Panduan Diskusi Kasus MPI PJJ - FINALdocx
Panduan Diskusi Kasus MPI PJJ - FINALdocx
Panduan Diskusi Kasus MPI PJJ - FINALdocx
Fasilitator
1. Diskusi akan dilaksanakan secara daring dengan menggunakan akun Zoom dari pengelola
modul dengan waktu antara pukul 08.00-16.00 WIB. Lama setiap diskusi adalah 3 jam.
Fasilitator dan mahasiswa bebas untuk menentukan waktu diskusi di hari yang telah
ditentukan oleh pengelola modul sesuai jadwal rotasi. Bila diskusi dilaksanakan di luar waktu
yang telah ditentukan, diskusi daring tidak dapat menggunakan akun Zoom pengelola dan
mohon untuk dapat menggunakan media lain bukan milik modul pre-internship.
2. Fasilitator dan mahasiswa disarankan membuka komunikasi dalam grup untuk kemudahan
komunikasi di luar waktu diskusi yang ditentukan; dapat menggunakan media lain seperti
WhatsApp Group, Chat EMAS dan lainnya, sesuai kesepakatan fasilitator dan kelompok.
3. Mengunduh kasus pemicu dari EMAS
4. Kasus terdiri dari 8 buah kasus yaitu:
a. Kasus anak setting emergensi (kejang demam)
b. Kasus anak setting rawat jalan (infeksi saluran napas dan pencernaan)
c. Kasus remaja setting emergensi (asma akut)
d. Kasus remaja setting rawat jalan (hepatitis)
e. Kasus dewasa setting emergensi (kecelakaan kerja)
f. Kasus dewasa setting rawat jalan (obesitas)
g. Kasus lansia setting emergensi (kolik abdomen)
h. Kasus lansia setting rawat jalan (hipertensi dan diabetes melitus)
5. Setiap kasus diselesaikan diskusinya dalam 1 kali diskusi. Ruang lingkup bahasan diskusi
antara lain pengelolaan holistic, komprehensif, terintegrasi, bersinambung antar tingkat
pelayanan, konsultasi dan rujukan, berorientasi individu, keluarga, dan komunitas pada kasus
akut maupun kronik. Daftar pertanyaan terlampir.
6. Mengisi borang penilaian mahasiswa selama diskusi dalam bentuk Goggle Form yang akan
dibagikan oleh pengelola modul
7. Memastikan seluruh mahasiswa dalam kelompok hadir dan aktif berdiskusi
8. Selama diskusi, tutor dapat menggunakan berbagai aplikasi interaktif untuk menunjang
terciptanya suasana diskusi aktif dan menarik (misal menggunakan wheelofnames.com untuk
mengundi mahasiswa yang mempresentasikan tugasnya (maksimal 3 orang mahasiswa
presentasi tugas mandiri per diskusi).
9. Membuat dokumentasi diskusi kelompok berupa gambar tangkapan layar (screen shoot) dan
mengirimkannya kepada pengelola modul.
10. Tutor dan mahasiswa mengisi daftar hadir di tautan google form yang diberikan di chatbox
zoom atau melalui media komunikasi lain
11. Tutor akan melakukan penilaian diskusi secara online di link berikut :
...................................... segera setelah diskusi selesai (tidak dapat dirapel). Link penilaian
diskusi akan disampaikan tim sekretariat modul kepada masing-masing home tutor saat diskusi
melalui chat box zoom
12. Memberikan penilaian terhadap tugas individu mahasiswa yang telah diunggah di EMAS (8
kasus per mahasiswa)
13. Apabila ada pertanyan yang tidak bisa dijawab di forum diskusi zoom, mahasiswa dapat
mencatat seluruh pertanyaan, dan dimasukkan ke dalam forum diskusi yang sudah disiapkan
di EMAS. Narasumber secara berkala (asynchronous) akan menjawab seluruh pertanyaan yang
belum terjawab di sesi diskusi sebelumnya.
Mahasiswa
1. Diskusi akan dilaksanakan secara daring dengan menggunakan akun Zoom dari pengelola
modul dengan waktu antara pukul 08.00-16.00 WIB. Waktu untuk melakukan diskusi adalah
3 jam. Fasilitator dan mahasiswa bebas untuk menentukan waktu diskusi di hari yang telah
ditentukan oleh pengelola modul sesuai jadwal rotasi. Bila diskusi dilaksanakan di luar waktu
yang telah ditentukan, diskusi daring tidak dapat menggunakan akun Zoom pengelola dan
mohon untuk dapat menggunakan media lain bukan milik modul pre-internship.
2. Fasilitator dan mahasiswa disarankan membuka komunikasi dalam grup untuk kemudahan
komunikasi di luar waktu diskusi yang ditentukan; dapat menggunakan media lain seperti
WhatsApp Group, Chat EMAS dan lainnya, sesuai kesepakatan fasilitator dan kelompok.
3. Mengunduh kasus pemicu dan format laporan kasus simulasi dari EMAS.
4. Mempelajari kasus, membuat tugas mandiri dan slide PPT individu terlebih dahulu
dengan menjawab seluruh pertanyaan yang ada sebelum diskusi.
5. Melakukan diskusi PJJ kasus simulasi bersama Home Tutor 1.
6. Apabila ada pertanyan yang tidak bisa dijawab di forum diskusi zoom, mahasiswa dapat
mencatat seluruh pertanyaan, dan dimasukkan ke dalam forum diskusi yang sudah disiapkan
di EMAS. Narasumber secara berkala (asynchronous) akan menjawab seluruh pertanyaan yang
belum terjawab di sesi diskusi sebelumnya.
7. Tutor dan mahasiswa mengisi daftar hadir di tautan google form yang diberikan di chatbox
zoom atau melalui media komunikasi lain
8. Format laporan untuk kasus simulasi komprehensif (IKK Urban) terdiri dari:
a. Laporan Tugas Mandiri yang terdiri dari 13 poin pertanyaan (terlampir)
b. Satu kasus = satu laporan tugas mandiri, sehingga setiap individu mahasiswa
membuat 8 buah laporan tugas mandiri dari berbagai kasus yang berbeda
c. PPT individu untuk presentasi tugas mandiri dalam kelompok (dirandom maksimal 3
orang per diskusi).
d. Setelah berdiskusi dan mendapat masukkan dari tutor, laporan tugas mandiri setiap
kasus diunggah ke EMAS. Laporan Tugas Mandiri diunggah dalam format PDF, untuk
kemudian akan dicek similarity-nya. (batas maksimal similarity maksimal 20%).
Apabila diketahui hasil similarity > 20%, mahasiswa dianggap melakukan
plagiat dan dilaporkan ke fakultas.
e. Perhatikan batas waktu pengumpulan tugas. Tugas yang tidak dikumpulkan sampai
dengan batas waktu, nilai tugas dianggap nol
f. Batas waktu untuk mengunggah tugas akan diinformasikan oleh pengelola modul. Bila
melewati waktu yang ditentukan, maka mahasiswa tidak dapat mengunggah lagi dan
dianggap tidak mengumpulkan tugas.
Rotasi PJJ Diskusi Anak-Remaja Home Tutor 1
Diskusi Diskusi
Diskusi Diskusi
kasus kasus
kasus anak kasus anak
remaja remaja
UGD rawat jalan
UGD rawat jalan
Keluhan Utama
Kejang demam 3 jam sebelum masuk UGD.
Riwayat Imunisasi
Pasien tidak imunisasi dasar lengkap dengan alasan lupa. Imunisasi di puskesmas tetapi ibu tidak
ingat nama imunisasinya.
Riwayat Nutrisi
Pasien mendapat ASI tidak ekslusif. Ibu mengatakan tidak memberi ASI selama 6 bulan karena
tidak keluar/banyak. Saat ini pasien makan dengan menu yang sama dengan keluarga yaitu nasi,
lauk pauk, sayur dan buah.
Riwayat Perkembangan
Perkembangan tidak ada masalah sesuai dengan kriteria Denver.
Pekerjaan Ayah
Ayah pasien bekerja sebagai Pedagang Sembako di pasar dekat rumah. Jarak ke pasar 1.5 km
ditempuh dengan motor selama 10-15 menit. Ayah pasien menggunakan helm selama
mengendarai motor. Ayah pasien kerja hampir setiap hari kecuali libur hari raya. Jam kerja dari
jam 06.00-14.00 tiap harinya. Warung milik sendiri dibantu oleh karyawan 1 orang, letak warung
didalam pasar. Pasar sudah modern tetapi masih terkadang didapatkan becek dimana. Ukuran
warung 3x4 meter berdekatan dengan warung lain yang berjualan aneka pangan seperti daging,
sayur dll. Selama berjualan lebih banyak berdiri karena sekalian Menyusun dan merapihkan
barang dagangan. Dalam sehari ada keadaaan angkat angkut 15 kg sebanyak 8 kali. Sehari ayah
pasien melayani 20-40 pelanggan. Sebelum pulang biasanya ayah pasien akan ke pasar grosir
untuk memesan barang dagangan yg habis atau stok menipis. Dirumah ayah pasien lebih banyak
istirahat. Ayah pasien merokok jenis kretek satu hari 1 bungkus.
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum : lemas, tidak sesak, tidak sianosis.
Kesadaran : GCS E4M6V5
Tanda Vital
Laju nadi : 120 x/menit, teratur, isi cukup
Laju nafas : 28 x/menit, teratur, kedalaman cukup.
Suhu : 38,8 °C (aksila)
Saturasi oksigen : 95%
Status gizi : Pasien memiliki berat badan 10 kg dan tinggi 60 cm. Ayah Pasien memiliki
berat 55 kg dengan TB 170 cm dan Ibu memiliki berat badan 65 kg dengan TB 150 cm.
Status Generalis
Sistem Deskripsi
Kulit Tidak pucat,
Kepala Lingkar kepala normosefali, tidak ada deformitas
Rambut Hitam dan tidak mudah dicabut
Wajah Tidak tampak dismorfik. Tidak terdapat paresis saraf kranialis
Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, tidak terdapat injeksi
konjungtiva dan injeksi sklera. Pupil bulat isokor dengan diameter 3 mm,
refleks cahaya langsung dan tidak langsung normal, gerak bola mata baik
ke segala arah, kelopak mata cekung, air mata cukup
Hidung Tidak terdapat deviasi septum. Tidak ditemukan sekret
Mulut Mukosa bukal dan lidah normal, faring tidak hiperemis, T1/T1 tidak
hiperemis, tidak ada debritus. Tidak ada stomatitis.
Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
Thorax Bentuk dan pergerakan simetris statis dan dinamis
Pergerakan simetris, perkusi sonor, suara napas vesikular di kedua lapang
paru, terdengar ronki dan mengi
Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar murmur maupun irama
derap.
Abdomen Datar, lemas, tidak ada asites, hepar, dan limpa tidak teraba, tidak terdapat
venektasi. Tidak ada nyeri tekan abdomen. Bising usus normal
Punggung Tidak tampak deformitas.
Ekstremitas Akral teraba hangat, waktu pengisian kapiler < 2 detik. Tidak terdapat
edema tungkai.
Keluhan Utama
Buang air besar (BAB) cair sejak 2 hari sebelum datang ke PUSKESMAS.
Riwayat Nutrisi
Pasien tidak pernah mendapat ASI. Susu formula sejak lahir sampai sekarang. Ibu mengatakan
tidak memberi ASI karena tidak keluar/banyak. Anak yang pertama juga hanya mendapat ASI 1
Bulan karena alasan yang sama. Bubur susu dimulai usia 6 bulan dan makan nasi sejak usia 1
tahun. Saat ini pasien makan dengan menu yang sama dengan keluarga yaitu nasi, lauk pauk,
sayur dan buah.
Riwayat Perkembangan
Perkembangan tidak ada masalah sesuai dengan kriteria Denver.
Pekerjaan Ayah
Ayah pasien bekerja sebagai security kantor selama 8 tahun. Ayah bekerja dengan sistem shift 2
hari pagi, 2 hari siang, 2 hari malam dan 1 hari libur dengan jam kerja 8 jam perhari. Ayah pasien
berangkat menggunakan motor dengan jarak tempuh 30 menit dari rumah. Ayah pasien tidak
menggunakan helm dikarenakan menurutnya dekat. Selama bekerja Ayah pasien stand by di POS
depan kantor utk memeriksa kendaraan yang masuk. POS ukuran 3 kali 3 meter dengan toilet
luar dan kipas angin. Pintu POS selalu terbuka, didalam POS ada Radio dan Bangku. Ayah Pasien
bekerja dengan 2 temannya. Selain mengecek kendaraan yang masuk Ayah Pasien juga
berkeliling dengan jalan kaki ke sekitar kantor. Tetapi lebih banyak di dalam POS (70%). Saat
hari libur atau Raya Terkadang tetap masuk sesuai dengan jadwalmya. Ayah Pasien merokok 1
bungkus jenis rokok filter. Jika dirumah ayah pasien lebih banyak digunakan untuk Istirahat.
Status gizi : Pasien memiliki berat badan 14 kg dan tinggi 75 cm. Ayah Pasien memiliki
berat 80 kg dengan TB 165 cm dan Ibu memiliki berat badan 55 kg dengan TB 145 cm. Kakak
pasien berusia 6 Tahun belum bersekolah, pertumbuhan dan perkembangan baik
Status Generalis
Sistem Deskripsi
Kulit Tidak pucat, turgor kulit baik
Kepala Lingkar kepala normosefali, tidak ada deformitas
Rambut Hitam dan tidak mudah dicabut
Wajah Tidak tampak dismorfik. Tidak terdapat paresis saraf kranialis
Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, tidak terdapat injeksi konjungtiva
dan injeksi sklera. Pupil bulat isokor dengan diameter 3 mm, refleks cahaya
langsung dan tidak langsung normal, gerak bola mata baik ke segala arah,
kelopak mata cekung, air mata minimal
Hidung Tidak terdapat deviasi septum. Tidak ditemukan sekret
Mulut Mukosa bukal dan lidah kering, faring tidak hiperemis, T1/T1 tidak
hiperemis, tidak ada debritus. Tidak ada stomatitis.
Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
Thorax Bentuk dan pergerakan simetris statis dan dinamis
Pergerakan simetris, perkusi sonor, suara napas vesikular di kedua lapang
paru, tidak terdengar ronki dan mengi
Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar murmur maupun irama derap.
Abdomen Datar, lemas, tidak ada asites, hepar, dan limpa tidak teraba, tidak terdapat
venektasi. Tidak ada nyeri tekan abdomen. Bising usus normal
Punggung Tidak tampak deformitas.
Ekstremitas Akral teraba hangat, waktu pengisian kapiler < 2 detik. Tidak terdapat edema
tungkai.
Pemeriksaan penunjang: darah rutin dan feses lengkap dalam batas normal.
KASUS REMAJA SETTING UGD
Keluhan Utama
Sesak yang memberat sejak 3 jam sebelum masuk IGD RS.
Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi sewaktu kecil lengkap sampai 9 bulan, namun imunisasi setelahnya sampai
saat ini belum ada
Riwayat Nutrisi
Pasien mendapat ASI selama 2 tahun. Bubur susu dimulai usia 6 bulan dan makan nasi sejak usia
1 tahun. Saat ini pasien makan dengan menu yang sama dengan keluarga yaitu nasi, lauk pauk,
sayur dan buah.
Riwayat Perkembangan
Perkembangan tidak ada masalah. Pasien saat ini duduk di kelas 3 SMA di Jakarta. Pasien dikenal
sebagai anak yang aktif dan mudah bergaul. Nilai di sekolahnya juga diatas rata-rata kelas. Setiap
harinya pasien berangkat ke sekolah dengan menggunakan ojek daring. Saat mengendarai ojek,
pasien jarang menggunakan masker, hanya menggunakan helm saja.
Pekerjaan Ayah
Ayah pasien adalah staf di bagian umum Kementrian UKM dan koperasi sejak 15 tahun yang lalu.
Pasien bekerja selama 5 hari dari senin-jumat 07.30-16.00 atau 16.30. Di kantor pasien mulai
bekerja sejak pukul 07.30 atau 08.00. Biasanya diawali dengan briefing untuk berkoordinasi
pekerjaan yang harus dilakukan atau membuat laporan yang belum selesai. Hampir 90% kegiatan
dilakukan didepan komputer atau dimeja. Pasien bekerja menggunakan bangku yang bisa diatur
dan komputer desktop. Pasien mengatakan tempat kerja nyaman dan tidak perlu mendongak.
Pasien istirahat 1 jam ditengah hari dan setelah istirahat pasien bekerja kembali hingga pukul
16.00, kemudian pasien pulang.
Status Generalis
Sistem Deskripsi
Kulit Tidak pucat, turgor kulit baik
Kepala Tidak ada deformitas
Rambut Hitam dan tidak mudah dicabut
Wajah Tidak tampak dismorfik. Tidak terdapat paresis saraf kranialis
Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, tidak terdapat injeksi
konjungtiva dan injeksi sklera. Pupil bulat isokor dengan diameter 3 mm,
refleks cahaya langsung dan tidak langsung normal, gerak bola mata baik
ke segala arah.
Hidung Tidak terdapat deviasi septum. Tidak ditemukan sekret
Mulut Faring tidak hiperemis, T1/T1 tidak hiperemis, tidak ada debritus. Tidak ada
sianosis.
Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
Thorax Bentuk dan pergerakan simetris statis dan dinamis
Pergerakan simetris, perkusi sonor, suara napas vesikular di kedua lapang
paru, tidak terdengar ronki, terdapat mengi pada saat ekspirasai
diseluruh lapang paru
Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar murmur maupun irama
derap.
Abdomen Datar, lemas, tidak ada asites, hepar, dan limpa tidak teraba, tidak terdapat
venektasi. Tidak ada nyeri tekan abdomen. Bising usus normal
Punggung Tidak tampak deformitas.
Ekstremitas Akral teraba hangat, waktu pengisian kapiler < 2 detik. Tidak terdapat
edema tungkai.
Riwayat Reproduksi:
Pasien sudah mengalami menstruasi sejak usia 11 tahun. Sebelum menstruasi, kadang pasien
merasa tidak nyaman di perut dan hilang saat menstruasi timbul.
Pemeriksaan Fisik:
1. Keadaan Umum: tampak sakit sedang
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi: 110x/menit
Suhu: 38° C
BB: 40 kg
TB: 150 cm
2. Kepala
Mata: Cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+)
Gigi dan mulut: Mukosa bibir terlihat kuning, tidak ada sianosis dan tidak
ada deviasi, lidah terlihat kuning, tidak ditemukan lidah
kotor dan deviasi pada lidah, gigi geligi normal dan tidak
ada karies, tidak ada gusi berdarah, faring tidak
hiperemi, uvula di tengah, dan tonsil T1-T1
Hidung, telinga, dan leher dalam batas normal
3. Thorax dalam batas normal
4. Abdomen
Inspeksi : Supel, turgor baik, dinding abdomen simetris, tidak terlihat
penonjolan massa ataupun adanya luka.
Auskultasi : Bising Usus 4x/menit
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+), nyeri
perut menjalar ke punggung (-), distensi abdomen (-), defense
muscular (-), nyeri tekan mc burney (-), rovsing sign (-), psoas
sign (-), obturator sign (-), dan Murphy sign (-)
Perkusi : Timpani di 9 regio abdomen, tidak ada undulasi
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Rutin:
Hemoglobin : 12,9g/dL
Jml. Leukosit : 7,4 x 103/uL
Hematokrit : 40,3 %
Jml. Trombosit : 418 x 103/uL
2. Kimia Klinik:
SGOT : 46 u/L
SGPT : 12 u/L
Bilirubin total : 13,62 mg/dl
3. Imuno Serologi:
HBSAg : Negatif
Anti HAV Total : Positif
6. Mikroskopik
Leukosit : 2-4/LPB
Eritrosit : 0-3/LPB
Sel epitel : 1-4/LPB
Silinder : Tidak ada
Bakteri : micrococcus
Kristal urine : Amorf (+)
Riwayat Kebiasaan :
Pasien C tinggal dengan kedua orang tua (47 thn dan 45 thn) dan dua kakak perempuan dan
laki-laki (22 thn dan 18 thn) serta satu adik laki-laki (10 thn). Pasien kini duduk di bangku SMA
kelas 1 dengan kegiatan ekstrakurikuler yang cukup padat. Setiap hari pasien berangkat sekolah
pukul 06.30 diantarkan oleh kakaknya menggunakan motor atau kadang menggunakan ojek
daring baik untuk berangkat atau pulang. Pasien pulang sekolah setiap harinya sekitar pukul
14.00 dan setiap Senin dan rabu dilanjutkan dengan bimbingan belajar sampai pukul 17.00.
Pasien selalu sarapan di rumah yang disiapkan oleh ibu atau ART-nya. Pasien tidak pernah
membawa bekal namun diberikan uang jajan 25.000 – 50.000/hari. Pasien biasanya jajan di
kantin sekolah saat jam istirahat. Apabila hari itu pasien lanjut bimbingan belajar, biasanya pasien
jajan di warung makan sekitar tempat bimbingan belajarnya. Karena kedua anaknya alergi
makanan laut, ibu pasien jarang menyediakanan makanan laut di rumah. Lebih sering makanan
berbahan daging ayam atau sapi. Pasien memiliki hubungan yang akrab dengan seluruh anggota
keluarga, terutama dengan ibunya, semenjak ibu pasien diketahui menderita kanker payudara.
Ayah pasien bekerja sebagai seorang manajer umum di suatu perusahaan swasta yang bergerak
di bidang pertambangan, sehingga sering kali harus bepergian keluar kota. Ayah pasien bekerja
dengan mengendarai mobil sendiri ke kantor. Ibu pasien sebelumnya bekerja di bank swasta
namun semenjak didiagnosis kanker payudara, memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Kakak
pertama pasien merupakan mahasiswi tingkat akhir dan berencana segera menikah setelah lulus
kuliah. Kakak kedua pasien memilih tidak melanjutkan kuliah dan menyalurkan hobi otomotifnya
dengan membuka usaha bengkel motor tidak jauh dari rumah. Adik pasien masih duduk di bangku
SD kelas 4 dan yang paling sering berada di rumah dan bermain bersama pasien. Adik pasien
suka sekali makan makanan yg manis terutama ice cream dan cokelat. Ayah dan kakak kedua
pasien memiliki kebiasaan merokok yang sulit berhenti, sekitar 2-3 bungkus per hari. Kebiasaan
merokok pada kakak pasien dimulai sejak SMP sedangkan ayahnya sejak bekerja. Ayah pasien
jarang berolahraga dikarenakan pekerjaannya. Pasien beserta adiknya sering mengunjungi
fasilitas kebugaran seperti lari atau bermain di sore hari saat di akhir pekan. Ibu pasien kadang
suka berenang atau berjalan di area taman ketika menemani anaknya di akhir pekan.
Fasilitas Kesehatan :
Klinik pratama ini terletak di Jakarta Barat sekitar 500 meter dari rumah pasien. Klinik ini
mempunyai beberapa program kesehatan, baik UKP maupun UKM. Selain pengobatan, klinik ini
juga memiliki poliklinik khusus vaksinasi anak maupun dewasa. Klinik ini juga bekerja sama
dengan Puskesmas dalam menjalankan program-programnya, seperti program untuk penyakit
kronis Hipertensi dan DM, serta kesehatan reproduksi remaja. Keluarga pasien C cukup sering
mendatangi klinik pratama ini jika mengalami keluhan kesehatan. Namun pasien dan keluarganya
tidak tahu program-program yang ada di klinik tersebut.
KASUS DEWASA SETTING UGD
Identitas pasien
Nama : NN. AG
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 23 tahun
Alamat : Sunter Jakarta Utara
Status : Belum Menikah
Masuk RS : 01 Januari 2020
Pekerjaan : Ners/Perawat
ANAMNESIS (Autoanamesis)
Keluhan Utama
Tertusuk Jarum saat akan melalukan pengambilan darah arteri.
Pekerjaan Klien
Klien kerja dengan sistem shift. Shift 1 jam 07.00-14.00, shift 2 jam 14.00-21.00 dan shift 3 jam
21.00-jam 07.00. Sistem kerja 2 hari: 2hari: 2hari dan 1 off. Dalam satu shift terdiri dari 6 perawat
yang bergantian di IGD dan Ruang Rawat. Klien berangkat menuju RS dengan berjalan kaki
dengan jarak tempuh 15 menit. Setiba di RS Klien ganti baju diruang perawat dan operan jaga
dengan perawat sebelumnya (operan 30 menit). Saat menjaga Ruang Rawat Klien biasanya
menyiapkan obat, mengecek Tanda Vital, mengganti Infus, mengambil darah, membersihkan
feses atau kantong urin, menulis laporan didepan computer desktop dan menemani dokter saat
kunjungan pasien. Jam istirahat tidak menentu disesuaikan dengan kondisi. Saat di IGD Klien
hampir memiliki kegiatan yang sama dengan di Ruang Rawat. Setelah bekerja klien biasanya
pulang langsung dan beristirahat. Saat libur biasa digunakan untuk jalan-jalan atau istirahat saja
di kostan.
Status Generalis
Sistem Deskripsi
Kulit Tidak pucat, turgor kulit baik
Kepala Normal
Rambut Hitam dan tidak mudah dicabut
Wajah Normal
Mata Normal
Hidung Normal
Mulut Normal
Leher Normal
Thorax Normal
Normal
Normal
Abdomen Normal
Punggung Normal
Ekstremitas Terdapat bekas luka tusuk, Jumlah satu, tidak ada perdarahan aktif, tidak
ada memar
Paru
Inspeksi : Simetris statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus kanan sama dengan fremitus kiri
Perkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Bunyi vesikuler/vesikuler, tidak ada ronchi maupun wheezing
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba pada sela iga 5, 1 jari medial linea midklavikula
sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan di linea sternalis dekstra
Batas jantung kiri di 1 jari medial linea
midklavikula sinistra
Pinggang jantung di sela iga 3 linea
Kesan: Tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : S1S2 normal, tidak ada murmur maupun gallop
Abdomen
Inspeksi : Datar, lemas
Palpasi : Hepar dan limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan epigastrium
Refleks fisiologis +2 | +2
+2 | +2
Refleks patologis - / -
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Fungsi Hati
SGOT : 73 U/L
SGPT : 185 U/L
Gamma GT : 147 U/L
USG Abdomen
§ Moderate fatty liver
§ Tidak tampak kelainan radiologis organ intra-abdomen yang tervisualisasi
Riwayat Keluarga
Pasien adalah seorang pilot yang selain aktif melakukan tugas penerbangannya, ia juga memiliki
jabatan sebagai wakil direktur di maskapai penerbangan tempatnya bekerja. Istrinya R adalah
seorang makeup artist dan memiliki klien cukup banyak. Sebelum masa pandemi, dalam 1 minggu
istrinya dapat menangani 3-4 klien, namun saat ini berkurang menjadi 1-2 klien per minggu.
Mereka memilik 2 orang anak B (Laki-laki, 16 Thn) dan A (perempuan, 10 tahun). Ny. R juga aktif
ikut arisan pengajian bersama ibu-ibu di komplek perumahan, namun karena sedang pandemi
pengajian dilakukan secara daring.
B saat ini duduk di kelas 2 SMU, cukup berprestasi di sekolah dan ingin menjadi pilot seperti
ayahnya. A masih duduk di kelas 4 SD, suka menari Jawa dan beberapa kali mengikuti kompetisi
menari tradisional. Ibu Mertua pasien, yaitu Ny. A (73 Thn) juga tinggal bersama pasien sejak 5
tahun terakhir. Kedua anak kadang mengeluhkan bila ibunya sedang padat jadwalnya dengan
klien yang akan di-makeup, sehingga jarang bertemu. Demikian juga dengan ayah mereka juga
sering tidak di rumah karena pekerjaannya. Kedua anak lebih sering di rumah bersama nenek
mereka dan ART. Jika terdapat permasalahan dalam hubungan suami-istri, biasanya dapat
diselesaikan dengan baik. Anak-anak juga hormat dan menyayangi orangtua dan nenek.
Riwayat Kebiasaan
Karena kesibukan ayah dan ibu, kedua anak lebih dekat dengan nenek mereka. Kedua anak
sangat terbiasa menggunakan gawai untuk video call dengan ayah yang sering terbang atau
dengan ibu saat sedang menangani klien untuk di-makeup. Selain untuk berkomunikasi, mereka
juga menggunakan gawai untuk belajar, mengerjakan tugas sekolah, bermain game atau
menonton. Ayah dan ibu tidak membatasi, karena menurut mereka wajar saja main gawai, karena
ayah dan ibu jarang ada di rumah. Nenek mereka sering mengingatkan untuk jangan terlalu
sering menggunakan gawai. Nenek biasanya mengajak anak-anak untuk membantunya
membereskan sesuatu untuk mengalihkan dari gawai. Nenek juga mengingatkan A untuk mejaga
kesehatan mata supaya kondisi mata tetap baik untuk bisa masuk sekolah pilot nanti.
Kedua anak sering main game di HP atau menonton di ipad dan TV kabel. An. B kadang suka
berenang bersama ayahnya, namun jarang. An. A rutin berlatih menari Jawa 2 kali seminggu
dengan guru yang dipanggil ke rumah dan sesekali ikut berenang bersama ayah dan kakaknya.
Ny. R biasanya ke fitness centre untuk kelas senam aerobik atau Zumba, namun karena sedang
pandemi, maka ia senam aerobik di rumah dengan melihat kanal Youtube setidaknya 3 kali dalam
seminggu. Tn. J bila sedang tidak terbang juga ke fitness centre juga untuk berolahraga, namun
tidak teratur dan lebih sering tidur bila sedang tidak terbang atau ke kantor. Nenek kadang
berjalan kaki di sekitar rumah atau mengikuti senam taichi lansia di taman perumahan seminggu
sekali.
Untuk makanan yang dikonsumsi sehari-hari, meskipun sudah disiapkan oleh ART, namun Ny. R
dan kedua anaknya sering memesan makanan melalui aplikasi pesan antar makanan online. Tn.
J bila sedang tidak terbang akan makan makanan yang disiapkan di rumah atau makan di kantor.
Ia juga gemar makan jajan pasar/kue basah/kue-kue dan minum kopi, kadang dapat mencapai
4 cangkir sehari. Nenek makan makanan yang disiapkan di rumah, namun suka makan makanan
yang gurih dan asin.
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka biasanya Ny. R akan segera membawa ke dokter
spesialis di RS swasta yang dekat dengan rumah mereka. Menurut Ny. R dan Tn. J, berobat ke
RS swasta dan ke dokter spesialis lebih nyaman dan lebih terjamin kualitasnya. Nenek kontrol
hipertensinya ke dokter spesialis penyakit dalam langganan keluarga. Untuk Tn. J selain berobat
ke RS swasta, ia juga dapat berobat ke klinik pusat perusahaan yang memiliki dokter spesialis
juga.
Riwayat Tempat Tinggal
Pasien tinggal di suatu kompleks perumahan di daerah Tangerang Selatan. Rumah memiliki luas
bangunan 225 m2 dan terdiri dari 2 lantai, serta halaman yang cukup. Rumah memiliki 1 kamar
tidur utama dengan kamar mandi di dalam, 2 kamar tidur anak dan 1 kamar mandi di lantai 2. Di
lantai 1 terdapat kamar untuk nenek, 1 ruang bekerja ayah dan 1 ruang makeup ibu. Selain itu
terdapat ruang keluarga yang cukup luas, ruang makan dan dapur serta kamar untuk ART. Di
setiap kamar tidur utama dan ruang bekerja terdapat AC. Selama masa pandemi, ayah sering
meminta ART untuk lebih sering membuka jendela supaya ada pergantian udara.
Selama masa pandemi ini, kompleks perumahan tempat mereka tinggal membatasi orang yang
keluar dan masuk, sehingga bila ada pengantar paket atau makanan online dibatasi hanya boleh
sampai di pos sekuriti saja.
Riwayat Pekerjaan
Pasien sudah bekerja sebagai pilot di maskapai penerbangan tersebut selama 23 tahun. Saat ini
pasien bekerja dengan rute penerbangan internasional, dengan durasi penerbangan kurang lebih
14 jam. Sebelum masa pandemi biasanya ia terbang sebanyak 4-5 kali dalam sebulan. Selama
pandemi ini berkurang menjadi sebulan sekali dan bahkan pernah tidak terbang selama
diberlakukannya lockdown di beberapa negara rute penerbangannya. Selama penerbangan
pasien lebih banyak duduk dan hanya sesekali berjalan atau stretching di kursinya atau tidur. Bila
sedang tidak terbang, maka pasien akan melakukan pekerjaan kantornya, dimulai dari pukul
09.00 dan selesai pukul 18.00. Bila sedang ada pekerjaan mendadak maka bisa memanjang
hingga pukul 21.00. Di kantor pasien lebih banyak duduk untuk melakukan pekerjaan dan hanya
sesekali berjalan ke ruangan/gedung lain untuk rapat. Di masa pandemi ini dimana pasien
melakukan WFH dimulai dari pukul 08.30 dan banyak melakukan Zoom Meeting hingga menjelang
tengah malam, dan koordinasi pekerjaan melalui telepon yang terus menerus. Dua kali dalam
seminggu pasien ke kantor untuk melakukan koordinasi.
Selain sebagai pilot juga ia juga menjadi wakil direktur di maskapai penerbangannya. Saat ini
sangat mengalami beban dalam pekerjaannya karena di masa pandemi sektor penerbangan
sangat terdampak. Selain jadwal terbang yang sangat berkurang dan berpengaruh ke
penghasilannya, berbagai perubahan di maskapai penerbangannya juga sangat menuntut
perhatian dan tenaganya, sehingga meskipun tidak terbang, ia sering harus berada di kantor
hingga pukul 19.00 atau 20.00.
Fasilitas Kesehatan
Klinik yang dikunjungi oleh pasien adalah sebuah klinik pratama di sebelah gedung kantor
maskapai tempat ia bekerja. Klinik ini, meskipun milik sebuah perusahaan maskapai, juga
menerima pasien dari orang-orang yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. Klinik ini mempunyai
beberapa program kesehatan, terutama terkait penyakit-penyakit yang sering diderita oleh awak
pesawat. Kondisi kesehatan Tn.J mengharuskan ia rutin kontrol dan periksa lab di klinik tersebut.
Rutin ke klinik tersebut membuat Tn.J tahu program-program kesehatan yang dimiliki oleh klinik,
salah satunya bahkan bisa membantu kondisi kesehatannya. Namun ia sulit memperoleh
penjelasan tentang kapan dan bagaimana pelaksanaan program tersebut.
KASUS USIA LANJUT SETTING UGD
Pemeriksaan fisik:
Tanda vital dalam batas normal (TD : 150/100 mmHg)
Status lokalis :
Regio Flank (D/S)
I: massa (-/-), tanda inflamasi (-/-)
P: nyeri tekan (-/-), massa (-/-), Ballottement (+/-)
P: nyeri ketok CVA (+/-)
Regio Suprapubis
I: massa (-), tanda inflamasi (-)
P: distensi kandung kemih (-), massa (-), nyeri tekan (-)
P: batas kandung kemih sulit dievaluasi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Darah rutin dbN
Urea : 20,2 mg/dL
Ureum : 43 mg/dL
Kreatinin : 1,64 mg/dL
eLFG : 41 mL/menit/1,73m2
Pemeriksaan urinalisis
Warna : kuning
Kejernihan : agak keruh
Lekosit esterase : 25 (+1) /uL
Albumin : 25 (+1) mg/dL
Glukosa : 50 (+1) mg/dL
Keton : 5 (+1) mg/dL
Darah : ≥ 250 /uL
Eritrosit : 20–30 /LPB
Pemeriksaan USG
Hidronefrosis dan hidroureter kanan ec suspek obstruksi
Kista simpel ginjal bilateral
Riwayat Keluarga :
Pasien adalah seorang pensiunan staf pengajar di sebuah perguruan tinggi negeri. Saat ini
menjadi dosen luar biasa dan masih mengajar secara daring di masa pandemi covid-19. Ia juga
mengajar di dua universitas swasta yang membutuhkan keahliannya. Pasien merupakan anak
kelima dari enam bersaudara, semua saudaranya saat ini sudah meninggal dunia. Istrinyanya
berusia 71 tahun seorang ibu rumah tangga yang saat ini mengalami diabetes mellitus dan sudah
menggunakan suntikan insulin sejak 5 tahun yang lalu. Pasien memiliki tiga orang anak, yang
lahir berturut-berturut pada tahun 1973, 1974, dan 1980. Semua anaknya sudah berkeluarga
dengan lima orang cucu. Anak pertama dan ketiganya laki-laki sudah mapan dan tidak tinggal
serumah. Rutin mengirimkan bantuan setiap bulan, namun jarang berkunjung karena kesibukan
mereka. Sesekali cucu-cucu datang untuk menginap di akhir pekan. Namun sejak masa pandemi,
kegiatan menginap menjadi tidak ada lagi, hanya berhubungan via telepon atau video call saja.
Pasien merasa sedih namun tidak dapat berbuat apa-apa karena mengikuti protokol kesehatan
dan khawatir akan terkena wabah Covid. Anak kedua perempuan berusia 45 tahun yang
suaminya sudah meninggal dunia hampir lima tahun yang lalu di usia 46 karena gagal ginjal
kronis. Anak keduanya beserta satu orang cucu laki-laki berusia 13 tahun tinggal bersama pasien.
Anak keduanya bekerja sebagai karyawan di sebuah rumah sakit sebagai pegawai administrasi
dengan gaji pas-pasan. Hal ini sering menjadi pikiran pasien yang mengkhawatirkan kondisi anak
keduanya dan juga cucunya. Pasien merasa dirinya harus sehat karena masih ada tanggungan
anak perempuan dan cucunya, selain istrinya yang sakit diabetes. Ia juga berusaha menjadi
pengganti ayah bagi cucunya. Sering berdiskusi walaupun tidak jarang juga berbeda pendapat
karena persepsi yang berbeda dalam berbagai hal dengan anak dan cucunya. Di rumah pasien
saat ini selain pasien, istri, anak perempuan dan cucu, juga ada satu orang asisten rumah tangga
perempuan yang sudah bekerja selama lebih dari 10 tahun, serta satu orang ART laki-laki (pulang
hari) yang sudah dipercaya keluarga sejak tiga puluh tahun yang lalu untuk mengurus kebun,
ayam dan ikan peliharaan serta urusan rumah tangga lainnya. Sejak kecil pasien dirawat oleh
orang tua dengan didikan yang cukup keras dan ekonomi pas-pasan sebagai pensiunan sebuah
BUMN, sehingga pasien menjadi orang yang hemat dan disiplin, bila ada hal-hal yang melenceng
dari seharusnya, sering membuat pasien menjadi tidak tenang.
Riwayat Kebiasaan :
Sejak usia muda pasien sangat aktif bekerja dan berorganisasi. Ia sudah mulai bekerja sejak
duduk di bangku SMA, saat kuliah juga membiayai sendiri kesehariannya karena keadaan
ekonomi orang tuanya yang pas-pasan dengan enam orang anak. Beruntung pasien dapat kuliah
di perguruan tinggi negeri tempatnya bekerja kemudian, sehingga tidak mengeluarkan biaya
kuliah selain biaya makan dan lainnya. Dua orang saudara laki-lakinya juga bekerja sejak muda
untuk dapat bersekolah dan menjadi sarjana, Pasien sendiri bekerja sebagai guru les privat untuk
anak-anak, sehingga kebiasaan mengajar membawanya menjadi seorang staf pengajar. Sampai
sebelum pandemi ia masih mengajar di kampus sebagai dosen luar biasa sebuah perguruan tinggi
negeri dan dua perguruan tinggi swasta di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA). Pasien sangat gemar berolahraga, sejak muda ia aktif main bulutangkis, kemudian
beralih ke tenis dan mengikuti sebuah klub tenis sampai saat ini. Seminggu dua kali ia main tenis
bersama teman-teman klubnya. Sejak masa pandemi sehari-hari setiap pagi setelah sholat
shubuh ia biasa minum kopi dan menonton berita di TV, makan camilan mengikuti apa yang
disiapkan oleh ART (berupa rebusan pisang, ubi atau kacang dan juga goreng-gorengan seperti
pisang, singkong atau tempe mendoan), kemudian berjalan di halaman belakang rumah selama
satu jam. Setelah itu ia mengurus ayam peliharaan dan tanaman di halamannya. Ia juga memiliki
kolam ikan mas. Beberapa kali ditegur anak-anaknya untuk tidak terlalu lelah, namun pasien
seperti tidak peduli. Perselisihan dengan istrinya juga kerap terjadi karena masalah kecil dan
perbedaan pendapat saja. Makan siang dan makan malam pasien mengikuti apa yang disiapkan
oleh istri dan ARTnya. Porsi makan pasien tidak banyak, karena ia termasuk yang pemilih dalam
hal makanan, bila tidak cocok masakan rumah, ia akan membeli nasi bungkus di restoran padang,
atau sate ayam dan makanan lain yang meningkatkan seleranya, selain itu ia juga mempunyai
kegemaran minum minuman kemasan sejak usia muda, ia mempunyai kulkas kecil di kamarnya
yang berisi minuman teh atau jeruk kemasan, minuman soda botolan dan kopi kalengan. Ia
mengatakan jika sedang tidak nafsu makan harus mengonsumsi jenis minuman tersebut dahulu
baru bisa makan. Konsumsi minuman-minuman tersebut meningkat sejak masa pandemi, karena
pasien selalu berada di rumah. Aktivitas sore kembali berjalan di sekitar halaman rumah sambil
melihat ARTnya menyiram tanaman. Setelah itu kembali menonton TV, melakukan ibadah sholat
Maghrib dan Isya kemudian masuk kamar. Aktivitas mengajar saat pandemi ini dilakukan via
daring dengan media zoom, seminggu rata-rata 2-3x dengan frekuensi paling lama 6 jam.
Aktivitas olahraga tenis sempat terhenti selama 4 bulan. Baru dimulai kembali kira-kira satu bulan
yang lalu, dilakukan seminggu 2x dengan menjaga jarak. Pasien sering mengeluh sulit tidur di
malam hari, namun sulit juga mengganti tidurnya di siang hari.
Pasien membeli obat sebulan sekali di apotik yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Seharusnya
ia kontrol dulu ke puskesmas jika ingin menggunakan asuransi kesehatannya, namun karena
malas antri, ia lebih memilih membeli obat sendiri saja mengikuti resep sebelumnya, dan hanya
kontrol ke puskesmas bila ada keluhan.
Fasilitas Kesehatan :
Terdapat pusat kesehatan masyarakat di wilayah tempat tinggal pasien, sekitar 2 km dari rumah
pasien. Puskesmas ini cukup ramai didatangi pasien setiap harinya, bahkan di akhir pekan.
Memiliki beberapa program kesehatan, salah satunya program terkait penyakit kronis yang
dialami oleh pasien. Pasien sendiri mengetahui adanya program kesehatan terkait penyakit yang
dialaminya namun jarang mengikuti karena tidak tahu kapan jadwal pelaksanaan program
tersebut. Pasien juga tidak rutin mendatangi puskesmas untuk kontrol dan mengambil obat untuk
penyakitnya, lebih memilih untuk membeli obat di apotik dengan biaya sendiri.
1. Skor apa yang dapat digunakan untuk menentukan prognosis lansia saat pasien masuk
UGD?
2. Sindrom geriatri apa saja yang ada pada pasien?
3. Sebutkan pemeriksaan fisik tambahan yang diperlukan pada pasien saat di UGD, rawat
inap, rawat jalan?
4. Sebutkan diagnosis banding dari keluhan utama pasien!
5. Sebutkan daftar masalah pasien !
6. Buat kerangka masalah pada pasien !
7. Sebutkan tatalaksana emergensi pada pasien !
8. Obat nyeri apa yang dapat menjadi pilihan pada kondisi pasien?
9. Apa target perawatan jangka panjang pada pasien (pendekatan multimorbditas) ?
10. Pada masa pandemi COVID -19 ini ,edukasi tatalaksana apa yang bisa dilakukan oleh
pasien dan pelaku rawat/ keluarga di rumah untuk mencapai target jangka panjang
(meliputi nutrisi, aktivitas fisik, psikososial)?
11. Apakah ada indikasi polifarmasi pada pasien (berdasarkan kriteria Beers atau STOPP) ?
Jika ada, apakah ada potensi penggunaan obat yang tidak tepat pada pasien, jelaskan
obat dan potensi yang ada!
KASUS USIA LANJUT SETTING RAWAT JALAN
Riwayat Reproduksi :
Pasien memiliki lima orang anak, yang lahir normal berturut-berturut pada tahun 1968, 1970,
1972, 1978, dan menjalani operasi sesar saat melahirkan anak ke-5 pada tahun 1984.
Riwayat Kebiasaan :
Pasien tinggal berdua dengan seorang asisten rumah tangga yang sudah sangat dipercaya oleh
keluarga. Anak-anaknya semua tinggal di luar kota, anak pertama seorang perempuan menikah
dengan seorang pengusaha yang cukup berhasil (memiliki satu orang anak yang sudah bekerja
di luar negeri), mengajak pasien tinggal bersama namun pasien masih mempertimbangkannya.
Ia merasa lebih nyaman tinggal di rumah peninggalan almarhum suami sehingga tidak perlu
merepotkan anak-anaknya, namun seringkali merasa kesepian dan ingin kumpul bersama.
Sebelum operasi penggantian caput femur tujuh bulan yang lalu, pasien masih berani untuk
berkunjung ke rumah anaknya menggunakan travel, dan menginap selama beberapa waktu untuk
melepas kangen, namun sejak operasi dan kemudian datang masa pandemi, ia menjadi khawatir
bila pergi seorang diri, mengharap anak-anaknya yang sering datang berkunjung, namun sulit
karena kesibukan dan pembatasan sosial akibat wabah virus corona. Rasa kangen sering
membuatnya merasa khawatir dan berpikir hal-hal yang menyebabkan keluhan di telinganya
makin dirasakan. Anak kedua laki-laki meninggal hampir 5 tahun yang lalu akibat gagal ginjal,
sering merasa kangen dengan anak keduanya ini, rasa kangen diobati dengan menelpon menantu
dan cucunya yang sampai saat ini masih berhubungan dengan baik. Anak ketiga seorang
perempuan yang menikah dengan pegawai bank pemerintah. Anak ketiganya sampai saat ini
kadang masih menjadi tanggungan pasien dan mendapat support dari kakak pertamanya karena
kurang mapan dalam hal ekonomi, hal ini juga sering menjadi pemikiran pasien karena anak
ketiganya memiliki dua orang anak yang masih kuliah dan membutuhkan biaya besar. Anak
keempat juga laki-laki dan memiliki tiga orang anak usia sekolah, anak keempat ke luar dari
pekerjaannya di sebuah perusahaan dan memutuskan untuk berbisnis alat elektronik dengan
membangun sebuah toko bersama teman-temannya, namun ternyata dalam masa pandemi ini
jalan usahanya sangat jauh menurun. Kehidupan anak keempatnya dibantu oleh istrinya yang
memiliki usaha kargo bersama keluarga besarnya. Anak bungsu laki-laki memiliki penyakit gagal
ginjal dan menjalani cuci darah, yang sejak dua bulan lalu menjadi 3x/ minggu (sebelumnya 2x/
minggu). Kondisi anak bungsunya setahun belakangan menurun dan sering tiba-tiba masuk RS
karena sesak atau masalah lain, berat badannya juga turun drastis. Anak bungsunya bekerja di
perusahaan milik suami anak pertama pasien. Mempunyai dua orang anak usia balita, dan istrinya
bekerja di sebuah perusahaan minyak. Kondisi anak bungsunya juga sangat dikhawatirkan oleh
pasien.
Saat usia muda pasien sangat aktif berorganisasi, sampai sebelum pandemi ia juga masih sering
ikut pengajian dan kumpul bersama rekan-rekan lansianya. Hal ini yang juga menjadi alasan ia
belum mau ikut tinggal bersama dengan anaknya, karena akan jauh dengan teman-teman
seusianya. Namun saat ini karena kondisi ia menjadi sering merasa sedih karena sulit berkumpul
dan mengikuti acara bersama teman-temannya lagi.
Sehari-hari setiap pagi setelah sholat shubuh ia biasa mengaji dan kemudian menonton TV,
sarapan mengikuti apa yang disiapkan oleh ART, kemudian berjalan di halaman rumah dengan
menggunakan tongkat lipat selama sekitar 15 menit, setelah itu istirahat sambil menonton TV
atau melihat aktivitas yang dilakukan ARTnya atau kembali mengaji. Setelah itu ia mengontak
anak-anaknya via telepon, aktivitas menelpon anaknya menjadi kebiasaan yang sebetulnya
kurang disetujui anak-anaknya, karena dalam sehari dapat menelpon 4-5x setiap anak di waktu
yang dikehendaki pasien (kadang saat jam kerja). Beberapa kali ditegur anak-anaknya namun
pasien seperti tidak peduli, seringkali mengisi pulsa dan juga menelpon teman-temannya.
Perselisihan dengan ART juga kerap terjadi karena masalah kecil dan perbedaan pendapat saja.
Makan siang dan makan malam pasien mengikuti apa yang disiapkan oleh ARTnya. Satu hal yang
menjadi kegemarannya sejak usia muda adalah makan makanan manis, ia suka meminta ARTnya
membelikan kue-kue jajanan pasar sebagai camilan, di kamarnya juga harus selalu ada stok
biskuit manis bila ia lapar di malam hari dan sulit tidur. Aktivitas sore kembali berjalan di sekitar
halaman rumah selama sekitar 15 menit sambil melihat ARTnya menyiram tanaman. Setelah itu
kembali menonton TV, melakukan ibadah sholat Maghrib dan Isya kemudian masuk kamar.
Pasien sering mengeluh sulit tidur di malam hari namun tidak dapat berbuat apa-apa karena tidak
ada orang yang dapat diajak bicara.
Bila saat kontrol atau mengambil obat sebulan sekali di klinik yayasan tempat almarhum suaminya
dulu bekerja, pasien biasanya meminta ditemani oleh keponakan yang tinggal tidak terlalu jauh
darinya dan menyewa kendaraan langganan sekaligus untuk belanja bulanan atau keperluan
lainnya. Sesekali jika waktunya tepat, anak pertama atau keempatnya juga datang dan berusaha
menemani saat waktu kontrol tersebut.
Status lokalis : hiperemis -/-, sekret -/-, serumen +/+ berwarna cokelat, berbau -/-, membran
timpani tertutup serumen, sikatrik -/-, nyeri tekan tragus +/+
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan GDP dan GDPP :
GDP : 235 mg/dL
GDPP : 307 mg/dL