Anda di halaman 1dari 24

SKRIPSI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PADA DINAS PEKERJAAN


UMUM INDRAGIRI HULU

Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Ekonomi

OLEH

MUHAMAD ARIF PERDANA


175310096

JURUSAN : AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................

B. Perumusan Masalah.......................................................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................

D. Metode Penelitian..........................................................................

E. Sistematika Penulisan....................................................................

BAB II TELAAH PUSTAKA

A. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah..........................

B. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah..............

C. Tujuan dari Penyajian Laporan Keuangan Daerah........................

D. Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan


Daerah

E. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan..................................

F. Unsur Laporan Keuangan..............................................................

G. Perbedaan Antara Akuntansi Pemerintahan Dengan Akuntansi


Perusahaan
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berkembangnya reformasi di Indonesia saat ini telah membuka suatu wawasan
baru mengenai kewenangan terhadap pengelolaan keuangan pemerintah, baik
pemerintah tingkat pusat maupun daerah. Dengan terpisahnya sistem pengelolaan
keuangan dan banyaknya pemekaran wilayah baru membuat sistematis pemerintahan
juga mengalami perubahan, khususnya pada pengelolaan keuangan daerah. Hal ini
menjadi perhatian utama bagi pembuat keputusan di pemerintah.
Lembaga pemerintah lebih dikenal dengan lembaga politik dari pada lembaga
ekonomi. Akan tetapi lembaga pemerintah juga memiliki aspek sebagai lembaga
ekonomi. Sebagaimana pada satu sisi, lembaga pemerintah melakukan berbagai
bentuk pengeluaran guna membiayai kegiatan – kegiatan yang dilakukannya. Dan
pada sisi yang lainnya, lembaga ini harus melakukan berbagai upaya untuk
memperoleh penghasilan guna menutupi biaya – biaya tersebut. Tata kelola
penyelenggaraan pemerintah yang baik dalam suatu negara merupakan suatu
kebutuhan yang mendasar dan tak terelakkan lagi.
Pemerintah mempunyai tujuan utama memberikan jasa dan pelayanan kepada
masyarakat, untuk itu diperlukan akuntansi yang berbeda dengan akuntansi komersial
pada umumnya, lembaga pemerintah harus menyediakan sumber – sumber tertentu
dengan sukarela dan memungut iuran dari masyarakat dalam bentuk pajak yang
diurus secara efektif dan digunakan untuk pelayanan yang bermanfaat.
Meningkatnya tuntutan terhadap transparasi dan akuntabilitas, mengakibatkan
peran akuntansi dalam pemerintah dilingkungan sektor publik juga semakin menigkat.
Penggunaan akuntansi selama ini hanya diterapkan secara utuh, pada organisasi sektor
swasta. Hal ini disebabkan karena banyaknya aparatur pemerintah yang belum begitu
memahami arti penting dari akuntansi pemerintahan, baik dari segi ilmu maupun dari
segi praktek.
Untuk merealisasikannya, pemerintah pusat mengeluarkan dua peraturan yakni
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan Undang –
Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang pertimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah. Setelah keluarnya kedua Undang – Undang tersebut, pemerintah
juga mengeluarkan beberapa peraturan pelaksanaan yaitu diantaranya adalah :
Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah dan sekarang sudah direvisi menjadi Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Keuangan Pemerintah yang
memberikan defenisi terhadap akuntansi pemerintah daerah sebagai proses pencatatan
pengelolaan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi
dan kejadian – kejadian yang umum bersifat keuangan termasuk pelaporan –
pelaporan atas realisasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintah menurut asas
otonomi dan tugas pembantu dengan prinsip ekonomi seluas – luasnya dalam sistem
dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia.
Akuntansi keuangan daerah, dalam pasal 232 ayat (3) permendagri No. 13
Tahun 2006, yaitu meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan
data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan laporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer yang dalam penyelenggaraan akuntansinya mengacu
pada aturan peraturan daerah tentang pokok – pokok pengelolaan keungan daerah,
yang disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern dan standar
akuntansi pemerintahan.
Akuntansi juga merupakan siklus, artinya akuntansi terdiri dari beberapa
tahapan tertentu dan setelah selesai tahapan tersebut kegiatan akan berulang kembali
sesuai dengan urutan tersebut. Adapun tahap – tahap yang ada dalam siklus akuntansi
keuangan daerah adalah setiap penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam daftar
transaksi, kemudian baru dilakukan jurnal umum sesuai dengan kronologis terjadinya
transaksi. Transaksi yang telah dijurnal akan diposting kebuku besar. Buku besar akan
memberikan informasi tentang saldo – saldo setiap akun yang akhirnya dapat disusun
neraca saldo. Selanjutnya dibuat ayat jurnal penyesuaian untuk memperoleh neraca
setelah disesuaikan. Kemudian disajikan laporan keuangan yang merupakan hasil
akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah laporan pertanggungjawaban
pimpinan atau manajer perusahaan, karena laporan keuangan merupakan gambaran
keuangan dari transaksi – transaksi yang terjadi. Laporan keuangan merupakan
sumber informasi baik bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan dan keputusan,
juga informasi bagi pihak luar pemerintah. Kepentingan pengguna laporan keungan
sesuai dengan kepentingan masing – masing. Laporan keuangan disusun dan disajikan
sekurang – kurangnya setahun sekali.
Laporan menurut pemerintah terdiri dari :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Penyusunan Neraca Pemerintah Daerah
3. Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Oleh karena itu laporan keuangan mengambil keputusan tentang pencapaian
kinerja program dan kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan,
realisasi penyerapan belanja dan realisasi penyerapan pembiayaan. Berkaitan dengan
pelaksanaan otonomi daerah yang berlaku pada saat ini, masalah pengelolaan
keuangan daerah telah menjadi perhatian umum bagi para pengambil keputusan dalam
pemerintah baik ditingkat pusat maupun daerah. Di era reformasi ini, pemerintah telah
melakukan perubahan penting dan mendasar untuk memperbaiki kelemahan dan
kekurangan yang ada serta upaya mengakomodasi berbagai aspirasi yang berkembang
di daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan berbagai perubahan dalam pengelolaan dasar, kinerja keuangan
daerah tersebut diatas membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian.
Penelitian ini akan diadakan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Indragiri Hulu
Adapun masalah yang ditemukan penulis pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Indragiri Hulu yaitu dalam mempertanggungjawabkan keuangan hanya
menyajikan Laporan Realisasi Anggaran saja karena Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Indragiri Hulu tidak melakukan penyusunan neraca, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.
24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Selanjutnya masalah yang ditemui penulis adalah keterbatasan sumber daya
manusia yang dimiliki, sarana dan prasarana yang sangat minim, akibatnya laporan
yang dibuat cenderung apa adanya dan tidak efisien. Masalah sumber daya manusia
menjadi hal dominan yang perlu dibenahi, mengingat kompetensi para pelaksana
keuangan daerah yang belum tersosialisasi secara luas tentang penyusunan APBD
berbasis kinerja sebagai dasar dalam pelaksanaan penyusunan keuangan daerah yang
lebih transparan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN
INDRAGIRI HULU”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan
diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“ Apakah Laporan Keuangan Pemerintah pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Indragiri Hulu telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun
2006”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah laporan keuangan pemerintah
pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Indragiri Hulu telah sesuai dengan
peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
dan Peraturan Menteri dalam Negeri No. 13 Tahun 2006

2. Manfaat Penelitian
a. Untuk menambah wawasan penulis dibidang Akuntansi secara umum dan
dibidang Akuntansi Keuangan daerah secara khusus, dimana penulis dapat
melihat secara langsung praktek akuntansi laporan keuangan yang diterapkan
pada Dinas Pekerjaan Umum.
b. Bagi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Indragiri Hulu, dari hasil penelitian
ini merupakan masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki dalam
menyempurnakan pelaporan keuangan pemerintah.
c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian dengan
judul yang sama.

D. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara garis besar penyusunan skripsi ini, maka penulis
membaginya dalam beberapa bab, seperti yang diuraikan dalam sistematika penulisan
berikut ini :
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : TELAAH PUSTAKA
Menguraikan pengertian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah,
Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah, Tujuan Penyajian
Laporan Keuangan Daerah, Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan
Akuntansi Keuangan Daerah, Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan,
Unsur Laporan Keuangan dan Perbedaan Antara Akuntansi Pemerintah
dengan Akuntansi Perusahaan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, yaitu tentang lokasi
penelitian, jenis dan sumber data dan teknik pengumpulan data.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah


Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, laporan keuangan
yang disusun harus dapat menyajikan laporan yang dapat memenuhi kebutuhan
berbagai pihak, baik intern maupun ekstren. Fenomena yang sekarang muncul adalah
adanya tuntutan transparasi yang mencerminkan akuntabilitas publik oleh lembaga –
lembaga publik, terutama pemerintah. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan
mengacu pada standar Akuntansi Keuangan IAI.. Standar Akuntansi Keuangan yang
diterapkan oleh IAI merupakan hasil adaptasi dari International Accounting Standard.

1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi sering disebut dengan “bahasa bisnis” karena akuntansi adalah
sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan – laporan bagi pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan.
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan
penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan
keputusan atau kebijaka. Informasi tersebug disajikan dalam bentuk laporan
akuntansi atau lebih dikenal dengan istilah laporan keuangan.

Abdul Halim (2002 : 6 ) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :


“Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa, Fungsinya adalah penyediaan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang satuan –
satuan ekonomi yang dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan
ekonomis dalam menetapkan pilihan – pilihan yang logis diantara berbagai
tindakan alternatif”.

Menurut Langenderfer dalam Mardiasmo (2002 : 160) mendefiniskan


akuntansi sebagai berikut:
“Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran dan suatu sistem komunikasi
untuk memberikan informasi ekonomi dan sosial atas suatu entitas yang dapat
didefinisikan sehingga memungkinkan pemakai untuk membuat pertimbangan
dan keputusan mengenai alokasi sumber daya yang optimal dan tingkat
pencapaian tujuan organisasi”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi
akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi
degan cara mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan transaksi – transaksi yang
bersifat keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Akuntansi digunakan untuk
mencatat, mengikhtisarkan dan melaporkan transaksi – transaksi ekonomi kepada
pihak – pihak yang berkepentingan.

a. Pengertian Akuntansi Pemerintah


Akuntansi Pemerintah adalah, suatu aktivitas pemberian jasa untuk
menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan,
pengklarifiksian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah, serta
penafsiran atas informasi keuangan dan tunduk pada standar akuntansi keuangan
pemerintah atau SAP.
Pada umumnya tujuan Akuntansi Pemerintah adalah menyajikan informasi bagi
para pengambil keputusan tentang kejadian-kejadian ekonomi yang penting dan
mendasar serta membantu mempersiapkan informasi tentang bagaimana cara mereka
mengalokasikan sumber-sumber yang serba terbatas seperti modal, tenaga kerja, tanah
dan bahan baku guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemerintah.

b. Pengertian Akuntansi Menurut Syariah


Suatu pencatatan transaksi dalam suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi lain
yang menyangkut penyusunan berbagai laporan periodik dari catatan tersebut sesuai
dengan syariat islam. Laporan-laporan itu yang sifatnya umum ataupun khusus
memberikan informasi yang berguna kepada para manajer, pemilik kreditur ataupun
debitur, lembaga pemerintah dan masyarakat umum. Yang penting adalah semua
pencatatan tersebut harus sesuai dengan prinsip syariah (berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist) serta prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Akuntansi dalam perspektif islam juga berhubungan dengan pengakuan,
pengukuran, dan pencatatan transaksi-transaksi dan penyajian mengenai kekayaan dan
kewajiban-kewajiban (Rifqi Muhammad, 2008 : 10).
2. Pelaporan Keuangan Pemerintah
Laporan keuangan pemerintah ditujukan untuk memenuhi tujuan umum
pelaporan keuangan, namun tidak untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakainya.
Penggunaan istilah “laporan keuangan” meliputi semua laporan dan berbagai
penjelasannya yang mengikuti laporan tersebut.
Disamping penyusunan laporan keuangan bertujuan umum, entitas pelaporan
dimungkinkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang disusun untuk kebutuhan
khusus. PSAK mendorong peggunaan SAP dalam penyusunan laporan keuangan
bertujuan khusus apabila diperlukan. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan
hasil proses akuntansi yang dapatmemberi informasi tentang posisi keuangan, kinerja
dan perubahan posisi bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ini
dapat berasal dari dalam (internal) maupun luar (ekternal) perusahaan. Laporan
keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali.
Disamping sebagai sumber informasi bagi manajemen, pemilik perusahaan
maupun pihak lain yang berkepentingan, laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen juga berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban (Accountability) pada
akhir suatu periode.
Laporan keuangan dibuat pada waktu-waktu tertentu untuk menggambarkan
posisi keuangan pada tanggal tertentu dan laba rugi operasi dalam suatu periode
tertentu. Periode yang dimaksud dalam definisi tersebut dapat untuk masa satu bulan,
satu kwartal, satu semester, satu tahun atau untuk masa jangka waktu yang lain.
Laporan keuangan merupakan laporan yang dirancang untuk menyediakan
informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh pihak yang
berkepentingan seperti pihak manajemen, investor, kreditor, pemerintah masyarakat
dan lainnya. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan
juga digunakan sebagai bahan prtanggungjawaban juga dapat digunakan sebagai
indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan.

B. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah


Prinsip akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang dimaksud sebagai ketentuan
yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar,
penyelenggaraa akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya,
serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan.
Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan
keuangan pemerintah.

1. Basis Akuntansi
Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah
basis akrual, untuk pengakuan pendapatan LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas.
Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan
basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian.
Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk
memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening
Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat
kewajiban yang mengakibatkanpenurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi
walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa
disajikan pula pada LO.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA
disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan
diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan; serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian, bilamana
anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun
berdasarkan basis akrual.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.

2. Nilai Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset ersebut pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang dalam pelaksanaan
kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan dari pada penilaian yang
lain karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nili historis,
dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.

3. Realisasi
Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah selama satu tahun fiskal akan digunakan untuk membayar
hutang dan belanja dalam periode tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan
yang wajib disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi
melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas. Prinsip layak temu biaya
pendapatan (maching-cost against revenue principle) dalam akuntansi pemerintah
tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktekan dalam akuntansi komersial.

4. Substansi Mengungguli bentuk Formal


Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi, ini bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau
peristiwa lain tidak konsisten atau berbeda dengan aspak formalitasnya, maka hal
tersebut harus diungkap dengan jelas dan dicatat atas laporan keuang.

5. Periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi
menjadi periode – periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi
sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan
adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulan, dan semesteran juga dianjurkan.

6. Konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini
tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke
metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan
syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih
baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
7. Pengungkapan Lengkap
Laporan Keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat
ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas
Laporan Keuangan.

8. Penyajian Wajar
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Faktor pertimbangan sehat bagi
penyusun laporan keuangan diperlukan ketika menghadapai ketidakpastian peristiwa
dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakuai dengan mengungkapkan
hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan
laporan keuangan.
Pertimbangan yang sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak
dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun
demikian, pengguna pertimbangan sehat tidak memperkenalkan misalnya :
pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang
terlampau rendah, atau sengaja memcatat kewajiban atau belanja yang terlampau
tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral.

C. Tujuan dari Penyajian Laporan Keuangan Daerah


Salah satu peran dan tujuan Laporan Keuangan pemerintah daerah (LKPD)
adalah menyajikan informasi keuangan daerah yang bermanfaat bagi manajer publik
daerah (Kepala Daerah dan DPRD) dalam rangka pengambilan kebijakan fiskal
pemerintah daerah.
Secara garis besar tujuan umum penyajian laporan keuangan oleh pemerintah
daerah adalah :
1. Sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik,
serta menjadi bukti pengelolaan keuangan dalam suatu periode.
2. Menjadi bahan pertimbangan terhadap evaluasi kinerja manajerial dan
organisasional daerah.
Sedangkan secara khusus penyajian laporan keuangan daerah bertujuan untuk:
1. Sebagai bahan informasi terpercaya yang sangat dibutuhkan dalam menentukan
dan memprediksi aliran kas, saldo neraca dan kebutuhan sumber daya finansial
jangka pendek daerah.
2. Menyajikan informasi keuangan yang akan digunakan sebagai penentu dan
prediksi terhadap kondisi ekonomi dan perubahan – perubahan yang terjadi
didalamnya.
3. Menyajikan informasi keuangan yang akan dijadikan sebagai monitor kinerja
keuangan dan kesesuaiannya dengan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
4. Menyajikan informasi untuk perencanaan, penganggaran dan pembelanjaan serta
evaluasi terhadap pencapaian operasional.
5. Menjadi bahan pertimbangan terhadap evaluasi kinerja manajerial dan
organisasional daerah.

D. Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Daerah


1. Sistem Pencatatan
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi. Yang dimaksud
dengan pengidentifikasian adalah pengidentifikasian transaksi ekonomi, agar dapat
membedakan mana transaksi yang bersifat ekonomi dan mana yang tidak.
Pada dasarnya transaksi ekonomi adalah aktifitas yang berhubungan dengan
uang. Pengukuran transaksi ekonomi yaitu dengan menggunakan satuan uang. Oleh
karena itu semua transaksi akuntansi harus dinyatakan dalam satuan uang. Pencatatan
transaksi ekonomi yaitu pengelolaan data transaksi ekonomi tersebut melalui
penambahan atau pengurangan oleh sumber daya yang ada. Pelaporan transaksi
ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang merupakan hasil akhir proses
akuntansi. Untuk mengatur hal tersebut pemerintah juga membuat ketentuan dalam
bentuk SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan). Standar Akuntansi Pemerintahan
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajiakan
laporan keuangan pemeritah (SAP No. 24 Tahun 2005).
Ada beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, yaitu:
a. Single Entry
Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem pencatatan tata
buku tunggal atau tata buku saja. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi
dilakukan dengan mencatat satu kali.
b. Double Entry
Sistem pencatatan double entry juga sering disebut tata buku berpasangan.
Pencatatan dengan sistem ini ada sisi debet dan kredit. Setiap pencatatan menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi.
c. Triple Entry
Sistem pencatatan tripele entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan
menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku
anggaran.

2. Dasar Pengakuan
Dasar pengakuan adalah penentuan kapan suatu transaksi dicatat. Untuk
menentukan kapan suatu transaksi dicatat, digunakan berbagai sistem/basis/dasar
akuntansi.
Menurut Kepmendagri No.29 tahun 2002 Dasar Akuntansi terbagi empat yaitu:
1. Basis Kas
Basis kas, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, menetapkan pengakuan
pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi tersebut
menimbulkan perubahan pada kas, apabila suatu transaksi belum menimbulkan
perubahan pada kas, maka transaksi itu tidak dicatat.
2. Basis Akrual
Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi (dan bukan hanya pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar).
3. Basis Akrual Modifikasian
Basis akrual modifikasian mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas
untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan basis akrual untuk sebagian besar
transaksi.

E. Karakteristik Laporan Keuangan


Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Dalam suatu pemerintahan, selain bertujuan melaporkan seluruh kegiatan serta hasil
yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan tersebut secara sistematis dan terstruktur,
peranan laporan keuangan pemerintah yang disajikan oleh setiap entitas pelaporan juga
digunakan untuk kepentingan sebagai berikut :
1. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
2. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara periodik.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang – undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah
pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan
apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.
Atas peranan laporan keuangan pemerintah tersebut, pelaporan keuangan
pemerintah seharusnyaditujukan agar dapat menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik.
Dengan ketersediaan informasi-informasi tersebut, maka diharapkan laporan
keuangan pemerintah juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif, artinya dapat
menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang
dibutuhkan dan dihasilkan untuk operasi yang berkelanjutan, risiko dan ketidakpastian
yang terkait, serta dapat menyajikan informasi bagi pengguna mengenai indikasi
apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran. Selain itu
juga untuk mengetahui apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan telah
sesuai dengan ketentuan, termasuk kepatuhan terhadap batas pengguna anggaran yang
telah ditetapkan dalam APBN/APBD.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya
atau menghasilkan informasi yang berkualitas. Dalam Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC) Nomor 2 Tahun 1980 tentang Qualitative
Characteristics of Accounting Information mengisyaratkan bahwa informasi
akuntansi yang berkualitas harus menunjukan manfaat yang lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan untuk menyajikan informasi tersebut, yang mana suatu
informasi akuntansi dapat dikatakan berkualitas jika para pengguna laporan keuangan
berdasarkan pemahaman dan pengetahuan mereka masing-masing dapat mengerti dan
menggunakan informasi akuntansi yang disajikan tersebut sebagai dasar pengambilan
keputusan.
Berkaitan dengan laporan keuangan pemerintah, prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki jika informasi yang termuat didalamnya relevan, andal, dapat
dibandingkan dan dapat dipahami.
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta
menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diferifikasi.
c. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya atau laporan entitas pelaporan lain
pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menetapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat
dilakukan bila entitas yang diperbandingkan dengan menerapkan kebijakan akuntansi
yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang
sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya
perubahan.
d. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keungan dapat dipahami oleh pengguna
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman
para pengguna. Untuk itu, pengguna disesuaikan memiliki pengetahuan yang memadai
atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelapor, serta adanya kemauan untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.

F. Unsur Laporan Keuangan Pemerintah


Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan (budgetary
reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA
dan Laporan perubahan SAL.
Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK. CaLK merupakan
laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan
anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan
dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan
pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara
langsung oleh pelaporan realisasi anggaran terdiri dari pendapatan-LRA,
belanja, transfer, dan pembiayaan.
a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah atau entitas pemerintah lainnya
yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk
dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Pembiayaan adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar
kembali dan akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman
dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain
digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal
oleh pemerintah.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran lebih menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas.
a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki
oleh pemerintah sebagai akibat dari mana manfaat ekonomi dan
sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan
uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya
ekonomi pemerintah.
c. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
selisish antara aset dan kewajiban pemerintah.
4. Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu
periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan
Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar
biasa
a. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.
b. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
c. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang
dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan
lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar
biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan
merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin
terjadi, dan berada diluar kendali atau pengaruh entitas
bersangkutan.
5. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan iformasi kas sehubungan dengan
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan
saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan
Arus Kas terdiri dari :
a. Penerimaan Kas adalah semua aliran kas yang masuk ke
Bendahara Umum Negara/Daerah.
b. Pengeluaran Kas adalah semua aliran kas yang keluar dari
Bendahara Umum Negara/Daerah.
6. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan SAL, Laporan operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca,
dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup
informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas
pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk
diungkapkan didalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-
ungkapan yang diperlukan untuk mengahasilkan penyajian laporan keuangan
secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan
mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas pelaporan dan
Entitas Akuntansi.
b. Menyajikan informasi Umum tentang kebijakan fiskal/keuangan
dan ekonomi makro.
c. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun
pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target.
d. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk
diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting
lainnya.
e. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang
disajikan pada lembar muka laporan keuangan.
f. Menungkapkan laporan informasi yang diharuskan oleh
pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
g. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan.
G. Perbedaan Antara Akuntansi Pemerintahan dengan Akuntansi
Perusahaan
Akuntansi Pemerintahan:
1. Tidak terdapat laporan laba rugi sebagai bagian laporan keuangan,
tetapi tetap ada laporan hasil operasi.
2. Terdapat perkiraan anggaran sehingga ada jurnal untuk anggaran
yang telah disetujui.

3. Menggunakan akuntansi dana dan berbagai jenis dana dapat digunakan.


4. Pengeluaran modal dilaporkan baik dalam laporan neraca, maupun
dalam laporan operasional.
5. Sangat dipengaruhi oleh peraturan-peraturan pemerintah.
6. Perkiraan “modal” diganti
“saldo dana” Akuntansi perusahaan :
1. Menghasikan laporan laba rugi sebagai salah satu bagian dari
laporan keuangan.
2. Tida ada perkiraan anggaran (non budgetary accounting) sehingga
tidak ada jurnal untuk anggaran.
3. Semua asset, kewajibandan ekuitas merupakan dari satu dana.
4. Pengeluaran modal hanya dilaporkan dana neraca.
5. Tidak terlalu dipengaruhi peraturan pemerintah.
6. Ada perkiraan modal (Bahtiar Arif, 2002 : 8).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bagian keuangan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Indragiri Hulu .
2. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data adalah sebagai berikut:
a. Data Primer yaitu : Data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Indragiri Hulu melalui wawancara, kemudian diolah dan disusun
kembali oleh penulis, mengenai proses Pelaporan Keuangan Pemerintah.
b. Data Skunder yaitu : data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Indragiri Hulu dalam bentuk jadi, seperti sejarah singkat Dinas
Pekerjaan Umum dan Struktur Organisasi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yaitu metode :
a. Teknik dokumentasi yaitu metode ini dilakukan dengan mempelajari
ini dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur, baik berupa
undang-undang, peraturan pemerintah, surat edaran dan buku-buku
yang berhubungan dengan Akuntansi Pemerintahan.
b. Penelitian lapangan yaitu metode ini dilakukan dengan melakukan

pengamatan proses pelaporan keuangan daerah pada Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Indragiri Hulu, serta dengan melakukan

wawancara dengan pejabat yang terkait.

4. Analisis Data

Dalam penyusunan penalitian ini, penulis menggunakan metode

Deskriptif dengan membandingkan antara praktek dan teori yang ada.

Kemudian ditarik suatu kesimpulan untuk disajikan dalam bentuk skripsi.

Menurut Travers dalam Husein Umar (2003 : 55) metode deskriftif

bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung


pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala

tertentu.

Anda mungkin juga menyukai