Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
pneumonia yang paling umum dan merupakan infeksi penyebab kematian pada
populasi anak di bawah usia 5 tahun. Anak dengan daya tahan atau imunitas yang
tersebut tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain faktor
imunitas, faktor lain yang juga memicu timbulnya penyakit ini, misalnya trauma
(Rahajoe, 2010).
pernapasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru yang lebih
sering dijumpai pada anak kecil dan bayi yang biasanya sering disebabkan oleh
terjadi pada 30% anak–anak dibawah umur tiga tahun pada negara berkembang
serta merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada anak. Kementrian
balita mencapai 46,34% dengan prevalence yang tinggi terjadi pada kelompok
1
2
Provinsi Jawa Barat tahun 2017 sebesar 61,59% lebih besar dibanding tahun
2016 yaitu sebesar 33,7% dan Jawa Barat merupakan urutan ke – 3 dari seluruh
pada anak (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan hasil pengamatan di Rumah Sakit
Advent Bandung ruang pediatrik pada tanggal 8 Januari 2019 terdapat 15 orang
akan lebih banyak memproduksi mukus akibat dari reaksi inflamasi tubuh karena
tidak kooperatif dari anak khususnya pada usia pre-school seperti menangis,
(Hockenberry dan Wilson, 2009). Menurut Nursalam (2008) hal ini disebabkan
oleh kecemasan dan stres dampak dari oleh hospitalisasi yang dijalani sehingga
pada anak.
seperti stress dan kecemasan pada anak dapat dihindari dengan cara terapi
bermain yang terdiri dari sense pleasure play, social affective play, games,
dramatic play, dan cooperative play (story telling). Dramatic play atau bermain
3
peran adalah terapi non farmakologi yang bertujuan untuk memberi kesempatan
Dramatic play atau bermain peran dapat membantu anak dalam menggali
perasaan yang sedang dirasakan dan dapat memberikan pemahaman baru yang
berpengaruh dalam sikap anak (Uno, 2008 dalam Nurul, 2015). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Tat (2014) mengenai pengaruh terapi bermain peran terhadap
perilaku kooperatif anak usia pra sekolah menunjukkan bahwa anak yang sedang
orang (12,5%) sangat kooperatif, 6 orang (18,7%) dengan kooperatif dan 22 orang
(68,8%) dengan kurang kooperatif. Setelah terapi bermain peran dilakukan pada
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari karya ilmiah ini dibagi menjadi 2 tujuan, yaitu tujuan
teknik distraksi dramatic play untuk mencegah trauma pada anak usia pra
sekolah.
distraksi dramatic play untuk mencegah trauma pada anak usia pra sekolah.
dramatic play untuk mencegah trauma pada anak usia pra sekolah.
dengan teknik distraksi dramatic play untuk mencegah trauma pada anak
distraksi dramatic play untuk mencegah trauma pada anak usia pra sekolah.
distraksi dramatic play untuk mencegah trauma pada anak usia pra sekolah.
1.3 Manfaat
1.3.1 Aplikatif :
teknik distraksi dramatic play untuk mencegah trauma pada anak usia pra
sekolah.
mengatasi dan membantu pasien dengan teknik distraksi dramatic play untuk
pada anak usia pra sekolah dengan teknik distraksi dramatic play.
dengan teknik distraksi dramatic play untuk mencegah trauma pada anak usia pra
sekolah.
yang dapat berupa orang, lembaga, masyarakat, dan yang lainnya, berdasarkan
mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien,