Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ASEP NANDA PARAMAYANA KELAS/SMT : B1/V1

NIM : 201903P018 MAKUL : PAJAK INTERNASIONAL

PEMAJAKAN

WAJIB PAJAK LUAR NEGERI

Penentuan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri Wajib Pajak

Dalam Negeri

1. Wajib Pajak Dalam Negeri Orang Pribadi


Orang pribadi termasuk wajib pajak dalam negeri jika :
 Bertempat tinggal di indonesia,atau
 Berada di indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan,atau
 Dalam suatu Tahun Pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia
Seseorang dikatakan memiliki tempat tinggal di Indonesia jika orang
tersebut di Indonesia :
 Mempunyai tempat tinggal (place of residence ) di Indonesia yang digunakan
oleh orang pribadi sebagai tempat untuk :
a. berdiam (permanent dwelling place) melakukan kegiatan sehari-hari
(ordinary course of life). Maksud ordinary course of life di Indonesia adalah
orang pribadi mempunyai tempat di Indonesia yang digunakan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari terkait dengan urusan ekonomi,keuangan
atau sosial pribadinya,antara lain turut serta dalakegiatan-kegiatan di
masyarakat,turut serta dalam kegiatan,keanggotaan,atau kepengurusan
suatu organisasi,kelompok atau perkumpulan di indonesia.
b. Tempat menjalankan kebiasaan ( place of habitual abode). Maksud place of
habitual abode di indonesia adalah jika orang pribadi mempunyai tempatdi
Indonesia yang digunakan untuk melakukan kebiasaan atau kegiatan,baik
yang bersifat rutin,sering ataupun tidak,antara lain melakukan aktivitas yang
menjadi kegemaran atau hobi.
 Mempunyai tempat domisili (place of domicile) di indonesia,yaitu orang pribadi
yang dilahirkan di indonesia yang masih berada di indonesia.
Tempat tinggal tersebut tidak harus milik sendiri. Bisa jadi,tempat tinggal tersebut
sebenarnya milik keluarga yang ditempati bersama-sama dengan orang lain. Atau
bisa jadi tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal sewa, atau milik orang
lain (bukan keluarga) tapi boleh untuk ditempati dengan gratis.
Sebaliknya ,tempat tinggal tersebut tidak berlaku jika di Indonesia hanya
tempat persinggahan,atau bersifat sementara.
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia seperti disebutkan
diatas,walaupun pergi ke luar negeri tetap disebut sebagai wajib pajak dalam negeri
apabila keberadaannya di luar negeri berpindah-pindah dan berada di Indonesia
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Jangka waktu 183 hari
sebagaimana ditentukan dengan menghitung lamanya orang pribadi berada di
indonesia,yang keberadaannya di Indonesia dapat secara terus menerus atau
terputus-putus,dan bagian dari hari dihitung penuh 1 hari.

2. Mempunyai Niatan Berada di Indonesia


Apabila seseorang mempunyai niatan bertempat tinggal di Indonesia, maka
menjadi wajib pajak dalam negeri sejak hari pertama berada di indonesia. Orang
pribadi dianggap mempunyai niatan untuk bertempat tinggal di Indonesia jika dapat
dibuktikan dengan dokumen berupa :
 Visa bekerja lebih dari 183 hari
 Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) lebih dari 183 hari,atau
 Kontrak/perjanjian untuk melakukan pekerjaan,usaha,atau kegiatan yang
dilakukan di Indonesia selama lebih 183 hari.
Selain dokumen diatas,seseorang bisa juga dianggap memiliki niat bertempat
tinggal di Indonesia jika terdapat indikasi mengarah untuk tinggal di indonesia.
Contoh ndikasi kan bertempat tinggal di Indonesia yaitu :
 Menyewa atau mengontrak tempat,termasuk menyewa tempat tinggal di
Indonesia.
 Memindahkan anggota keluarga,atau
 Memperoleh tempat yang disediakan oleh pihak lain.

3. Wajib Pajak Dalam Negeri Badan


Badan hukum merupakan wajib pajak dalam negeri jika didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia. Badan hukum menjadi wajib pajak dalam negeri sejak saat
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan menerima penghasilan baik
yang diterima atau diperoleh dari Indonesia maupun dari luar Indonesia.
Badan disebut bertempat kedudukan di Indonesia jika berdasarkan keadaan
sebenarnaya :
 Mempunyai tempat kedudukan berada di Indonesia sebagaimana tercantum
dalam akta pendirian badan.
 Mempunyai kantor pusat di Indonesia.
 Mempunyai tempat kedudukan pusat administrasi dan/atau pusat
keungan di Indonesia.
 Mempunyai tempat kantor pimpinan yang berada di indonesia yang
melakukan pengendalian.
 Pengurusnya melakukan pertemuan di indonesia untuk membuat
keputusan strategis,atau
 Pengurusnya bertempat tinggal atau berdomisili di Indonesia.
Dalam hal tempat kedudukan manajemen berada di Indonesia dan melakukan
pengendalian atas seluruh perusahaan atau tempat membuat keputusan yang bersifat
strategis,maka subjek pajak luar negeri diperlakukan sebagai subjek pajak dalam
negeri.
Tempat kedudukan manajemen efektif yang terdapat dalam Persetujuan
Penghindaran. Pajak Berganda ( tax treaty) dapat diartikan sebagai tempat :
 Keputusan manajemen dan komersial yang signifikan dibuat,atau
 Pengurus membuat keputusan untuk kepentingan badan.
4. Wajib Pajak Dalam Negeri Warisan
Warisan menjadi subjek pajak sejak pemilik harga meninggal dunia dan atas
harta warisan tersebut belum dipindah namakan atau belum diwariskan. Kewajiban
pajak subjektif warisan yang belum terbagi dimulai pada saat timbulnya warisan
yang belum terbagi tersebut dan berakhir pada saat warisan tersebut selesai dibagi.
5. Wajib Pajak Luar Negeri
Pembahasan wajib pajak luar negeri dibagi menjadi dua :
 Wajib pajak luar negeri yang memperoleh penghasilan dari Indonesia.
 Wajib pajak dalam negeri yang berubah menjadi wajib pajak luar negeri. Pada
dasarnya,subjek pajak luar negeri adalah :
a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia
b. Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan, atau
c. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
Subjek pajak luar negeri menjadi wajib pajak luar negeri jika terpenuhi dalah satu
syarat sebagai berikut :
 Menjalankan usaha tau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap
(BUT) di Indonesia, atau
 Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia (tidak
dari ) menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-43/PJ/2011 bahwa
pemenuhan kewajiban perpajakan BUT dipersamakan dengan pemenuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak badan dalam negeri. Pemenuhan kewajiban perpajakan BUT
dimulai sejka menerima dan/atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari
Indonesia melalui BUT di Indonesia.Orang pribadi Warga Negara Indonesia yang
berada di luar negeri dianggap( tidak bertempat tinggal di indonesia) apabila
bertempat tinggal tetap di luar negeri yang dibuktikan dengan salah satu dokumen
tanda pengenal resmi yang masih berlaku sebagai penduduk di luar negeri, yaitu
:
 Green Card
 Identity Card
 Student Card
 Pengesahan alamat di luar negeri pada paspor oleh Kantor Perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri.
 Surat keterangan dari Kedutaan besar Republik Indonesia atau Kantor
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri,atau
 Tertulis resmi dipaspor oleh Kantor Imigrasi negara setempat
Orang pribadi Warga Negara Indonesia (tetap merupakan subjek pajak dalam negeri)
apabila tidak memiliki atau tidak dapat menunjukkan salah satu dokumen tanda pengenal
resmi yang masih berlaku sebagai penduduk di luar negeri sebagaimana sudah
disebutkan diatas.Wajib pajak dalam negeri yang meninggalkan Indonesia untuk selama-
lamanya menjadi wajib pajak luar negeri sejak meninggalkan Indonesia. Sebelum
meninggalkan Indonesia selama- lamanya,wajib pajak dalam negeri memiliki kewajiban
melaporkan SPT tahunan terakhir.
Jika keluar negeri bulan agustus 2018, maka wajib pajak dalam negeri wajib
menyampaikan SPT Tahunan tahun pajak 2018,yaitu periode Januari sampai dengan
Agustus 2018. Setelah menjadi subjek pajak laur negeri,seseorang menjadi wajib pajak
luar negeri jika memperoleh penghasilan dari Indonesia. Terhadap penghasilan tersebut
akan dikenai pajak berdasarkan ketentuan perpajakan di indonesia. Sedangkan
penghasilan yang diperoleh dari luar negeri,tidak dikenakan pajak di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai