil dan siapkan semua alat dan bahan
2. Pastikan semua peralatan dalam keadaan bersih dan tidak rusak;
3. Ambillah larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan gelas kimia, kemudian tuangkan ke
dalam buret hingga mencapai garis 0 ml;
4. Ambillah 20 ml asam cuka dengan menggunakan gelas kimia, kemudian tuangkan ke dalam
sebuah labu erlenmeyer dan tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein (PP);
5. Tetesi asam cuka dengan larutan NaOH. Penetesan harus dilakukan secara hati-hati dan
sedikit demi sedikit sambil menggoyang-goyangkan labu
6. Penetesan dihentikan apabila terjadi perubahan warna yang tetap pada larutan yaitu menjadi
merah muda sampai keunguan
7. Catat berapa volume NaOH yang telah dipakai
8. Ulangi percobaan hingga memperoleh data yang relatif sama.

IV. Data Pengamatan


 Larutan Larutan NaOH Larutan NaOH 0,1 M
Percobaan
CH3COOH 0,1 M Rata-rata
1 10 mL 9,9 mL
2 10 mL 7,3 mL 8,875mL
3 10 mL 8,8 mL
4 10 mL 9,5 mL
 Rata-rata volume NaOH : 8,875 mL
 Kemolaran (M) NaOH : 0,1 M
 Volume CH3COOH (Asam Cuka) : 10 ml
 CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
NaOH = CH3COOH
M1 . V1 = M2 . V2
0,1 . 8,875 = M2 . 10
0.8875 = 10M2
M2 = 0,08875 M

Keterangan :
V1 : volume awal CH3COOH
V2 : volume setelah diencerkan
M1 : molaritas awal CH3COOH
M2 : mplrits setelah diencerkan

V. Analisis Data
1. Pada percobaan pertama. 10 mL CH3COOH pada gelas ukur yang dittesi dengan
penophtalein (pp) sebanyak 3 tetes dicampurkan dengan 9,9 mL NaOH. Terjadi
perubahan warna dari bening menjadi merah ungu pekat.
2. Pada percobaan kedua. 10 mL CH3COOH pada gelas ukur yang dittesi dengan
penophtalein (pp) sebanyak 3 tetes dicampurkan dengan 7,3 mL NaOH. Terjadi
perubahan warna dari bening menjadi merah ungu pekat.
3. Pada percobaan ketiga. 10 mL CH3COOH pada gelas ukur yang dittesi dengan
penophtalein (pp) sebanyak 3 tetes dicampurkan dengan 8,8 mL NaOH. Terjadi
perubahan warna dari bening menjadi merah ungu pekat.
4. Pada percobaan keempat. 10 mL CH3COOH pada gelas ukur yang dittesi dengan
penophtalein (pp) sebanyak 3 tetes dicampurkan dengan 9,5 mL NaOH. Terjadi
perubahan warna dari bening menjadi merah ungu pekat.

VI. Kesimpulan
1. Titrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar konsentrasi suatu larutan berdasarkan reaksi
asam basa dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya.
2. Titrasi titrasi yang dilakukan adalah antara larutan asam lemah (CH3COOH) dengan basa
kuat (NaOH), larutan CH3COOH tidak dapat terionisasi secara sempurna di dalam air karena
termasuk elektrolit lemah. Sehingga garam yang dihasilkan dalam reaksi ini memiliki sifat
basa. Oleh karena itu, pada proses titrasi asam lemah dengan basa kuat titik ekuivalennya
terjadi ketika pH campuran > 7
3. Penggunaan indicator di setiap titrasi maka dapat diketahui kapan titrasi itu mencapai titik
akhir titrasi .
4. Titrasi harus dihentikan bila larutan asam cuka yang dicampurkan dengan 3 tetes indikator
berubah warna. Volume NaOH (basa) diketahui, barulah konsentrasi asam cuka (asam) bisa
dihitung.
5. Volume rata-rata NaOH yang digunakan dalam percobaan ini adalah 8,875 mL.
6. Konsentrasi CHCOO3 hasil titrasi dalam percobaan ini adalah 0,8875 M

Anda mungkin juga menyukai