Penentuan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri Wajib Pajak
Dalam Negeri
1. Wajib Pajak Dalam Negeri Orang Pribadi
Orang pribadi termasuk wajib pajak dalam negeri jika : Bertempat tinggal di indonesia,atau Berada di indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan,atau Dalam suatu Tahun Pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia Seseorang dikatakan memiliki tempat tinggal di Indonesia jika orang tersebut di Indonesia : Mempunyai tempat tinggal (place of residence ) di Indonesia yang digunakan oleh orang pribadi sebagai tempat untuk : a. berdiam (permanent dwelling place) melakukan kegiatan sehari-hari (ordinary course of life). Maksud ordinary course of life di Indonesia adalah orang pribadi mempunyai tempat di Indonesia yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari terkait dengan urusan ekonomi,keuangan atau sosial pribadinya,antara lain turut serta dalakegiatan-kegiatan di masyarakat,turut serta dalam kegiatan,keanggotaan,atau kepengurusan suatu organisasi,kelompok atau perkumpulan di indonesia. b. Tempat menjalankan kebiasaan ( place of habitual abode). Maksud place of habitual abode di indonesia adalah jika orang pribadi mempunyai tempatdi Indonesia yang digunakan untuk melakukan kebiasaan atau kegiatan,baik yang bersifat rutin,sering ataupun tidak,antara lain melakukan aktivitas yang menjadi kegemaran atau hobi. Mempunyai tempat domisili (place of domicile) di indonesia,yaitu orang pribadi yang dilahirkan di indonesia yang masih berada di indonesia. Tempat tinggal tersebut tidak harus milik sendiri. Bisa jadi,tempat tinggal tersebut sebenarnya milik keluarga yang ditempati bersama-sama dengan orang lain. Atau bisa jadi tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal sewa, atau milik orang lain (bukan keluarga) tapi boleh untuk ditempati dengan gratis. Sebaliknya ,tempat tinggal tersebut tidak berlaku jika di Indonesia hanya tempat persinggahan,atau bersifat sementara. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia seperti disebutkan diatas,walaupun pergi ke luar negeri tetap disebut sebagai wajib pajak dalam negeri apabila keberadaannya di luar negeri berpindah-pindah dan berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Jangka waktu 183 hari sebagaimana ditentukan dengan menghitung lamanya orang pribadi berada di indonesia,yang keberadaannya di Indonesia dapat secara terus menerus atau terputus-putus,dan bagian dari hari dihitung penuh 1 hari.
2. Mempunyai Niatan Berada di Indonesia
Apabila seseorang mempunyai niatan bertempat tinggal di Indonesia, maka menjadi wajib pajak dalam negeri sejak hari pertama berada di indonesia. Orang pribadi dianggap mempunyai niatan untuk bertempat tinggal di Indonesia jika dapat dibuktikan dengan dokumen berupa : Visa bekerja lebih dari 183 hari Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) lebih dari 183 hari,atau Kontrak/perjanjian untuk melakukan pekerjaan,usaha,atau kegiatan yang dilakukan di Indonesia selama lebih 183 hari. Selain dokumen diatas,seseorang bisa juga dianggap memiliki niat bertempat tinggal di Indonesia jika terdapat indikasi mengarah untuk tinggal di indonesia. Contoh ndikasi kan bertempat tinggal di Indonesia yaitu : Menyewa atau mengontrak tempat,termasuk menyewa tempat tinggal di Indonesia. Memindahkan anggota keluarga,atau Memperoleh tempat yang disediakan oleh pihak lain.
3. Wajib Pajak Dalam Negeri Badan
Badan hukum merupakan wajib pajak dalam negeri jika didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia. Badan hukum menjadi wajib pajak dalam negeri sejak saat didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan menerima penghasilan baik yang diterima atau diperoleh dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. Badan disebut bertempat kedudukan di Indonesia jika berdasarkan keadaan sebenarnaya : Mempunyai tempat kedudukan berada di Indonesia sebagaimana tercantum dalam akta pendirian badan. Mempunyai kantor pusat di Indonesia. Mempunyai tempat kedudukan pusat administrasi dan/atau pusat keungan di Indonesia. Mempunyai tempat kantor pimpinan yang berada di indonesia yang melakukan pengendalian. Pengurusnya melakukan pertemuan di indonesia untuk membuat keputusan strategis,atau Pengurusnya bertempat tinggal atau berdomisili di Indonesia. Dalam hal tempat kedudukan manajemen berada di Indonesia dan melakukan pengendalian atas seluruh perusahaan atau tempat membuat keputusan yang bersifat strategis,maka subjek pajak luar negeri diperlakukan sebagai subjek pajak dalam negeri. Tempat kedudukan manajemen efektif yang terdapat dalam Persetujuan Penghindaran. Pajak Berganda ( tax treaty) dapat diartikan sebagai tempat : Keputusan manajemen dan komersial yang signifikan dibuat,atau Pengurus membuat keputusan untuk kepentingan badan. 4. Wajib Pajak Dalam Negeri Warisan Warisan menjadi subjek pajak sejak pemilik harga meninggal dunia dan atas harta warisan tersebut belum dipindah namakan atau belum diwariskan. Kewajiban pajak subjektif warisan yang belum terbagi dimulai pada saat timbulnya warisan yang belum terbagi tersebut dan berakhir pada saat warisan tersebut selesai dibagi. 5. Wajib Pajak Luar Negeri Pembahasan wajib pajak luar negeri dibagi menjadi dua : Wajib pajak luar negeri yang memperoleh penghasilan dari Indonesia. Wajib pajak dalam negeri yang berubah menjadi wajib pajak luar negeri. Pada dasarnya,subjek pajak luar negeri adalah : a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia b. Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau c. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia. Subjek pajak luar negeri menjadi wajib pajak luar negeri jika terpenuhi dalah satu syarat sebagai berikut : Menjalankan usaha tau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia, atau Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia (tidak dari ) menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-43/PJ/2011 bahwa pemenuhan kewajiban perpajakan BUT dipersamakan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak badan dalam negeri. Pemenuhan kewajiban perpajakan BUT dimulai sejka menerima dan/atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia melalui BUT di Indonesia.Orang pribadi Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri dianggap( tidak bertempat tinggal di indonesia) apabila bertempat tinggal tetap di luar negeri yang dibuktikan dengan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yang masih berlaku sebagai penduduk di luar negeri, yaitu : Green Card Identity Card Student Card Pengesahan alamat di luar negeri pada paspor oleh Kantor Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Surat keterangan dari Kedutaan besar Republik Indonesia atau Kantor Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri,atau Tertulis resmi dipaspor oleh Kantor Imigrasi negara setempat Orang pribadi Warga Negara Indonesia (tetap merupakan subjek pajak dalam negeri) apabila tidak memiliki atau tidak dapat menunjukkan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yang masih berlaku sebagai penduduk di luar negeri sebagaimana sudah disebutkan diatas.Wajib pajak dalam negeri yang meninggalkan Indonesia untuk selama- lamanya menjadi wajib pajak luar negeri sejak meninggalkan Indonesia. Sebelum meninggalkan Indonesia selama- lamanya,wajib pajak dalam negeri memiliki kewajiban melaporkan SPT tahunan terakhir. Jika keluar negeri bulan agustus 2018, maka wajib pajak dalam negeri wajib menyampaikan SPT Tahunan tahun pajak 2018,yaitu periode Januari sampai dengan Agustus 2018. Setelah menjadi subjek pajak laur negeri,seseorang menjadi wajib pajak luar negeri jika memperoleh penghasilan dari Indonesia. Terhadap penghasilan tersebut akan dikenai pajak berdasarkan ketentuan perpajakan di indonesia. Sedangkan penghasilan yang diperoleh dari luar negeri,tidak dikenakan pajak di Indonesia.