Full Buku Inovasi Neww PDF
Full Buku Inovasi Neww PDF
Penerbit
STKIP PGRI Sidoarjo
i
Inovasi Pembelajaran Matematika dari Sejarah Matematika:
Belajar Pythagoras dari Problem Solving Ancient China
Persamaan Kuadrat Babilonia Kuno
ii
KATA PENGANTAR
Ucapan terimakasih kepada orang tua yang jasanya tidak mampu untuk
dituliskan, pemerintah melalui ristekdikti yang telah mendanai rangkaian
penelitian sehingga dapat disusun buku ini dan semua pihak yang
berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Ucapan terimakasih sebesar-
besarnya untuk Mitra sekaligus pembimbing penelitian, Prof. Dr. Ratu
Ilma, M.Si., Ibu Rooselyna Ekawati, M.Sc, Ph.D, Ahmad Wachidul
Kohar, M.Pd.
iii
DAFTAR ISI
BAB I
Peran Sejarah Matematika dalam Pembelajaran Matematika
...................................................................................................... 1
BAB II
Merancang Desain Pembelajaran Berbasis Sejarah Matematika
...................................................................................................... 56
BAB III
Desain Pembelajaran Teorema Pythagoras dengan Pendekatan
Problem Solving Dari Sejarah Matematika China.................. 67
BAB IV
Desain Pembelajaran Penyelesaian Persamaan Kuadrat dengan
Pendekatan “Naïve Geometry” Babilonia Kuno ..................... 86
iv
BAB I
PERAN SEJARAH MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Jankvist (2009) menyimpulkan bahwa tiga alasan ini juga menjadi alasan
untuk menggunakan sejarah dalam pendidikan matematika serta sebagai
alternatif cara untuk membantu siswa dalam berbagai cara ketika belajar
matematika.
4
Selain itu, Fauvel menyebutkan beberapa manfaat yang dapat diambil
dari penggunaan sejarah matematika dalam pembelajaran (Sumardyono,
2012), dimana palint tidak terdapat tiga dimensi besar pengaruh positif
sejarah matematika dalam proses belajar siswa:
a) Understanding (pemahaman)
Perspektif sejarah dan perspektif matematika (struktur modern) saling
melengkapi untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh,
yaitu pemahaman yang rinci tentang konsep-konsep dan teorema-
teorema dalam matematika, serta pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana konsep-konsep matematika saling berhubungan dan
bertemu.
b) Enthusiasm (antusiasme)
Sejarah matematika memberikan sisi aktivitas manusia dan tradisi/
kebudayaan manusia. Pada sisi ini, siswa merasa menjadi bagiannya
sehingga menimbulkan antusiasme dan motivasi tersendiri.
c) Skills (keterampilan)
Yang dimaksud dengan skills di sini bukan hanya keterampilan
matematis semata, tetapi keterampilan dalam hal:
keterampilan research dalam menata informasi, keterampilan
menafsirkan secara kritis berbagai anggapan dan hipotesis,
keterampilan menulis secara koheren, keterampilan
mempresentasikan kerja, dan keterampilan menempatkan dan
menerima suatu konsep pada level yang berbeda-beda. Keterampilan-
keterampilan di atas jarang diantisipasi dalam pembelajaran
konvensional/tradisional.
6
Guru dapat melakukan modifikasi dengan berbagai pertimbangan.
Sebagai contoh untuk relevansi dengan konteks yang sesuai dengan
kondisi saat ini. Akan tetapi, terkadang perlu juga soal sejarah dibiarkan
utuh sesuai dengan aslinya jika melakukan modifikasi dapat
menghilangkan nilai historis yang penting untuk diajarkan. Berikut
adalah beberapa contoh soal problem solving dari sejarah matematika
(untuk topik Pythagoras dan persamaan kuadrat) yang dapat dijadikan
bahan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Salah satu aturan yang terdapat pada nine chapter adalah sebagai berikut:
“Tambahkan kuadrat dari Gou dan Gu, maka akar dari penjumlahan
tersebut adalah sama dengan Xien.”
7
Untuk lebih mudah memahami pernyataan di atas, maka Liu Hui
menjelaskannya dalam bentuk geometri seperti pada gambar di bawah
ini.
Metode: Dari kuadrat 2 ch'ih 5 ts'un kurangi kuadrat dari 7 ts'un. Lebar
papan yang diinginkan sama dengan selisih dari akar kuadratnya.
Penjelasan: 2 ch'ih 5 ts'un sama dengan hsien (sisi miring). 7 ts'un sama
dengan gou; lebar papan adalah gu.
8
2.5
0.1
𝑥
Gambar 1.1
𝑥 2 + (0.7)2 = (2.5)2
𝑥 = √(2.5)2 − (0.7)2
𝑥 = 2.4 𝑐ℎ′𝑖ℎ
Jawab: 29 ch'ih.
Metode: Gu sama dengan hasil kali dari 7 dan 3 ch'ih, 21 ch'ih. Gou
sama dengan ketinggian pohon, 20 ch'ih. Panjang tanaman anggur sama
dengan xien.
𝑥
7x3
20
Gambar 1.2
𝑥 2 = (7 × 3)2 + (20)2
𝑥 = √(21)2 + (20)2
𝑥 = 29 𝑐ℎ′𝑖ℎ
10
[soal no. 6, Gou Gu, Nine Chapter]
11
Penjelasan: diasumsikan bahwa ketinggian bambu adalah xien dan
kedalaman kolam adalah gu. Karena jumlah area gou dan gu dari segitiga
harus sama dengan kuadrat dari xien, dengan menempatkan gu di xien,
kita tahu bahwa sisa area (L bentuk area atau gnomon, lihat gambar)
adalah 25 ch’ih kuadrat. Kemudian dengan membentuk kembali gnomon
menjadi persegi panjang, dengan panjang = 25 kaki dan lebar = 1 kaki),
12
akan dengan mudah diperoleh bahwa gu harus 12 kaki (lihat gambar, 4).
Oleh karena itu, akan mudah untuk menentukan nilai xien adalah 13
ch’ih.
Diberikan: Tali yang diikat di atas tiang. Tali tersebut 3 ch'ih lebih
panjang dari tinggi tiang. Jika kita menarik tali (mengencangkannya),
ujungnya akan menyentuh tanah dengan jarak 8 ch'ih dari dasar tiang.
Tentukan panjang tali? (Gambar. 1.3a)
Gambar 1.3a
1
Jawaban: 12 ch'ih.
6
Karena itu
64 64 1
(2 xien – 3) = , sehingga xien = ( 3 + 3) ÷ 2 = 12 6
3
𝑥+3
x
(xien)
(gu)
Gambar 1.3b
14
𝑥 𝑥 3
(gu) (gu)
3
(xien – gu)
Xien + gu
Gambar 1.3c
𝑥+3
(xien)
𝑥+3
(xien)
𝑥 3
Gambar 1.3d
Komentar:
𝑥
10 ch’ih
𝑥−1
Gambar 1.4
𝑥 2 = 102 + (𝑥 − 1)2
𝑥 2 = 100 − 𝑥 2 − 2𝑥 + 1
100 + 1
𝑥= = 50,5
2
16
[soal no. 9, Gou Gu, Nine Chapter]
Permukaan dinding
Gambar 1.5a
Metode: Temukan kuadrat dari setengah lebar yang diperoleh, bagi hasil
kedalaman yang dipotong dengan 1 ts'un. Diameter balok akan menjadi
jumlah dari hasil di atas dan 1 ts'un.
17
Komentar: Variasi dari masalah sebelumnya. Karena x pada gambar
1.5b sama dengan ukuran jari-jari lingkaran, 2x sama dengan ukuran
diameter, 2 ch'ih 6 ts'un.
𝑥
(Xien)
dinding 𝑥−1
(Gu)
1 ts’un
5 ts’un
(Gou)
Gambar 1.5b
𝑥 2 = (𝑥 − 0.1)2 + (0.5)2
𝑥 2 = 𝑥 2 − 0.2𝑥 + 0.01 + 0.25
0. 2𝑥 = 0.26
2𝑥 = 2.6
18
[soal no. 10, Gou Gu, Nine Chapter]
Diberikan: Gerbang dua pintu dengan lebar yang tidak diketahui dibuka
sehingga ada celah selebar 2 ts'un di antara dua pintu. Diketahui bahwa
ujung pintu yang terbuka menonjol berjarak 1 ch'ih dari ambang pintu.
Berapa lebar gerbang tersebut?
Gambar 1.6a
Metode: Lebar gerbang akan sama dengan jumlah kuadrat dari 1 ch'ih
dan setengah dari lebar celah 2 ts'un.
19
gu) (xien + gu) = (gou)2, menggunakan persamaan ini dan fakta bahwa
(xien − gu) (xien + gu) = 2 xien kita dapatkan.
2 ts’un
1 ch’ih
(Gou)
Gu
lebar
Gambar 1.6b
Xien
Xien − gu
Xien
Xien
Xien + gu
Gu
Gambar 1.6c
20
(gou)2
2 xien = + (xien − gu)
xien − gu
sehingga
(1)2
lebar = + 0.1 = 10.1 ch'ih
0.1
[soal no. 11, Gou Gu, Nine Chapter]
Diberikan: Tinggi pintu adalah 6 ch'ih 8 ts'un lebih panjang dari pada
lebarnya. Diagonalnya 10 ch'ih. Berapa dimensi (ukuran) pintu?
(Gambar. 1.7a)
Gambar 1.7a
Metode: Kuadrat dari 10 ch'ih dikurangi dua kali kuadrat dari setengah
6 ch-ih 8 ts'un. Membagi dua hasil ini dan dapatkan akar kuadratnya.
Lebar pintu sama dengan selisih akarnya dan setengah dari 6 ch'ih 8 ts'un,
21
dan tinggi pintu sama dengan jumlah akar dan setengah dari 6 ch'ih 8
ts'un.
Penjelasan: Jika tinggi pintu adalah gu, lebar adalah gou, dan xien
adalah diagonalnya. Selisih gou dan gu sama dengan 6 ch'ih 8 ts'un.
Kuadrat sepuluh adalah seratus, gandakan dan kurangi kuadrat dari
selisih gou dan gu. Akar kuadrat akan menjadi jumlah dari lebar dan
tinggi, lebar pintu akan menjadi setengah selisih dari akar kuadrat dan 6
ch'ih 8 ts'un. Tingginya akan setengah dari jumlah akar dan 6ch'ih 8 ts'un.
10 ch’ih 𝑥 + 6.8
(xien) (gu)
𝑥
(gou)
Gambar 1.7.b.
22
Gou
Gu
Gou Gu
Gu Gou Xien
Xien
Gambar 1.7c
23
gou + gu = √2(10)2 − (6.8)2
= √153.76
√153.76 − 6.8
lebar = = 2.8 ch' ih
2
√153.76 + 6.8
tinggi = = 9.6 ch'ih
2
Gambar 1.7c, menunjukkan diagram hsuan-thu dari chou pei dan
merupakan salah satu bukti paling awal dari Teorema "Pythagoras."
Dikagumi karena keanggunannya yang sederhana, ia kemudian
menemukan jalannya ke dalam karya Bhäskara India.
24
Gu2
Gu2
Gou2 Gou2
Gou + xien
Xien − gou
Gambar 1.7d
25
Gu2
Gu2
Gou2 Gou2
Gou + xien
Xien − gou
Gambar 1.7e
26
Gambar 1.8a
Metode: Temukan perkalian dari selisih panjang tongkat dan lebar pintu
serta selisih panjang tongkat dan tinggi pintu. Gandakan hasil kalinya.
Lebar pintu akan sama dengan akar kuadrat dari hasil kali yang baru ini
ditambah 2 ch'ih. Tinggi pintu akan memenuhi akar kuadrat dari
perkalian ditambah 4 ch’ih.
Penjelasan: Tinggi pintu adalah gu, lebar sebagai gou, dan xien sebagai
diagonal. Selisih xien dan gu adalah 2 ch'ih dan selisih xien dan gou
adalah 4 ch'ih. Hasil kali dari selisih keduanya adalah sama dengan hasil
kali dari xien dan xien dikurangi hasil kali gu dan xien dan gou dan xien
ditambah hasil kali gu dan gou. Gandakan hasil kali dari selisih akan
sama dengan jumlah xien kuadrat, gou kuadrat, gu kuadrat, dan dua kali
hasil kali gu dan gou dikurangi dua kali hasil kali gou dan xien dan gu
27
dan xien, yang sama dengan kuadrat dari jumlah gu dan gou dikurangi
xien. Jadi akar kuadrat dari dua kali hasil kali dari selisih akan sama
dengan jumlah gou dan gu dikurangi xien. Jika kita menambahkan 2 ch'ih
ke hasil ini, kita mendapatkan lebar pintu. Demikian pula, jika kita
menambahkan 4 ch'ih ke hasil ini, kita mendapatkan tinggi pintu.
𝑥 𝑥−2
(xien) (gu)
𝑥−4
(gou)
Gambar 1.8b
𝑥 2 = (𝑥 − 2)2 + (𝑥 − 4)2
𝑥 2 = 2𝑥 2 − 12𝑥 + 20
Atau
𝑥 2 − 12𝑥 + 20 = 0
(𝑥 − 2)(𝑥 − 10) = 0
Jadi
𝑥 = 2 atau 𝑥 = 10
28
Gu
A B L
Xien − gou
D C J
Gou + gu − xien
Gou
K E F
Xien − gu
M H G
Xien − gu Xien − gu
Gu + gou − xien
Gambar 1.8c
29
̅̅̅̅
𝐵𝐿 = (gou + gu − xien) + (xien − gou) = gu
Gambar 1.9a
Penjelasan: Misal 3 ch'ih menjadi gou, bagian tegak dari bambu menjadi
gu, dan bagian miring menjadi xien. Kuadrat dari 3 ch'ih sama dengan
30
selisih kuadrat xien dan gu. Jumlah dari xien dan gu adalah 10 ch'ih.
Selisih xien dan gu diberikan oleh hasil bagi 9 dan 10.
10 − 𝑥
𝑥 (xien)
(gu)
3
(gou)
Gambar 1.9b
31
[soal no. 14, Gou Gu, Nine Chapter]
Diberikan: Dua pria mulai dari titik yang sama mulai berjalan ke arah
yang berbeda. Tingkat perjalanan mereka dalam rasio 7:3. Pria yang
lebih lambat berjalan ke arah timur, rekannya yang lebih cepat berjalan
ke selatan 10 pu dan kemudian berbalik ke arah timur laur dan berlanjut
sampai keduanya bertemu. Berapa pu masing-masing pria berjalan?
1 1
Jawab: Pejalan cepat 24 pu dan pejalan lambat 10 pu
2 2
[10 × 29] ÷ 20
10(3 × 7) ÷ 20
Penjelasan: Pejalan yang lebih cepat (7) dapat mewakili jumlah gou dan
xien dan pejalan yang lebih lambat (3) mewakili gu. Misalkan gou sama
dengan 𝑥 dan xien sama dengan 7 − 𝑥, hal ini diilustrasikan pada gambar
1.10a,
32
Pejalan lambat
3
(gu)
𝑥
7−𝑥
(gou)
(xien)
Pejalan cepat
Gambar 1.10a
Karena luas persegi FGKM =(xien)2 dan luas perjegi EBJM = (gou)2.
Luas persegi panjang EFGH sama dengan luas persegi panjang JKLC,
oleh karena itu dapat dilihat bahwa
33
= (2 xien) (gou + xien)
2 xien
F G
A E B H
K
M J
Gou + xien
N L
D C
Xien -gou
Gambar 1.10b
1 1
Total jarak yang ditempuh oleh pejalan cepat = 10 + 14 2 = 24 2j pu
35
[soal no. 15, Gou Gu, Nine Chapter]
H J K
L M
N O
S
Gambar 1.11a
Metode: Sisi persegi akan diperoleh dari hasil kali 5 dan 12 dibagi
jumlah 5 dan 12.
36
Komentar: Penjelasan sebelumnya tidak memberikan bukti rumus yang
diberikan tetapi menunjukkan bahwa itu bekerja dalam contoh khusus.
Persegi panjang ACKH mewakili hasil kali gou dan gu. Daerahnya
didistribusikan kembali untuk membentuk persegi panjang ANOP yang
mewakili area (gu + gou) x S. Karena panjang (gu + gou) diketahui,
panjang S yang diinginkan untuk sisi persegi dapat ditemukan dengan
manipulasi. Rumus tersebut muncul dari menurunkan menggunakan
metode perbandingan yang digunakan orang Cina
Jika kita memberi label pada sudut yang terkandung antara xien dan gou
dari segitiga besar pada gambar 1.11b. “𝜃", maka hasil bagi gu/gou yang
diberikan oleh penulis akan menjadi tan 𝜃. Dengan demikian dalam
metode penyelesaian mereka menggunakan perbandingan,
matematikawan Han sering menggunakan penggunaan fungsi tangen
dasar. Metode penyelesaian ini sangat umum pada saat itu sehingga
diberikan nama khusus, ch’ung-ch’a. Metode penyelesaian ch’ung-ch’a
akan digunakan dalam beberapa masalah berikut.
gu gu-S
=
gou S
gu (S) (gu) = gou (gu − S)
(S) (gu + gou)= gou × gu
gou × gu
S=
gu + gou
S
𝜃
S
gou
Gambar 1.11b
37
[soal no. 16, Gou Gu, Nine Chapter]
A H B
8
gu F
E J
O
D
C
G 6
gou
Gambar 1.12a
Metode: Temukan panjang xien dari gou dan gu. Diameternya akan
menjadi hasil dari 2 kali hasil kali gou dan gu dibagi jumlah gou, gu, dan
xien.
1
Penjelasan: Luas segitiga ACD = 2 (gou) (gu) yang sama dengan
jumlah luas dari segitiga berikut AFO, AOE, FCO, CGO dan EOGD
persegi panjang. Kemudian
38
Diganti
Atau
2 (gou) (gu)
diameter =
gou + gu + xien
jari-jari (gu + gou + xien) = 2 (luas AHOE) + 2 (luas OJCG) + 2(luas FOGD)
= (gou) (gu)
Yang Hui dalam komentar abad ke-13 (23) menyediakan formula yang
jauh lebih sederhana untuk menemukan diameter yang diperlukan:
39
diameter = (gou + gu) – xien
Xien − gu
Xien − gou
Gu
Gou
Gambar 1.12b
40
(Gou + gu) − xien
Xien − gou
Gu
Xien − gu
Xien
Gambar 1.12c
Jadi
41
diameter = (gou + gu) – xien
42
200 pu
15 pu
200 pu A B
100 pu
E
C
𝑥
D
Gambar 1.13
43
7 li
15 li
9 li
4.5 li
Gambar 1.14
15 4.5
=
3.5 𝑥
(4.5)(3.5)
𝑥=
15
Kota
Gambar 1.15a
44
Diberikan: Sebuah kota dengan dinding berbentuk persegi dengan
ukuran yang tidak diketahui. Ada gerbang di tengah setiap sisi.
Diketahui bahwa ada pohon dengan jarak 30 pu dari gerbang utara, dan
dari gerbang barat pohon ini berjarak 750 pu. Berpa ukuran kota?
(Gambar. 1.15a)
Metode: Didapatkan dari hasil kali 750 dan 30. Ukuran kota akan sama
dengan akar kuadrat dari hasil kali 4, 750, dan 30.
45
𝑥 30 pu
2𝑥
750 pu
2𝑥
Gambar 1.15b
Kota
Gambar 1.16a
Penjelasan: Misalkan jarak yang dilalui ke barat sebagai gu, dari pohon
ke selatan gerbang selatan, 14 pu sebagai gou. Rasio gou dan gu adalah
20 pu (jarak gerbang utara dengan pohon) dan setengah dari lebar kota;
oleh karena itu hasil kali 20 dan 1775 sama dengan hasil kali setengah
lebar kota dan jumlah dari 20, 14, dan lebar kota
47
A
20 pu
C
B
Gou
𝑥
14 pu
E
1775 D
Gambar 1.16b
48
Luas total
Lebar 71000
kota
20 +14 = 34
Lebar
kota
Gambar 1.16c
Kota
Gambar 1.17a
49
Metode: Temukan kuadrat dari 5, temukan kuadrat dari 3, jumlahkan
keduanya dan bagi dua. Ini akan memberitahu Anda kecepatan yang
digunakan di rute timur laut. Kurangi kecepatan yang ke timur laut
dengan 5 kuadrat. Hasilnya memberitahu kecepatan untuk yang berjalan
ke selatan. Dapatkan hasil kali 3 dan 5, yang memberitahu kecepatan
untuk yang berjalan ke timur. Hitung hasil kali setengah dari lebar kota
(5 li) dan kecepatan berjalan ke selatan. Bagilah hasil ini dengan
kecepatan ke timur dan Anda akan mendapatkan jumlah pu yang
berjalanan ke selatan. Jumlah setengah lebar kota dan hasil di atas akan
memberikan total jarak yang ditempuh ke selatan. Untuk menemukan
jarak ke timur laut dapatkan hasil kali kecepatan ke timur laut dan jarak
ke selatan; untuk menemukan jarak yang ditempuh ke arah timur,
dapatkan hasil kali dari kecepatan ke timur dan jarak ke selatan; bagilah
setiap hasil kali dengan kecepatan ke selatan, dan Anda akan
mendapatkan masing-masing jarak berjalan ke timur laut dan timur.
50
10 li 10 li =3000 pu
5 li
A B
F
C
E
Gambar 1.17b
Pada gambar 1.17b, kita berharap untuk menemukan jara 𝑑(AB), 𝑑(AE),
dan 𝑑(EB). Berdasarkan fakta bahwa segitiga BAE dan CFE serupa
(sebangun), kita dapat menggunakan perbandingan
𝑑(𝐸𝐵) 𝑑(𝐴𝐵) 𝑑(𝐴𝐸)
= =
17 15 8
𝑑(𝐴𝐸) = 𝑑(𝐴𝐹) + 𝑑(𝐹𝐸)
3000
𝑑(𝐹𝐸)
= 2
8 15
(8) (1500)
𝑑(𝐹𝐸) = = 800 𝑝𝑢
15
𝑑(𝐴𝐸) = 1500 𝑝𝑢 + 800 𝑝𝑢 = 2500 𝑝𝑢
Lalu
𝑑(𝐸𝐵) 2300
=
17 8
1
𝑑(𝐸𝐵) = 4887 𝑝𝑢
2
Dan
51
𝑑(𝐴𝐵) 2300
=
15 8
1
𝑑(𝐴𝐵) = 4312 𝑝𝑢
2
[soal no. 22, Gou Gu, Nine Chapter]
2
3
1 4
Gambar 1.18a
Diberikan: Sebatang pohon terletak pada jarak yang tidak diketahui dari
suatu titik. Tiga titik tambahan dibuat di atas tanah. Satu titik adalah
collinear (dalam satu garis) dengan pohon dan titik pertama. Dua titik
yang tersisa terletak di sebelah kanan garis yang dibentuk oleh pohon
dan dua titik tadi. Jarak antara setiap titik adalah 10 ch'ih. Pohon diamati
dari titik belakang kanan dan garis pandang melewati titik kanan depan
pada jarak 3 ts'un. Berapa jarak ke pohon? (Gambar 1.18a)
1
Jawab: 333 ch'ih 33 ts'un
Metode: Temukan kuadrat dari 10 ch'ih dan bagi hasil ini dengan 3 ts'un.
1
Hasil bagi adalah 333 ch'ih 33 ts'un.
52
Penjelasan: Anggap 3 ts'un sebagai perbandingan gou dan jarak antara
dua titik yang tepat menjadi perbandingan gu, yang diketahui sama
dengan 10 ts'un. Sekarang gou yang diberikan adalah jarak antara titik
kanan dan kiri. Masalahnya adalah menemukan gu baru sehubungan
dengan gou yang diketahui.
10 ch’ih
10 ch’ih
(gu)
𝑥
3 ts’un
(gu*)
Gambar 1.18b
53
Gambar 1.19a
Metode: Pertama kurangkan tinggi pohon tinggi dengan tinggi orang itu.
Kalikan selisih ini dengan 56 ch'ih dan bagi dengan 3; tambah hasilnya
dengan 7 ch'ih dan akan diperoleh jawaban yang diinginkan.
54
𝑥*
𝑥
95 ch’ih
7 ch’ih
53 li 3 li
Gambar 1.19b
55
BAB II
Anekdot
Sebagai contoh ada kisah tentang kontes matematika di Italia abad ke-15
selama periode penemuan metode solusi untuk persamaan kubik. Kisah
tentang Archimedes melompat keluar dari bak mandi dan berlari melalui
jalan Syracuse dan berteriak "Eureka" setelah penemuan hukum
hidrostatik. Dan ada Wiles yang menghabiskan pencarian selama tujuh
tahun di loteng untuk menemukan bukti dari Teorema Terakhir Fermat
dan mungkin masih banyak kisah-kisah dari tokoh atau kejadian di masa
lalu yang dapat disampaikan sebagai anekdot untuk memberi motivasi
siswa tentang materi yang akan mereka pelajari.
56
Broad Outline
Content
Untuk pendekatan yang keempat ini, kita perlu melakukan kajian sejarah
suatu konsep, mencari beberapa catatan sejarah dan penemuan-
penemuan yang saling berhubungan dan mempengaruhi perkembangan
dari konsep tersebut. Sebagai salah satu contoh, adalah konsep
Trigonometri. Dalam pembelajaran trigonometri, biasanya seorang guru
mulai dengan menunjukkan definisi sinus dan cosinus, menghitung nilai-
nilai ini untuk 30◦, 45◦, dan 60◦ melalui beberapa sifat geometri dasar,
kemudian memberitahu siswa untuk menggunakan kalkulator mereka
jika mereka ingin menghitung sinus dari 37◦ atau bukan sudut istimewa.
rumus jumlah dan perbedaan atau rumus setengah sudut berada dibahas
kemudian (pada kurikulum saat ini diajarkan pada jenjang kelas yang
berbeda). Hal tersebut membuat beberapa sub bagian dalam trigonometri
tidak terhubung atau terpisah sehingga memiliki potensi dan dampak
trigonometri menjadi kurang bermakna bagi siswa.
58
Deveopment of mathematical ideas yang dirumuskan oleh Siu di atas
sebenarnya sejalan dengan pendekatan yang dirumuskan oleh Jankvist,
yang penjelasannya telah dibahas di bab I, yaitu:
59
The hypothetical learning trajectory is made up of three
components: the learning goal which defines the direction, the
learning activities, and the hypothetical learning process –a
prediction of how the students’ thinking, and understanding
will evolve in the context of the learning activities. (Simon,
1995)
Berdasarkan pernyataan di atas, disimpulkan bahwa HLT terdiri atas
tujuan pembelajaran, rencana aktivitas pembelajaran, dan hipotesis
proses berlangsungnya pembelajaran dimana guru dan peneliti dapat
mengantisipasi perkembangan matematika secara kolektif dan
bagaimana perkembangan pemahaman siswa karena kegiatan
pembelajaran di kelas berdasarkan desain pembelajaran yang telah
dirancang. Komponen HLT tersebut dapat dituangkan dalam bentuk
perangkat pembelajaran semisal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Lembar Evaluasi atau bentuk
lain.
60
Availability
of means
Aims
Context
61
Knowing the source
OUTPUT
Singling out the topics
suitable to class
Preparing for
Experiment and
Analyzing the need of
the class HLT Preliminary
Design
Planning the classroom
activity
Hypothesis
testing
Teaching Experiment
Learning Trajectory
62
Oleh karena itu, dalam merancang desain pembeleajaran berbasis sejarah
matematika, kita dapat membuat Hypothetical Learning Trajectory
(HLT) dimana dimensi cakupan dari HLT secara umum adalah:
a) Tujuan Pembelajaran
b) Rencana Aktivitas Pembelajaran
c) Konjektur Pemikiran Siswa atau hipotesis proses
berlangsungnya pembelajaran
66
BAB III
Jiuzhang Suanshu terdiri dari sembilan bagian atau bab yang berbeda:
tiga bab melibatkan survei dan formula teknik, tiga bab dikhususkan
untuk masalah perpajakan dan administrasi birokrasi, dan tiga bab yang
lain untuk teknik komputasi tertentu. Dalam Jiuzhang, masalah disajikan
berserta dengan Teknik untuk mendapatkan solusinya. Karena pada masa
tersebut penulis awal tidak memiliki sistem notasi aljabar seperti yang
kita kenal saat ini, semua eksposisi dalam bentuk kalimat, sering
membingungkan pembaca. Oleh karena itu penjelasan solusi kedalam
bentuk aljabar yang dikenal saat ini diperlukan untuk memberikan
pemahaman kepada pembaca.
Pada Jiuzhang Suanshu di bab ke-9 (yang dikenal juga sebagai bab Gou
Gu) terdapat dua puluh empat (24) problem solving yang terkait dengan
segitiga siku-siku, dimana tiga pertama merupakan metode yang
digunakan untuk penyelesaian masalah. Permasalahan tersebut beberapa
terkait survei yang akurat atas tanah pertanian di China kuno, dimana
menuntut pemahaman dan penerapan Teorema "Pythagoras", misalnya
untuk menentukan tinggi dari sebuah bukit, kedalaman lembah, atau
lebar dari sebuah wilayah tertentu. Isi dari Jiuzhang menjadi bukti
kemampuan serta wawasan matematika dan komputasi yang pada era
Cina kuno. 246 masalah yang terdapat dalam membuat Jiuzhang
menjadi karya kuno yang lebih kaya daripada teks-teks kuno pada era
Mesir atau Babilonia kuno.
Dalam bab kesembilan, yang juga dikenal sebagai bab Gou Gu, terdiri
dari dua puluh empat pemecahan masalah tentang sifat segitiga siku-
67
siku. Liu Hui (matematikawan China pada sekitar abad ke-3)
memberikan penjelasan dan solusi tentang masalah yang terdapat dalam
Gou Gu dengan pendekatan geometris menjadi bukti bahwa china kuno
telah mengenal teorema Pythagoras. Berikut adalah interpretasi
geometris dari argument dan penjelasan Liu yang merupakan bukti
teorema Pythagoras.
dalam bab Gu Gu, sisi terpendek segitiga yang berdekatan dengan sudut
siku-siku dikenal sebagai Gou. sisi yang lebih panjang yang berdekatan
dengan sudut siku-siku adalah Gu. Sisi yang berseberangan dengan sudut
siku-siku adalah Xien. Xien lebih panjang dari Gu, dan Gu lebih panjang
dari Gou.
68
Aturan dasar dari Gou Gu, yang terdapat dalam permasalahan pertama
di bab kesembilan adalah:
Add the square of Gou and Gu. The square root of the sum is equal to
Xien.
Gambar 3.2. Hubungan antara Gou, Gu dan Xien dalam Segitiga Siku-
siku
Masalah yang dapat kita ambil dari Gou Gu yang pertama adalah
masalah ke-5, yaitu masalah tentang Panjang dari tanaman anggur.
70
Sumber Gambar: Swetz (1977)
71
Gambar 3.3. Penyelesaian permasalahan dengan cara Diagram
Dimisalkan Panjang bambu adalah adalah Xien dan kedalaman kolam
adalah Gu. Sedangkan lebar setengah kolam merupakan Gou yang
memiliki Panjang 5 Chi. Karena jumlah luas persegi Gou dan persegi Gu
dari segitiga sama dengan persegi Xien, dengan menempatkan Gu di
Xien, kita tahu bahwa sisa luas (luasan daerah dengan bentuk L atau
gnomon, lihat Gambar) adalah 25 chi-kuadrat. Kemudian dengan
membentuk kembali gnomon menjadi persegi panjang, dengan panjang
= 25 kaki dan lebar = 1 kaki), akan dengan mudah diperoleh bahwa
panjang Gu adalah 12 kaki (lihat gambar). Oleh karena itu, akan mudah
untuk menentukan nilai Xien adalah 13 Chi.
72
Dengan menggunakan dua permasalahan yang bersumber dari sejarah
matematika tersebut, dapat disusun rancangan desain pembelajaran
matematika pada materi Pythagoras (dalam bentuk HLT) dengan
pendekatan sejarah matematika. Berikut ini kami sajikan contoh bentuk
HLT pembelajaran Pythagoras yang mengintegrasikan sejarah
Matematika, khususnya yang bersumber dari permasalahan pada Nine
Chapter.
1. Aktivitas 1
Deskripsi:
a. mengenalkan aturan segitiga Pythagoras china pada Gou Gu
berdasarkan cara Liu Hui
b. Membuktikan dalil Pythagoras dengan aktivitas
menunjukkan bahwa luas persegi Xien sama dengan jumlah
Luas persegi Gou dan Gu.
c. Melalui konsep Gou, Gu, dan Xien ini, diharapkan siswa
juga memahami sifat sisi dari segitiga siku-siku, sehingga
tidak akan tertukar dalam menerapkan konsep Pythagoras
yang biasanya sebagian siswa tertukar dalam memahami sisi
miring dengan berbagai bentuk posisi segitiga.
d. Estimasi total waktu yang diperlukan dalam aktivitas ini
adalah 45 menit.
Starting point:
Pengetauan sifat dan luas dari segitiga, persegi dan persegipanjang
Tujuan:
-Mengenalkan Sejarah Pythagoras di Cina
-Membangun konsep yang berlaku pada segitiga siku-siku bahwa
Xien2=Gu2+Gou2 melalui geometric/ visual/ diagrammatic reasoning
- Membangun konsep bahwa aturan tersebut hanya berlaku untuk
segitiga siku-siku saja.
73
Konjektur Pemikiran siswa:
T.1.1.a. Siswa mampu membuktikan bahwa luas persegi Gou dan persegi
ku sama dengan persegi Xien dengan tanpa memotong persegi Gu.
T.1.1.b. Siswa mampu membuktikan bahwa luas persegi Gou dan persegi
ku sama dengan persegi Xien dengan tanpa memotong persegi Gou.
74
2. Aktivitas II
Deskripsi:
Menyelesaikan permasalahan segitiga siku-siku “tingkat I” yang terdapat
pada Nine Chapter berdasarkan pemahaman yang telah dibangun pada
aktivitas I
Starting point:
Pengetahuan tentang aturan Pythagoras China secara geometris
Tujuan:
a. Siswa mampu menyelesaikan permasalahan kontekstual
(dalam hal ini yang bersumber dari soal sejarah) yang
melibatkan Pythagoras baik secara aljabar atau geometris/
visual
b. Membangun kemampuan literasi siswa bagaimana dapat
memodelkan permasalahan kontekstual menjadi bentuk
matematika (process category: Formulate)
Konjektur pemikiran siswa:
T.2.1a. Siswa menyelesaikan permasalahan pada aktivitas II secara
aljabar.
T.2.1b. Siswa menyelesaikan permasalahan pada aktivitas II secara
geometris (dengan menggunakan visual reasoning).
T.2.2a. Siswa menyelesaikan permasalahan pada aktivitas II secara
aljabar.
T.2.2b. Siswa menyelesaikan permasalahan pada aktivitas II secara
geometris (dengan menggunakan visual reasoning)
3. Aktivitas III:
Deskripsi:
Memberikan siswa konflik kognitif dalammenyelesaikan permasalahan
segitiga siku-siku “tingkat II” yang terdapat pada Nine Chapter
berdasarkan pemahaman yang telah dibangun pada aktivitas I dan
aktivitas II, namun permasalahan ini siswa tidak bisa menyelesaikan
secara aljabar sebelum mengenal identitas (𝑎 + 𝑏)2 = 𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏 2 .
75
Starting point:
Pengetahuan tentang aturan Pythagoras China secara geometris
(diagrammatic reasoning)
Tujuan:
a. Siswa mampu menyelesaikan permasalahan kontekstual
(dalam hal ini yang bersumber dari soal sejarah) yang
melibatkan Pythagoras secara geometris/ visual.
(membangun diagrammatic reasoning)
b. Membangun kemampuan literasi siswa
Konjektur pemikiran siswa:
T.3.1a. Siswa menghadapi konflik kognitif saat mencoba menyelesaikan
permasalahan secara aljabar sehingga beralih ke metode geometris.
T.3.1b. Siswa menyelesaikan permasalahan pada aktivitas II secara
geometris (dengan menggunakan visual reasoning)
T.3.2a. Siswa menghadapi konflik kognitif saat mencoba menyelesaikan
permasalahan secara aljabar sehingga beralih ke metode geometris.
T.3.2b. Siswa menyelesaikan permasalahan pada aktivitas II secara
geometris (dengan menggunakan visual reasoning)
4. Aktivitas IV
Deskripsi:
menyusun pasangan persegi menjadi segitiga (untuk mengetahi bahwa
hanya tertentu saja yang menjadi sudut siku-siku dan mengetahui
berbagai pasangan sisi segitiga siku-siku atau tripel Pythagoras.
Tujuan:
Memperoleh pengetahuan variasi bilangan triple Pythagoras dan
bagaimana cara mendapatkannya
Konjektur pemikiran siwa:
T.4.1. Siswa mampu menyusun pasangan persegi sehingga didapatkan
bilangan triple Pythagoras (3, 4, 5), (5, 12, 13), (8, 15, 17) dll
secara lebih ringkas lagi, HLT (khususnya urutan lintasan belajar) dapat
digambarkan seperti pada gambar berikut ini.
76
Aktivitas pembelajaran secara ringkas dapat ditunjukkan oleh
gambar bagan di bawah.
77
Desain pembelajaran di atas dapat juga dituangkan dalam bentuk lembar
Kerja Siswa (LKS) dimana terdapat penugasan secara terstruktur.
78
79
80
81
82
83
84
85
BAB IV
Merzbach & Boyer (2011) juga menjelaskan bahwa Hisob al-jabr wa’l
muqabalah telah diterjemahkan versi latin dan dibagi menjadi 6 bab
singkat. Bab IV, V dan VI marupakan bab yang secara khusus membahas
tentang masalah penyelesaian persamaan kuadrat yang dibagi dalam 3
bentuk berbeda. Al-Khawarizmi dalam penjelasannya mengenai solusi
dari permasalahan persamaan kuadrat juga tidak hanya menjelaskan dari
aspek aritmatik. Dalam konteks ini, pembuktian dari solusi suatu
persamaan kuadrat juga dilakukan secara geometris.
87
Gambar 4.2. Interpretasi Geometris Al-Khawarizmi Permasalahan bab V
88
Gambar 4.3 Interpretasi geometris al-Khawarizmi pada pembuktian bab
V
89
1600 B.C.) telah mengenal dan mampu memecahkan persamaan kuadrat
(walau masih terbatas). Metode yang digunakan para matematikawan
Babilonia pada waktu itu berupa metode geometri sederhana dan mereka
gunakan untuk menyelesaikan permasalahan aljabar yang juga mirip
dengan metode yang digunakan oleh al-Khawarizmi yang telah dibahas
sebelumnya. Metode ini dikenalkan oleh J. Hǿyrup dengan nama Naïve
geometry.
90
“The surface and my confrontation (the square-line) I have accumulated
45’, 1 the wāsitum” (Hǿyrup, 1990).
Atau apabila kita menggunakan simbol aljabar yang kita kenal sekarang
dapat diinterpretasikan seperti berikut.
1
𝑥2 + 𝑥 = 4
“You pose. The moiety of 1 you break, 30’ and 30’ you make span,
15’ to 45’ you append: 1 makes 1 equaliteral. 30 which you have made span
In the inside of 1 you tear out: 30’ the confrontation.” (Hǿyrup, 1990)
1 3 1
Keterangan: 30′ = 2 , 45′ = 4 , 15′ = 4
“1 the projection you put down. The half of 1 you break, 1/2 and 1/2 'You
make span (a rectangle, here a square), 1/4 to 3/4 you append: 1, make
1 equilateral. 1/2 which you made span you tear out inside 1: 1/2 the
square-line.”
Permasalahan dan langkah penyelesaian yang ditulis oleh
matematikawan Babilonia di atas akan terlihat lebih sederhana apabila
diinterpretasikan ke dalam simbol aljabar seperti berikut.
91
1) The surface and my 𝟑
𝒙𝟐 + 𝒙 =
confrontation (the square-line) 𝟒
𝟑
I have accumulated
𝟒
2) The half of 1 you break, 1/2 1 1
∙1=
and 1/2 'You make span (a 2 2
rectangle, here a square) 1 2 1
( ) =
2 4
92
Gambar 4.5a. Persegi Gambar 4.5b. Sisi Persegi
93
persegipanjang dibagi menjadi dua bagian dan menempatkan setengah
bagiannya pada salah satu sisi persegi sehingga dapat dibentuk peresgi
baru yang lebih besar (lihat gambar 2.8.3). Persegi baru memiliki luas 1
satuan luas dan diperoleh panjang sisinya adalah 1 satuan. Sehingga
1
diperoleh sisi dari persegi yang ditanyakan adalah 2 satuan.
Pada BM 13901 juga terdapat masalah lain yang sedikit berbeda dengan
sebelumnya. berikut adalah terjemahan dari permasalahan kedua yang
terdapat dalam prasati (Hǿyrup,1990).
94
Pernyataan Interpretasi Geometris Simbol Aljabar
My confrontation 𝑥 2 − 𝑥 = 870
inside of the
surface I have
torn out: 𝟏𝟒`𝟑𝟎°
(𝟖𝟕𝟎). 1 the
wasitum;
𝟏
𝟏𝟓’ ( ) to 𝟏𝟒`𝟑𝟎° 1 1
𝟒 𝑥2 − 2 ∙ ∙ 𝑥 +
(𝟖𝟕𝟎) you 2 4
1
append: = 870
𝟏𝟒`𝟑𝟎°𝟏𝟓′ 4
𝟏
(𝟖𝟕𝟎 )makes 1 1
𝟒 𝑥− = √870
𝟐𝟗°𝟑𝟎′ 2 4
equilateral 1
= 29
2
𝟏
𝟑𝟎′ ( ) which you 1 1
𝟐 𝑥− = 29
have made span to 2 2
𝟏 𝑥 = 30
𝟐𝟗°𝟑𝟎′ (𝟐𝟗 ) you
𝟐
append; 30 the
confrontation.
95
Hampir sama dengan pnyelesaian pada BM 13901 No.1, Ide dasar dari
metode yang digunakan oleh matematikawan Babilonia pada masalah
yang terdapat pada BM 13901 No.2 tersebut adalah dengan
melengkapkan kuadrat sempurna (menyempurnakan bentuk persegi).
Interpretasi secara geometris juga membuat permasalahan tersebut
menjadi lebih mudah dipahami. Matematikawan pada masa itu memang
belum mengenal simbol aljabar, akan tetapi berdasarkan interpretasi
secara geometris dan aljabar yang disajikan di atas, dapat dikatakan
mereka telah mengenal persamaan kuadrat dan bagimana mencari
solusinya, walaupun penggunaannya masih terbatas untuk bentuk
persamaan kuadrat bentuk tertentu dan solusi bilangan positif saja.
96
Gambar 4.8. Metode Geometris pada pemecahan masalah problem 27
Book 1 Arithmetica
a. Starting Point
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan utama dari aktivitas pertama ini adalah siswa mengenal dan
mampu melakukan manipulasi geometris (dengan metode naïve
geometry) untuk memecahkan masalah mencari ukuran persegigipanjang
jika luas dan kelilingnya diberikan. Selain itu, aktivitas ini juga bertujuan
agar siswa mampu memahami dan mengeksplorasi permasalahan
tersebut dengan cara mereka sendiri.
101
Gambar 4.2. Konjektur Pemikiran Siswa Masalah kegiatan 3
a. Starting point
b. Tujuan pembelajaran
104
3. Menemukan Hubungan antara proses Manipulasi geometri dan
simbol umum aljabar dan Mengkontruksi rumus persamaan
kuadrat (Aktivitas III)
a. Starting Point
b. Tujuan Pembelajaran
105
Permasalahan yang diberikan adalah pengajuan masalah. Dalam
pengajuan masalah ini siswa diminta untuk membuat soal yang serupa
dengan masalah sebelumnya tetapi dengan ukuran yang berbeda.
Tujuannya adalah agar siswa lebih memahami neive geometri dan
langkah-langkahnya lebih mendalam melalui pengajuan masalah dan
penyelesaiannya. Permasalahan yang diberikan terinspirasi dari masalah
yang terdapat pada Prasasti Babilonia BM 13901 No.1 (Hǿyrup, 1990).
Berikut adalah masalah yang diberikan.
106
1. Sebuah persegipanjang yang lebarnya 𝑏 dan panjangnya x, apabila dihimpitkan
dengan persegi yang sisinya x maka luas gabungannya menjadi 𝑐 satuan luas.
Tentukan
a. Bentuk aljabar permasalahan tersebut!
b. nilai x (nyatakan dalam b dan c)!
𝑏
𝑥
1. Berdasarkan jawaban kalian pada permasalahan no.1, jika bentuk aljabar dari
suatu permasalahan berbentuk 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0, tentukan nilai 𝑥 (nyatakan
dalam a, b dan c)
107
kesulitan. Dalam menjawab permasalahan pertama, jawaban yang
diharapkan muncul dari siswa adalah sebagai berikut.
𝑥 2 + 𝑏𝑥 = 𝑐
1 2 1
(𝑥 + 𝑏) = 𝑐 + 𝑏 2
2 4
1 1
𝑥 + 𝑏 = √𝑐 + 𝑏 2
2 4
1 2 1
𝑥 = √𝑐 + 𝑏 − 𝑏
4 2
108
1 2 1
𝑥 = √𝑐 + 𝑏 − 𝑏
4 2
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0
𝑏 𝑐
𝑥2 + 𝑥 + = 0
𝑎 𝑎
𝑏 𝑐
Sehingga dengan mengganti nilai 𝑏 dengan dan 𝑐 dengan − dengan
𝑎 𝑎
bimbingan guru siswa di arahkan untuk menemukan solusi dari bentuk
umum 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 adalah:
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥12 =
2𝑎
109
Lintasan belajar secara ringkas dan kerangka desain aktivitas dapat
ditunjukkan oleh gambar di bawah.
110
Desain pembelajaran di atas dapat juga dituangkan dalam bentuk lembar
Kerja Siswa (LKS) dimana terdapat penugasan secara terstruktur.
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
Daftar Pustaka
123